NovelToon NovelToon
She'S Become Untouchable

She'S Become Untouchable

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:813.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

Amora Tithania Genovieve atau sering di panggil Mora, telah mati karena pembulyan yang di terimanya di sekolah.
Tiba - tiba sosok jiwa bergentayangan yang kebetulan bernama Mora juga, masuk kedalam tubuh Mora yang mati.

Mora yang kembali hidup itu akhirnya bertekad untuk membalaskan dendam atas pembulyan yang di terima oleh Mora yang telah mati, sebelum dia membalaskan dendamnya sendiri.

Akankah orang - orang sadar bahwa Mora bukanlah Mora?? Dan bisakah Mora mendapatkan keadilan atas Mora yang sudah mati?

BACA A GIRL ENTANGLED IN MEMORIES, untuk mengikuti kisah ini dari awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 33. Brandon Di TOLAK.

Mora sedang berjalan menghindari Brandon yanh sedari tadi mengejarnya, bahkan sudah masuk di kelas pun Brandon masih saja mencolek - colek Mora.

"Mora, aku minta maaf.. sungguh aku tidak bermaksud seperti itu padamu, aku hanya.."

"Sshhh! Berisik!" Potong Mora.

"Tapi maafkan aku, ya?" Ujar Brandon.

Tiba - tiba Leah masuk kedalam kelas, dia masuk dengan wajah dingin nya dan menatap Mora dengan tajam.

'Aku yakin dia bukan Mora, aku akan buktikan bahwa dia bukan Mora. Penderitaanku, adalah karena dia.' Batin Leah.

Entah otaknya yang bagian mana yang rusak dari Leah, jelas - jelas sejak awal dia yang terlalu sombong dan terobsesi dengan kesempurnaan, dia lantas menjadi perundung dan selalu menjadikan Mora sebagai bahan rundungan nya, kini dia menyalahkan Mora.

Mora juga menatap balik Leah dengan dingin dan datar, dia tidak sama sekali takut dengan Leah. Leah kemudian mengambil tas nya dan keluar dari kelas tanpa mengucapkan apapun pada ketiga teman nya.

"Le, kamu mau kemana?" Tanya Rubi, tapi Leah tidak menyahut.

'Anak itu memang aneh, dia sepertinya sakit jiwa.' Batin Mora.

Guru pun masuk setelah Leah pergi, guru dengan santai duduk lalu berkata..

"Leah Raquel telah di keluarkan dari sekolah, mulai hari ini dan seterusnya dia tidak akan kembali ke kelas kita." Ujar Guru.

'What!! Apa yang terjadi?' Batin Mora.

Satu kelas itu juga menjadi riuh karena terkejut, sebab Leah biasanya di lindungi sekolah tapi kini sekolah sendiri yang mengeluarkan Leah.

"Harap tenang dan kita mulai pelajaran." Ujar guru.

'Sial, dia keluar begitu saja? Padahal aku masih belum puas memberinya pelajaran.' Batin Mora.

Pelajaran pun akhirnya di mulai, tapi Mora masih terus memikirkan Leah yang lolos begitu saja dari target pembalasan nya. Mora lantas menatap Rubi dan yang lain, mereka bertiga jangan sampai lolos juga.

'Tanpa ratu kalian, apa kalian masih menjadi perundung?' Batin Mora.

Dan tidak terasa, jam istirahat pun di mulai.. Semua siswa sedang sibuk dengan urusan mereka masing - masing, tak terkecuali Mora.

Dia sedang melihat, lebih tepatnya merekam apa yang sedang di lakukan oleh tiga antek - antek Leah. Jika hanya obrolan biasa, Mora tidak akan merekamnya, tapi mereka mengobrol sambil merokok di belakang sekolah yang jarang di datangi orang.

"Wah, tidak menyangka seorang Leah di keluarkan dari sekolah, terasa seperti mimpi." Ujar Kyomi, sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

Rubi menyalakan rokok miliknya, lalu menikmatinya seakan dia sudah sering melakukannya lalu kemudian berganti Anet juga menyalakan rokok miliknya.

"Bagaimana lagi, anak seorang selingkuhan tapi belagu." Ujar Rubi.

