VILLAINESS REBIRTH!! YOUNG LADY AND MONEY

Kereta kuda sewaan ivana pergi membawa barang-barang mereka meninggal kediaman rumah itu. Kamar gadis itu benar-benar kosong tak ada apapun yang tersisa.

Mereka melanjutkan perjalanannya kesebuah district major yang terdapat dipinggiran kota.

Sang master benar-benar menepati janjinya gedung lumayan besar tiga lantai dan cukup luas tempat seperti gambar kepala ivana. Gadis itu kemudian tersenyum puas.

Ivana awalnya hendak melakukan survey pada tempat yang nantinya akan menjadi lahan bisnis awalnya itu, atau bisa dibilang batu loncatan kecil.

Mereka berdua turun dari dalam kereta,

"Wahh tempat apa ini nona, seperti sebuah toko?" Tanya elin menatap bangunan megah tiga lantai didepan tempat Mereka berdiri

"Kau benar elin ini adalah toko kita nantinya, aku berniat untuk mendirikan sebuah toko kue disini, atau mungkin tempat makan pasti akan ramai nantinya" kata ivana pada elin. Dia memberi tahukan rencana awalnya untuk membuat sebuah rumah makan atau tempat makanan penutup

"Wahh nonaa hebat sejak kapan anda mempersiapkan semua ini, aku bahkan tidak mengetahuinya" mendengar hal itu elin dibuat begitu kagum, tak disangka-sangka nona kecilnya mempunyai persiapan yang begitu matang

Yang dia lihat selama ini nonanya hanya suka berbaring dan bermalas-malasan di ranjang tapi tak sampai dia Terpikir bahwa nonanya dapat merencanakan berbagai hal

"Hahaha rahasia elin, baiklah pertama ayo kita lihat rumah kita dulu" lanjut ivana pada elin, kemudian dia menarik masuk kembali ke dalam kereta kuda sewaan mereka melanjutkan perjalanannya menuju Mansion baru

"Rumahh?" Tanya elin yang duduk berhadapan diseberang ivana dalam kereta kuda

"Iyaa takkan kita, tak memiliki ruang kerja, untuk membangun ide2 brilian " kata ivana santai sambil berpangku dagu melihat pemandangan dari balik jendela

Perjalanan kembali dilanjutkan kini sampai lah mereka 30 menit dari tempat itu sebuah mansion yang cukup besar tapi tak semewah mansion Duke atau bangsawan lainnya

Tempatnya itu berada diatas dataran tinggi di perbukitan sehingga menghadap langsung sebelah kanannya dengan laut dan bibir pantai.

Sementara sebelah kirinya, hamparan lahan Padang rumput indah yang membentang luas. Terdapat juga beberapa bangunan rumah-rumah penduduk serta jika berjalan sedikit jauh lagi terdapat bibir ibukota.

Fasilitas jalannya pun bisa dikatakan sangat baik 8/10. Tempat yang indah untuk memulai sebuah usaha yang besar.

Kereta kuda itu berhenti tepat didepan gerbang Mansion besar itu, elin tak henti-hentinya dibuat terpukau melihat arsitektur kediaman baru mereka. Minimalis besar dan cantik

"Woaahhh nonaa ini~ iniii ini rumah kita yang baru?! Woaahhh sungguh tempat yang sangat cantik nonaa ><"Ucap elin dengan senyuman yang tak henti-hentinya terbit.

