Rega Zalzala adalah putra ke empat dari keluarga Duke Zalzala.
Dia satu-satunya anak yang tidak memiliki kekuatan apapun. kelahiran nya di anggap aib oleh keluarga.
Di usia 18 tahun, keluarga nya memilih untuk membuang Rega seperti seekor anjing.
Namun tanpa di sangka, di detik terakhir hidup nya... dia mendapatkan sistem Dewa.
sebuah sistem yang akan mengubah hidup nya dari seorang pecundang menjadi seorang Raja.
ini adalah perjalanan Rega Zalzala membalas dendam dan menjadi Kesatria terkuat di kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bonggiw01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Tiga hari berlalu.
Di tengah perjalanan yang semakin mendekati ibu kota, Rega membuka status sistemnya sambil terus berjalan di jalan berbatu yang mulai dipenuhi pedagang, petani, dan pelancong.
[STATUS: REGA ZALZALA]
Usia: 18 Tahun
Kultivasi Qi: Tahap Pembentukan Qi - Level 3
Kultivasi Tubuh: Tahap Pembentukan Qi - Level 1
Mentalitas: Tahap Awal - Level 10
Skill Utama: Skill Harvest, Sword Sight, Master Reading, Alchemy Core
Skill Kedua: Steal]
Rega menatap data itu dengan tenang, tanpa sedikit pun keangkuhan.
‘Sudah cukup cepat. Banyak orang butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai Tahap Pembentukan Qi… tapi aku? Hanya dalam beberapa hari.’
Tangannya terangkat, memperlihatkan sebuah Pil Pemulihan Qi Dasar yang berkilau hijau lembut di telapak tangannya.
‘Pil ini… awalnya luar biasa. Tapi karena aku terlalu sering meminumnya, efeknya semakin berkurang. Tubuhku mulai membangun toleransi. Aku harus segera membuat pil baru yang lebih kuat… sesuatu yang lebih berevolusi.’
Sementara ia berpikir, suara bersemangat memecah keheningan.
“Aniki! Lihat!” seru Atar, menunjuk ke depan dengan senyum lebar. “Itu Ibu Kota Kerajaan Helyendra! Kita sampai satu hari lebih cepat!”
Dari kejauhan, dinding raksasa berwarna abu-abu gelap menjulang tinggi.
Bendera-bendera besar berkibar di atas gerbang, dan lalu lintas warga serta kereta memenuhi jalan.
“Bagus. Artinya kita punya waktu ekstra untuk bersiap sebelum tes dimulai,” ucap Rega tanpa ekspresi, tapi langkah kakinya sedikit lebih cepat.
Di Gerbang Utama Kota Helyendra
Antrean panjang mengular. Di kiri-kanan, penjaga bersenjata lengkap memeriksa setiap pengunjung.
Ada pedagang, petani, hingga pendekar muda yang datang dari berbagai penjuru negeri.
Rega dan Atar ikut mengantri. Wajah Rega tenang, tapi mata Atar terlihat gugup.
Saat mereka sampai di depan pos pemeriksaan…
“Apa tujuan kalian masuk kota?” tanya prajurit penjaga, nada suaranya tegas dan curiga.
“Kami ingin mengikuti Tes Ksatria yang digelar besok,” jawab Atar sopan sambil sedikit membungkuk.
Prajurit itu menyipitkan mata. “Kultivasi kalian?”
“Tahap Pembentukan Qi - Level 5,” jawab Atar bangga.
“Tahap Pembentukan Qi - Level 3,” ujar Rega datar.
Prajurit itu mencatat sesuatu di papan sihirnya. Lalu mengangguk.
“Baik. Biaya masuk. 1 keping emas per orang.”
Atar tertegun. “A-apa?! Satu keping emas?!”
Wajahnya memucat. Ia menoleh ke Rega, lalu menatap ke arah penjaga lagi. “Kami... kami tidak tahu biaya masuk sebesar itu…”
“Tidak punya emas, berarti tidak bisa masuk!” bentak prajurit itu kasar. “Minggir! Jangan buang waktu!”
Rega tetap diam.
Atar menunduk, wajahnya penuh rasa bersalah. “Aniki… maafkan aku. Aku yang membawamu ke sini… tapi aku bahkan tidak tahu bahwa biaya masuknya sebesar ini…”
Rega tidak langsung menjawab.
Tapi tiba-tiba, dia menyeringai. Mata hitamnya bersinar dengan aura licik dan misterius.
“Kau tidak perlu khawatir, Atar. Aku punya… ide.”
Atar langsung menegang.
‘Sial… Setiap kali dia menyeringai seperti itu, pasti ada hal gila yang akan dia lakukan.’
“Aniki… kau ingin melakukan apa? Ini bukan hal gila kan?”
Rega menepuk pundaknya. “Percayalah. Aku memiliki ide yang sangat bagus... dan mereka akan membuka gerbang untuk kita… dengan senyum.”
Atar menelan ludah. ‘Tolong… jangan bilang dia akan menyamar jadi bangsawan atau membuat keributan...’
Namun, dengan Rega, hal paling gila bisa jadi langkah paling cerdas.
Rega mencondongkan tubuh, membisikkan sesuatu ke telinga Atar.
Suaranya pelan, nyaris tak terdengar, tapi sorot matanya penuh perhitungan tajam.
