Kawin Gantung Siti Arora

Siti berangkat lebih awal hari ini dia sengaja memilih duduk menunggu di bandara padahal jam keberangkatan nya masih beberapa jam lagi. Peristiwa tadi malam membuat ia malu hingga tak rela rasanya ketika bangun Romi mendapati dirinya sedang tertidur di samping dengan ranjang yang sama bahkan tanpa busana pula

huf...

"Mau di taruh di mana wajah ku kelak?" gumam nya pada diri sendiri.

Setia di bandara hingga pagi datang dan langsung terbang ke jakarta tanpa sarapan. Siti memutuskan sarapan pagi di pesawat. Langit terasa indah karena perasaan campur aduk Siti hanya karna kejadian yang akan membekas selama nya di ingatan. bagaimana kak Romi sekarang , apa masih tidur kah dia ?

Masih merenung jauh tanpa sadar pesawat mendarat di bandara dengan selamat.

"Slamat datang nona Siti?"

"dari pak dody asmara kah?" lelaki yang mengaku sebagai supir barunya itu berperawakan sedang berkulit hitam manis. ada sesuatu pada lelaki itu yang menurut Siti agak familiar alisnya itu yang bikin beda alis nya nyambung antara satu dengan yang lain seperti seseorang yang Ia kenal tapi. sudah lah...

"Yap ,saya supir pribadi anda sekarang,kata tuan Dodi langsung ke rumah non Siti "

" Saya pengen istirahat hari ini jadi kita langsung saja" jawab nya lesu ia sedang dawn sekarang hanya ingin berdiam diri seharian di kamar baru nya.

Mobil melaju ke arah perumahan mewah.Sebelum nya Siti pernah minta pengacara membelikan sebuah rumah lengkap dengan pembantu dan perabotan nya.dia tak ingin di repotkan oleh hal hal kecil seperti pembantu dan supir pribadi.Semua di percayalan pada lelaki itu tapi kedepan nya Siti harus belajar mandiri mengurus diri di mulai dari hal sepele.

Sepanjang jalan tak ada percakapan yang terdengar.Siti masih saja merenung jauh seolah olah masih di paku rapat pada memori semalam. sesekali dia mendesah berat.

"Apa sebaiknya kita berhenti dulu non, sepertinya non sedang banyak.pikiran ?'

" Tak perlu pak supir,kita langsung saja,aku capek pengen istirahat hati ini.besok siang ada pertemuan penting" jawab nya tanpa menoleh lagi.

Ia menarik nafas panjang lagi.beban nya koan terasa berat saja. Dulu hidup di kos kosan ia tak perlu memikirkan materi.cukup makan dan pakaian udah senang aja tapi kini tinggal di rumah mewah dengan supir pribadi. kira kira berapa pengeluaran nya kelak setiap bulan hah......

"Apa seratus juta cukup ya untuk untyk operasional rumah tangga?" sesungguhnya ia tak begitu mengerti dengan hal ini yang jelas ia harus lebih intens lagi mengumpulkan materi ini memuakkan.....

"Ada apa non?"

"Nggak ada apa apa kok,konsen aja ke jalan!" titah nya malas

Mobil besar itu masuk ke pekarang sebuah rumah mewah yang bisa dipastikan milik Siti pribadi.baru masuk saja sudah ada dua saptpam yang menyapa nya hormat.

Kalian tau apa di pikiran siti sekarang?

Senang karena memiliki sebuah rumah mewah lengkap dengan pembantu dan supir bahkan kini satpam?

Jika ada yang berpikir begitu maka pemikiran itu harus di buang jauh jauh.Ini bukan dunia novel yang semua serba mewah dan uang laksana kertas.bisa beli jet pribadi melanglang buana ke penjuru dunia setiap kali pengen?

Omong kosong....

Ini dunia nyata di mana orang perlu kerja keras bila ingin bermewah mewah.tak jarang manusia akan mengambil jalan pintas seperti korupsi bahkan membunuh saudara sendiri.

Sembari berjalan Siti sedang menghitung ulang biaya yang harus di keluarkan nya perbulan demi menyangga kehidupan mewah ini.ia hampir saja menelpon pengacara dan protes kenapa rumah yang di beli harus semewah ini.ini realita bukan novel catat ya ini bukan novel...

Tapi sudah lah......

Melihat sofa lembut yang bahkan terlihat nyaman mau tak mau ia kembali berpikir tentang harga sofa yang di duduki nya,jiwa miskin nya meronta ronta...

