NovelToon NovelToon
Wanita Istimewa

Wanita Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Single Mom / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Berkisah mengenai Misha seorang istri yang baru saja melahirkan anaknya namun sayangnya anak yang baru lahir secara prematur itu tak selamat. Radit, suami Misha terlibat dalam lingkaran peredaran obat terlarang dan diburu oleh polisi. Demi pengorbanan atas nama seorang istri ia rela dipenjara menggantikan Radit. 7 tahun berlalu dan Misha bebas setelah mendapat remisi ia mencari Radit namun rupanya Radit sudah pindah ke Jakarta. Misha menyusul namun di sana ia malah menemukan sesuatu yang menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah Untuk Orang Baik

Sore itu, ketika mentari mulai condong ke barat dan Warung Bahagia sudah hampir menutup pintunya, sebuah mobil hitam mengkilap berhenti di depan. Dari dalamnya, Rendy melangkah keluar dengan senyum tipis di wajahnya. Ia membawa sebuah map di tangannya, yang berisi lembaran-lembaran penting. Misha, yang sedang membereskan meja, melihat kedatangan Rendy dan segera menyambutnya.

"Pak Rendy, ada apa?" tanya Misha, suaranya terdengar lembut. "Warung sudah mau tutup."

"Saya tahu, Misha," jawab Rendy. "Saya datang khusus untuk bertemu dengan Pak Raharjo."

Pak Raharjo, yang sedang menghitung pemasukan hari itu, keluar dari balik meja kasir. "Ada apa, Pak Rendy?" tanyanya, sedikit bingung.

Rendy tersenyum ramah. "Pak, saya dengar warung Bapak semakin ramai sampai mengganggu lalu lintas," katanya. "Saya punya solusi untuk masalah itu."

Pak Raharjo dan Bu Lastri, yang kini juga ikut bergabung, saling berpandangan. Mereka penasaran dengan solusi apa yang ditawarkan oleh Rendy.

"Ini," kata Rendy, sambil membuka map di tangannya. "Saya sudah menemukan sebuah ruko untuk Bapak."

Mata Pak Raharjo membelalak. Ia melihat foto sebuah ruko yang luas, dengan halaman parkir yang besar, jauh dari jalan raya utama. "Ya ampun, Pak... ini... ini ruko yang besar sekali," bisik Pak Raharjo, tidak percaya.

"Iya, Pak," jawab Rendy. "Ruko ini sangat cocok untuk warung Bapak. Tidak akan ada lagi kemacetan, dan pelanggan Bapak bisa datang dengan nyaman."

"Tapi... biayanya pasti mahal sekali, Pak," kata Bu Lastri, suaranya dipenuhi kekhawatiran. "Kami tidak punya uang sebanyak itu."

"Tenang, Bu," kata Rendy, suaranya menenangkan. "Biaya sewanya sudah saya bayar untuk satu tahun ke depan. Bapak dan Ibu hanya tinggal pindah dan mulai berjualan."

Pak Raharjo, Bu Lastri, dan Misha terdiam. Mereka tidak menyangka, Rendy akan berbuat sejauh itu. Air mata Pak Raharjo mengalir. Ia tidak bisa lagi menahan rasa haru. Ia berjalan mendekati Rendy, lalu memeluknya erat. "Terima kasih, Pak... terima kasih banyak," bisiknya, suaranya parau. "Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan Bapak."

"Tidak perlu, Pak," jawab Rendy, sambil menepuk punggung Pak Raharjo. "Saya hanya ingin membantu."

"Pak Rendy," Misha berkata, matanya berkaca-kaca. "Kenapa Bapak melakukan ini? Bapak tidak perlu melakukan ini."

Rendy tersenyum. Ia menatap Misha, matanya menampakkan kekaguman. "Saya tahu, Misha. Tapi saya ingin Bapak dan Ibu bisa berjualan dengan tenang. Saya juga ingin Anda bisa bekerja dengan tenang."

****

Misha menunduk, tidak bisa lagi menahan air matanya. Ia merasa sangat bersyukur. Rendy adalah malaikat penolong yang dikirim oleh Allah untuknya.

"Besok pagi, saya akan ajak Bapak dan Ibu untuk melihat ruko itu," kata Rendy. "Bapak bisa mulai pindah besok sore."

Pak Raharjo mengangguk. Hatinya terasa sangat lega. Ia tidak bisa berhenti mengucapkan terima kasih. Ia merasa, semua penderitaan yang ia dan keluarganya alami, kini mulai terbayar.

"Ya sudah, kalau begitu, saya pamit dulu, Pak," kata Rendy.

"Sebentar, Pak," kata Bu Lastri. "Pak Rendy mau makan? Kami masakkan yang paling enak."

Rendy tersenyum. "Tidak usah, Bu. Saya sudah makan di rumah. Tapi... saya mau minta satu hal."

"Apa, Pak?" tanya Pak Raharjo.

"Saya mau minta Misha untuk ikut saya melihat rukonya," jawab Rendy, matanya menatap Misha.

Pak Raharjo dan Bu Lastri saling berpandangan, lalu tersenyum. "Silakan, Nak. Tapi jangan pulang terlalu malam," kata Pak Raharjo.

