TERIKAT CINTA VAMPIRE TAMPAN

Gelya dan Zoran hadir di acara ulang tahun dokter Zein. Ternyata tak banyak orang yang datang. Hanya beberapa teman dokter dan perawat di bagian bedah.

Zein bahagia melihat kedatangan Zoran dan Gelya.

Beberapa teman dokter dan perawat laki-laki nampak memperhatikan Gelya. Gadis itu sendiri nampak sedikit risih karena mendapatkan tatapan seperti itu.

Zoran menyadari tentang keberadaan Gelya yang menarik perhatian lelaki lain. Tentu saja ia cemburu. Apalagi memang vampire dikenal memiliki rasa cemburu yang dua kali lebih besar dari manusia biasa.

"Sayang, kita pulang yuk!" ajak Zoran. Ia tahu kalau semakin lama di sini maka ia akan semakin kesal pada semua pria yang ada di ruangan ini.

Mereka pun pamit pada dokter Zein dan kembali pulang ke rumah.

"Zo, kita mampir beli martabak dulu ya? Aku kok suka banget makan martabak."

"Baik, sayang." Zoran mengarahkan mobilnya ke tempat martabak yang Gelya inginkan.

Saat tiba di tempat martabak, Zoran melihat kalau di sana banyak laki-laki. "Sayang, kamu tunggu di sini saja ya? Aku yang turun."

"Memangnya kamu tahu rasa apa yang aku inginkan?"

"Bilang saja apa."

"Keju-coklat skripsi."

Zoran mengangguk. Ia langsung turun dan Gelya tertawa dibuatnya. Ia tahu kalau Zoran pasti cemburu. Gelya merasa begitu dicintai oleh Zoran. Mungkin suaminya itu terlalu posesif namun Gelya masih bisa menerimanya.

Martabak kesukaan Gelya pun selesai. Keduanya pulang ke rumah. Saat Zoran menekan tombol remote untuk membuka pintu pagar, lelaki itu nampak berhenti sejenak sebelum masuk.

"Ada apa, Zo?"

"Entahlah. Aku merasa seperti ada yang mengawasi." Zoran pun kembali menekan gas dan mobil perlahan masuk. Namun sebelum pintu pagar benar-benar tertutup, masuklah secara cepat 2 sosok vampire yang membuat Zoran dan Gelya sama-sama terkejut.

"Tuanku, raja, ratu." Zoran menunduk hormat.

Turton menatap Gelya. Selama ini ia hanya mengangumi satu wanita. Yaitu istrinya. Namun sekarang dia justru terkesima melihat Gelya yang sedang berdiri di samping Zoran. Perempuan itu segera melingkarkan tangannya di lengan Zoran, dan Zoran pun segera melingkarkan tangannya di bahu yang istri.

"Zoran, apakah kami tak diijinkan masuk?" tanya Turton. Sedangkan Zera sang ratu berdiri di belakang suaminya namun matanya menatap lurus ke arah Gelya. Ia kesal melihat Gelya yang nampak manja di lengan Zoran. Zera begitu penasaran karena banyak yang mengatakan kalau Zoran memiliki alat kelamin yang paling besar diantara semua vampire.

"Mari, silahkan masuk yang mulia!" Zoran sebenarnya enggan membuka pintu. Namun ia akhirnya membuka pintu utama rumahnya.

Mata Turton langsung tertuju pada foto pernikahan berukuran jumbo yang digantung di ruang tamu itu.

"Zoran, kamu menikah dengan menggunakan caranya manusia?" tanya Turton.

"Benar yang mulia." jawab Zoran. Walaupun pihak otoritas vampire tak terlalu mengusik kehidupan vampire yang menyendiri namun entah mengapa Raja Vampire akhirnya berkunjung di sini.

"Aku akui, istrimu cantik. Apakah kau menggunakan jimat pemikat untuk bisa menikahinya?" tanya Turton lalu duduk di sofa coklat itu. Zera ikut duduk di sampingnya.

"Tidak yang mulia. Karena Gelya tak bisa dihipnotis." jawab Zoran membuat Turton terkejut.

"Benarkah?" Turton berdiri dan langsung melangkah ke arah Gelya yang duduk di samping Zoran. Lelaki itu menunduk dan langsung menatap mata Gelya. Ia mencoba menghipnotis Gelya namun gadis itu terlihat biasa saja.

"Waw ....., hebat. Pada hal dia manusia." Turton kembali duduk di samping Zera.

"Sudah ku katakan sayang, perempuan ini unik sekaligus juga berbahaya." bisik Zera.

"Bolehkah aku memanggilnya untuk tinggal bersamaku beberapa saat? Aku begitu tertarik kalau ada manusia yang mempan saat ku hipnotis."

