Pitung yang merupakan Wibu garis keras sedang menonton Anime baru di Bioskop, tiba-tiba tersedak Popcorn saat pemutaran film baru dimulai.
Pitung tewas tanpa ada penonton yang mengetahuinya dan jiwanya bertransmigrasi ke tubuh Raja Iblis yang sedang sekarat.
“Eh... kenapa Aku menjadi Raja Iblis Zagralaas!” Pitung berteriak histeris.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naik Level
[Selamat Peningkatan Satu Level]
[Selamat Penambahan 1000 Mana]
“Hmm, tumben nih ngasih mana yang lumayan banyak,” gumam Pitung senang dengan penambahan Mana itu.
[Selamat Peningkatan Satu Level Satu Party Anda]
“Eh?” Pitung terkejut dengan hadiah undian yang satu ini, dia tidak menyangka ada hadiah peningkatan Level rekan-rekannya. “Dapat Sembilan kali saja yang seperti ini maka Netla dan Larissa akan mencapai Level 100.”
Pitung segera menggunakan Skill Deeping Eyes dan Kedua gadis cantik disebelahnya benar-benar naik ke Level 91.
[Selamat Peningkatan Skill Hellfire Fist ke Tingkat Menengah]
[Selamat Mendapatkan Skill Manipulasi Sihir Tingkat Rendah]
“Akhirnya mendapatkan Item Rare juga!” Pitung sangat senang, sekarang ia sudah dapat menggunakan Sihir. “Pantas saja Raja Iblis Zagralaas sangat ditakuti oleh musuh dan sekutunya, ternyata Skill-nya bukan hanya Kesatria Sihir tetapi ia juga seorang Penyihir.”
Beast Elang Putih tiba-tiba melintas di atas Pitung, seorang Pria dan Dua Wanita tampak berada di punggung Beast itu. Mereka memiliki Level 100 dan menuju ke arah Kota Senderos.
Pitung yakin mereka pasti datang untuk menyelidiki kejadian di Labirin dibawah Kuil Cahaya itu.
“Kami harus segera menjauh dari sini, aku takut Jean akan mengatakan bahwa aku adalah Raja Iblis!” gumam Pitung sembari membangunkan Netla Durand dan Larissa Blackwood.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju Kota Pelabuhan Ella.
Sambil berjalan, Pitung memperhatikan Panel Virtual Demon King System.
[Identitas Pengguna: Zagralaas (Pitung)
Level: 75
Mana: 4.000
Skill: Deeping Eyes, Demonic Sword Art tingkat menengah, Hellfire Fist tingkat menengah, Manipulasi Sihir Tingkat Rendah
Poin: 0]
“Eh, kapan aku naik ke Level 91?”
Suara teriakan Netla Durand membuat Pitung terkejut dan melompat sembari memasang kuda-kuda Silat.
Larissa Blackwood tertawa melihat reaksi Pitung itu dan dia juga tidak menyangka kalau Levelnya telah mencapai Level 91, padahal sudah lama ia tertahan di Level 90 dan tidak menemukan solusi menaikkan Levelnya.
Pitung tersenyum lebar, dengan bangga ia berkata, “Aku sedang murah hati dan memberikan kalian sedikit keberuntungan.”
“Mana ada keberuntungan seperti itu?” sela Netla Durand tidak percaya, tetapi saat ia memperhatikan Level Pitung—dia langsung terkejut. “Tuan telah mencapai Level 75!” Kini ia akhirnya percaya dengan ucapan Pitung.
“Tuan, kan... Raja Iblis yang pernah ditakuti di dunia Nistenia ini, jadi wajar saja ia dengan mudah mengembalikan kekuatannya,” sahut Larissa memuji Pitung sembari merangkul tangannya.
Netla Durand merasa Penyihir Kegelapan memanfaatkan momen ini menggoda tuannya, sebagai Pelayan Raja Iblis paling setia tentu ia merasa tersaingi oleh sikap Larissa itu.
Dia pun merangkul tangan kanan Pitung dan menatap Larissa yang menyeringai padanya dengan tatapan tajam.
“He-he-he... rasanya aku sudah seperti Protagonis Isekai yang menjadi rebutan gadis-gadis,” pikir Pitung tersenyum lebar.
“Hei, kalian jangan menghalangi jalan!” tegur seorang Kesatria Sihir wanita berparas cantik, tangan kanannya menggenggam Tombak Perak yang disandarkan di pundaknya.
Belasan Kesatria Sihir dan Penyihir berjalan di belakang wanita itu. Beberapa diantara mereka tersenyum melihat Pitung dirangkul oleh Penyihir cantik, sedangkan yang Pria tampak menatap iri.
“Jangan cemburu, bro... wajar saja dia dirangkul wanita cantik karena Levelnya 75,” kata Penyihir yang menggunakan Skill Deeping Eyes melihat Level milik Pitung.
