Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Bab 18 Apple Knox
"Ini rotinya," ucap Knox dan Apple menoleh ke arah Knox.
Dia pikir Knox menunggunya di mobil.
Lalu anak-anak itu mengambil bungkusan roti itu dari Knox.
"Thank you," ucap mereka kompan dan tersenyum sumringah.
"Kakak langsung pulang. Bye," sahut Apple dan melambaikan tangannya pada anak-anak itu.
Anak-anak itu pun melambaikan tangannya dan masuk ke dalam rumah dengan tawa renyahnya.
"Ayo," ucap Apple pada Knox.
"Tempat apa ini? Sebuah panti asuhan?" tanya Knox.
"Bukan, hanya penitipan anak-anak jalanan," jawab Apple berjalan ke arah mobil Knox.
Knox melihat Apple yang berjalan sendirian menuju mobilnya.
Apple masuk ke dalam mobil dan Knox pun menyusulnya.
"Kau sering kemari?" tanya Knox.
Apple hanya mengangguk.
"Kau membiayai mereka?" tanya Knox sembari menyalakan mesin mobilnya.
"Tidak, hanya sedikit bantuanku untuk mereka. Berilah mereka donasi. Itu tujuanku membawamu kemari. Pemilik rumah ini membiayai sendiri semua anak-anak yang tinggal di sana," kata Apple to the point.
Knox tersenyum mendengar hal itu.
"Terima kasih," jawab Knox.
"It's okey," sahut Apple.
"Semua mantan pacarmu kau bawa kemari?" tanya Knox.
"Tidak, karena ini berada di dekat apartemenku," jawab Apple.
Hanya beberapa menit kemudian, Apple dan Knox tiba di apartemen Apple.
"Tak perlu turun dan mengantarku," kata Apple ketika Knox akan turun dari mobilnya.
"Bye. Terima kasih atas hari ini. Siapkan mentalmu besok lagi," kata Apple tersenyum manis.
"Bye," sahut Knox yang ikut tersenyum juga.
Apple berjalan masuk menuju lobby apartemen dan Knox melihat interaksi Apple dengan beberapa orang di sana yang tampak banyak dikenalnya.
Mereka semua tampak tersenyum pada Apple dan bahkan ada yang memeluknya seperti sudah sangat mengenal Apple dengan dekat.
Senyum Knox tersungging. Dia melihat sedikit sisi lain Apple yang baru diketahuinya hari ini.
Setelah memastikan Apple masuk ke dalam lift, Knox pun pergi dari sana.
Apple naik ke atas lantai apartemennya. Dia melihat Lea kembali sibuk dengan pekerjaannya.
"Kau selalu sibuk, Lea. Apakah kau harus pindah kerja saja? Aku bisa membantumu bekerja di perusahaan Knox," kata Apple menaruh tas nya di sofa dan duduk bersandar di sana.
"Knox? Apakah pacar barumu itu?" tanya Lea.
Apple mengangguk dan membuka bajunya di sofa.
"Tadi pagi dia kemari dan memberikan sesuatu. Aku sudah menaruhnya di kamarmu," kata Lea.
"Thank you. Itu hadiah dari ibunya. Ibunya sangat menyukaiku. Bagaimana menurutmu? Aoakah aku perlu merayunya agar aku bisa menjadi menantu keluarga konglomerat itu?" tanya Apple yang kemudian berjalan ke arah dapur.
"Apple, bisakah kau mengubah kebiasaanmu itu? Kau selalu berjalan ke sana kemari tanpa bajumu, ck," ucap Lea yang melihat Apple hanya menggunakan pakaian dalaamnya saja.
Apple hanya tertawa pelan.
"Aku suka seperti ini karena seperti tak ada beban di tubuhku. Lagi pula aku malas ganti baju," jawab Apple santai dan mengambil minuman di kulkas.
"Dia bos ku di perusahaan. Dan ini akan kumanfaatkan karena dia tampak ingin sekali menaklukkanku," lanjut Apple.
"Dia pria yang baik sepertinya. Awas jatuh cinta padanya karena dia juga sangat tampan," kata Lea.
"Oooh, come on ... Nope. Aku lebih suka dicintai daripada mencintai. Aku tak mau mau menjadi budak cinta karena itu akan membuat orang menjadi bodoh. Dia seorang playboy, Lea. Maka dari itu aku akan lebih mudah menghadapinya," jawab Apple.
"Kau juga seorang playgirl, Apple. Kalian sama dan kita lihat siapa yang akan bertekuk lutut pertama kali. Jangan meremehkan pesonanya," kata Lea.
"We'll see," sahut Apple tersenyum miring.