Pengkhianatan Suami Dan Adikku.

Alex kembali pulang ke club, di sana ia melihat Sarah yang sedang menunggu di pintu kamarnya. Entah kenapa ia merasa benci pada Sarah setelah apa yang Sarah perbuat pada Hanna.

"Alex," panggil Sarah dengan wajah senyumnya.

"Ada apa kau ke sini?" tanyanya.

"Aku merindukanmu, Alex," ucap Sarah, lalu ia melangkah menghampiri Alex dan ingin memeluknya. Akan tetapi Alex malah mendorongnya secara kasar.

"Jangan pernah menyentuhku!" bentaknya.

"Aku tidak suka kau melakukan ini padaku," lanjutnya lagi.

Sarah menatap sendu, entah kenapa pria yang pernah dekat dengannya selalu seperti itu. Apa mungkin itu semua karma?

"Kenapa? Aku hanya rindu kamu, Alex."

"Pergilah dari sini sebelum aku marah! Kembalilah ke bawah dan layani para hidung belang," ucapnya. Kemudian Alex membuka handle pintu kamarnya tanpa mempedulikan Sarah yang masih mematung di sana.

Tak terasa air mata Sarah lolos begitu saja. Hidupnya semakin hari semakin menyedihkan. Sarah ingin kembali seperti dulu waktu ia menjadi adik Hanna, namun tetap saja hatinya bukan menyesal.

Tak lama kemudian Alex keluar lagi dari kamarnya, Sarah berpikir Alex kembali menemuinya. Namun salah, Alex tetap meninggalkannya.

"Alex, kau mau kemana?" tanya Sarah dengan mengikuti langkahnya.

Alex tidak menjawabnya, ia tetap melanjutkan langkahnya sampai ruang tamu yang berada di lantai bawah. Di sana sudah ada Revan yang sedang menunggunya.

'Mas Revan,' ucap Sarah dalam hatinya.

"Ini berkas yang kau minta," ucap Alex dengan menyodorkan sebuah kertas pada Revan.

"Terima kasih," ucapnya. Revan menatap Sarah dengan penuh tanda tanya. Ia melihat Sarah yang semakin kurus.

"Kau sedang diet?" tanya Revan pada Sarah dengan alis memicing.

Sarah pun menggelengkan kepalanya.

"Mungkin dia kecapekan tiap hari melayani hidung belang," balas Alex pada Revan.

Revan tersenyum sinis. "Pantas saja kau terlihat murahan," ucapnya.

Sarah merasa sakit hati dengan dua pria yang ada di hadapannya. Sarah tidak pernah melayani siapapun selain mereka berdua. Akan tetapi di mata mereka berdua, Sarah tetaplah wanita penggoda.

Kemudian Sarah pergi meninggalkan mereka berdua, ia tak mau sakit hati terlalu dalam lagi.

"Alex, Carikan wanita untukku. Wanita yang mau menemaniku tidur," ucap Revan.

Alex memicingkan matanya, baru kali ini Revan datang untuk meminta seorang wanita.

"Kenapa kau tidak meminta Sarah padaku saja, dia pasti bersedia tidur denganmu," balasnya.

"Tidak, aku tidak mau dengan dia yang sudah melayanimu. Aku ingin wanita lain," kata Revan.

"Carilah di lantai sebelah, banyak wanita yang mau menemanimu tidur. Apalagi kau pria tampan," balasnya.

"Kau tahu, aku sangat menyesal sudah menyianyiakan Hanna. Aku mencari dia ke kampungnya bahkan ke seluruh kota tapi aku tak menemukannya," ucap Revan. Seketika Alex langsung menatapnya.

"Aku merindukan Hanna, wanita baik yang pernah aku temui. Aku juga menyuruh orang bawahanku untuk mencari tahu keberadaan Hanna di kediaman Bram,"

"Bram, pemilik perusahaan Adijaya? Kenapa ada hubungannya dengan mantan istrimu?" tanya Alex penasaran. Selama ini ia tidak pernah tahu Hanna ada hubungannya dengan Bram.

