Jodohku Berondong Tajir

Setelah menempuh perjalanan selama dua jam, mobil mewah milik Arthur kini telah berhenti di depan sebuah gang sempit.

Arthur keluar dari mobil nya dan melihat suasana di sekitar gang tersebut, "Jadi Tante cantik kos di sekitar sini? Mending Tante cantik pindah dari sini secepatnya karena sekarang kamu adalah seorang asisten pribadi Presdir sekaligus calon istri dari pemilik perusahaan Raharja."

"Jadi nggak pantas jika Tante cantik tinggal di tempat yang jauh dari kata layak ini, lebih baik untuk sementara kamu tinggal di apartemen milik ku saja! Nanti sepulang dari kantor, kamu kemasi semua barang-barang mu dan aku akan mengantarkan mu di apartemen ku!"

"Tante cantik tenang saja karena apartemen itu kosong dan aku tidak tinggal di sana, jadi kamu bisa tenang tinggal di apartemen!"

Salsabila langsung memijat pelipis nya karena merasa pusing dengan segala macam perintah dari pria di depan nya. "Kamu belum jadi apa-apa ku saja sudah berani mengatur-atur hidup ku, apalagi setelah menikah nanti. Jangan bikin aku tambah pusing dengan permintaan konyol mu itu!"

"Aku sangat suka tinggal di sini, jadi kamu tidak perlu mencampuri masalah tempat tinggal ku! Yang terpenting adalah aku bisa bekerja sebagai asisten pribadi mu dengan baik, jadi jangan menyuruh ku untuk pindah dari sini!"

"Sekarang lebih baik kamu pergi saja karena aku harus bersiap-siap agar tidak terlambat datang ke kantor. Bukankah kamu juga harus pulang dulu untuk ganti pakaian kerja?"

Arthur menggelengkan kepala nya, "Aku akan menunggu mu di sini, jadi lebih baik Tante cantik cepat ganti pakaian. Aku sudah menyuruh para pengawal untuk membawakan pakaian kerja ke kantor, jadi aku tidak perlu pulang ke Mansion!"

"Sana buruan pergi, Aku tunggu di dalam mobil!" Arthur lalu masuk ke dalam mobil dan tak lupa mengibaskan tangan nya untuk mengusir Salsabila dari hadapan nya.

"Astaga... ini bocah benar-benar sudah membuat aku gila!" Salsabila yang sudah berjalan memasuki gang sempit itu mulai merungut dan mengumpat karena benar-benar merasa geram dengan Arthur tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Seumur-umur baru kali ini aku di kalahkan anak ingusan, selama ini semua laki-laki takut pada ku karena aku sangat garang pada mereka. Tapi bocah ingusan ini sama sekali tidak takut saat aku marah tapi malah menggunakan kekuasaan nya untuk mengancam ku!"

Salsabila yang sudah sampai di depan kamar kos nya, buru-buru membuka pintu dan masuk ke dalam. Dirinya mulai membuka lemari dan memilih pakaian kerja yang akan di pakai nya, pilihan nya jatuh pada baju berwarna peach dengan kerah bertali panjang yang bisa di simpul menjadi pita serta rok berwarna abu-abu.

Dia pun mulai melepaskan gaun berwarna kuning yang di pakai nya yang merupakan milik dari mama nya Arthur, "Aku harus mengembalikan pakaian ini setelah aku cuci nanti. Tapi kira-kira apa nanti nyonya besar tidak marah pada ku karena telah lancang memakai pakaian nya?"

"Dia pasti akan membuang pakaian nya yang bekas di pakai orang lain, karena dia sangat kaya dan pasti merasa jijik dengan pakaian yang bekas aku pakai. Iya pasti akan seperti itu. Baiklah, lebih baik aku simpan saja dress ini. Mama Arthur nggak mungkin mencari satu pakaian nya karena di lemari banyak sekali pakaian nya."

Salsabila menolehkan kepala nya ke arah pintu karena mendengar suara dari sahabat nya yang memanggil-manggil nama nya.

"Salsa, kamu sudah di dalam kan?" Aisyah berkali-kali mengetuk pintu karena mengetahui sahabat nya berada di dalam saat melihat sepatu kerja nya di depan pintu saat akan berangkat ke perusahaan.

Salsabila langsung membuka pintu dan melongok melihat sahabat nya, "Berisik banget sih! Memangnya kamu pikir aku tuli apa! Sampai-sampai kamu menggedor-gedor pintu, nanti kalau sampai pintu nya jebol gara-gara ulah mu maka kamu yang harus bertanggung jawab pada ibu kos!"

Aisyah langsung menyelonong masuk ke dalam kamar sahabat nya, "Lo darimana aja sih Salsa, gue berkali-kali hubungi tapi ponsel Lo nggak aktif. Semalam si Putra datang ke sini nanya ke gue tapi gue jawab nggak tahu karena Lo juga nggak bilang sama gue kemana!"

"Memang nya Lo nginep di mana semalam, dan pergi sama siapa?" Aisyah mencerca sahabat nya dengan banyak pertanyaan karena merasa sangat penasaran.

"Gue nginep di puncak villa keluarga nya Presdir, kemarin karena ada urusan di luar kota jadi nggak sempat untuk balik ke Jakarta. Mending nanti gue ceritain semua nya, sekarang lebih baik kita cepat berangkat biar nggak telat!"

