Ketos tukang buly & Cewek gendut

"Kamu pikir saya percaya dengan kamu? Gerak-gerik kamu itu sangat mencurigakan.." Ucap Erik.

Tanpa disengaja, Roni melihat Laura yang sedang berjalan menuju arah perpustakaan. Roni memanggil Laura dengan sangat kencang.

"Laura.... Laura.." Teriak Roni dengan suara lantang.

Sementara Laura pura-pura tidak mendengar panggilan Roni. Laura hanya tersenyum kecut disaat Roni berteriak memanggilnya.

"Hahahaha.. kamu manggil Laura, memangnya mau ngapain? Mau mengadu? Sorry bro.. Laura bukan Kania yang bisa membela kamu.." Ucap Erik.

"Ini bukan urusan kamu! Sekarang lepaskan saya!" Ucap Erik.

"Udah lah Rik.. lepasin aja si Roni," Ujar teman Erik. Erik pun mengikuti apa kata temannya itu. Iya melepaskan Roni dan membiarkannya mengejar Laura.

Roni segera pergi dari hadapan Erik dan langsung mengejar Laura ke perpustakaan.

.

.

Sesampainya di perpustakaan, Roni menemukan Laura yang sedang asyik membaca buku.

"Laura.. bisa bicara sebentar?" Ucap Roni. Laura menoleh ke arah Roni dan menutup buku yang iya baca.

"Roni? Ada apa?" Tanya Laura. Roni segera duduk di kursi yang ada di samping Laura.

"Laura.. Aku butuh pertolongan kamu Laura.." Kata Roni. Laura melipat kening merasa heran dengan ucapan Roni.

"Butuh pertolongan? Pertolongan apa?" Tanya Laura penasaran.

"Laura, kamu bilang bahwa kamu bisa melihat hantu kan? Bahkan kamu dapat berbicara dengan hantu.. iya kan?"

"Iya, terus?"

"Laura.. di rumahku ada hantu.. Hantu itu selalu datang ke rumahku.. Dan iya selalu mengganggu ketenangan Aku dan mama.." Jelas Roni.

"Hantu? Lalu hubungannya sama Aku apa?" Tanya Laura pura-pura tidak mengerti.

"Laura.. Aku butuh bantuan kamu untuk mengusir hantu itu.."

"Tunggu, tunggu! Ngusir hantu? Aku suruh ngusir hantu? Tapi, Aku bukan pawang hantu Roni.." Ucap Laura.

"Kali aja kamu bisa ngusir hantu di rumahku Laura.. Tolong Aku Laura... Hantu itu selalu mengganggu kami.. kami ingin tenang di rumah kami sendiri.." Ujar Roni.

Dalam hati, ingin sekali Laura tertawa ngakak mendengar cerita Roni.

"Dasar manusia tidak tau malu. Rumah hasil rampas aja dibilang rumah sendiri.." Gumam Laura.

"Laura.. please.. tolong Aku.. cuma kamu yang bisa menolongku Laura.." Ujar Roni.

"sssttt.. 🤫🤫 jangan berisik, nanti kedengaran.." Ujar Laura sembari memberikan isyarat untuk diam.

Roni melihat sekelilingnya dan tidak siapapun juga di perpus itu.

"Emang ada siapa Laura? Disini kan tidak ada siapa-siapa.." Ujar Roni.

"Emang, disini tidak ada siapa-siapa.. tapi disini ada cewek gendut.. yang sedang memperhatikan kamu dari tadi.." Ucap Laura.

"Cewek gendut?" Roni kembali melihat sekitarnya. Roni pun mulai merinding gara-gara ucapan Laura.

"Iya.. cewek gendut.. dia ada di samping kamu loh sekarang.. nanti kalau sampai dia dengar gimana?" Ucap Laura.

"Tapi.. disini ga ada siapa-siapa Laura.. disini cuma ada Aku dan kamu sama penjaga perpustakaan.." Ucap Roni semakin merinding.

"Kamu pikir yang Aku maksud ini manusia? Bukan Roni... bukan manusia.." Ujar Laura membuat Roni semakin ketakutan.

"B-bukan manusia? Terus apa?" Roni terlihat semakin gemetar.

"Yang Aku maksud itu adalah hantu.. Roni.." Ucap Laura. Roni melotot dan terlihat gemetar.

Laura semakin merasa tidak kuat menahan tawa. Ingin sekali iya tertawa lepas melihat Roni ketakutan hingga menggigil seperti itu.

"Laura.. kamu jangan nakut-nakutin dong Laura.."

