NovelToon NovelToon
Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Keluarga / Romansa / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:575.3k
Nilai: 4.3
Nama Author: Sadewi Ravita

Jika menurut banyak orang pernikahan yang sudah berjalan di atas lima tahun telah berhasil secara finansial, itu tidak berlaku untuk rumah tangga Rania Salsabila dan Alif Darmawangsa. Usia pernikahan mereka sudah 11 tahun, di karuniai seorang putri berusia 10 tahun dan seorang putra berusia 3 tahun. Dari luar hubungan mereka terlihat harmonis, kehidupan mereka juga terlihat cukup padahal kenyataannya hutang mereka menumpuk. Rania jarang sekali di beri nafkah suaminya dengan alasan uang gajinya sudah habis untuk cicilan motor dan kebutuhannya yang lain.

Rania bukanlah tipe gadis yang berpangku tangan, sejak awal menikah ia adalah wanita karier. Ia tidak pernah menganggur walaupun sudah memiliki anak, semua usaha rela ia lakoni untuk membantu suaminya walau kadang tidak pernah di hargai. Setiap kekecewaan ia telan sendiri, ia tidak ingin keluarganya bersedih jika tahu keadaannya. Keluarga suaminya juga tidak menyukainya karena dia anak orang miskin.
Akankah Rania dapat bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sadewi Ravita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Di Tuduh Selingkuh

Alif tidak percaya dengan apa yang temannya kirim, ia segera menghubungi Wanto untuk minta penjelasan.

"Halo, Wanto kamu dapat darimana foto ini?" tanya Alif.

"Aku memotretnya sendiri, kebetulan aku juga sedang makan siang dengan keluarga ku. Karena aku tahu dia istri mu jadi aku foto, apa kalian sudah berpisah?" tanya Wanto.

"Belum, kita masih dalam proses perceraian. Dua hari lagi sidang pertama. Mereka makan di mana?" tanya Alif.

"Wah jangan-jangan istri mu selingkuh, makanya ingin bercerai. Kita ada di warung makan lesehan, yang konsepnya gasebo itu loh yang pernah kita sekantor kesana waktu acara gathering," jawab Wanto.

"Aku ingat tempatnya, ya sudah aku akan kesana. Aku akan menghajar pria itu jika memang benar mereka selingkuh,"

Alif memutus panggilan dengan penuh rasa kesal. Hatinya terbakar melihat istrinya bersama pria lain, apalagi mereka terlihat mesra. Pria itu bahkan mengelap bibir istrinya, Alif mengepalkan tangan dan memukul tembok mengingat itu semua. Tangannya kini berdarah, namun sama sekali tidak terasa sakit karena hatinya jauh lebih sakit.

Dengan kecepatan tinggi ia mengendarai motor, pikirannya melayang kepada kemesraan istrinya dengan pria lain. Ia bahkan tidak menjawab pertanyaan ibunya saat akan pergi tadi. Alif benar-benar kalut, emosinya sudah sampai ubun-ubun.

"Wanto, di mana mereka?" Alif bertanya tanpa basa-basi, bahkan ia tidak menyapa keluarga temannya itu.

"Itu, mereka di sana," Wanto menunjuk ke arah kanan tak jauh dari tempatnya berada.

Dengan langkah bergegas Alif menghampiri mereka, dadanya bergemuruh menahan api cemburu. Pria itu memang lebih tampan dan gagah di bandingkan dirinya, penampilannya rapi dan kulitnya juga bersih, terlihat sekali pria itu berasal dari kalangan berada. Ia merasa insecure, rasa percaya dirinya menguap begitu saja. Namun rasa itu tak lebih besar dari cemburu yang sedang ia rasakan.

"Rania, beraninya kamu berjalan dengan pria lain di saat kita masih berstatus suami istri, apa ini selingkuhan mu hingga ngotot meminta cerai?"

Alif berteriak karena tersulut emosi, ia tidak lagi memperhatikan sekitarnya yang sedang ramai pengunjung. Sebagian pengunjung menoleh, melihat kegaduhan yang di timbulkan pria itu. Rania dan Rangga sangat terkejut dengan kehadirannya, mereka malu dengan tuduhan Alif yang jelas-jelas tidak berdasar.

"Mas Alif, kamu bicara apa sih? Kita hanya makan, aku juga membawa anak-anak," jelas Rania.

"Omong kosong, mana ada maling ngaku. Jika ada pasti penjara penuh. Kalian itu benar-benar keterlaluan, beraninya selingkuh membawa serta anak-anak ku. Ayo Alisa, Bintang, ikut ayah,"

Alif sudah kehilangan akal, dia menarik kedua anaknya dengan paksa. Rania mencoba menghalangi namun tenaga Alif lebih kuat, ia juga tidak mungkin tega melihat anaknya kesakitan karena mereka saling tarik.

"Maaf pak Alif, anda salah paham. Saya bukan selingkuhannya, saya hanya pengacara yang membantu dalam kasus perceraian kalian," ucap Rangga.

Alif menghentikan langkahnya, ia menatap tajam pria itu. Ia mencoba mencari kebenaran dari ucapannya, namun rasa gengsi membuatnya tidak mau percaya.

"Kamu pikir aku percaya? Jika benar pengacara pasti bertemu di kantor, bukan tempat makan seperti ini. Jangan berkelit lagi, kalian memalukan," bentak Alif.

"Jangan keterlaluan ya, aku adalah seorang pengacara, aku bisa menuntut mu atas pencemaran nama baik. Kamu sudah mempermalukan dan menfitnah orang di depan umum, itu tuduhan serius dan bisa di penjara," tegas Rangga.