"Kalau aku jadi Leah, aku akan menikmati hidupku tanpa membuat kekacauan dan juga mengumpulkan harta sebanyak yang aku bisa, sayangnya aku adalah anak kandung dari ayah ibuku, hahaha." Tawa Kyomi pecah.

'Wah, lingkaran pertemanan macam apa ini.. Satu temannya sedang sengsara, mereka di sini bersenang senang.' Batin Mora.

"Bagaimana nasib hidungnya, ya? Dia tidak akan punya uang untuk memperbaiki hidungnya." Ujar Anet.

"Jangan di pikir, ngapain kita yang pusing." Sahut Rubi.

Merasa cukup mendapatkan foto dan video untuk di sebarkan di sekolah, Mora pun pergi dari sana tanpa peduli lagi dengan pembahasan mereka.

Mora tersenyum lalu dia mengotak atik ponselnya dan mengirim foto - foto Rubi, Anet dan Kyomi yang sedang merokok itu ke group sekolah, yang tentu saja ada guru nya di dalamnya.

"Hehe, dari pada aku tidak sempat balas dendam, ya kan?? Leah sudah keluar duluan sebelum aku membalasnya, jadi aku balas mereka sebelum mereka keluar dari sekolah xixixi." Kikik Mora.

Baru juga Mora mengantongi ponselnya dan berjalan menuju kantin, Brandon muncul bersama antek - antek nya, yakni Andi, Revan dan Tiko.

"Mora, aku mau bicara denganmu." Brandon memegang tangan Mora.

"Ssshhh! Aku tidak ingin bicara denganmu, kamu sangat berisik." Ujar Mora.

"Mora aku minta maaf padamu, aku benar - benar.."

"Ya - ya - ya, aku maafkan, sekarang pergi, aku sesang sangat lapar." Ujar Mora.

"Tapi Mora, aku kemarin serius, aku sayang kamu.. Kamu mau kan jadi pacarku?" Ucap Brandon terus terang.

'What the! Aku di taksir bocah??' Batin Mora.

"Aku akan melindungimu, menjagamu, mencintaimu setiap waktu." Ujar Brandon.

"Eaaa.." Tiko dan yang lain menimpali.

'Menggelikan sekali anak ini.' Batin Mora.

"Terimakasih, tapi aku sudah memiliki pacar." Tolak Mora, seketika Brandon terkejut.

"Siapa! Siapa orangnya?! Aku yakin aku lebih tampan dari dia, aku yakin dia tidak sebaik aku." Ujar Brandon.

"Percaya diri kali kau." Ujar Mora.

"Siapa orangnya Mora! Aku ingin tahu laki - laki mana yang sudah merebut hatimu." Ujar Brandon, sambil memegang kedua bahu Mora.

'Sumpah, aku ingin sekali menyumpal mulutnya dengan botol minum.' Batin Mora.

"Yang jelas, dia lebih tampan, lebih tinggi, lebih dewasa, lebih bijak sana, lebih keren dan lebih tidak berisik darimu." Ujar Mora, lalu Mora bejalan pergi.

Tiko dan yang lain menahan tawa mendengar Mora menyebutkan ciri - ciri pacarnya dan membandingkannya dengan Brandon.

"Coba kalian berdua, berdiri di sebelahku. Ndi, siapa lebih tinggi dari kami?" Tanya Brandon, dia menyamakan tingginya dengan Revan dan Tiko.

"Kamu." Sahut Andi.

"Siapa di sekolah ini yang lebih - lebih dari aku??" Ujar Brandon kesal.

"Oh, kemarin pacar Mora memang datang kemari. Aku lihat dia memang seperti yang Mora bicarakan tadi, dan ya.. dia bilang dia adalah pria di foto kemarin yang bersama Mora." Ujar Andi.

"What!!? Kabar sebesar itu aku tidak tahu?" Ujar Brandon.

"Bukannya kamu di kelas?" Tanya Revan.

"Aku pergi mencari Mora." Ujar Brandon.

"Cari Mora kemana? Mora kemarin di serang habis - habisan sama Leah dan kawan - kawannya sampai seluruh tubuhnya penuh telur dan tepung, bahkan dia di bawa ke UKS sama pacarnya karena ada yang melempar batu ke kepala Mora." Ujar Tiko.