"Dia pria yang membawa Hanna ke rumahnya, aku cemburu melihat Hanna bersama dia. Tapi setelah aku telusuri ternyata Hanna sudah tidak tinggal di sana lagi. Aku harus mencari kemana lagi, Alex. Tolong bantu aku," ucap Revan.

Revan tidak tahu Hanna berada di toko bunga milik Alex. Alex tak akan membiarkan Revan menemui Hanna. Ia akan menjaga Hanna agar Revan tak bisa memilikinya lagi. Alex merasa takut jika Revan menemuinya dan kembali mengambil Hanna.

Alex sudah pernah mengalami susahnya membuang rasa cinta pada Hanna dan ia tidak mau itu terjadi lagi.

"Aku tidak bisa menolongmu untuk mencari mantan istrimu, karena dia bukan menghilang. Dia pergi karena sudah tidak ada hubungannya denganmu, Revan. Biarkan saja dia menjalani hidupnya sendiri," kata Alex. Revan menatap Alex, baru kali ini Alex tidak membelanya.

"Kenapa kau bicara seperti itu?" tanya Revan.

"Memang kenyataannya seperti itu, aku harus bicara apa?"

Revan menarik nafas secara kasar, lalu ia berdiri dari duduknya.

"Aku pergi dulu," ucap Revan dengan melangkahkan kakinya meninggalkan Alex yang masih duduk di sana.

'Aku tak akan membiarkanmu bertemu dengan Hanna,' ucapnya dalam hati.

Kemudian Alex kembali ke kamarnya, lalu ia segera mengambil kunci mobil untuk menemui Hanna di toko bunga miliknya. Alex mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Hanya butuh waktu 20 menit, Alex telah sampai di sana. Ia langsung berlari memasuki ruangan yang di tempati Hanna. Entah kenapa ia merasa takut kehilangan Hanna, apalagi ia mendengar nama Bram yang diucapkan Revan. Apa ia harus bertambah saingan dengan dua pria?

"Hanna," Alex melihat Hanna yang sedang berdiri menatap jendela, lalu ia menghampirinya. Tiba-tiba Alex refleks memeluk Hanna dengan erat.

Hanna terkejut tiba-tiba Alex memeluknya.

"Aku merindukanmu," ucap Alex.

Hanna menatap bingung pada Alex.

"Apa maksudmu, kenapa kau..." Alex langsung menyelanya.

"Aku merindukanmu, itu saja. Kau jangan pergi dariku lagi," kata Alex.

"Apa kau sedang sakit, Alex. Kenapa bicaramu ngelantur?" tanyanya bingung. Namun Alex belum melepaskan tangannya. Ia malah mengeratkan kembali pelukannya.

"Jangan pergi dariku," ucap Alex, lalu ia menangkup wajah Hanna dan menatapnya.

Tiba-tiba...

Alex mengecup bibir Hanna tanpa izinnya. Seketika Hanna langsung melotot mendapat serangan dari Alex, lalu ia mendorongnya secara kasar. Akan tetapi tenaga Alex lebih kuat darinya.

Kemudian Alex melepaskan penyatuannya, lalu ia menatap Hanna. "Maafkan aku, Hanna,"

"Apa yang kau lakukan padaku, Alex?" tanya Hanna. Sebenarnya Hanna tidak suka apa yang telah dilakukan Alex, ia ingin menamparnya. Namun Hanna kembali berpikir pada Alex yang sudah menolongnya dan memberi pekerjaan.

"Maaf," ucap Alex.

"Lupakan saja," kata Hanna. Lalu ia pergi meninggalkan Alex yang masih mematung di sana.

Hanna akan pergi keluar untuk mencari udara segar, ia merasa terganggu jika ada Alex di sana.

Hanna berjalan dengan santai melihat pemandangan di sekitar toko bunga.

Tiba-tiba ada mobil berhenti tepat disampingnya. Pria itu segera turun dari mobilnya.

