Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
BAB 32
Brian memeluk pundak Riana, bahkan telapak tangannya me remas pundak sang istri, sebagai tanda bahwa ia sedang tak ingin di bantah.
Riana hanya diam dan mengikuti kemana langkah kaki Brian membawa nya.
Mereka tiba di lantai dua kamar Brian berada.
BRAK !!!
Brian membanting pintu hingga pintu tersebut menutup sempurna.
Brian berbalik kemudian mengunci Riana ke dinding, “Apa dia pria yang kamu panggil kakak dalam tidurmu?” tanya Brian dengan tatapan dingin, hilang sudah Brian berwajah manis bak malaikat yang menuruti semua keinginan Riana.
Riana yang sudah sangat hafal dengan perangai Brian, nampak menanggapi pertanyaan Brian dengan wajah datar, “menyingkir, aku tak mengerti apa yang kamu tanyakan.” Riana mendorong dada Brian dengan tenaga kecilnya, tentu saja itu tak berefek apa apa, karena semua yang ia makan sudah ia muntahkan satu jam yang lalu.
“Jawab pertanyaanku, siapa pria yang diutus oleh papa Richard sebagai pengawalmu.” Nada suara Brian naik satu oktaf dari sebelumnya.
“Dia asisten papa, dan juga teman berbincang kalau aku sedang berkunjung ke Jakarta.”
“BOHONG,”
“Aku tidak bohong.” Jawab Riana dengan berani.
“Ingat, statusmu sudah berbeda, sekarang kamu wanita bersuami.”
“Sejak kapan ada aturan seorang wanita dilarang berbicara dengan laki laki lain selain suaminya, apakan anda sedang ada masalah tuan?”
“Riana !!! aku serius,”
“Dan aku lebih dari serius, bagaimana jika aku berhadapan dengan pasien laki laki, apa kamu juga akan membombardir pasien pasienku dengan aturanmu yang tidak masuk akal?”
Brian mengepalkan tangannya, “sejak dulu hingga sekarang, kamu bebas melakukan apapun yang kamu inginkan, bahkan kamu tidur dengan wanita lain selain istrimu, aku tidak bisa melarang, jika sekarang kamu ingin berhubungan dengan wanita lain, aku tidak masalah, jadi jangan menerapkan aturan aturan aneh padaku, terutama pada hidupku, ingat pernikahan kita hanya diatas kertas, dan aku bahkan tidak menuntut ada interaksi intim seperti pasangan menikah lainnya, sudah cukup jelas.”
Brian terdiam, perlahan ia mundur dan menjauh, kemudian mengusap wajahnya dengan kasar, ia sendiri tak tahu kenapa tiba tiba meradang, hanya karena melihat Riana berbincang dengan pria lain.
“Maaf …” ucap Brian singkat.
Riana hanya mengangguk, “Oh iya aku ingin kamar di bawah saja, bukan di kamarmu.” pintanya.
“Tak masalah, pilih saja kamar mana yang kamu suka, aku akan ikut,”
“Maksudku kita tak perlu satu kamar,”
“Tidak, kita akan tetap tidur di satu kamar, aku tak peduli kamu suka atau tidak,”
“Tapi …”
“Ketika aku mengatakan pada papamu, bahwa kita akan tinggal di sini, itu termasuk bahwa kita akan tidur di kamar yang sama, jika kamu masih berkeras menolak, maka aku akan memaksamu melayaniku seperti dulu, silahkan pilih.”
Brian menanti jawaban Riana, “tidur dikamar yang sama, atau …”
“Baiklah, kita tidur di kamar yang sama.” pungkas Riana, toh nanti ia juga akan mendapatkan Shift jaga malam, jadi tak perlu terlalu dirisaukan.
“Good choice … istirahatlah, aku sudah meminta para pelayan membereskan kamar utama, yang dulu ditempati papa, setelah semuanya beres, barang barang kita juga akan dipindahkan ke bawah.”
🌹
🌹
🌹
Brian menggerakkan langkahnya menuju walk in closet, melepas sepatu dan jam tangan, kemudian mencuci wajahnya dengan air dingin, hawa panas yang sejak tadi menguasainya, kini sedikit reda berkat sentuhan air dingin dari wastafel, jambang tipis masih menghiasi wajahnya, walau terlihat kurang rapi, tapi wajahnya tetap tampan seperti biasa, setelah berganti dengan celana pendek serta alas kaki rumahan, Brian keluar dari walk in closet masih dengan kaus yang tadi Riana beli untuk mengganti kemejanya yang kotor.
Brian mencari cari keberadaan Riana, pandangan matanya menyapu seisi ruangan, rupanya Riana sedang duduk di balkon menerima panggilan dari Rumah sakit, Brian mendekat, sayup sayup ia mendengar Riana menyebut nama Rodrigo, dokter yang menggantikan Riana selama ia mengambil jatah cuti karena menikah, lagi lagi ia merasakan dadanya bergemuruh, ia tak suka istrinya menyebut nama pria lain selain dirinya, karena tak ingin semakin emosi hingga berakibat menggagalkan semua rencananya, Brian memilih meninggalkan kamarnya, ia menuju ruang kerja nya, Fabian sudah menunggu di sana dengan banyak pekerjaan yang tertunda karena Brian masih meliburkan diri.
Fabian yang masih menunggu di ruang tengah, bergegas mengikuti langkah Brian menuju ruangan baca, yang biasa ia pakai untuk bekerja, sebenarnya ruang kerja Roger sang papa, masih menganggur, tapi di sudut hati terdalamnya, ia belum bisa menyingkirkan semua yang ada di ruangan Roger tersebut, Brian masih ingin mengingat semua tentang papa nya, karena selama papa nya masih sehat, ia tak pernah menunjukkan sikap sebagai anak yang berbakti.
Kelak, apakah ia berani berharap jika anaknya akan menjadi anak yang berbakti? Entahlah, "terserah othor bulan, mau ngasih nya gimana", ucap Brian dalam hati.
#hadeuh telat mas 🤧
"Tuan. Sepertinya besok pagi anda harus masuk kerja, karena besok ada pertemuan dewan direksi, pemegang saham, sekaligus peresmian anda menjadi Presiden Direktur Gustav.Inc." Fabian melaporkan agenda harian Brian.
Brian tersenyum simpul mendengarnya, akhirnya … satu persatu warisan papa mendatangiku, rupanya Tuhan masih berkenan menunjukkan kemurahannya, "terimakasih Tuhan, karena masih mempertemukan ku kembali dengan Riana." Ucap Brian lirih, dan masih terdengar jelas di telinga Fabian.
"Karena itulah tuan, masih belum terlambat jika anda benar benar ingin memperbaiki niat anda, cobalah untuk mencintai nyonya, sepengetahuan saya, nyonya Riana wanita baik tuan, jauh lebih baik dari teman teman kencan anda selama ini." Fabian memberanikan diri menasehati tuan muda nya.
Pluk …
sudah kangen dg mantan duda opa Alex 😍🥰