NovelToon NovelToon
Black Rose

Black Rose

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Cintapertama / Konflik etika
Popularitas:812
Nilai: 5
Nama Author: Phida Lee

Cinta seharusnya tidak menyakiti. Tapi baginya, cinta adalah awal kehancuran.

Yujin Lee percaya bahwa Lino hanyalah kakak tingkat yang baik, dan Jiya Han adalah sahabat yang sempurna. Dia tidak pernah menyadari bahwa di balik senyum manis Lino, tersembunyi obsesi mematikan yang siap membakarnya hidup-hidup. Sebuah salah paham merenggut persahabatannya dengan Jiya, dan sebuah malam kelam merenggut segalanya—termasuk kepercayaan dan masa depannya.

Dia melarikan diri, menyamar sebagai Felicia Lee, berusaha membangun kehidupan baru di antara reruntuhan hatinya. Namun, bayang-bayang masa lalu tidak pernah benar-benar pergi. Lino, seperti setan yang haus balas, tidak akan membiarkan mawar hitamnya mekar untuk pria lain—terutama bukan untuk Christopher Lee, saudara tirinya sendiri yang telah lama mencintai Yujin dengan tulus.

Sampai kapan Felicia harus berlari? Dan berapa harga yang harus dibayar untuk benar-benar bebas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phida Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Setelah pertemuan emosional di stasiun, Christopher Lee memutuskan untuk tidak kembali ke rumah ayahnya yang mewah. Ia menyewa kamar hotel kecil dan sederhana di dekat kampus, sebuah tempat yang terasa lebih netral dan aman.

Ia mendedikasikan seluruh waktunya untuk Lee Yujin, mengabaikan semua urusan pribadinya. Skandal plagiat yang dulu terasa begitu penting kini terasa tidak berarti dibandingkan kesedihan mendalam yang ia lihat di mata Yujin, kesedihan yang membuatnya merasa bertanggung jawab untuk melindunginya.

Sore itu, Christopher mengajak Yujin berjalan-jalan di sepanjang Sungai Han yang berkilauan, menikmati udara segar yang diselimuti sinar matahari musim gugur yang keemasan. Yujin mengenakan pakaian berlapis-lapis, mencoba menyembunyikan perubahan pada tubuhnya. Jaket longgar menutupi trench coat-nya, seolah-olah ia sedang menyembunyikan rahasia besar di balik pakaiannya.

"Kau terlihat lebih baik, Yujin," kata Christopher dengan suara lembut, tersenyum tulus sambil sesekali menyentuh punggung tangan Yujin dengan lembut. "Tapi kau harus bicara padaku... Apa yang terjadi? Kenapa kau begitu ketakutan? Aku bisa merasakan ada sesuatu yang salah..."

Yujin memaksakan senyum palsu di bibirnya, mencoba menyembunyikan ketakutan yang menggerogoti hatinya. "Aku baik-baik saja, Oppa... Hanya banyak tugas skripsi yang membuatku stres... Dan... aku sangat merindukanmu, itu saja..."

𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯𝘺𝘢... 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘳𝘢𝘶𝘮𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶... 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘰𝘵𝘰𝘳𝘪 𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘰𝘱𝘩𝘦𝘳, 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶... 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪...

"Tidak, Yujin... Aku tahu ada sesuatu yang lebih dari sekadar tugas kuliah... Aku menerima pesan yang aneh sebelum aku memblokir semua pesan dari nomor yang tidak dikenal... Pesan itu bilang kau sudah muak denganku dan kau bersama Lino..." Christopher mengerutkan kening, tatapannya penuh kekhawatiran. "Aku tahu itu bukan kau, tapi itu membuatku sangat khawatir... Aku tidak mengerti kenapa seseorang ingin menyakitimu seperti itu..."

Yujin gemetar mendengar kata-kata Christopher. Ia tahu bahwa Lino yang mengirim pesan itu, mencoba memisahkan mereka dan menghancurkan hidupnya.

"Itu... itu pasti Lino... Dia mencoba menggangguku, seperti yang selalu dia lakukan..." Yujin berbisik dengan suara bergetar, mencoba menyembunyikan kebenaran yang sebenarnya.