"Silahkan di minum non" seseorang meletak kan segelas teh serta camilan di atas meja Siti yang terpejam mendadak membuka mata karena merasa familiar dengan suara itu.

" Bu ani?" jeritnya

"Hehehe iya nih non Siti masih ingat aja!" wanita separuh baya itu masih hangat di pikiran Siti karena dulunia selalu main di rumag nya bahkan memanggil nya dengan ibu mertua jangan jangan......

"Ali?"

"Aku tak terkejut kau melupakan aku ,aku yang sekarang lebih menggida dari ali kecul yang celametan kan!?"

"Aaaah..kenapa tak bilang sih...Ali...?" pekik nya heboh betapa senag nya siti sekarang ,tadi dia tak begitu fokus karena masalah " wik ..wik." dan terntu saja duit hihihi.

Tanpa canggung ia memeluk ibu ani yang mampi mengembalikan memori akan hari hari indah nya dulu di kampung.

"Bu ani apa kabar ?"

"Ya gini lah non,jadi pembantu sekarang" seperti mengeluh tapi tidak juga karena ia tersenyum iklas. di kampung memang pekerjaan sebagai oemvantu sudah biasa bahkan hampir semua ibu rymah tangga adalah pembantu lepas.maksud nya seseorang yang hanya mengambil satu macam kerja semisal cuci gosok doang atau baby siter beberapa jam sembari nunggu ortu bayi pulang kerja.terkadang si bayi di bawa pulang jadi bisa sambil ngerjain pekerjaan rumah.

Tapi jarang yang mau full jadi pembantu yang jelas kehadiran mereka mengejutkan buat Siti.

"Pak Dodi minggu lalu ke kampung katanya nyari orang buat bantu bantu di mari.bayaran nya gede juga sih lagian mau ngerasain hidup di kota sukur sukur dapat mantu hihihi!"

"Ooh bu ani,aku kn mensntu ibu?"

"Iya tapi mantu tak jadi alias gagal" jawab nya lugas.

"Tapi sejdk kapan Alu bisa nyupir?"

"Dulu sempat ke kota kerja di bengkel mobil tapi berhenti lalu pulang kampung tidmga bulan lalu jadi yah sekalian sja dari ngangur"

"Hem ayah ali mana?" Di ksmpung orang biasanya memanggil seseorang dengan nama anak nya.seperti Ayah Ali pada ayah nya dan ibu Ali pada ibu nya sedang almarhum firman kerap di panggil Ayah Siti.

"Tu jadi " hang kebun" sedang mantan RT jadi satpam di depan bareng anak nya

"Astaga ,jadi yang di depan tadi....

" Rumah mu besar jadi bisa angkut keluarga menempati area belakang kok!"

"Jadi di belakang ada rumah lagi?"

"Ya khus buat kita kita cukup nyaman sih tapu bikin betah!"

"Oh pengacara bakal dapat bonus ni, bisa bikin Siti senang dan makin semangat cari uang!"

"Hem tenang aja ,bisa makan enak di sini udah sukur ya li.kan itung itung cari pengalaman buat ali"

" Ayo kumpulkan semua bu ,aku pengen liat siapa aja yang datang"

Dengan cepat Ali memanggil mereka ada tiga keluarga kecil .yang kerja hanya orang tua nya saja sedangkan anak anak yang masih sekolah tidak di perbantu kan

"Pak eko dan anak nya yang jadi satpam di depan. ibu eko bantu bantu bu ali .putri bu eko namanya sarimah masih SMP baru saja di pindahkan ke mari oleh pengacara.Dua juga bisa bantu bantu di belakang.

" Pak ujang jadi supir sama seperti Ali tapi mobilnya belum ada..sedang bu ujang juga bantu bantu di bagian cuci gosok. dua anak nya masih SD juga di pindahkan ke sini"

"Bukan kah pak ujang punya putri kan seumuran Siti?"

"Ya namanya icha ,kemaren kuliah tapi putus di tengah jalah ,tak ada biaya soal nya sekarang lagi di kota xxx kerja di loundry "

"Kalau gitu bawa kan aku ijazah nya mungkin ada tempat di kantor,bisa jadi OB kan lumayan dari loundry"

Hari ini Siti melupakan sejenak masalah nya. kehadiran. orang dati kampung membuat semangat nya kembali baik.paling tidak kini ada tiga kelurga yang jadi tanggungan nya .

"Ayo Siti..semangat..semangat..semangat!" pekik nya