Enam bulan lalu Ariella Al Sharif, putri Eren dan Shaera Al Sharif, patah hati setelah sahabat sepupunya ditolak oleh ayahnya. Sebagai putri penguasa kerajaan Oman, Ariella tidak bisa membantah keputusan ayahnya. Sekarang Ariella ingin berlibur setelah dirinya disibukkan urusan kerajaan ke Solo, heritage buyutnya. Ariella sengaja menjadi backpacker, dengan naik kendaraan umum. Saat dirinya naik kereta api dari Jakarta ke Solo, Ariella duduk bersama dengan Akarsana. Pria cupu itu hendak ke Yogyakarta, untuk nyekar eyangnya. Keduanya saling mengobrol dan entah bagaimana, mereka jalan-jalan keliling Semarang, Solo, Magelang dan Yogyakarta. Keduanya pun saling tertarik hingga akhirnya mereka harus berpisah.
Sebulan setelah itu, Ariella bertemu lagi dengan Akarsana tapi dengan status yang berbeda.
8th Generation of Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eren v Yusef
"Tidak Abi. Lebih baik Abi kembali ke rencana awal dengan menjodohkan kak Bassam dengan putri Arab Saudi itu!" Akarsana berusaha untuk tidak meledak apalagi dirinya berada di tempat umum.
"Sana ...."
"Abi, dengarkan aku. Mungkin Abi berpikir akan mendapatkan Ella sebagai istri kak Bassam tapi apakah Abi pernah memikirkan sikap Emir Eren Al Sharif? Atau Jaddun Emir Damian Blair? Abi lupa mereka siapa? Mereka tidak akan sembarangan menyerahkan anak gadisnya tanpa menyelidiki terlebih dahulu!"
"Memangnya kamu merasa sudah lolos dari ayah Ariella?"
"Buktinya beliau belum mengirimkan pengawalnya dan aku sudah bertemu dengan kakak Ella di Solo. Mereka bisa menerima aku."
"Mereka menerima kamu karena kamu pangeran Maroko!" Yusef menjawab dengan sinis.
Akarsana tertawa kecil. "Mereka tidak perduli itu! Yang mereka perduli kan adalah attitude!"
"Kamu menghina kakak kamu?"
"Apa Abi tidak ingat aku mengalami kerugian parah karena anak kesayangan Abi? Sadarlah Abi, kak Bassam itu memang bermasalah!" jawab Akarsana geram.
Yusef tidak menjawab tapi langsung mematikan panggilannya. Akarsana menghela nafas panjang dan Ariella memberikan segelas es teh manis.
"Minum ini dulu. Kamu butuh yang dingin untuk menenangkan hati," senyum Ariella.
Akarsana menyesap es teh manis yang sudah diberikan sedotan oleh Ariella.
"Aku kesal sama Abi! Entah dapat bisikan dari mana, bisa-bisanya dia hendak menjodohkan kamu dengan kak Bassam!" geramnya.
Ariella melongo. "Apa? Aku dengan pria manja dan bodoh? Tidak! Aku yakin pasti Abiku menolaknya. Belum juga dengan Opa aku!"
"Itu juga yang aku bilang. Tidak semudah itu! Keluarga kamu adalah keluarga yang tidak sembarangan menerima orang. Aku sendiri juga belum tentu lolos dari Abimu karena aku adalah anak dari istri kedua. Padahal keluarga kamu dikenal anti poligami dan selingkuh."
Ariella mengangguk. "Itu benar."
"Sudah, yuk kita jalan-jalan. Aku sudah lapar lagi. Kita makan di mall atau keluar?" Akarsana menggandeng tangan Ariella sambil berjalan melihat mall mewah itu.
"Makan disini saja sampai malam terus baru besok pagi kita nikmati kulineran di warung. Aku tidak menyangka Surabaya akan sepanas ini," ucap Ariella.
"Anak Oman bisa merasa panas ya?" kekeh Akarsana.
"Bisa dong!" jawab Ariella.
Mereka benar-benar menikmati jalan-jalan di Tunjungan Plaza hingga menjelang pukul sembilan malam. Keduanya pun tertawa karena keluar dari pintu yang berbeda dari pintu masuk. Karena takut nyasar, akhirnya Ariella dan Akarsana memutuskan untuk naik taksi Blue Bird guna mengantarkan mereka ke hotel. Ariella dan Akarsana terkejut karena jaraknya dekat hanya sedikit memutar.
"Seringnya begitu, miss. Masuk dari pintu mana, keluar dari pintu mana. Malah ada anekdot, datang ke Tunjungan Plaza pagi jam sepuluh, keluar sudah tengah malam karena tersesat," kekeh supir Blue Bird itu sesaat sebelum mereka turun.