"Loh.. siapa yang nakut-nakutin? Aku ga nakut-nakutin kamu Roni.. memang ini kenyataannya.." Ucap Laura.

"Laura.. usir dia sekarang Laura.. Aku ga mau diganggu.." Pinta Roni.

Laura pura-pura mencoba mengusir hantu itu. Iya menundukkan kepala sembari memejamkan kedua matanya. Tak lama iya membuka kedua matanya dan berkata.

"Roni.. Dia bilang, kalau kamu adalah saudaranya.. betul?" Tanya Laura pura-pura.

Roni tertegun dengan pertanyaan Laura. Dan berkata.

"Laura.. tau darimana kamu?"

"Itu.. kata hantu gendut yang di samping kamu.." Ucap Laura. Roni sedikit melirik ke arah samping kemudian menatap Laura kembali. Roni tidak berani menatap ke arah samping. Takut kalau Kania tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Laura.. memangnya dia berkata apa saja Laura?" Tanya Roni dengan gemetar.

"Ya, dia bilang.. kenapa kamu tega melupakan dia? Padahal dia saudara kamu. Dan dia juga bilang.. kalau sebenarnya dia itu ingin minta tolong sama kamu Roni.. coba kamu berbicara padanya.. Nanti, biar Aku yang terjemahkan." Ucap Laura.

Roni mengikuti apa kata Laura.

"Kania.. maafin Aku ya.. Aku bukan lupain kamu.. dan Aku selalu doain kamu kok.. Kania.. kamu mau minta tolong apa? Kalau Aku bisa bantu, pasti Aku bantu kamu.." Ucap Roni membuat Laura tertawa kekeh dalam hati.

"Roni dia bilang.. kalau kamu harus ikut bersamanya.. karena dia merasa sendirian.. ga ada teman.. makanya dia ngikutin kamu terus.." Ucap Laura membuat Roni tersedak.

"Uhuk, uhuk.. Apa? ikut bersama Kania? Tapi alam kita sudah berbeda Kania..." Ucap Roni.

"Dia tetap tidak mau Roni.. Dia bilang kamu harus bertanggung jawab padanya.."

"Tanggung jawab apa? Aku ga ngelakuin apa-apa.."

"Dia bilang kamu harus bertanggung jawab, karena kamu sudah tega terhadapnya.. tega melupakan dia.."

"Cukup Laura.. bilang sama Kania.. suruh dia pergi.. Aku sudah ga sanggup Aku ga mau gila disini Laura.. tolong suruh dia pergi sekarang juga.." Pinta Roni.

"Baiklah Roni.. Aku akan mencobanya.." Ujar Laura.

"Roni.. Dia sudah pergi.."

"Benarkah Laura?"

"Iya.. dia sudah pergi barusan.. mungkin dia akan balik ke rumah kamu.."

"Laura.. Aku minta tolong sama kamu.. kalau bisa, usir hantu Kania dari rumah Aku Laura.. please.." Ucap Roni memohon terhadap Laura.

"Hem... tapi gimana ya? Aku takut, kalau imbasnya akan ke Aku nantinya.." Ujar Laura seolah-olah berlagak dapat melihat hantu beneran. Agar Roni semakin yakin dan percaya terhadap dirinya.

"Please.. Laura.. kamu kan dapat berbicara dengan hantu.. jadi pasti sangat mudah bagi mu untuk mengusirnya.. " Ucap Roni.

"Baiklah.. akan Aku coba Roni..." Ucap Laura.

"Terimakasih Laura.. terimakasih.. baru kali ini ada teman sebaik kamu.." Ucap Roni.

Laura tersenyum melihat Roni yang kegirangan.

"Sekarang kamu sudah masuk ke dalam perangkapku Roni.. dasar manusia bod*h." Gumam Laura.

.

.

Tidak terasa bel masuk pun berbunyi. Semua siswa berlalu lalang masuk di kelas masing-masing.

Termasuk Roni juga masuk ke dalam kelasnya.

Roni tidak sengaja menemukan sebuah kertas lagi di dalam bangkunya. Di kertas tersebut tertera sebuah tulisan berwarna merah darah dan terdapat bercak seperti darah.

Jangan senang dulu kamu orang jahat, akan Aku balas kamu. Manusia seperti kamu tidak layak untuk berkeliaran bebas.

Isi tulisan dari kertas tersebut. Roni terlihat gemetar melihat tulisan itu.

"Selamat pagi anak-anak" Muncul seorang guru kelas siap mengisi mata pelajaran.

"Keluar kamu! Jangan pernah ganggu hidup saya!" Usir Roni menunjuk ke arah guru tersebut. Iya mengira bahwa itu adalah Kania.