NovelToon NovelToon
My Lovely SPG

My Lovely SPG

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Danisa seorang gadis cantik dan sederhana. Tidak tamat SMU karena kondisi perekonomian keluarganya yang sulit mengharuskannya bekerja dan merelakan cita-cita.

Demi membantu menyambung kehidupan ibu dan adik-adiknya, Danisa rela bekerja banting tulang menjadi SPG di toko sepatu di sebuah mall.

Suatu hari, pertemuannya dengan laki-laki berpenampilan compang-camping yang menurutnya seorang tuna wisma, Danisa memberikannya jatah makan siangnya.

Siapa sangka rupanya pertemuan itu mengubah alur takdir Danisa hampir keseluruhan karena ternyata pria yang dia kira miskin itu adalah pemilik perusahaan brand sepatu tempat dia bekerja.

Bagaimana kisah Danisa? Ayo kita berkelana di sini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semesta Sedang Menunjukkan

Pagi hari saat karyawan sedang bersiap sebelum toko dibuka, Danisa dan Burhan berada di gudang untuk menyiapakan produk yang seringnya ditanyakan pelanggan yang datang atau istilahnya produk best seller minggu ini.

“Hari ini weekend, kamu biasanya melakukan apa?”

Danisa menggeleng. “Tidak ada bedanya weekend atau hari biasa, di rumah saja kalau tidak bekerja. Temanni ibu sama adik-adikku.”

“Really? Never came out? Wow, anak rumahan dong. Hem, malam nanti ke grand park yuk?” ajak Burhan.

Grand park menjadi tempat yang ramai dan terkenal untuk dikunjungi, tempat kegemaran anak muda yang berpacaran hingga pasangan dewasa untuk bersenang-senang di akhir pekan. Belum sempat menjawab, seseorang datang dan berlari menghampiri mereka.

“Gisel, ada apa?” tanya Danisa cemas pada rekan kerja sebayanya yang datang tergopoh-gopoh seperti dikejar hantu.

“Nis, Danisa. Lo dipanggil Pak Anjas, buat bantuin kita meladeni tamu wanita yang tak berperasaan, nyebelin banget mentang-mentang punya master black card member,” ujar Gisel yang napasnya hampir terputus.

“Master black card? Baru pernah dengar, memangnya ada?” tanya Danisa yang baru mendengar istilah itu.

“Ada, tapi hanya orang tertentu saja pemiliknya,” ujar Burhan tiba-tiba.

Sama penasarannya, mereka semua keluar dan akan melihat siapa pemilik kartu member super langka itu. Dari balik celah ruangan berdinding kaca. Burhan mengendap-endap, ingin melihat siapa pemilik kartu itu. Setahunya, kartu itu hanya rilis khusus untuk orang-orang terdekatnya seperti keluarga dan kekasihnya saja.

“Setahuku hanya Arnetta keluargaku saja yang memiliki kartu itu secara khusus, tapi wanita songong seperti apa yang staf itu katakan,” kata hati Burhan yang ikut penasaran juga.

Setahu Burhan, wanita yang memegang kartu itu hanya Arnetta dan ibunya, lalu siapa yang bersikap songong di antara dua wanita itu?

Saat pandangannya mengedar ke dalam ditemuinya sosok wanita yang duduk menyilangkan kaki di atas sofa empuk, betapa terkejutnya dia melihat sosok itu.

“Arnetta?” lirih Burhan di bibirnya.

“Oh Tuhan! Wanita itu lagi!” ujar Danisa tercekat, dia langsung menutup mulutnya.

“Kau mengenalnya?” tanya Burhan.

“Iya, aku pernah bertemu dengannya di hotel kala itu. Singkat cerita, dia pernah cekcok dengan temanku dan rupanya dia kekasih kakak temanku. Hampir tunangan, tapi gagal,” ungkap Danisa.

Hah?!

