Setelah melewati masa pacaran yang lama dan melewati masa suka maupun duka dalam waktu yang tidak sebentar, Tiffany dan Sean pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, memutuskan menikah dan melepas masa lajang mereka.
Tapi belum akad nikah terlaksana Tiffany dikejutkan atas ucapan saudara angkat yang sudah dianggap oleh Tiffany seperti saudara sendiri.
"Aku hamil"
Senyum bahagia yang masih mengembang dibalik wajah Tiffany seketika berubah.
"Maksud kamu, Jes?"
"Aku hamil anak Sean"
Bagaikan petir di siang bolong, Tiffany seketika terkejut bersamaan datang nya Kay dalam kepanikan nya.
"Sean, aku pikir aku mendengar sesuatu yang salah"
Dia mencoba untuk bertanya, menahan gemuruh di dada nya.
Kemudian dunia terasa hancur, pernikahan seharusnya menjadi pernikahan nya menjadi pernikahan Jessica dan Sean.
Tiffany hancur, sehancur-hancur nya.
pada akhirnya karena malu keluarga Tiffany berencana menggantikan pernikahan putri mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nila KingShop Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit gelisah
Mansion utama keluarga besar Xavier
Jelang makan malam.
Dikala keluarga besar berkumpul, ribuan tanya terus dilesatkan, belum lagi godaan demi godaan terus terjadi pada Tiffany Sejak siang tadi. Tidak dipungkiri Tiffany kadang gelagapan dibuat nya, dia merasa bingung sendiri menjawab tiap pertanyaan yang dilesatkan oleh orang-orang apalagi harus meladeni godaan dari beberapa orang-orang disekitar nya.
"Jangan menunda momongan kalau sudah ada rejeki, kalau belum bukan masalah, kalau sudah seharusnya diberikan Allah SWT harus disyukuri"
Salah satu bibi dari keluarga Xavier bicara, menggoda nya sembari mengulum senyuman, disana mereka menikmati hidangan yang di sajikan secara terbuka, persis seperti hidangan catering pernikahan yang di tata dengan sedemikian rupa.
Tiffany mencoba mengambil buah-buahan dan berusaha untuk menuangkan minuman dingin di sisi kanan meja.
Mendengar ucapan bibi dari keluarga Xavier membuat nya terkejut, dia menoleh dan berniat menjawab tapi tangan tergelincir saat dia bergerak memegang gelas minuman dingin.
"Itu...eh..."
Dia berniat menjawab tapi gerakan refleks terjadi karena gelas tergelincir, niat hati menangkap gelas tapi khilaf malah melepas kan piring berisi buah-buahan. Tiffany menegang, melepaskan piring ditangan kanan nya dan gagal mendapatkan gelas ditangan kirinya.
Tapi siapa sangka gerakan refleks seseorang membuat nya terkejut, tangan seseorang menangkap dengan cekatan dua benda di sisi kiri dan kanan nya, persis seperti adegan film India terlalu bikin baper dan manis habis seperti permen lollipop 🍭. Gerakan slow motion terasa, Tiffany sedikit membeku hingga didetik berikut nya seseorang menempel dipunggung nya.
"Bergerak hati-hati hmmm"
Dru meletakkan piring dan gelas dari arah punggung nya, dilihat dari depan Seolah-olah laki-laki tersebut memeluk nya, terlalu manis dan romantis, membuat mata siapapun yang memandang jadi senyam-senyum kuda karena malu.
Wajah Tiffany memerah, bagian punggung terasa menempel dengan seluruh permukaan tubuh Dru, laki-laki itu persis seperti jelangkung bukan? selalu seperti itu, datang tanpa diundang tiba-tiba datang seperti bayangan.
Tiffany menoleh ke sisi kanan, menatap Dru yang tidak balik menatap dia, laki-laki tersebut fokus meletakkan gelas dan piring dari sisi kiri-kanan tubuh Tiffany, adegan nya terlalu romantis, persis seperti sebuah pelukan yang tidak benar-benar terjadi sepenuhnya, membuat jantung Tiffany tidak baik-baik saja.
Aroma maskulin Dru tercium dari balik hidung nya, laki-laki tersebut seperti nya baru pulang kerja tapi langsung membersihkan diri dan mengganti pakaian nya, rambut nya masih terlihat basah dan penampilan segar nya begitu menggoda.
Itu yang Tiffany suka dari Dru, laki-laki tersebut selalu wangi dan segar dalam segala situasi.
"Aih kamu terlambat datang Dru"
Bibi Xavier yang berdiri dihadapan Tiffany langsung senyam-senyum kuda, adegan keponakan yang romantis membuat rona wajah nya memerah, dia pikir Dru yang kaku mampu memperlakukan istrinya secara manis dan romantis.
"Maaf karena terlambat"
Dru menyentuh lembut bahu Tiffany, dia membenahi posisi nya, bergeser posisi tepat disamping kanan istrinya kemudian menundukkan kepalanya pada bibi keluarga Xavier.
Tiffany masih belum baik-baik saja, masih membiarkan netra nya menatap Dru yang hadir tiba-tiba di antara mereka.
"Istri mu gelisah menunggu, bola mata nya terlihat terus mencari mu sejak sore tadi"
Bibi Xavier kembali bicara, mengulum senyuman kemudian beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.
Dru melirik kearah Tiffany, netra mereka bertemu tanpa sengaja, membuat Tiffany ingin membuang pandangannya tapi Dru langsung berkata.
"Mau tidur di sini atau kembali kerumah?"
Gadis tersebut urung membuang pandangannya, dia menatap Dru untuk beberapa waktu.
"Ya?"
Dia bertanya pelan.
"Mommy ingin kita menginap disini"
Laki-laki tersebut kembali bicara, posisi mereka saling berhadapan antara satu dengan yang lainnya, Tiffany terlihat meragu, menatap wajah laki-laki di hadapannya tersebut sambil mengerutkan keningnya.
Didalam pemikiran nya, tiba-tiba tangan kanan Dru menyentuh lembut poni Tiffany, membuat gadis tersebut refleks terkejut, dia memejamkan sejenak bola matanya dan bisa dia rasakan Dru merapikan perlahan rambut anak rambut nya.
"Tapi jika kamu merasa tidak nyaman kita bisa pamit pulang"
Ucap laki-laki tersebut pelan.
Tiffany membuka perlahan bola matanya, dia berdebar-debar Sembari membiarkan jemari Kokoh tersebut terus merapikan anak rambut dan poni rambut nya.