"Iyaa elin ini tempat tinggal baru kita, bagus bukan" kata ivana puas melihat reaksi elin

"Ini sungguh luar biasa " pujian tak henti-hentinya keluar dari mulut pelayan pribadinya itu, elin bahkan sangat bersyukur bisa melayani orang seperti ivana sekarang

"Baiklah kita akan beristirahat kedalam dahulu " ivana kemudian bersama dengan elin membawa masuk barang-barang mereka

"Nonaaa tak usah biar saya saya yang melakukannya "kata elin menghentikan aksi ivana membawa tumpukan tas-tas berat itu

"Tidak mau, Kitakan sekarang keluarga, Iva juga udah anggap elin kakak" jawab ivana

"Nonaaa ivaa Hikss terimakasih" nahh yaa ini adalah hari paling mengharukan bagi elin. Tak pernah terpikirkan olehnya nona kecil cantik yang menjadi tuannya menganggap dirinya spesial

"Ka elin yang terbaik" kata ivana

Ivana dan elin masuk membereskan barang-barang Mereka. Lalu langkahnya terhenti mendapati sebuah ruangan dilantai dua yang lumayan cukup lebar dan besar berukuran 10x13 meter.

Ivana lalu terlintas sebuah ide yang Manarik, dia berencana menggunakan ruangan besar itu sebagai ruang kerja pribadinya.

Mungkin jika menambah dua atau tiga papa tulis lebar dan beberapa sofa dan meja sebagai tempat presentasi akan sangat sempurna.

Langkah selanjutnya sekarang adalah mengumpulkan orang-orang kepercayaannya sekarang. Orang-orang yang akan bersumpah setia terhadapnya dan tak seorangpun yang akan mengaturnya.

Dengan begitu sedikit demi sedikit ivana akan membangun kepercayaan dan kekuatannya sendiri demi nyawanya, demi menghindari konflik drama tak jelas tokoh utamanya.

Sebuah seringai penuh kepuasan terbit diwajah gadis itu yang menawan.

Keesokan harinya.

Sebuah kota bernama galba yang terletak di kota seberang merupakan daerah bebas, yang tak dikuasai oleh kekaisaran ataupun kerajaan lain. Tempat itu menjadi kawasan hitam semua transaksi jual-beli.

Kini tempat itu menjadi tujuan utama ivana melanjutkan perjalanannya saat ini

Daerah bebas Karena tak dalam pengawasan anggota kekaisaran maka aturan yang berlaku di kota ini bebas dan mutlak. Kasino, bar, club malam dan tempat-tempat perjudian lainnya berdiri sukses dikota ini.

Jika diteliti lebih dalam lagi tentu hal tak lazim lainnya akan ditemukan. Mulai dari perdagangan organ manusia, obat-obatan terlarang dan racun beredar bebas. Bisa disebut marijuana atau kota penuh dosanya azzazila seperti last Vegasnya benua azzazila

Namun maksud lain dari kedatangan gadis itu kesana adalah karena tempat pelelangan budak. Yap tak salah lagi. Ditempat itu biasa para bangsawan merekrut para kesatria dan budak pilihannya.

Jual beli budak merupakan suatu hal yang lazim dijaman ini dan kota itu. Maka tak heran banyak pria tampan kekar serta kuat diperjualbelikan dan diperkerjakan sebagai kesatria.

Perjalanan menuju kota itu menempuh waktu sekitar setengah hari sendiri. Karena jarak kotanya lumayan jauh.

Siang itu sesampainya mereka dikota galba ivana dan elin mendatang sebuah tempat pembelian budak yang berada tepat ditengah kota , tempat itu cukup besar karena sudah terkenal diberbagai kerajaan. Maka tak heran banyak bangsawan dari belahan kota mendatangi tempat ini

Mereka menyusuri jalanan kota yang ramai dan amat berdebu karena polusi yang disebabkan oleh banyaknya tambang bubuk mesiu ilegal dan tambang batubara secara bebas dan terbuka.

Pernah membayangkan bagaimana panas dan berdebunya jalanan dikota prindavan India, nahh situasi saat itu sangat mirip dengan tempat tersebut panas berdebu dan kotor.