Salsabila langsung menggandeng tangan Aisyah untuk keluar dari kamar nya, dan buru-buru memakai sepatu nya karena tidak ingin Arthur mengomel karena terlalu lama menunggu nya.

"Iya tunggu, kita pesan ojek online dulu!" Aisyah berjalan meninggalkan tempat kos sambil membuka ponsel nya.

"Sudah, nggak perlu! Hari ini ada tukang ojek gratis yang akan mengantarkan kita dengan cepat ke perusahaan."

Aisyah mengerutkan kening nya, "Tukang ojek gratis? Memang nya ada Sa?"

"Ada, nanti kamu bakal tahu tukang ojek nya!" Salsabila berjalan mendahului Aisyah menuju ke tempat di mana mobil mewah milik Arthur masih di tempat semula.

"Teman aku ikut sekalian ya pak Presdir, kasihan dia kalau harus naik ojek sendirian karena biasanya sahabat ku ini pulang pergi bersama ku. Jadi aku nggak tega ngebiarin dia berangkat sendiri, boleh kan Presdir?"

Setelah menampilkan puppy eyes andalan nya, Salsabila langsung berbinar saat Arthur menganggukkan kepala. "Terima kasih Presdir." Lalu dirinya menggandeng tangan Aisyah dan mengajak nya untuk duduk di belakang.

Aisyah yang merasa masih sangat terkejut karena tukang ojek yang di maksud oleh sahabat nya adalah Presdir perusahaan Raharja, masih ragu-ragu menerima tawaran dari Salsabila.

"Lo gila ya Salsa, jadi tukang ojek yang Lo maksud tadi adalah Presdir? Astaga... bener-bener Lo! Gue nggak mau ah gangguin kalian, pasti Presdir lagi pengen berduaan sama Lo. Jadi jangan jadikan gue obat nyamuk buat kalian! Udah ah... gue ke pangkalan ojek sana saja!"

"Saya nggak jadi ikut Presdir, saya ke sana saja naik ojek!" Aisyah mengangguk hormat sebelum meninggal kan atasan dan sahabat nya.

"Tunggu!" Arthur mengeluarkan dompet dari saku celana nya dan mengambil uang lima ratus ribu dan menyerahkan nya pada Aisyah.

"Ini buat ongkos naik taksi dan sisa nya buat uang jajan kamu karena menjadi sahabat terbaik Salsabila yang sangat pengertian!"

Aisyah membulatkan kedua matanya begitu melihat lima lembar uang merah-merah di depan nya, secepat kilat dirinya langsung mengambil uang itu dari tangan pria yang tersenyum senang ke arah nya.

"Terima kasih banyak Presdir, semoga anda dan Salsabila berjodoh dan segera menikah!"

Arthur tertawa terbahak-bahak mendengar doa dari sahabat Salsabila yang tidak di ketahui nama nya tersebut. "Kamu memang sangat cerdas, jika doa kamu terkabul maka aku akan menaikkan jabatan kamu di perusahaan!"

"Jadi kalau bisa kamu setiap hari berdoa agar aku dan sahabat mu itu bisa segera menikah oke!" Arthur membuat gerakan menyatukan jari telunjuk nya dengan ibu jari sehingga membentuk angka nol seraya mengedipkan mata nya.

"Tentu saja Presdir, setiap hari saya akan berdoa seperti itu. Jadi Presdir bisa cepat menikah dengan sahabat saya!"

Aisyah mulai berjalan meninggalkan sahabat nya yang terlihat masih menghalangi jalan nya.

"Lo tega banget sih Aisyah, gue udah berniat baik tapi Lo malah nusuk gue dari belakang! Awas Lo ya!" Salsabila berbisik di telinga sahabat nya, namun sama sekali tidak di gubris oleh Aisyah karena sahabat nya tersebut hanya melambaikan tangan nya.

"Daah Salsabila, semoga kencan kalian menyenangkan dan gue bisa cepat dapat ponakan!"

Sontak saja Salsabila memijat dahi nya karena merasa geram dengan ulah dan perkataan sahabat baik nya. "Astaga, tu bocah bener-bener sudah gesrek!"

"Cepat masuk ke dalam mobil Tante cantik, nanti kita terlambat!"

Tak ada pilihan lagi, akhirnya Salsabila beralih masuk ke pintu depan dan mendaratkan tubuh nya di kursi mobil. "Lain kali jangan datang ke sini jika kau hanya meracuni pikiran sahabat ku dengan uang mu!"

Arthur hanya terkekeh melihat Salsabila yang merungut pada nya, "Itu lah yang nama nya kekuasaan Tante cantik, jadi jangan sekali-sekali berpikir akan bisa bermain-main dengan pria penuh kekuasaan seperti ku karena jika kamu sampai berani melakukan nya maka aku akan membuat mu menyesal!"

Mendengar kalimat ancaman dari pria yang sedang menatap nya dengan tajam, membuat Salsabila hanya menelan saliva nya.

Cecunguk ini kalau seperti ini terlihat menakutkan sekali, jauh dari sikap nya yang selalu selengek'an setiap hari. Batin Salsabila.

Bersambung...