Yujin memutuskan untuk berbohong, mencoba melindungi Christopher dari kebenaran yang mengerikan. Ia tidak bisa mengakui bahwa Lino juga telah memblokir Christopher menggunakan ponselnya.

"Lino memang sering menggangguku saat kau tidak ada," Yujin berbisik, menundukkan kepalanya. "Tapi aku berhasil menghindarinya selama sebulan ini... Jangan khawatir, Oppa... Aku baik-baik saja..."

Christopher menatapnya dengan curiga, matanya menyelidiki setiap ekspresi di wajah Yujin. Namun, ia memilih untuk tidak menekan Yujin lebih jauh, menghormati privasinya dan mempercayai kata-katanya.

"Baiklah... Kalau Lino mengganggumu lagi, aku akan menghadapinya... Aku tidak akan membiarkan dia menyakitimu lagi..." kata Christopher dengan nada tegas, menggenggam tangan Yujin dengan erat. "Sekarang, lupakan dia... Mari kita nikmati waktu kita bersama... Aku sudah lapar... Ayo kita cari makanan kesukaanmu..."

***

Mereka berakhir di sebuah kedai Tteokbokki terkenal di Myeongdong, sebuah tempat yang selalu mereka kunjungi saat mereka ingin menikmati makanan pedas dan lezat. Yujin biasanya hanya memesan porsi kecil, mengutamakan diet sehat dan menjaga penampilannya.

"Kau mau yang pedas atau yang manis?" tanya Christopher dengan senyum lembut.

"Aku ingin yang pedas... sangat pedas, Oppa," kata Yujin dengan nada aneh, yang biasanya tidak suka makanan pedas. "Dan tolong, tambahkan keju di atasnya yang banyak sekali... Aku ingin keju yang meleleh dan menutupi seluruh Tteokbokki..."

Christopher terkejut mendengar permintaan Yujin. "Keju? Seingatku kau tidak pernah suka keju dan pedas? Yujin, kau bahkan tidak bisa makan kimchi pedas..."

Yujin merasa malu dan bingung dengan permintaannya sendiri. Ia juga tidak mengerti dorongan aneh yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Belakangan ini memang nafsu makannya berubah drastis, sering mendambakan makanan yang aneh dan ekstrem, makanan yang tidak pernah ia sukai sebelumnya.

"I-itu... mungkin aku hanya merasa stres. Aku merasa butuh makanan yang bisa memuaskanku, makanan yang bisa membuatku merasa lebih baik... Kumohon jangan berkomentar lagi ya, Oppa... Aku hanya ingin makan..."

Christopher hanya mengangguk, mencoba memahami Yujin. Namun, matanya menunjukkan kebingungan yang nyata, dan ia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Saat Tteokbokki keju super pedas itu disajikan, Yujin mulai makan dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Ia makan dengan lahap, menikmati sensasi pedas yang membakar lidahnya dan rasa keju yang kuat yang menutupi seluruh makanannya, tanpa memperhatikan sopan santun atau etika makan.

Christopher hanya duduk di hadapannya, meminum birnya dengan tenang, dan mengamati Yujin dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"Yujin, makannya pelan-pelan..." tegur Christopher dengan nada khawatir.

"Ini enak sekali, Oppa... Aku merasa sangat lapar," jawab Yujin dengan mulut penuh, mengabaikan teguran Christopher.

Christopher melihat ekspresi kepuasan murni di wajah Yujin saat ia melahap hidangan itu dengan lahap. Ia menghabiskan porsi yang biasanya bisa dimakan oleh dua orang, dan ia tampak seperti orang yang sedang kelaparan selama berhari-hari.

Setelah menghabiskan Tteokbokki keju super pedas itu, Yujin tiba-tiba menatap Christopher dengan mata lebar, seolah-olah ia baru saja mendapatkan ide yang brilian.

"Aku butuh sesuatu yang manis sekarang..." kata Yujin dengan nada mendesak.

"Tentu..." Christopher tersenyum. "Mau es krim? Atau mungkin kue?"

"Tidak... Aku ingin Patbingsu kacang merah..." pinta Yujin dengan nada aneh. "Dan... tolong carikan aku pickle lobak... Aku ingin mencampurkannya dengan Patbingsu..."

