Transmigrasi Azura (Si Gadis Ceroboh )

Setelah kepergian Adelia yang di antar Amora,suasana di ruangan itu hening tanpa ada yang mau berkomentar namun..

"Nak...bisa jelaskan ?"ucap Vivian menatap putranya yang terlihat berantakan dengan pakaian yang sudah kusut dengan sedikit noda darah di kemejanya,lalu wajah Eldrik juga lebam akibat pukulan Delano yang tak main main.

"Tidak di sini Mom,ada kecoa yang mengintai"jawab Eldrik.

"Kalau begitu ayo pergi dari sini dulu,kau juga ikut bersama kami Lan"sahut Febrian memanggil Delano dengan nama kecilnya.

Akhirnya mereka semua pergi meninggalkan kediaman Wesley menuju mension Grisham di mana Jack dan Liam sudah menunggu.

Hingga beberapa menit kemudian mereka sudah tiba di mension Grisham lalu menuju ruang rahasia dimana Jack dan kedua anaknya biasa berdiskusi.

Ternyata di dalam ruangan itu tidak hanya ada Jack dan Liam,Jovita istri dari Liam pun ada di sana.

"Kalian sudah sampai " sapa Jovita kepada yang lain yang memilih duduk di kursinya masing masing.

"Iya...apa Amora belum kembali ?"tanya Vivian karena tidak melihat keponakan cantiknya itu.

"Belum,tadi Mora telpon dia bilang ingin menemani Adel di apartemen sebentar,katanya sih Adel kurang enak badan"jelas Jovita mengenai sang putri yang baru memberikan kabar padanya.

"Adel sakit"ucap terkejut Eldrik.

"Bibi juga tidak tahu pasti Drik"

"Kau masih harus menjelaskan semuanya Eldrik Emilio Grisham"ucap Febrian saat tahu Eldrik ingin beranjak pergi dari ruangan itu.

Dan dengan berat hati Eldrik duduk di kursinya lagi sambil menatap sengit ke arah mereka.

"Jangan menatap kami seperti itu boy "sahut Jack yang tahu arti tatapan cucunya itu.

"Ck...memangnya Daddy tidak menyadarinya jika ada mata mata di kediaman paman Delano"kesal Eldrik yang kemudian duduk di kursinya lagi.

"Tidak mungkin ada mata mata di kediamanku karena aku selalu memantau kinerja mereka"sahut Delano yang tak percaya dengan apa yang di katakan Eldrik.

"Adel saja menyadarinya masa paman tidak menyadarinya ? bahkan saat aku setiap hari pergi ke mension paman dia selalu ingin mencaritahu apa yang ku lakukan,karena itu aku menyarankan untuk pergi ke ruang latihan waktu itu"jelas Eldrik.

"Itu berarti putriku tidak membenciku ? lalu mengenai apa yang dia katakannya tadi itu semua bohong ?"harap Delano.

"Aku tidak tahu apa dia membenci paman atau tidak,tapi semua yang di katakan Adelia tadi benar"

"Maksud kamu nak..."ucap Vivian semakin penasaran mengenai calon menantunya itu.

"Yang dikatakan Adel mengenai sikap keluarga Chalandra dulu padanya itu benar, soal dia yang yak pernah dianggap juga soal dia yang meminum obat penenang dalam dosis tinggi,semua itu benar"

"Lalu kenapa dia masih hidup jika dia pernah mengkonsumsi obat penenang dalam dosis tinggi ? bukankah dia akan mengalami over dosis ?"sahut Dion.

"Kau mendoakan putriku mati !!"marah Delano.

"Tenang dulu Lan"ucap Febrian menenangkan sahabat nya itu.

"Sepertinya kau menyimpan satu rahasia dari kami boy"sahut Jack melihat kearah cucunya.

Melihat raut wajah cucunya dia tahu jika ada yang di sembunyikan Eldrik pada mereka dan sekarang perhatian semua orang kembali melihat ke arah Eldrik sebagai kunci dari pertanyaan mereka.

"Ini bukan kuasa Eldrik untuk menjelaskan,Eldrik tidak ingin jika Adel sampai celaka karena Eldrik mengatakan ini,lagipula apa yang akan Eldrik katakan mungkin tak dapat kalian percaya"jelas Eldrik melihat mereka.

"Siapa boy ?"ucap Jack yang seakan tahu apa yang ada di pikiran Eldrik.

"Musuh yang sama"ucap singkat Eldrik,lalu dia tak sengaja melihat Dion yang juga memiliki lebam sama seperti dirinya.

"Lo kenapa Dion ? Adel enggak hajar lo kan ?"ucap Eldrik melihat Dion hingga semua orang pun melihat ke arah Dion.

"Ya ampun Dion kau kenapa nak.."ucap Jovita khawatir.