Misha mengangguk. Ia tidak tahu, ia harus merasa apa. Ia merasa senang, namun juga merasa takut. Ia takut, ia akan jatuh cinta pada Rendy. Ia tahu, ia harus berhati-hati.

Rendy dan Misha berjalan menuju mobil Rendy. Di dalam mobil, mereka hanya terdiam. Suasana canggung menyelimuti mereka.

"Misha... kamu baik-baik saja?" tanya Rendy, memecah keheningan.

"Saya... saya baik-baik saja, Pak,"" jawab Misha. "Saya hanya... saya tidak menyangka Bapak akan berbuat sejauh ini."

Rendy mengangguk. Ia tahu, Misha masih ragu. Ia tahu, Misha masih trauma dengan masa lalu. Ia tidak bisa memaksakan perasaannya. Ia hanya bisa menunggu.

"Misha, saya... saya ingin Anda tahu," kata Rendy, suaranya lembut. "Saya melakukan ini bukan karena saya ingin Anda membalas kebaikan saya. Saya melakukan ini karena saya ingin Anda bahagia. Saya... saya sangat mencintai Anda."

Hati Misha mencelos. Ia menatap Rendy, matanya berkaca-kaca. Ia tidak bisa lagi menahan perasaannya. Ia menangis, membiarkan dirinya tenggelam dalam kebahagiaan. Ia tahu, ia juga mencintai Rendy. Ia tahu, ia sudah menemukan kebahagiaan yang selama ini ia cari. Ia tahu, ia akan baik-baik saja.

****

Pagi itu, mentari bersinar cerah seolah ikut merayakan kebahagiaan. Pak Raharjo dan Bu Lastri, yang sudah rapi dengan pakaian terbaiknya, menunggu di depan Warung Bahagia. Mereka tidak bisa berhenti tersenyum. Rendy datang tepat waktu dengan mobilnya, lalu menjemput mereka.

"Sudah siap, Pak, Bu?" tanya Rendy, senyum ramah terukir di wajahnya.

"Siap, Pak. Kami sudah siap," jawab Pak Raharjo, suaranya dipenuhi kegembiraan.

Di dalam mobil, Bu Lastri tidak bisa berhenti bercerita. "Saya tidak bisa tidur semalam, Pak. Saya terus memikirkan ruko itu. Saya tidak sabar ingin melihatnya."

Rendy tertawa. "Sabar, Bu. Sebentar lagi kita sampai."

Mobil Rendy melaju, meninggalkan gang kecil yang sudah menjadi saksi bisu perjuangan mereka. Mereka menuju sebuah jalan raya yang lebih besar. Tak lama, Rendy memarkir mobilnya di depan sebuah ruko.

Mata Pak Raharjo dan Bu Lastri membelalak. Ruko itu sangat besar. Lebih besar dari yang mereka bayangkan. Ruko itu memiliki dua lantai, dengan kaca besar di bagian depan, dan sebuah halaman parkir yang luas. Di depannya, ada taman kecil yang ditanami bunga-bunga.

"Ini... ini beneran ruko yang Pak Rendy bilang?" tanya Pak Raharjo, tidak percaya.

Rendy mengangguk. "Iya, Pak. Ini rukonya. Gimana? Suka?"

Pak Raharjo tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menatap ruko itu. Hatinya terasa sangat lega. Ia membayangkan, warungnya akan menjadi lebih besar, lebih ramai, dan lebih nyaman.

"Masya Allah... ini... ini indah sekali, Pak," kata Bu Lastri, air mata mengalir di pipinya. "Saya... saya tidak bisa percaya."

"Saya senang Ibu suka," jawab Rendy. "Ayo, masuk. Saya tunjukkan bagian dalamnya."

Rendy membuka pintu ruko. Di dalamnya, ruko itu sudah direnovasi. Dinding-dindingnya dicat ulang, lantainya dipasangi keramik, dan ada sebuah meja kasir baru. Di lantai dua, ada dua kamar tidur dan satu kamar mandi.

"Lantai bawah bisa untuk warung, dan lantai atas untuk tempat tinggal Bapak dan Ibu," kata Rendy, suaranya tenang. "Jadi, Bapak dan Ibu tidak perlu bolak-balik lagi."

Pak Raharjo terduduk di kursi. Ia tidak bisa lagi menahan air matanya. "Pak Rendy... saya... saya tidak tahu harus berkata apa," bisiknya, suaranya parau. "Terima kasih banyak, Pak. Ini... ini hadiah yang sangat besar."

"Ini bukan hadiah, Pak," jawab Rendy. "Ini adalah rezeki Bapak dan Ibu. Bapak dan Ibu sudah bekerja keras. Bapak dan Ibu pantas mendapatkan ini."

Bu Lastri memeluk Rendy. "Terima kasih, Nak," bisiknya, suaranya bergetar. "Terima kasih banyak."

Rendy hanya tersenyum. Hatinya terasa sangat hangat. Ia tidak pernah merasakan kebahagiaan sebesar ini. Ia merasa, ia sudah melakukan hal yang benar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!