Sesampainya ditempat penjualan budak ivana kemudian melancarkan kan aksinya. Elin yang mengetahui maksud kedatangan mereka ke kota itu dibuat terbelalak, bagaimana bisa nonanya yang masih muda dan sekecil ini merencanakan hal gila dan berbahaya seperti ini

Dia bahkan tak habis pikir. Disana mereka disambut pria tua paruh baya yang berbadan kekar dan besar ivana langsung mengatakan maksud kedatangannya.

Pria itu langsung menduga gadis kecil yang kaya, yang yang mengherankan gadis bangsawan kecil yang datang langsung ketempat berbahaya seperti ini.

"Selamat siang nona manis apakah anda tersesat kemari?" Tanya pria tua paruh baya itu dengan senyum bermaksud tersembunyi

"Tuan aku ingin membeli beberapa budak untuk ku pekerjaankan" jelas ivana

"Ohh bagitu yaa baik saya akan mengantarkan anda, apakah ada tipe khusus yang nona inginkan?" Tanya pria itu

"Hmm mungkin yang berwajah tampan, aku ingin 11 orang pria, pastikan mereka terlatih dan kuat, lalu sisanya 4, orang wanita" kata ivana

"Ahh baiklah nona saya mengerti " tak lama pria itu masuk kedalam kantornya dan mengurus transaksi Gadis i

Wahh dia gadis kayaa rupanya batin pria tua itu

"Nona ini chek tagihan tinggal tanda tangan disini maka transaksi kita selesai" kata pria itu

"Baik aku mengerti" setelah membaca semua formulir dan dokumen-dokumen itu akhirnya ivana menyetujuinya

Setelah transaksi cepat itu ivana kemudian bergegas kembali menuju kediaman mereka, anggap saja ini cek point ke tiga telah dia amankan.

Para budak akan dikirimkan sehari setelah kembalinya dia kekediaman.

Sebenarnya ini rahasia, para budak enggan melayani bangsawan yang dianggapnya lemah, jika para budak mengetahui kelemahan tuan mereka, secara naluriah otomatis mereka akan memberontak.

Akibat menemukan kesempatan dan peluang mereka untuk melakukan serangan balik. Dia juga yang ingin selamanya berakhir menjadi budak itulah isi hati para budak ini.

Namun karena mereka tak memiliki kuasa untuk melawan majikan mereka yang lebih tinggi, pada akhirnya mereka berakhir seperti ini

Para budak juga akan mengamati seberapa pantas orang itu menjadi tuan mereka, mereka tidak mau melayani seseorang yang dikatakan jauh lebih lemah dibanding mereka.

Para budak yang dijual biasanya tidak akan mendapatkan pemasukan finansial dari sang majikan karena mereka dinilai seperti barang.

Untuk itu ivana berniat mengambil kepercayaan para bawahannya tersebut.

Hari berganti Sejak pagi ivana dan elin disibukkan dengan membuat berbagai hidangan makanan untuk menyambut kedatangan para anggota baru mereka.

Taman belakang yang terbuka disulap menjadi perjamuan yang lumayan amat besar, mereka berniat untuk mengadakan pesta barbeque bersama.

Dibagian belakang Mansion terdapat kamar-kamar yang biasa dikhususkan untuk menerima para kesatria dan pelayan, tempat itu telah disulap menjadi cukup luas dan nyaman untuk dihuni. Terdapat puluhan kamar kosong saat ini

Walaupun hanya berukuran 3x3 meter masing-masing namun penataan ruangan mulai dari kasur dan almari dibuat sepersekian rapi dan minimalis sehingga terkesan luas.

Kamar itu juga lebih terlihat mirip kamar tamu ketimbang kamar pelayan, ivana bahkan memperhatikan seluruh detailnya demi kenyamanan anggota baru mereka.

Makanannya jamuan untuk para anggota baru telah siap pesta barbeque cukup besar sebentar lagi dimulai.

Tak lama kemudian para budak eh salah maksudnya anggota baru ivana sampai setelah turun dari gerbong kereta kuda yang besar elin mengantarkan mereka menuju kamar masing-masing.