"Enggak apa apa Mom,lagian sudah di obatin dan bukan Adel yang buat gue kayak gini,sebelum kembali beberapa orang mengetahui persembunyian kami dan sempat terjadi baku hantam disana"jelas Dion.

"Siapa ? kenapa lo enggak ngomong sama gue ?"

"Bukannya enggak mau ngomong,lagipula kita juga mau balik dan soal itu Adel sempat bilang jika itu adalah orang yang sama yang ingin mencelakai temannya"

"Cedric sialan !!"marah Eldrik yang membuat aura di ruang itu begitu mencekam.

"Mereka melihat wajah Adel ?"tanya Eldrik lagi yang membuat Dion jadi merinding melihat Eldrik yang dalam mode marah.

"Enggak..Adel pakai topi dan masker"jawab gugup Dion.

Lalu sesaat kemudian ponsel Dion berbunyi dan mendapati nama Amora di ponselnya.

"Loudspeaker"ucap Eldrik tanpa bantahan.

Dion mengangguk lalu meletakkan ponselnya di meja dan menekan speaker pada ponselnya.

"Kenapa Mora"ucap Dion.

"Kakak tolong Mora...kak Adel tiba tiba pingsan sudah itu ponsel kak Adel menyala terus sejak tadi dan ada tulisan yang Mora tidak ketahui"panik Mora di seberang sana.

"Apartemen mana ?"sahut Eldrik.

"Apartemen kak Adel"

"Tunggu sampai aku datang dan jangan sampai ada yang masuk"perintah Eldrik pada Amora.

Lalu kemudian Eldrik bergegas pergi tanpa menghiraukan para tetua yang masih terbengong di sana.

Dan di sela perjalanan nya Eldrik menyempatkan menghubungi Alvin dan dua sahabatnya yang lain untuk datang ke rumah sakit.

Eldrik mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat,dia bahkan tak menghiraukan banyaknya pengemudi yang protes padanya,hingga dalam waktu sepuluh menit dia sudah sampai di apartemen Mattew.

Eldrik bergegas keatas dan di dalam apartemen Amora terlihat mondar mandir bigung dengan apa yang harus dia lakukan.

Sedangkan sejak tadi ponsel Adelia terus menyala dan muncul kata kata juga sandi yang tidak Amora ketahui hingga dia mendengar suara kunci apartemen yang dibuka membuat Amora bersiap dalam posisi siaga.

Tetapi saat tahu Eldrik yang memasuki kamar,Amora bisa membuang nafas lega karena Eldrik sudah sampai.

"Sayang kau bisa mendengarku"ucap khawatir Eldrik sambil menepuk pelan pipi Adelia.

Karena tak mendapat respons dari Adelia,Eldrik beralih pada ponsel yang tergeletak di nakas,Eldrik meraihnya dan melihat di layar tertera banyaknya sandi yang tidak dia ketahui.

"Sial seandainya gue bisa berkomunikasi dengan Alpa gue pasti tidak akan sebingung ini"

"Identitas suara di terima,selamat datang tuan Eldrik " sapa Alpa saat mengenali suara Eldrik.

"Ponselnya kak Adel bisa bicara"ucap Amora terkejut dengan apa yang dia lihat sekarang.

"Amora apa kau bisa menjaga rahasia ? apa yang kau lihat dan dengar di sini jangan sampai keluar dari tempat ini,meski itu kepada keluarga kita sekalipun dan kau tahu apa yang akan aku lakukan pada seorang penghianat bukan ?"ucap dingin Eldrik menatap Amora yang hanya mengangguk kaku.

"Alpa apa yang terjadi ?"ucap Eldrik kemudian.

"Seseorang telah mencoba menerobos sistem pengaman yang di buat nona,tujuannya adalah semua data inti sistem "jelas Alpa.

"Lalu Adel..."

"Nona mengalami syohk akibat tenaga yang berlebihan mengaliri ponsel yang aka di pegang nona"

"Harus di hentikan jika tidak mereka akan dapatkan semua informasinya"

"Berapa lama kau bisa bertahan Alpa ?" ucap Eldrik sambil memasukkan ponsel Adelia ke sakunya dan bermaksud membawa Adelia ke rumah sakit.

"Tiga puluh menit,dalam tiga puluh menit mereka akan mengambil alih sistem"

"Jika begitu kau harus bertahan selagi aku mencaritahu bagaimana caranya membangunkan Adel"ucap Eldrik yang kemudian mengangkat Adelia mengendong nya ala bridal style.

"Amora bawa laptop Adel yang ada di sana"menunjuk dengan dagunya di mana laptop Adelia di letakkan.

Amora hanya mengangguk lalu kemudian menyusul Eldrik yang mengendong Adelia untuk mereka bawa ke rumah sakit.

"Cepat bangun sayang Alpa membutuhkanmu"