THE COLDEST SNOW

Alexa sampai di Korea. Ia akan mengadakan pertemuan dengan Perusahaan Kim Tech yang bergerak dalam bidang IT. Begitu mereka menginjakkan kaki di sana, Alexa langsung pergi menuju hotel karena ia ingin beristirahat.

Mereka memesan sebuah kamar yang cukup besar, yang di dalamnya terdapat 2 kamar tidur lagi. Alexa akan menempati yang satu, sementara James dan Claudia menempati yang satunya lagi.

"James, Clau, kalian siapkan semua bahan untuk meeting besok. Aku tak ingin terlalu lama di sini," ucap Alexa.

"Baik, Nona," James dan Claudia langsung mengerjakan pekerjaan mereka sementara Alexa masuk ke dalam kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan mulai berendam. Dengan menggunakan aroma therapy yang menenangkan, Alexa memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam.

"Nona .... Nona ....," Alexa tersadar ketika mendengar suara Claudia memanggilnya. Ia melihat ke arah jam dan baru sadar kalau ia telah terlelap selama 1 jam.

"Iya Clau, aku mendengarmu," balas Alexa.

"Kita akan keluar makan, Nona."

"Baiklah Clau, tunggu aku sebentar," Alexa langsung membersihkan dirinya dibawah kucuran air shower yang hangat.

*****

"Kalian harus membuat proyek kosmetik itu menjadi milik Perusahaan Evans," ucap Alexa sambil menandatangani beberapa berkas yang akan mereka kirimkan pada Earl.

"Jangan khawatir, Nona. Aku sendiri yang akan memastikannya," ucap James.

"Baiklah kalau begitu. Besok setelah pertemuan dan penandatanganan kerjasama dengan Perusahaan Kim Tech, kalian aku beri libur di sini selama seminggu, sementara aku akan kembali ke Jakarta. Setelahnya, bekerjalah dengan giat," ucap Alexa sambil tersenyum dan mengepalkan tangannya seakan memberi semangat.

"Terima kasih, Nona! Kami akan selalu bekerja dengan giat tanpa anda harus memberikan kami hadiah," ucap Claudia tersenyum dan memegang tangan Alexa.

"Aku lah yang seharusnya berterima kasih pada kalian karena telah banyak membantuku."

Mereka kembali ke kamar masing masing setelah menyelesaikan beberapa berkas. Alexa pun berbaring di atas tempat tidurnya. Ia mengambil ponsel dan menghubungi Mom Mia.

"Halo, Mom."

"Sayang, ada apa denganmu? Mengapa wajahmi terlihat sangat lelah?" tanya Mom Mia.

"Aku baru sampai di Korea, Mom."

"Korea? Pulanglah ke sini setelah kamu menyelesaikan pekerjaanmu di sana," ucap Mom Mia.

"Hmm, memang rencanaku seperti itu, Mom."

"Berapa hari kamu akan berada di sana?"

"Hanya besok saja, Mom. Aku merindukanmu," ucap Alexa memelas.

"Mommy juga merindukanmu. Baiklah, kamu kabari Mommy kapan kamu akan sampai. Mom sendiri yang akan menjemputmu di bandara."

"Baiklah, Mom. I love you."

"I love you too, sayang."

Alexa meletakkan ponselnya di atas nakas dan berusaha untuk tidur. Ia ingin hari ini segera lewat hingga besok ia bisa menyelesaikan semuanya dan kembali ke Jakarta untuk menemui keluarganya.

*****

Darren berkutat dengan berkas berkas setiap hari. Mejanya begitu penuh dengan tumpukan map.

"La! Lala!" teriak Darren memanggil sekretarisnya.

"I-iya, Tuan," Lala terburu buru memasuki ruangan Darren, padahal ia sedang menikmati makan siangnya.

"Hari ini kamu lembur dan bantu aku menyelesaikan semua ini," ucap Darren sepihak.

"Baik, Tuan," Lala yang hendak keluar dari ruangan Darren pun berhenti karena Darren kembali memanggilnya.

"Siapa yang menyuruhmu keluar? Sekarang duduk di sana dan mulai kerjakan!"

"T-tapi saya sedang makan siang dulu, Tuan," ujar Lala. Ia tak ingin melewatkan makan siangnya lagi karena tadi pagi ia sudah melewatkan sarapannya.

"Enak sekali kamu makan siang sementara aku harus bekerja sendiri di sini!" ucap Darren.