Burhan terperangah saat gadis itu tahu cerita kelam tentang dirinya dan Arnetta yang gagal bertunangan, padahal waktu itu hanya ada anggota keluarga yang tahu akan hal itu.

“Kau tahu apa yang terjadi di hotel saat itu? Dia dengan sombongnya mengaku jika ia akan menjadi menantu dari pemilik hotel itu, padahal temanku itu anak kandung pemilik hotel yang sesungguhnya.”

“Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?” tanya Burhan.

“Tentu saja temanku marah besar, dia bilang akan menandai wajah wanita itu. Temanku mengatakan jika dia tidak sudi mempunyai kakak ipar sepertinya dan bahkan dia tidak pantas menjadi pendamping untuk kakaknya,” ujar Danisa.

“Jadi, kau temannya Nadira?” tanya Burhan.

Danisa mangap. “Darimana kau tahu temanku itu bernama Nadira?”

Bahkan sejak tadi dia tak menyebut nama temannya itu.

“Aku …” kata Burhan walau tercekat karena kini Gisel telah menarik tangan Danisa untuk cepat masuk ke dalam private room untuk membantu dirinya dan Anjas melayani tamu istimewa pemilik kartu member master black.

Sedangkan, Burhan. Dia kembali ke gudang, tentu dia tidak bisa dan tidak mau bertemu dengan Arnetta di sini. Namun, informasi yang dia dapatkan dari mulut Danisa sebelumnya, rasanya ia penasaran dengan sosok Arnetta di mata orang lain.

Sikap angkuh Arnetta terpampang jelas sudah di mata semua orang, karyawan yang berulang kali diminta untuk melepas pasangkan sepatu di kedua kakinya.

“Ya, itu kekecilan. Aku mau yang lain, jangan yang norak!” kata wanita itu.

“Hei, kau! Ya, kamu!” tunjukknya pada Danisa.

“Duduk dan bersihkan kakiku, lalu pasangkan sepatu yang itu,” perintahnya.

Danisa bertatapan dengan staf yang berada di sana, bahkan Anjas sampai menggeleng-gelengkan kepala.

“Hei! Kamu tidak mau? Aku laporkan kau pada pemilik gerai ini ya! Aku mengenal betul siapa pemiliknya, aku kekasih pemilik gerai ini, paham?” ujar Arnetta dengan bangganya.

"Lagi-lagi dia mengaku-aku," batin Danisa.

Danisa menurut, dia mengambil kain lembut untuk mengelap telapak kaki wanita itu. Sebab kaki wanita itu terlepas dari tangan Danisa dan mengakibatkan kaki si cantik Arnetta terjatuh dari paha Danisa, lantas wanita itu mengamuk.

“Hei! Kasar sekali kau? Beraninya menjatuhkan kakiku! Akan aku laporkan kau ke kekasihku supaya kau dipecat saja dari sini, dasar tidak becus!” kata Arnetta yang mendorong sisi bahu Danisa.

Di luar ruangan, rupanya laki-laki itu sedang mengamati apa yang sedang terjadi. Dan begitu terkejutnya saat melihat sikap Arnetta yang sama persis seperti yang Nadira dan gadis itu ceritakan. Angkuh. Arnetta yang ini bukan wanita lemah lembut, manja, dan penyayang seperti yang dia kenal selama ini. Dia menjadi sosok yang arogan dan garang seperti singa.

Hatinya bimbang, sepertinya alam tengah mengungkap siapa sosok sebenarnya dari calon istrinya itu, Herxi sedang diberikan penglihatan asli bagaimana rupa hati sang kekasih.

Herxi menghela napas panjang saat melihat secara sengaja Arnetta mendorong tubuh Danisa sampai gadis itu terduduk dan nyaris hilang keseimbangan. Kasar, itu yang tercetus di hati laki-laki itu saat melihat perlakukannya pada para staf toko yang melayaninya.

“Mentang-mentang punya kuasa dan segala materi yang kuberikan padamu, seperti itukah caramu memperlakukan orang lain?” bisiknya kemudian.