Brandon pun kebingungan, dia pikir Mora pergi kemana dia mencari kemana - mana tidak ada, ternyata Mora masih di sekolah kemarin.

"Wahh.. Kamu melewatkan berita seru berarti." Ujar Revan.

"Jadi aku kehilangan Mora.." Gumam Brandon, lalu terduduk Lemas.

Tiko, Revan dan Andi ikut berjongkok seakan mengucapkan turut berduka cita pada Brandon yang ternyata bisa dapat saingan cinta, bahkan bukan saingan tapi Mora sudah mengakuinya sebagai pacar.

Dan setelah jam istirahat selesai, Mora sudah duduk di bangkunya menunggu pertunjukan seru dari ulahnya, yaitu Anet, Kyomi dan Rubi yang akan di sidak Guru.

Terlihat Rubi dan yang lain masuk tanpa dosa kedalam kelas, tapi Guru memanggilnya.

"Rubi, Kyomi dan Anet, berdiri di depan." Ujar Guru.

"Kenapa, Miss?" Tanya Rubi.

"Berdiri di depan, Rubi." Ujar Guru.

Akhirnya ketiganya berdiri di depan dengan bingung, setelah semua murid sudah kembali ke kelas, Guru pun berjalan ke depan Rubi dan dua lainnya sembari melipat kedua tangannya di dada.

Pertama Guru mengendus wajah mereka bertiga, dan ya.. Masih ada bau rokok walau ketiganya sudah memakan permen penghilang bau mulut.

"Keluarkan apa yang ada di dalam saku kalian." Ujar Guru, seketika ketiganya pias.

"E- kenapa Miss?" ujar Anet, dia panik.

Guru yang tidak sabaran itu akhirnya menggeledah saku ketiganya dan akhirnya menemukan rokok yang di sembunyikan Kyomi di sakunya.

"Mau jadi apa kalian?! Gadis kecil sudah merokok! Keluar ke halaman sekolah, beri hormat pada sang merah putih! Jangan berani meneduh sebelum jam sekolah berakhir " Ucap Guru dengan galak.

Mora pun tersenyum melihat itu, tatapannya bertemu dengan Rubi dan Mora menjulurkan lidahnya meledek Rubi dengan mata juling.

'Awas kau Mora, dia pasti yang mengadu.' Batin Rubi.

Akhirnya Rubi, Anet dan Kyomi keluar untuk memberi hormat tiang bendera, Mora pun tersenyum senang tanpa peduli Brandon di belakangnya sedang menjadi sad boy.

...TO BE CONTINUED.....

1
Nurul Syahriani
ini silsilah nya gimana sih? Kalau brandon keponakan byan berarti ryn nenek nya dong. Kenapa mama kecil
Ratna Jumillah: Itu cuma panggilan nya Brandon ke Byan kak, karena jarak umur nya Byan dan Brandon jauh, waktu Brandon kecil manggil Byan paman, harusnya kakak. 😁
total 1 replies
ncapkin
Luar biasa
Tiga Kuda
Paman pedo... 🤣🤣🤣
Nur Lela
luar biasa
Muhammad Fauzi
efek hamil kali ya
malu sendiri kan/Tongue//Tongue//Tongue/
Muhammad Fauzi
sama aku aja ayang lodi/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Muhammad Fauzi
panik gak
panik gak
ya panik lah
masa enggak
Muhammad Fauzi
gaplok dulu ah kepala si lodi
loading nya jauh bgt
Marsia Siti
Luar biasa
.
Iyaa,,kau akan di pecat Otor krn bego
.
Woaaahh,,,dmn piknik nyaa,,otw nyusulll
.
Mampuss ja lah
.
Sekolahan nya punya Otor 😂
Makanya bebas jambak dan Bully
Ratna Jumillah: wkwkwk 🤣
total 1 replies
.
Pk sikat Besi
.
Mampus 🥳
Leli Ratnawati
bagus
Putudina Nurhayanti
Luar biasa
Mira Andani
saya mampir thor
Ratna Jumillah: Selamat membaca kak, semoga suka dengan karya Othor..
total 1 replies
KrisTie Lyiee
mending kamu puasa kerana hamil. kalau aku puasa kerana anu suami sudah tak berfungsi😥😥
Ratna Jumillah: Sabar kak.. 😟
total 1 replies
Capricorn 🦄
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!