Christopher menjatuhkan sumpitnya ke meja dengan suara keras. Ia menatap Yujin dengan tatapan tidak percaya.

"Yujin... Apa kau bercanda? Patbingsu dan pickle lobak? Itu kombinasi yang sangat aneh..."

"Kumohon jangan melarangku, Oppa... Aku hanya sangat ingin mencobanya... Aku tahu ini aneh, tapi aku benar-benar ingin merasakannya..."

Christopher, meskipun bingung dan khawatir, akhirnya menuruti permintaan Yujin. Ia bangkit dari kursinya dan kembali dengan Patbingsu kacang merah dan pickle lobak dari kedai sebelah.

Yujin segera mencampurkan pickle lobak yang asam dan asin ke dalam es serut kacang merah yang manis dan dingin. Ia memakannya dengan penuh kenikmatan, mengabaikan tatapan ngeri dan jijik dari Christopher.

Christopher menatap piring Yujin dengan ngeri, tidak mengerti bagaimana seseorang bisa menikmati kombinasi makanan yang begitu aneh dan menjijikkan. Ia adalah seorang pria yang rasional dan tajam, seorang ilmuwan yang selalu mencari penjelasan logis untuk setiap fenomena. Namun, semua gejala yang dialami Yujin semuanya menunjuk pada satu kemungkinan yang tidak ingin ia akui.

𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯... 𝘐𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪... 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭... 𝘋𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘵𝘳𝘦𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯... 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪...

Christopher meminum birnya dengan cepat, mencoba menenangkan dirinya dan mengusir pikiran-pikiran buruk yang mulai menghantuinya. Matanya terus menatap Yujin dengan tatapan yang penuh kepastian yang menakutkan.

"Yujin..." Christopher berbicara dengan suara rendah dan hati-hati, mencoba mengendalikan emosinya. "Kau sudah terlambat menstruasi, bukan?"

Yujin tersentak mendengar pertanyaan Christopher. Ia menghentikan suapannya, meletakkan sendoknya dengan gemetar. Matanya membelalak, menatap Christopher dengan tatapan kosong, wajahnya pucat pasi seperti mayat.

𝘋𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶... 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶? 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘣𝘢𝘬? 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢𝘯... 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘭𝘯𝘺𝘢...

"Kenapa kau bertanya begitu, Oppa?" Yujin membalas dengan nada defensif dan dingin, mencoba menyembunyikan ketakutan yang menggerogoti hatinya.

"Kau pernah mengatakannya padaku di telepon, saat kau merasa tidak enak badan... Dan aku adalah kakakmu, meski bukan kakak kandungmu, kau kuanggap seperti adikku sendiri... Aku selalu memperhatikanmu, Yujin... Aku yakin pasti ada sesuatu yang salah denganmu," Christopher menjawab dengan nada penuh keseriusan, matanya menatap Yujin dengan tatapan yang penuh kasih sayang dan kekhawatiran.

"Perubahan nafsu makanmu, kelelahanmu yang tak tertahankan, wajah pucatmu yang menyiratkan kesedihan mendalam, dan sekarang permintaan makanan aneh ini... Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku? Jujurlah padaku, Yujin..."

Air mata Yujin mulai menggenang di pelupuk matanya, siap untuk tumpah kapan saja. Ia tidak bisa lagi menyangkal kebenaran yang mengerikan itu. Ia tahu bahwa Christopher benar, bahwa ia telah melihat melalui kebohongannya dan mengetahui rahasia yang ia sembunyikan dengan susah payah.

𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯𝘺𝘢... 𝘋𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶... 𝘋𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘫𝘪𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶... 𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪... 𝘋𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶𝘬𝘶 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘓𝘪𝘯𝘰...

"Tidak... Bukan apa-apa, Oppa..." Yujin mencoba berbohong lagi, mencoba meyakinkan Christopher dan dirinya sendiri bahwa semuanya baik-baik saja. "Aku sedang stres, sudah kubilang tadi... Aku hanya merasa tidak enak badan... Itu saja..."

