Demi mencari tahu penyebab kematian sang adik yang sangat janggal. Shasa seorang agen rahasia harus menyamar menjadi seorang aktris.
Memasuki dunia yang bertolak belakang dengan identitas nya,membuat Shasa harus berhadapan dengan berbagai rahasia gelap dibalik kemerlapan dunia entertainment itu.
Mampukah Shasa membalas dendam atas kematian adiknya ketika Shasa harus berurusan dengan para mafia kelas kakap.
Apakah ia akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan Shasa
"Wow! Lihat siapa yang kembali! Kau suka penyambutan nya?" Perhatian Shasa teralihkan dengan kehadiran rekan nya yang lain.
"Ya, terimakasih."
"Sepertinya kau butuh istirahat, Mery akan bawakan makanan mu. Dia sudah tau apa saja yang dikerjakan, yang tidak kau sukai atau pun sebaliknya."
"Baguslah kalau begitu. Aku tidak suka ada kecerobohan jika sudah diberitahu."
"Tentu Nona, saya akan melakukan nya dengan baik." Jawab Mery dengan senyuman.
"Ya."
"Aku akan mengantar nya dulu." Ujar Kendra yang membuat semuanya hanya bereaksi mengangguk.
Mery tentu mengikuti langkah dua orang didepannya. Sesekali Kendra mengajak bicara dan ditanggapi oleh Shasa, hingga mereka tiba di depan kamar.
"Merasa nyaman?" Ujar Kendra memastikan Shasa nyaman dengan posisinya, terutama kakinya yang cedera.
"Ya, ini baik. Terimakasih."
"Aku jadi lebih seiring mendengar ucapan terimakasih darimu sekarang. Ini menjadi obrolan yang menarik nantinya."
"Pergilah! Dasar!"
"Ok, aku pergi. Jangan mencari ku."
"Never!" Kendra tidak tersinggung dengan jawaban Shasa, semua orang tau bagaimana wanita cantik itu.
"Aku pergi." Goda Kendra lagi sebelum menutup pintu.
"Biarkan saja jendelanya." Gerakan Mery jadi terhenti untuk menutup jendela.
"Baik Nona, jika Nona merasa dingin, katakan saja."
"Hmmm. Kau berasal dari mana?" Tanya Shasa.
"Australia nona."
"Kau berkelana jauh juga."
"Begitulah Nona, namanya mencari uang dan mengumpulkannya."
"Tentu, semua orang butuh itu." Shasa kembali memindai Mery yang berdiri tak jauh darinya.
"Usia mu?"
"20 Nona."
"Muda juga. Kau bisa keluar, aku ingin tidur."
"Baik Nona. Aduh! Buku merah yang indah." Jawab Mery sambil meletakkan buku yang tersenggol olehnya.
"Maaf nona, buku merah nya terjatuh."
"Tidak apa, letaknya terlalu ketepi. Kau suka membaca?"
"Ya, jika ada waktu senggang. Aku membaca, terlihat bukunya sangat bagus, selain sampul yang bewarna cantik." Tutur Mery yang tidak melepaskan matanya dari posisi buku itu.
"Hobi yang bagus, kau boleh pergi."
"Baik Nona." Setelah kepergian Mery, Shasa tidak tertidur seperti ucapannya. Ia tampak memikirkan sesuatu sambil melirik buku merah itu, tak lama baru matanya terpejam karena rasa kantuk yang telah tercampur dengan obat nya.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Mr akan pergi?" Tanya Kendra yang duduk bersama rekan yang lain.
"Ya, ini mengenai pengadilan internasional. Ada yang ingin dibahas. Disini ada Ramon yang akan bersama kalian.
"Apa kami diperbolehkan disini lebih lama? Apa bisa dikatakan liburan?" Ujar yang lain dengan begitu semangat.
"Ya." Kata singkat itu langsung membuat semuanya bersorak-sorai. Maklum, para agen seperti mereka tidak memiliki jadwal untuk libur yang tepat, seperti pekerjaan yang lainnya.
"Akhirnya! Aku bisa menghabiskan gaji ku juga!" Ujar yang lain dengan senang.
"Makanya, kau segera menikah! Baru ada yang menghabiskan uang mu itu!" Celetuk rekannya yang lain.
"Kau sendiri bagaimana? Jangankan jodoh ku, jodoh yang sudah di depan mata saja tidak tau bagaimana!"
"Kau menyindir siapa?" Tanya temannya.
"Apa? Aku hanya mengatakan yang ku lihat saja, siapa yang tersindir?"
"Bagaimana Ken? Kita akan liburan! Kita akan melakukan banyak hal, aku dengar makanan disini enak-enak dan juga banyak gadis cantik!"
"Mr, Shasa belum sembuh. Kita perlu melakukan penjagaan bukan?"
"Ya, kalian bisa atur itu. Apa butuh tangan ku juga?" Ujar Mr sambil terkekeh.
"Ramon, kau bisa urus kan?"
"Tentu Mr, saya bisa lakukan."
"Kau tampak mengkhawatirkan singa betina itu, dia itu tangguh! Hahahaha!"
"Kita tidak bisa meninggalkan rekan, walaupun satu saja, itu semboyan kita."
"Iya-iya, sangat sulit bicara dengan pria semboyan kita ini."
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Kau buat kaget saja!" Ujar Shasa yang merasa kaget dengan kedatangan Kendra.
"Aku sudah ketuk, kau yang tidak dengar." Kendra melangkah masuk mendekati Shasa.
"Kau meragukan telinga ku?"
"Kau sudah makan? Sudah minum obat?"
"Aku tidak pikun. Sudah semua, apa kau sekarang berubah jadi dokter?" Celetuk Shasa menatap rekan kerjanya itu.
"Aku ingin lepas dari tanggungan rekan yang sakit seperti mu, jangan salah mengerti."
"Aku hanya bertanya, dimana nya yang salah mengerti?" Perdebatan keduanya terhenti ketika Mery datang dengan sebuah sup permintaan Shasa.
"Maaf nona, Tuan.... Aku..."
"Letakkan saja, kau bisa pergi."
"Baik Nona." Setelah Mery pergi, Shasa berubah menjadi lebih serius ditambah dengan pertanyaannya pada Kendra.
"Aku ingin tanya, ini mengenai Mery."
makasih author 🙏🙏🙏❤️❤️❤️❤️
gitu juga orang yg kamu aniaya, juga terasa sakit..