Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembah Racun
Lu Chen telah mengidentifikasi tujuan akhir Lian dan Mo Ya: Lembah Racun Kuno. Dia memutuskan untuk tidak memberi tahu Qin Mo tentang Pil Pembangkit Inti yang sebenarnya yang dipertaruhkan, karena Qin Mo akan menghancurkannya tanpa berpikir dua kali. Namun, takdir mempertemukan mereka.
Saat Lu Chen melintasi hutan perbatasan yang gelap menuju Timur, dia mendengar raungan Pedang Qi emas yang sombong dan arogansi yang tidak salah lagi.
“Lu Chen! Kau juga mengejar fana licik itu?”
Qin Mo mendarat di depannya, Pedang Qi-nya memancarkan cahaya keemasan yang ganas, seolah menuntut pengakuan atas keunggulannya. Dia melihat ke atas dan ke bawah Lu Chen, yang masih mengenakan jubah abu-abu Sekte tanpa ekspresi.
“Kau terlalu lambat, Lu Chen. Pencuri itu sudah tiga hari di depanku. Aku tahu dia menuju ke Timur bersama kultivator Racun yang jelek. Berikan aku informasi yang kau dapatkan, dan aku akan memberimu seperempat dari hadiah yang kuterima.”
Lu Chen menatap Qin Mo. Dia melihat keangkuhan, keserakahan, dan kekurangan visi spiritual yang akut.
“Aku mengejar sebuah misteri, Qin Mo,” jawab Lu Chen, nadanya tenang seperti air yang membeku, menyembunyikan pengetahuannya yang berharga. “Kau mengejar Pil Pembangkit Inti. Tujuan kita berbeda, tetapi jalurnya sama.”
“Apa maksudmu ‘misteri’?” seru Qin Mo, frustrasi. “Itu pencuri! Hanya saja dia licik! Jika kau tidak berguna, jangan menghalangiku!”
Lu Chen menggeleng pelan. “Aku telah menemukan bahwa pencuri itu menuju Lembah Racun Kuno,” kata Lu Chen, hanya menyebutkan nama tempat itu, bukan alasannya.
Wajah Qin Mo menjadi pucat. Lembah Racun Kuno adalah tempat yang ditakuti oleh setiap kultivator Pedang karena Qi Pedang mereka yang murni akan segera terinfeksi dan membusuk oleh racun Qi yang tebal di atmosfer.
“Mustahil! Mengapa seorang fana pergi ke tempat yang akan membunuh bahkan Inti Emas Tahap Akhir?” seru Qin Mo, Pedang Qi-nya bergetar gugup.
“Mungkin dia tidak lagi ingin menjadi fana. Mungkin dia mencari penstabil. Dia tidak mencari pelarian, dia mencari persiapan,” Lu Chen menjelaskan, nadanya menyiratkan segalanya. “Aku sarankan kau berhati-hati, Qin Mo. Lembah itu akan menguji lebih dari sekadar Qi-mu. Itu akan menguji kebijaksanaanmu, dan jika kau bergantung pada Qi-mu yang sombong, kau akan mati sebelum mencapai fana itu.”
“Kau hanya mencoba menakutiku, Lu Chen!” balas Qin Mo, meskipun kegelisahan sudah terlihat jelas di matanya. “Aku tidak takut pada Racun. Pil Pembangkit Inti yang dijanjikan jauh lebih berharga daripada risiko ini.”
Lu Chen tidak membantah. Dia tahu bahwa Pil itu telah meracuni pikiran Qin Mo hingga melupakan akal sehat.
Lu Chen melanjutkan perjalanannya ke timur, langkahnya cepat dan tujuannya jelas. Qin Mo, meski takut, didorong oleh kebencian, janji Pil yang lebih kuat, dan kecurigaan bahwa Lu Chen menyembunyikan hadiah yang lebih besar. Dia memutuskan untuk mengikuti Lu Chen dari kejauhan, mengejar Qi dingin Lu Chen yang terorganisir.
Lian, tanpa menyadari, kini memiliki dua pengejar yang terbagi: Qin Mo, yang mengejar hadiah materi dan keadilan emosional; dan Lu Chen, yang mengejar jawaban spiritual dan anomali Giok Tersembunyi. Kedua pedang Sekte Pedang Tersembunyi itu kini mengarah ke tempat paling berbahaya di Benua—Lembah Racun Kuno. Pengejaran ini bukan lagi tentang pencurian; ini adalah perlombaan antara ambisi buta dan kejeniusan dingin untuk menentukan nasib sebuah Anomali.
Lembah Racun Kuno bukanlah sekadar area dengan Qi yang mematikan; itu adalah wilayah degradasi murni, sebuah jurang spiritual di mana Hukum Langit dan Bumi telah membusuk menjadi racun. Udara di sini adalah sup tebal berupa Qi ungu tua yang bergerak lambat, begitu korosif sehingga butiran pasir pun terurai menjadi debu beracun.
Kultivator Inti Emas normal, bahkan yang terlindungi dengan baik, akan menghabiskan fondasi spiritual mereka hanya untuk menghirup udara Lembah selama satu jam. Mo Ya, kultivator Racun Puncak Inti Emas, harus terus-menerus memancarkan Qi Racunnya sendiri sebagai penangkal, sebuah upaya yang melelahkan yang memakan cadangan energinya dengan cepat. Senyum kemenangan yang biasa menghiasi wajahnya telah berubah menjadi ekspresi ketegangan yang serius.