Atar mengangguk… sekali… dua kali… tiga kali…
Setiap lima detik, anggukannya semakin mantap.
Begitu Rega memberikan satu buah Pil Pemulihan Qi Dasar, mata Atar langsung bersinar.
“Itu ide yang jenius, Aniki! Aku akan melakukannya!” serunya penuh semangat.
“Bagus.” Rega menyeringai. “Tugasmu sangat penting, Atar. Pastikan... semua mata tertuju padamu.”
Atar menggenggam pil itu dengan erat, dadanya membusung. “Percayakan padaku Aniki! Aku akan melakukan nya dengan benar!”
Lalu... Rencana pun dimulai.
Beberapa langkah dari antrean gerbang kota, Atar naik ke atas sebuah batu besar di pinggir jalan.
Ia berdiri tinggi, menarik napas dalam-dalam, lalu berteriak dengan lantang:
“MOHON PERHATIAN, SEMUANYA!!”
Kerumunan ratusan orang yang tengah mengantri menoleh ke arahnya. Pedagang, petualang, bahkan beberapa penjaga di depan gerbang ikut melirik.
“AKU MEMBAWA SEBUAH ITEM LANGKA! SESUATU YANG HAMPIR TAK MUNGKIN DITEMUKAN DI PASAR!”
Tangannya terangkat, memamerkan sebuah pil hijau kecil yang bersinar lembut di bawah cahaya matahari.
“INI ADALAH PIL PEMULIHAN QI DASAR!!”
Orang-orang mulai membentuk lingkaran, beberapa tertawa, sebagian lain mencibir.
“Pfftt… Pil biasa.”
“Yang bener aja. Si bocah ini kira kita tidak tahu pasar?”
"Pil seperti itu sangat banyak di pasar"
Namun Atar tidak mundur. Matanya bersinar penuh keyakinan.
“Benar, ini memang Pil Pemulihan Qi Dasar… tapi kalian harus tahu... Pil ini memiliki KESEMPURNAAN 98%!”
“APA?!”
Sontak suasana berubah.
“Tidak mungkin!”
“98%? Itu… itu nyaris mustahil!”
“Bahkan alkimiawan terbaik hanya mampu menyentuh 80–85% untuk pil sekelas itu!”
Teriakan protes dan ketidakpercayaan langsung menggema.
“apa Kau mau menipu kami?! Mana mungkin bocah seperti kau bisa punya pil semacam itu!”
Namun Atar hanya tersenyum. “Kalian boleh tidak percaya. Tapi… aku tidak berbohong. Kalian bisa periksa sendiri!”
Dari antara kerumunan, seorang pria muda berjubah cokelat melangkah maju.
Matanya tajam, dan ada simbol Cauldron Flame di dada jubahnya tanda bahwa dia seorang Alkimiawan Bersertifikat.
“Aku Tristan, alkimia tingkat dua dari Asosiasi Alkimia Helyendra. Biar aku yang menilai.”
Semua orang menahan napas saat Tristan mengambil pil itu, mengangkatnya ke arah cahaya, lalu mencium aroma herbalnya.
Wajahnya berubah seketika.
“Mu-mustahil..!! Ini benar-benar pil dengan kesempurnaan 98%!”
GEMURUH Kerumunan meledak dalam kekacauan.
“APA?! BENAR?!”
“JIKA BENAR, PIL ITU… 10 KALI LIPAT LEBIH KUAT DARI PIL UMUM!”
"SIALAN! ITU BARANG LANGKA!"
“AKU HARUS MEMILIKINYA!”
Sorakan, teriakan, dan dorongan mulai terjadi. Orang-orang mulai maju berebut.
Atar berdiri tegak di atas batu.
Wajahnya penuh percaya diri.
Inilah momen yang ditunggu.
“Karena aku tak punya emas untuk masuk ke dalam kota… maka aku akan melelang pil ini DI SINI!”
“WOOOOAAAAHH!!”
Seluruh penjaga, warga, dan para petualang kini berkumpul. Bahkan antrean masuk kota terabaikan.
“Kita mulai dari 10 gold!!”
“12 GOLD!”
“17 GOLD!”
“25 GOLD!!”
“30 GOLD!!!”
Atar menahan senyum lebar sambil melirik ke arah Rega, yang kini bersiap melancarkan aksinya. Para penjaga sibuk menahan kerumunan agar tidak rusuh.
Dan Rega. Ia hanya berjalan pelan, dengan langkah ringan dan aura tak terdeteksi.
‘Semua perhatian tertuju pada Atar. Penjaga lengah. Ini kesempatan ku! Sempurna.'
Langkah Rega mnyelinap di antara kerumunan.
Sementara itu…
Tristan mencengkeram jubahnya. Matanya tak pernah lepas dari Atar dan pil itu.
‘Siapa yang membuat pil ini? Siapa alkemis di baliknya? Aku harus tahu…’
‘Jika aku bisa menemukan pembuat pil ini, aku bisa belajar banyak hal dari nya!’ Pikir nya.
Dan Atar, masih di atas batu, terus memancing.
“Jangan khawatir! Ini baru yang pertama! Masih ada satu lagi yang akan dilelang... jika kalian sabar menunggu! Ayo tingkatkan lagi harga nya!”
Kerumunan makin beringas. Dan jauh dari sana... Rega bersiap melakukan aksinya.
brrti bner ini inspirasinya dri black clover😃😃😃