Pria disebelahnya langsung terkejut mendengarnya. “Berarti dia memiliki Level yang sama dengan Nona Helen Flanagan? Bagaimana dengan kedua wanita itu?”
“Keduanya memiliki Level 40,” sahut Penyihir itu.
Netla Durand tidak merubah Level mereka karena malas merapal mantera Sihir yang akan menguras lebih banyak Mana. Toh, itu cuma Level palsu dan bila mereka bertarung maka mereka akan tetap menggunakan kekuatan Level asli mereka.
Sudut bibir Helen Flanagan memancarkan senyuman tipis setelah mendengar perbincangan bawahannya.
Kesatria Sihir Pengguna Tombak Perak itu lantas menepuk-nepuk pundak Pitung, walaupun wajahnya sangat cantik tetapi pembawaan sikapnya terlihat seperti laki-laki.
Pitung berpikir itu mungkin karena ia sering bergaul dengan para Kesatria Sihir Pria, karena para wanita biasanya lebih memilih menjadi Penyihir ketimbang Kesatria Sihir yang mengharuskan mereka berhadapan langsung dengan musuh.
“Apa kalian menuju ladang pertanian Desa Adonara juga?” Helen bertanya seolah-olah ia sangat akrab dengan Pitung.
Pitung tentu kebingungan serta tidak menyangka wanita yang awalnya terlihat arogan ini akan menjadi ramah dalam sekejap.
“Kami akan menuju Kota Ella, memangnya ada apa dengan Desa Adonara?” tanya Pitung penasaran, dia langsung tertarik dengan Desa itu dan bila ada masalah di sana maka dirinya akan dengan sukarela mau membantu mana tahu misi dari Demon King System terpicu sehingga ia akan mendulang Poin lagi dan kesempatan mengembalikan kekuatan Raja Iblis Zagralaas semakin terbuka lebar.
Dengan Level yang sekarang, Pitung masih khawatir akan ada yang menyadari kalau dirinya sebenarnya adalah mantan Raja Iblis dan harus berhadapan dengan para Inkuisitor atau Pahlawan Nistenia.
Sekarang ia tidak memiliki Item Sihir Necromancer lagi, bila ia berhadapan dengan mereka tentu Pitung akan langsung menjadi debu dan Netla Durand akan menjadi tunggangan para Pahlawan Nistenia seperti dalam trailer film anime yang dimasukinya ini.
“Oh, ternyata kalian tidak ke sana,” sahut Helen Flanagan dengan ekspresi wajah kecewa, “beberapa penduduk Desa melihat Orc dipinggiran hutan dan hewan-hewan ternak mereka juga menghilang sangat banyak akhir-akhir ini. Guild Meteor khawatir para Orc itu berencana menginvasi Desa Adonara dan mengirim kami untuk melakukan penyelidikan apakah mereka itu Orc liar yang kebetulan singgah di sana atau bagian dari Pasukan Raja Iblis Eblirt yang hendak mengambil alih Desa itu.”
Pitung akhirnya mengerti kenapa mereka datang dengan jumlah yang banyak, karena Orc adalah mahkluk yang besar dan kuat.
“Hmm, kenapa misi dari Demon King System tidak terpicu?” Pitung kebingungan, saat bertemu Iblis Gral juga Demon King System tidak terpicu. “Apakah karena Orc juga merupakan bagian dari Pasukan Raja Iblis?” pikirnya berspekulasi.
Walaupun Demon King System tidak terpicu, Pitung tetap tertarik ke sana—karena tujuannya ke Kota Ella juga hanya ingin melihat lautan saja, sebab Netla Durand ingin ke Pantai dan dirinya ingin melihat Elf-Elf cantik di Pulau Hazel. Namun, itu masih bisa ditunda, lebih baik ia ikut dengan Helen Flanagan ke Desa Adonara sembari mencoba kekuatan Level 75-nya.
“Kami juga anggota Guild Meteor dari cabang Kota Trivoni, bagaimana kalau kalau kami menemani kalian ke sana?” sahut Pitung.
Helen Flanagan sangat senang mendengarnya dan langsung menganggukkan kepala serta mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Pitung langsung menjabat tangan Helen Flanagan yang terasa lembut itu—padahal dia adalah Pengguna Tombak yang biasanya telapak tangannya akan terasa kasar.
“Mohon kerjasama tuan ....”
“Zagralaas!” sahut Pitung.
“Aku Helen Flanagan... namamu saat ini menjadi buah bibir, kamu bukan Raja Iblis Zagralaas, kan?” canda Helen Flanagan tertawa terkekeh-kekeh.
Pitung ikut tertawa dan berkata, “Semoga saja aku sekuat Raja Iblis itu agar dapat menggemparkan Dunia ha-ha-ha ....”
Semua orang tertawa mendengar ucapan Pitung yang bertingkah seolah-olah dirinya adalah Raja Iblis itu, hanya Netla Durand dan Larissa Blackwood saja yang tetap memilih diam saja.