"Hanna," panggil pria itu dengan mata berkaca-kaca, ia bahagia bisa menemukan Hanna.

Lalu Hanna membalikkan badannya, ia merasa tidak asing dengan suara itu.

"Mas Bram?" ucapnya, Hanna segera membalikkan badannya untuk menghindari Bram.

Bram melangkah menghampiri Hanna, lalu ia menggenggam tangan Hanna.

"Hanna maafkan aku, kembalilah ke rumah. Dafa merindukanmu," ucap Bram. Nama Dafa yang di sebut olehnya, seketika Hanna langsung merindukan nama itu.

"Bagaimana keadaan Dafa?"

"Dia sudah sehat, dia mencarimu, Hanna. Kembalilah ke rumahku, aku janji tidak akan membuatmu pergi lagi,"

"Aku sudah mencarimu kemanapun, ternyata kau berada di sini. Aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi, Hanna," ucapnya. Hanna melihat mata Bram yang berkaca-kaca, ia yakin Bram pasti sangat menyesal.

"Maaf aku tidak bisa kembali ke rumahmu. Jika Dafa ingin bertemu denganku, ajak dia ke sini," jawabnya.

"Kembalilah Hanna, aku minta maaf dengan apa yang telah aku lakukan padamu. Dafa merindukanmu, kembalilah," ucapnya. Bram memeluk Hanna, ia sangat merindukan wanita yang selama ini ia cari.

"Lepaskan aku, Mas. Jangan lakukan ini!" tegasnya.

Bram segera melepaskan pelukannya, lalu ia menatap Hanna. "Kenapa?"

Alex menatap Hanna dan Bram dari jauh lalu ia menghampiri mereka berdua.

"Hanna," panggil Alex.

"Alex?" Hanna segera menghampiri Alex, lalu ia menyatukan tangannya pada tangan alex.

Bram yang melihat itu, seketika hatinya terasa nyeri.

"Mas, kenalkan ini Alex. Dia calon suamiku," ucap Hanna berbohong. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak kembali lagi pada Bram.

Alex yang mendengar ucapan Hanna langsung tersenyum, walaupun ia tahu bahwa Hanna berbohong.

"Apa maksudmu?" tanya Bram dengan penuh tanda tanya.

"Alex pria yang akan menikahiku, Mas. Maaf aku tak bisa kembali ke rumahmu, karena aku akan menikah dengannya." ucap Hanna.

"Jika Dafa merindukanku, kau bisa membawanya ke sini," lanjutnya lagi.

Bram mengepalkan tangannya, ia sangat kecewa dengan ucapan Hanna. Bram tidak menyangka Hanna akan menikahi pria Casanova.

"Ternyata kau wanita penggoda," ucap Bram dengan tatapan kecewa.

Hanna bingung apa yang telah dikatakan oleh Bram. Kenapa ia harus disebut wanita penggoda?

"Aku bukan wanita penggoda, Mas. Aku memang sudah lama menjalin hubungan dengan Alex," ucap Hanna membela dirinya sendiri.

"Lanjutkan saja hubunganmu dengannya, suatu saat kau akan tahu dan kecewa menerima kenyataan. Aku tak menyangka kau bisa dekat dengan pria seperti dia," ucap Bram menatap tajam pada Alex.

Alex mengepalkan tangannya, ia sangat geram. Namun Hanna menahannya untuk tidak melakukan apapun.

Bram pergi meninggalkan Hanna yang masih menggandeng tangan Alex. Bram kembali ke mobilnya dengan rasa kecewa yang sangat dalam. Lalu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa mempedulikan keselamatannya.

"Arghhh..." teriak Bram dengan memukul setir mobilnya.

"Dadaku sakit!" ucap Bram, lalu ia memukul dadanya. Bram benar-benar kecewa pada Hanna.

Bram menghentikan mobilnya di sebuah club milik Alex. Ia sangat kecewa dan frustasi sehingga ia ingin menenangkannya di sana.

...----------------...