Elin menyuruh mereka mandi membersihkan diri karena setelah mereka akan mengadakan pesta bersama dengan ivana di halaman taman.

Saat pertama kali memasuki ruang kamar masing-masing, para pria dan wanita itu dibuat ternganga, betapa baiknya tuan baru mereka, kamar yang terlihat bersih rapi dan cantik dengan desain modern yang tak pernah mereka temui pada jaman ini sungguh lah luar biasa Dimata mereka.

Biasanya para kesatria dan pelayan ditempatkan dikamar yang tak besar itupun beralas tikar dan untuk ramai-ramai, namun sekarang dihadapan mereka sebuah kasur reguler size dengan bantal dan selimut beraroma wangi.

Telah disediakan juga baju baruu untuk mereka kenakan sehabis mandi, didalam lemari juga terdapat beberapa set pakai. Sungguh tuan mereka sangat memperhatikan nya.

Awalnya para budak mantan kesatria bayaran itu memiliki niat jahat, jika tuan mereka lebih lemah untuk apa melayaninya lebih baik segera menghabisinya kemudian merampok seluruh hartanya.

Namun saat ini pikiran jahat beberapa orang itu menguap entah kemana. Karena Ivana sengaja memilih calon kesatria paling hebat untuk menjadi orang-orang bahannya.

Saat mengetahui perlakuan pertama tuan mereka, untuk saat ini mungkin mereka menyadari bahwa tuannya bukan sembarang orang pasti sedang merencanakan sesuatu. Maka mereka menahan dulu niat terpendam nya

Setelah mandi dan berpakaian rapi mereka menemui ivana di ruang kerja. Awalnya mereka begitu terkejut melihat gadis kecil yang anggun dan berwibawa dihadapan mereka.

Apakah tuan mereka seorang gadis kecil itu? Namun saat ivana mulai membuat mulut dan melakukan perkenalan, auranya berubah sepenuhnya menjadi sangat berwibawa dan tegas hawa kehadiran gadis itu seakan sangat kuat.

Walaupun dia kecil dan tidak kuat, namun ada sesuatu yang lain dimiliki oleh gadis itu

"Halo semua perkenalan aku ivana Caesarion, kalian bisa memanggil ku ivana, disini aku akan menawarkan kerjasama dengan kalian. " Kata ivana ramah sambil memperkenalkan diri

"Ada beberapa proyek yang sedang aku kerjakan dan aku tak bisa melakukannya seorang diri, maka dari itu aku memanggil kalian disini untuk menjadi bagian dari proyek itu"

"Uang saku dan keseluruhan pembekalan pelatihan aku yang akan menjamin itu semua sendiri. Jadi untuk kedepannya mohon kerjasamanya yaa semuanya"

"Apakah ada pertanyaan jika ada jangan sungkan untuk menanyakan hal itu" penjelasan singkat itu ivana rasa mereka semua dapat memahami nya.

Orang ini bahkan tidak terlihat seperti kebanyakan bangsawan, dia tidak salah bukan mengatakan kerja sama sebenarnya apa yang gadis ini pikirkan? Batin seorang pria tampan bersurai hitam legam mata biru, dia adalah Malvin mantan kesatria bayaran terlatih yang berakhir ditempat penjualan budak

"Umm anu lady jadi kapan kita mulai bekerja?" Tanya salah seorang wanita muda yang menjadi bawahan ivana sekarang

"Nona, nona saja tak masalah, kau tampak nya buru-buru sekali bagaimana jika sekarang kita makan dulu aku mengadakan pesta dihalaman apakah kalian tidak mau?" Ucap ivana santai

"Pesta?" Tanya salah seorang wanita itu

"Maksudnya nona mengadakan pesta untuk kami?" Tanya salah seorang kesatria

"Tentu untuk siapa lagi jika bukan untuk kalian, nahh sekarang ayo kitaa makan dulu dan merayakan pesta, urusan kerja masih bisa besok " ucap ivana pergi mendahului mereka

Lalu sampailah mereka dihalaman, terdapat dua buah meja makan besar dan panjang serta terdapat berbagai macam jenis hidangan lezat yang menggugah selera

Mata semua orang terlihat berbinar menatap seluruh hidangan itu. Antusias orang-orang itu sangat terlihat.