"Aku sudah katakan pada mu Mas, kita hanya makan sambil membahas masalah perceraian, aku tidak mungkin selingkuh karena aku bukan wanita murahan," teriak Rania.

Rania menarik tangan Alif dari anak-anaknya, ia lantas pergi begitu saja meninggalkan kedua pria yang masih menatapnya. Pengunjung juga mulai sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan tidak menghiraukan mereka lagi.

Alif masih diam membisu, ada rasa takut menyelusup di dadanya. Mendengar kata penjara ia langsung mengingat kejadian yang menimpa ibunya. Tentu saja ia tidak ingin memiliki nasib yang sama. Walaupun ia masih ragu dengan ucapan pria itu, ia memilih mengalah dan pergi dari tempat itu.

☆☆☆

Beberapa saat kemudian.

Rania baru saja tiba di rumahnya, ia segera menyuruh kedua anaknya untuk beristirahat.

"Bu, apa Ibu baik-baik saja?" tanya Alisa.

"Ibu tidak apa-apa kok Sayang, kamu istirahat saja," jawab Rania.

"Aku tahu Ibu sedih, ayah sudah membuat ibu malu," ucap Alisa.

"Ibu juga tidak tahu mengapa sampai ayah mu menuduh begitu. Kamu jangan terlalu memikirkannya ya Sayang, insyaallah ibu akan kuat,"

Setelah berganti pakaian, Rania ikut berbaring bersama anaknya.

☆☆☆

Di kediaman keluarga Alif.

Alif lebih banyak diam setelah berhasil mempermalukan istrinya di depan umum. Pikirannya masih kalut, bayangan istrinya bermesraan dengan pria lain sangat mempengaruhi perasaannya.

"Lif, kamu kenapa dari tadi diam saja?" tanya ibunya.

Alif masih membisu seolah tidak mendengar pertanyaan ibunya, ia masih larut dalam pikirannya sendiri.

"Alif!" teriak ibunya.

"Kamu selingkuh,"

Karena terkejut mendengar teriakan ibunya, spontan ia mengucap apa yang ada di dalam benaknya.

"Kamu itu kenapa sih? Siapa yang selingkuh?" tanya ibunya.

"Tidak apa-apa, Bu," jawab Alif.

"Jangan bohong, ibu tahu dari raut wajah mu yang muram itu. Ada masalah apa lagi sih? Masalah pekerjaan atau masalah Rania lagi?"

Naluri seorang ibu memang lebih peka dari siapapun, ia bisa tahu apa yang anaknya rasakan tanpa harus bercerita.

Alif menghela napas dengan kasar, ia takut ibunya akan membuat gaduh lagi jika bercerita tentang masalahnya. Namun ia tidak sanggup menyimpan rasa sakit itu sendirian.

"Tadi aku memergoki Rania makan bersama seorang pria, katanya sih dia seorang pengacara. Mereka sedang membahas tentang perceraian, tapi aku tidak percaya," jelas Alif.

"Lalu apa masalahnya?" tanya ibunya.

"Aku yakin mereka selingkuh, Bu," ucap Alif.

"Ada-ada saja kamu, mana mungkin Rania selingkuh. Selama bersama kamu, ibu belum pernah melihat dia bersama pria lain,"

Hah? Alif terkejut bukan main, bisa-bisanya ibu kandungnya yang selama ini membenci Rania justru membela istrinya saat ini. Apa mungkin ibunya sudah benar-benar bertaubat?

"Ibu tidak tahu sih kemesraan mereka, kalau benar mereka tidak ada hubungan tidak mungkin semesra itu. Bahkan aku dan Rania sudah lama tidak seromantis itu, aku yakin mereka selingkuh. Makanya Rania ingin cepat-cepat bercerai," ucap Alif merasa yakin.

"Apa benar seperti itu?"

Bu Nani sepertinya masih ragu. Alif segera mengambil ponselnya. Ia mulai membuka galeri dan mencari foto dari Wanto tadi.

"Coba ibu lihat ini,"

Alif menunjukkan foto-foto itu, mulut bu Nani sampai menganga lebar menyaksikan foto demi foto yang di tampilkan.

"Jangan hapus foto-foto ini Lif, ini bisa kamu gunakan untuk mengambil alih hak asuh kedua anak mu," ucap Ibunya.

1
Deli Waryenti
sidang perceraian adalah kasus perdata Thor, jadi gak ada jaksa. mohon survey dulu sebelum menulis
Deli Waryenti
surat dari Pengadilan agama
Deli Waryenti
tuh kan, makanya Rania kamu jangan lemah
Deli Waryenti
Rania oon...jangan lupa juga tanyain sama Alif masalah uang kontrakan rumah
Deli Waryenti
Rania plin plan
Deli Waryenti
alif lebay
Deli Waryenti
by the way Thor
Deli Waryenti
ternyata oh ternyata
Deli Waryenti
astaga...alif norak
Deli Waryenti
sukurin lu alif
Deli Waryenti
bapaknya alif anggota isti ya
Deli Waryenti
harusnya alif paham siapa ibunya
Deli Waryenti
ceritanya bagus dan bahasanya rapi, tapi kok sepi ya
Deli Waryenti
Luar biasa
Deli Waryenti
kok ada mertua begini
Deli Waryenti
buang saja mertuamu ke laut, Rania
Deli Waryenti
😭😭😭
Deli Waryenti
setujuuuu
Deli Waryenti
kerja apa sih si alif
Deli Waryenti
gak punya uang tapi masih merokok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!