Siapa sangka, orang yang selama ini aku panggil Mamah dan Papah bukan lah orang tua kandung ku melainkan sodara dari bapak kandungku.
Sejak meninggal nya orang tua asuhku itu, baru lah aku mengetahui bapak kandungku. Lantas aku pun bertanya-tanya dimana kah mamah kandung aku ?
Seminggu berlalu meninggal nya tante dan paman ku akibat kecelakaan, aku baru mengetahui bahwa aku adalah anak Broken home.
Dunia ku terasa hancur. Cukup lama aku bisa menerima keadaan ku seperti ini. Hingga akhir nya aku mendengar kabar bahwa bapak ku telah menikah dan memiliki seorang anak.
Setelah lulus sekolah aku pun memutus kan untuk ikut merantau bersama bapak ku di kalimantan. Awal di sana lah aku banyak mendapat kan konflik dalam hidupku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pusphaa_sariiyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Keesokan hari nya, Serin bangun siang. Ia bangun jam sepuluh.
"Ish, kamu kok ngak bangunin aku subuhan sih Mas?" Protes nya saat melihat jam sudah kesiangan.
"Kamu nya tidur terlalu pulas sayang." Kata Felix lagi sambil memainkan ponsel nya. Tak lama ia meletakkan kembali ponsel nya di atas nakas.
"Ya sudah, sekarang mandi dulu baru solat. Sekalian aja sambung solat Dhuha nya sayang." kata Felix tersenyum.
Serin pun segera turun membersihkan tubuh nya kemudian mengambil air wudhu lalu kembali untuk solat.
Selesai solat, Serin dan Felix sarapan. Sengaja Felix membawa makanan nya ke dalam kamar agar istri nya tidak kecapean.
"Berapa hari ini aku ngak tau kabar nya mamah gimana Mas, kamu mau ngak anterin aku ke rumah mamah setelah kita sarapan?"
Di lirik nya sekilas wajah Felix yang sudah selesai dengan makan nya.
Di lap nya sisa kotoran di pinggir mulut nya, "nanti mas antar habis tengah hari aja ya"
Dengan cepat Serin mengangguk.
Di dapur mbok tari sudah membuatkan puding coklat. Rasa nya sudah dapat di tebak melalui aroma yang menyengat. Indra penciuman Serin tak dapat di bohongi.
"Yeeyy,, puding ku sudah jadi." Riang nya kemudian mencubit kedua pipi Felix yang tak tau maksud istri nya itu.
"Sakit tau, kok tiba-tiba di cubit sih." Protes nya dengan wajah memerah akibat menahan sakit.
"Maaf,!" Serin tertunduk. Ia merasa tidak enak hati dengan suami nya.
Sifat nya yang berubah-rubah tak dapat di tebak oleh Felix. Meskipun saat ini hati Serin merasa senang, tak dapat di pungkiri beberapa detik kemudian berubah sedih.
Seperti hal nya ini, ia sempat merasa sedih karena tidak bertemu dengan mamah nya beberapa hari ini dan tiba-tiba saja ia tiba-tiba senang karena mencium aroma puding. Felix tak habis pikir dengan mood nya ibu hamil.
Pernah waktu di rumah sakit, Felix di buat kesal atas sikap Serin. Bagaimana tidak kesal jika Serin meminta nya untuk mencari cleaning service ganteng yang baru saja membersihkan ruangan nya hanya untuk foto berdua. Namun, Felix tidak bisa marah lantaran ia harus menjaga perasaan istri nya di saat seperti itu.
"Iya sayang." Felix mengecup kening Serin.
"Jadi sekarang ini mau makan pudding dulu apa ketempat mamah.?"
Serin nampak berpikir, seperti nya ia tak ingin ketinggalan untuk menyantap pudding nya itu.
"Aku minta mbok Tari untuk siapkan pudding nya yak, kamu bisa makan di mobil nanti."
Dengan cepat Serin mengangguk. Felix pun ke belakang untuk memberitahu kan mbok Tari.
Setelah semua sudah siap, Felix dan Serin pun pergi ketempat Mamah Sarah.
Di perjalanan, Serin tertidur sambil mencium aroma bau pudding itu. Rupa nya ia ingin mencium aroma nya tanpa di makan.
Felix benar-benar di buat bingung. Karena berpikir berbagai macam rasa ia beli atas permintaan sang istri kemarin untuk di makan. Ternyata bukan untuk makan melainkan menghirup aroma nya saja sampai puas.
Di lampu merah, Felix tak sengaja melihat saudara nya Luna bersama pria yang bukan suami nya.
Sayang nya Felix tak sempat memotret nya untuk di kirim pada Rendi lantaran lampu sudah berubah warna menjadi hijau. Klakson dari belakang saling bersautan agar Felix segera menjalankan kendaraan nya sebelum lampu berubah menjadi merah kembali.
Sesampai nya di rumah Sarah, Felix membangunkan Serin.
"Sayang, ayo bangun ! Kita sudah sampai di rumah mamah."
"Hooaaaammmm,,!" Serin membentangkan kedua tangan nya di atas.
Ia melihat ramai orang di rumah mamah nya.
"Di rumah mamah ada acara apa yak mas? Kok rame gini"
'Duh, mampus dah. Aku belum bercerita jika Fika telah meninggal dunia saat dia masuk rumah sakit.' Batin Felix.
dan hanya orang yg punya trauma yg akn paham