Christopher meraih tangannya dengan lembut, memaksa Yujin untuk menatapnya. "Stres tidak membuatmu ingin mencampurkan manisan kacang merah dengan acar lobak, Yujin... Jujurlah padaku... Aku ingin membantumu, tapi aku tidak bisa jika kau tidak jujur padaku..."

Yujin menarik tangannya dari genggaman Christopher, merasa tidak nyaman dan terpojok. Kepalanya tertunduk, menyembunyikan wajahnya yang penuh air mata. Air matanya menetes ke atas Patbingsu yang telah ia campur dengan pickle lobak, merusak hidangan yang dulunya terasa begitu lezat.

𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯𝘺𝘢... 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪... 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪...

"Aku tidak tahu, Oppa... Aku... aku tidak tahu apa-apa... Aku hanya merasa lelah dan bingung..."

Christopher menghela napas panjang, merasa frustrasi dan putus asa. Ia tahu bahwa Yujin berbohong, dan ia tahu bahwa kebohongannya datang dari tempat yang sangat menyakitkan, dari trauma dan ketakutan yang menggerogoti jiwanya.

"Baiklah... Aku tidak akan memaksamu untuk mengatakan apa pun yang tidak ingin kau katakan," kata Christopher dengan nada lembut. "Tapi besok, kita akan pergi ke klinik... Aku akan menemanimu, Yujin... Kita akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi... Dan kita akan menghadapinya bersama-sama, apa pun yang terjadi... Aku janji..."

Yujin mendongak, menatap Christopher dengan tatapan yang penuh kebingungan dan ketakutan. Ia melihat ketulusan mutlak di mata Christopher, kasih sayang yang tak terbatas, dan kesediaan untuk selalu ada di sisinya, apa pun yang terjadi. Tetapi ia juga melihat bahaya yang mengintai di balik ketulusan itu. Jika ia pergi ke klinik dan hasilnya positif, ia harus mengakui segalanya, mengungkapkan rahasia yang telah menghancurkan hidupnya.

𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯𝘺𝘢, 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩... 𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘬𝘶, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪... 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘳𝘪𝘴𝘪𝘬𝘰 𝘪𝘵𝘶... 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪...

Yujin memaksakan senyum sedih di bibirnya, mencoba menyembunyikan keputusasaan yang melandanya. "Terima kasih, Oppa... Aku tahu kau hanya ingin membantuku... Tapi sebaiknya tidak perlu... Aku akan istirahat di rumah saja... Mungkin aku hanya butuh tidur yang nyenyak..."

Yujin berdiri dari kursinya dengan tiba-tiba, meninggalkan Patbingsu yang telah ia campur dengan pickle lobak di atas meja. Ia harus lari, melarikan diri dari Christopher dan kebenaran yang akan segera terungkap. Ia tidak bisa merusak satu-satunya sandaran yang ia miliki, satu-satunya orang yang masih percaya padanya.

"Aku permisi, Oppa... Aku merasa tidak enak badan... Aku ingin pulang dan beristirahat..." Yujin berkata dengan suara bergetar, menghindari tatapan Christopher.

Christopher menatap Yujin dengan tatapan penuh kekhawatiran, mencoba menghentikannya. "Yujin, tunggu... Aku akan mengantarmu pulang... Jangan pergi sendirian..."

"Tidak perlu, Oppa... Aku bisa sendiri... Aku hanya ingin cepat sampai rumah..." Yujin membalas dengan cepat, berbalik dan berjalan pergi sebelum Christopher bisa menghentikannya.

Yujin berjalan dengan cepat, meninggalkan Christopher di kedai Tteokbokki dengan perasaan hancur dan putus asa. Ia tidak tahu ke mana ia harus pergi, apa yang harus ia lakukan, atau bagaimana ia akan menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian dan ketakutan.

𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘭𝘢𝘳𝘪... 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨... 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘰𝘱𝘩𝘦𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢𝘯... 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪...

Yujin berjalan tanpa tujuan, air mata terus mengalir membasahi pipinya. Ia merasa sendirian dan terpojok, seolah-olah seluruh dunia sedang berkonspirasi untuk menghancurkannya.

.

.

.

.

.

.

.

ㅡ Bersambung ㅡ

1
Dian Fitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!