Zoran mengepalkan tangannya namun dia terlihat berusaha bersikap tenang. "Yang mulia, istriku ini tidak masuk dalam perkumpulan vampire sehingga dia harus taat pada keinginan raja vampire. Dia manusia yang memiliki adat dan aturannya sendiri. Bukankah kita sudah berjanji tak akan mengusik keberadaan manusia? Lagi pula aku adalah vampire yang tak memiliki komunitas. Aku vampire penyendiri yang tak terikat langsung dengan otoritas vampire."

"Kamu......!" Zera nampak marah sambil menunjuk ke arah Zoran.

"Tenang, sayang. Apa yang Zoran katakan adalah benar. Bukankah hukum kita melarang kita untuk menganggu manusia? Maaf ya Zoran. Entah mengapa istrimu ini terasa unik. Mungkin itu yang membuat aku sangat tertarik ingin meminjamnya hanya beberapa hari saja." Turton membelai lengan Zera. "Ayo sayang, kita harus pulang. Karena Zoran tidak menjamu kita dengan darah yang segar."

"Maaf yang mulia, bukankah aku sudah katakan kalau aku sekarang lebih banyak mengkonsumsi darah binatang?"

Turton mengangkat kedua jempolnya. "Baguslah." Ia pun berdiri diikuti oleh Zeran. Zoran meminta Gelya untuk tinggal di tempat sementara dia memastikan Turton dan istrinya telah melewati pintu gerbang. Zoran menutup pintu itu kembali lalu menyalakan sensor gerak yang akan mengeluarkan panas perak jika ada vampire yang berani masuk.

"Rajamu itu membuat aku ingin menonjok kepalanya."

"Tenanglah sayang. Sebagai raja, Turton harus menjaga hukum antara manusia dengan vampire." Zoran duduk di samping istrinya. "Makanlah martabak mu. Jangan pikirkan raja dan ratu itu."

Gelya membuka kotak makanan itu. Ia mengambil sepotong dan memasukan ke dalam mulutnya. "Enaknya...., ayo coba!"

"Aku tak bisa, Gel. Semua sistem di tubuhku kan sudah mati. Makan itu justru akan membuat aku sakit."

"Aku habiskan semuanya ya?"

"Habiskanlah."

"Terus aku jadi gemuk dong."

Zoran memeluk Gelya. "Mau gendut atau kurus, yang pasti aku akan tetap mencintai kamu, Gel. Aku seperti hidup kembali saat melihatmu pertama kali."

"Aku juga mencintaimu, vampire gantengku."

"Apakah kalau aku tak ganteng, kamu akan tetap mencintaiku?" tanya Zoran sambil ibu jarinya membersihkan coklat yang menempel di sudut bibir Gelya.

"Entahlah ...." jawab Gelya sambil menahan tawa.

"Jawab yang jujur, Gel. Aku ingin tahu." Zoran terlihat penasaran.

"Kamu adalah vampire tampan yang sudah menjeratku. Aku pikir bukan karena wajahmu tapi entahlah, aku tak tahu apa yang membuat aku jatuh cinta padamu. Karena jika mau dikatakan kamu paling tampan, banyak kok lelaki tampan yang menyukai aku. Dokter Zein saja tampan lho. Wajahnya kayak opa Korea. Aku jadi gemes melihatnya."

"Jangan-jangan kamu mencintai dokter Zein." Wajah Zoran yang biasanya terlihat agak pucat, kini menjadi merah.

Gelya tertawa. Ia kini berpindah duduk di pangkuan suaminya. "Aku hanya milikmu, sayang. Tak ada seorang pun yang akan memilikiku."

"Kamu banyak disukai kaum pria, sayang. Rasanya ingin mengurung kamu di rumah saja. Aku tak rela berbagi dengan siapa saja." Zoran langsung mencium bibir Gelya. Istrinya itu langsung membalasnya. Dengan gerakan cepat Zoran membopong tubuh Gelya menuju ke kamar mereka untuk memasuki kasih.

************

Turton membuka penutup petinya. Ia tak bisa tidur. Entah kenapa bayangan wajah Gelya selalu menghantuinya. Ia salah vampire tertua. Usianya saja sudah 3000 tahun lebih. Tak pernah Turton menyukai perempuan lain selain Zera. Namun kali ini justru berbeda. Entah mengapa Turton begitu menginginkannya. "Gelya ..., aku sudah membayangkan saat aku memeluk tubuh polosmu dan mencium bibir mu. Ah, pasti sangat indah." Turton bergumam sendiri.

Ia menatap peti istrinya yang masih tertutup. Sudah lama Turton tak merasakan seperti ini. Apakah cintanya pada Zera sudah terbagi?

************

Wah .....tambah saingan dong so Zoran.