--

"Hati-hati di jalan, Nona. Senang melayani Anda, datanglah kembali di lain hari," kata Danisa seraya membukakan pintu utama untuknya keluar setelah mendapatkan barang yang diinginkan.

"Oh ya, aku suka pelayananmu. Siapa namamu?" tanya Arnetta di depan gerai.

"Saya Danisa, Nona."

Alis Arnetta tampak mengerut seperti tidak asing dengan satu nama itu, tetapi dia terlupa siapa.

Danisa mengantarkan tamu istimewa itu sampai keluar gerainya. Melambaikan tangannya disertai dengan senyuman dan tundukkan kepala sebagai salam perpisahan.

Sampai wanita itu berlalu berjalan pergi bersama dengan seorang pria yang ternyata telah menunggunya di depan gerai. Dia merangkul lengan pria itu hingga hilang di balik eskalator yang berjalan turun.

"Hufft ...." Danisa mengembuskan napas lega, berulang kali ia mengelus dadanya.

"Capek!" ujarnya seraya mendudukan diri selonjoran di lantai di balik meja kasir. Lalu, orang-orang di sana mengusap lengan dan punggung Danisa.

"Terima kasih ya, Nis. Kamu keren bisa sesabar itu," kata Gisel dan teman-teman kerja yang lain turut memuji kesabaran Danisa bahkan masih bisa tersenyum meski berulang kali ia dikerjai oleh pelanggan wanita barusan yang minta dilayani ini dan itu.

Saat sedang kelelahan jiwa dan raganya, seseorang datang memberikan segelas air putih.

"Minum dulu," perintahnya, tidak lain Burhanlah orangnya.

Danisa menerima gelas itu, setelah tegukan air itu tandas, dia teringat sesuatu. "Han, perbincangan kita belum selesai tadi. Darimana kamu tahu nama temanku itu Nadira?" kata Danisa spontan teringat topik pembahasan terakhir bersama Burhan.

1
LISA
Hehee..Nisa g tau klo cowo itu bos nya..
LISA
Aq nunggu Kak
LISA
Kita menunggu update nya Kak
LISA
Kesempatan utk Danisa nih
Fri5
nah loh2...... ada udang dibalik bakwan 🤭Hasby gercep jg, langsung broadcast 😂😂😅
🅰️Rion bee 🐝
nah lo salah pahamkan buru lurusin Danisa ntar burhanya ngreog lagi..😃
Ummi Sulastri Berliana Tobing
lanjut
ummaia windarni
salam kenal kak,aki Winda dari Tangerang
happy shalalala: halo... Salam kenal yaa🤗
total 1 replies
Felicia amira
lanjut kak
happy shalalala: Oke kak☺
total 1 replies
Fri5
ntar satpamnya yg diusir Burhan koq Nia 😀🤭
happy shalalala: hahahaha😂
Fri5: Nisa maksdnya
total 2 replies
dzaky ej
Lanjut kak, makin seru cerita x
happy shalalala: Oke, thanks yaaa
total 1 replies
Ummi Sulastri Berliana Tobing
lanjut ☺️☺️☺️
happy shalalala: okey!!!🥰
total 1 replies
Fri5
Yeay......😀 makasih ya kak sdh update lagi👍🤗
happy shalalala: samasama🤗
total 1 replies
Ummi Sulastri Berliana Tobing
terimakasih g jadi Hiatus Thor
lanjut LG
Akasia Rembulan
ditunggu ya kak.. tetap semangat
Fri5
jangan lama2 kak 😥
dewi: kenapa ngak d terusin sampai tamat kk karyanya syg lo
total 1 replies
Felicia amira
😒😒
Ummi Sulastri Berliana Tobing
ya sayang sekali☹️☹️
dewi
iya iyalah itu emang ponsel kk lu nadira yg udh kecantol d bucin habis dgn sohib mu tp blm berani terusterang ngih bantuin tu kk mu herix buat luluhin hati danisa heeee
Felicia amira
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!