"Lha, tapi kan uangnya semua masuk ke Tuan," ucap Lala dengan polos.

"K-kamu itu!!! Cepat selesaikan makanmu dan kerjakan semua ini. Jangan pulang kalau belum selesai!"

"Ba-baik, Tuan," ucap Lala akhirnya melipir pergi untuk menghabiskan makan siangnya.

Darren memegang kepalanya yang terasa begitu pening karena menghadapi tumpukan berkas berkas itu. Ia membuka laci meja kerjanya untuk mencari sesuatu. Namun, ia melihat sesuatu terselip di antara lembaran buku miliknya.

Darren mengangkat foto yang sudah lama ia simpan, bahkan menjadikannya sebagai pembatas buku. Ia melakukan itu agar bisa selalu melihat wajah sang kekasih.

"Al, kamu pasti marah sekali padaku. Sejujurnya aku sangat mencintaimu, tapi ... sikapmu yang sok suci dan tak mau kusentuh, membuatku tak bisa bertahan. Aku pria dewasa dan aku membutuhkan suatu hubungan yang intim," gumam Darren sambil terus memandangi foto Alexa.

Darren membuka dompet miliknya dan memasukkan foto Alexa ke dalamnya, "Apa kita bisa bersama lagi? Aku akan segera menikahimu dan membuat keluarga yang bahagia. Kamu pasti masih mencintaiku, aku yakin itu. Aku akan menemuimu ketika Sisca sudag melahirkan. Aku akan menceraikannya dan kembali padamu."

*****

Alexa kembali ke Indonesia setelah ia menyelesaikan pertemuannya dengan Perusahaan Kim Tech. Untuk kali ini, ia menggunakan identitas aslinya. Alexa Snowy Williams, pemilik dan pemimpin Alpenze Coorp.

Pemimpin Perusahaan Kim Tech begitu terpesona dengan kecerdasan yang dimiliki oleh Alexa. Oleh karena itulah mereka langsung sepakat untuk melakukan kerjasama.

Proses berlangsung dengan sangat cepat sehingga Alexa bisa segeta kembali ke Jakarta. Ia mengambil penerbangan tercepat dan kini ia sudah berada di dalam pesawat.

Alexa tak memberitahukan kepada Mom Mia tentang kepulangannya karena ia tak ingin merepotkan. Ia juga ingin memberikan kejutan pada Dad Azka.

Sebuah taksi berhenti di depan kediaman Williams. Seorang wanita dengan balutan blazer dan rok selutut, serta mengenakan kacamata hitam, turun dari taksi tersebut. Sang sopir taksi membantu mengeluarkan koper dari dalam bagasi.

Seorang security yang melihat kedatangan Nona mudanya, langsung menghampiri dan mengambil alih koper tersebut dari tangan sang supir taksi. Ia juga memberikan rasa hormat pada Nona mudanya itu.

Alexa memasuki rumah dengan perlahan. Ia ingin mengejutkan kedua orang tuanya yang kini tengah menikmati makan malam bersama dengan kakaknya, Axton.

"Jangan mengendap endap, Snow. Cepat duduk dan makanlah," ucap Dad Azka yang membuat Alexa mencebik kesal karena telah mengalami kegagalan. Axton yang melihatnya hanya bisa tertawa. Mereka berdua tak pernah berhasil mengagetkan Dad Azka

"Kamu sudah pulang, sayang? Mengapa tidak menghubungi Mommy?" tanya Mom Mia.

"Aku bisa naik taksi, Mom. Jadi tidak akan merepotkanmu."

Mom Mia menghela nafasnya, "Mom tidak akan pernah merasa direpotkan olehmu ataupun kakakmu. Mom malah senang jika kalian masih mau meminta bantuan Mommy."

"Ahh, Mommy. Maafkan aku. Sebenarnya aku ingin mengagetkan Dad, tapi ntah mengapa aku tak pernah berhasil. Bukankah itu menyebalkan?" ucap Alexa.

"Dad mengetahui semua gerak gerik kalian, jadi jangan pernah mencoba mengagetkan Dad atau kalian yang akan terkejut lebih dulu," ucap Dad Azka.

Alexa akhirnya duduk bersebelahan dengan kakaknya, Axton. Mereka menikmati makan malam bersama, membuat Alexa bahagia karena bisa merasakan kembali kehangatan keluarga.

🧡 🧡 🧡

"