"Nona ini semuaa?"

"Apakah anda mengadakan pesta untuk kami?"

"Yaa untuk siapa lagi ayoo kitaa nikmati pesta hari ini, anggap saja rumah sendiri "

"Wahh nonaa ivana anda begitu baikk"

"Nonaa ivana terimakasih "

"Aku tidak terlalu suka bicara formal kecuali saat kerja jadi bicaralah seperti biasanya yaa"

"Hikss nona ivana sungguh murah hati"

Sementara semua orang menikmati pesta. Pria bersurai hitam tampan itu menikmati hidangan itu namun dengan banyak pikiran bersarang dikepala nya.

Sebenarnya apa yang tuannya itu rencanakan, dia tampak begitu baik. Jelas sekali mana ada bangsawan bermurah hati seperti ini.

Walaupun dia terlihat santai menyantap hidangannya matanya pria itu diam-diam mengawasi gerak-gerik gadis itu.namun sang empu yang diawasi tentu menyadari hal itu. Diam-diam juga ivana tersenyum melihat hal itu

Dua hari berlalu, ivana memberikan keringanan kelonggaran untuk mereka berlibur, setelahnya kelima orang kesatria baru itu ivana panggil menuju ruang kerjanya.

Malvin Tentu sudah lama menunggu kesempatan ini. Untuk mengetahui maksut dan tujuan utamanya sang tuan

Kelima orang kesatria yang ivana anggap cerdas dia panggil, masuklah mereka keruangan itu.

"Baik pertama-tama aku akan menjelaskan tentang hal yang akan kita lakukan kedepannya"

Aku memiliki sebuah tambang batu mana di wilayah shelter namun hanya baru kita yang mengetahui informasi itu, aku ingin kalian berlima bertugas untuk mengawasi jalannya proses kerja dalam kegiatan dilapangan.

Aku ingin meminta tolong kepada kalian untuk melakukan pengelolaan tambang itu, nahh begini rencananya kalian dengarkan baik-baik yaa"

Ivana menjelaskan dengan detail mengenai langkah-langkah pengelolaan tambang batu mana itu, mulai dari pengolahan hingga cara pemasaran dengan rinci.

Dipapan tulis putih spidol di tangannya bergerak lincah menari-nari menjelaskan satu-persatu langkah-langkah pengelolaan tambang. Mulai dari survey lapangan, cara penambang, cara pengelolaan, hingga pemasaran nya ivana jelaskan dengan detail.

Yang paling mengagumkan adalah kemampuannya melakukan koordinasi kerja lapangan

Ivana juga telah menyiapkan para pekerja tambang sehingga tugas mereka kini ditugaskan untuk bagian pengawasan

Malvin yang mendengar pernyataan ivana dibuat terpukau bagaimana bisa gadis sekecil ini bisa mengetahui dengan detail mengenai pengelolaan tambang batu mana.

Dia memiliki kemampuan berpikir yang luas dan tajam, Malvin bahkan tidak menyangka bahwa mereka semua akan diberikan posisi yang tinggi sebagai pengawas oleh gadis itu. Hasil pengelolaan tambang pun tak main-main namun bukan uang yang ada dalam pikiran nya sekarang.

Malvin menatap lekat gadis yang menjadi tuanya, sepertinya dia memiliki suatu yang jauh besar dan rahasia. Mulai dari saat itu dia memutuskan untuk memberikan sumpah setianya pada gadis kecil yang menjadi tuanya itu.