Lian (Li Feng), bagaimanapun, berjalan dengan tenang, seolah-olah dia berada di taman musim semi yang cerah. Fondasi Giok Tahap Penuhnya, yang kebal terhadap semua Qi spiritual yang tidak murni, menetralkan lingkungan Lembah tanpa usaha. Racun Qi yang seharusnya menghancurkan tulang dan dagingnya, sebaliknya, diserap oleh kulitnya, dimurnikan secara instan oleh Giok Tersembunyi, dan dikirim sebagai energi yang dingin dan murni ke seluruh meridiannya.
Dia merasakan peningkatan kekuatan, bukan degradasi. Mo Ya menyaksikan dengan takjub yang semakin besar. “Qi Racun adalah Qi degradasi dan ketiadaan. Giokmu... itu adalah Qi ketiadaan dan keabadian. Mereka saling menetralkan secara sempurna,” desis Mo Ya, nadanya bercampur antara pujian dan bahaya.
Lian baru saja kembali dari mengumpulkan Ramuan Bunga Naga, bunga ungu pucat yang tumbuh subur di Qi kematian, bunga yang aroma manisnya yang mematikan dapat melumpuhkan Fondasi Qi. Dia memegangnya dengan hati-hati sebelum meletakkannya di samping Pil Pembangkit Inti Tingkat Tinggi.
“Pil Pembangkit Inti sudah ada di tanganmu. Kau telah mendapatkan Ramuan Bunga Naga. Sumpah Surga telah terpenuhi,” kata Mo Ya, suaranya tajam. “Kita sekarang memulai persiapan. Ingatlah dengan baik: ini bukan Pembentukan Inti Emas biasa. Giokmu adalah anomali Surga.”
Lian duduk bersila di tengah gua yang diselimuti kabut. Dia menempatkan Pil itu di telapak tangannya. Peringatan Zhe berdering keras di benaknya: “Ini adalah momen yang paling berbahaya, Lian. Fondasi Giok Tahap Penuhmu terlalu kuat. Giok itu akan mencoba memaksa Inti Abadi, bentuk yang tidak diketahui di Benua ini, menolak keterbatasan Inti Emas. Jika gagal, Inti yang rusak akan menghancurkan Dantianmu, bahkan Giok itu sendiri. Pil ini adalah jangkar fana terakhirmu.” Lian mengangguk, matanya fokus. Dia menelan Pil itu.
Pil Pembangkit Inti Tingkat Tinggi segera melepaskan aliran Qi spiritual murni dan hangat, dirancang untuk mengikuti Hukum Kultivasi, membentuk Inti Emas yang stabil dan teratur. Namun, Qi hangat itu segera bertemu dengan Giok Tersembunyi yang dingin dan primordial.
Giok itu tidak mengenal batas. Ia menolak Qi fana, Qi Emas; ia menuntut kesempurnaan abadi. Dantian Lian seketika berubah menjadi medan perang spiritual. Dua energi yang sepenuhnya berlawanan—kekuatan Qi fana yang hangat dan dinginnya Qi primordial Giok—berputar dan bertabrakan dengan intensitas yang tak tertahankan.
Lian merasakan setiap meridiannya robek dan terbentuk kembali. Kulitnya memerah, lalu sedingin es. Dia mengeluarkan darah dari hidungnya saat tubuh fana-nya berjuang untuk menahan energi Giok yang luar biasa, tetapi Giok itu sendiri menjaganya dari kehancuran total.
Mo Ya menyaksikan dengan mata terbelalak. Dia telah melihat lusinan kultivator Inti Emas gagal, meledak menjadi kabut darah. “Kau… kau tidak meledak!” bisik Mo Ya, rasa takut terukir di wajahnya. Ini adalah kekuatan yang melampaui pemahamannya.
Lian tahu dia kehabisan waktu. Gioknya akan segera menang, dan dia akan meledak atau membentuk Inti Abadi yang tidak stabil dan mematikan. Dengan satu pikiran spiritual, dia menghancurkan Ramuan Bunga Naga. Racunnya, Qi degradasi yang mematikan, mengalir ke meridiannya. Racun ini tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan atau memurnikan; itu dimaksudkan untuk merusak. Racun itu tidak menghancurkan Qi; ia merusak Qi Giok, mencegah Giok Tersembunyi mendominasi sepenuhnya, dan memberi Pil Pembangkit Inti kesempatan untuk membangun fondasi. Racun itu berfungsi sebagai penyangga fana, sebuah kompromi terlarang antara fana dan abadi. Itu adalah trik yang hanya bisa ditarik oleh seseorang dengan Giok Tersembunyi.
Setelah dua jam siksaan, konflik itu mereda. Giok Tersembunyi dan Pil Pembangkit Inti tidak saling menghancurkan; mereka mencapai gencatan senjata yang tegang. Di Dantian Lian, Inti yang terbentuk bukanlah Inti Emas yang bercahaya. Inti itu adalah pusaran hitam yang diam, di dalamnya terdapat kristal seukuran ibu jari yang terbuat dari Giok Hitam Murni yang sangat padat.
Kristal ini dingin, tenang, dan sama sekali tidak memancarkan Qi spiritual—tidak dapat dideteksi oleh Indra Spiritual mana pun. Lian telah mencapai Pembentukan Inti Giok Tahap Awal. “Inti apa itu?!” seru Mo Ya, mundur selangkah karena terkejut. Dia tidak melihat Qi, tetapi dia merasakan aura kekuatan spiritual fana yang terkonsentrasi yang membuatnya merasa rentan, seolah-olah dia telah bertemu dengan dewa kuno di alam fana.