"Ternyata itu benar," gelak Ariella.
Setelah mengucapkan terima kasih, keduanya pun turun dari taksi dan masuk ke dalam hotel.
***
Muscat Oman, Istana Al Sharif
Eren terkejut saat asistennya melaporkan bahwa Raja Yusef bin Ismail dari Maroko menghubungi dirinya disaat mereka sedang makan siang.
"Ada apa?" tanya Shaera ke suaminya sementara Aidan menatap ayahnya dengan wajah datar.
"Aku tidak tahu. Tolong sampaikan pada Raja Yusef, akan aku hubungi satu jam lagi." Eren paling tidak suka jika acara makan siangnya terganggu untuk sesuatu yang tidak mendesak.
"Baik tuanku."
Sepeninggal asistennya, Aidan bertanya pada ayahnya. "Apakah ini ada hubungannya dengan Ella dan Akarsana?"
"Bisa jadi."
Shaera menatap suami dan putranya. "Apakah ada hubungannya dengan Ella dan Akarsana?"
"Sepertinya begitu." Aidan menatap ibunya yang tampak cemas. "Umi tidak usah khawatir."
"Umi hanya ingin yang terbaik buat Ella, Ai. Umi juga ingin kamu mendapatkan jodoh yang terbaik," ucap Shaera.
"Masalahnya susah Umi. Aku itu macam Pip ... Panutannya salah."
Eren menatap putra sulungnya. "Kamu mau punya pacar macam Oma Ajeng dan Liora?"
"Yaaaa nggak separah Lio sih ... Itu Pip kena tulahnya sendiri," gelak Aidan. "Aku ingin punya calon istri seperti Necan Dara mix Oma Yuna. Kalem tapi deadly ... Lagipula seperti semua anak-anak keturunan Al Sharif, Giandra dan Blair, kita tidak suka cewek lembek kan? Abi saja jatuh cinta sama Umi yang jago nembak!"
Aidan dan Ariella sudah sering dapat cerita soal pertemuan kedua orangtuanya dari Radhi Blair, Opa mereka. Mereka juga tahu bagaimana Blair Dubai itu banyak storynya. Apalagi Opa mereka yang bernama Alaric Blair yang terkenal dengan Gedhe ambegnya. Justru Opanya sendiri, Damian Blair, paling jarang cerita soal kisah cinta anak-anaknya .
"Umi doakan kamu dapat jodoh sesuai dengan apa yang kamu minta pada Allah SWT." Shaera tersenyum ke putranya yang memiliki warna mata sama dengan dirinya.
"Aamiin Umi."
***
Ruang Kerja Eren Al Sharif
"Asalamualaikum Raja Yusef."
Wajah Yusef tampak di layar monitor besar di ruang kerjanya.
"Wa'alaikumsalam salam Emir Al Sharif. Sehat?" tanya Yusef.
"Alhamdulillah. Anda sendiri?" senyum Eren yang didampingi oleh Aidan.
"Alhamdulillah sehat. Aku tidak mau basa basi ... Apakah Emir Al Sharif tahu putri anda bersama putra kedua saya, Akarsana?" Yusef menatap Eren.
"Tahu. Mereka sedang jalan-jalan di Surabaya sekarang," jawab Eren. "Apakah ada masalah?"
"Tidak ... hanya saya penasaran apakah mereka punya hubungan spesial atau tidak."
Eren tersenyum. "Kenapa tidak anda tanyakan pada putra anda? Terakhir Ella saya tanya, dia bilang Sana hanya teman seperjalanan yang menyenangkan dan belum ada kabar selanjutnya."
"Jika mereka berhubungan spesial, apakah anda akan merestuinya?" tanya Yusef.
"Jika mereka berpacaran, saya hanya memberikan ijin. Restu itu baru turun jika Sana memang serius berhubungan dengan Ella dan hendak menikahinya. Namun, selama masih pacaran, masih sebatas ijin," jawab Eren. "Apakah anda keberatan?"
"Tidak ... Hanya saja ... Saya ingin menjodohkan Princess Ariella dengan Putra Sulung saya, Bassam."
Rahang Eren mengeras. "Maaf Raja Yusef, saya tidak akan menjodohkan dengan putra sulung anda. No. Apa yang hendak anda katakan pada Emir Arab Saudi jika anda plin plan seperti ini?"
"Tapi Sana adalah putra kedua, bukan putra mahkota."
"Apakah putra mahkota anda, adalah pria yang baik?" balas Eren.
Yusef terdiam.
"Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya yang membesarkan Ella dari lahir dan saya juga ingin putri saya mendapatkan pasangan yang terbaik. Tapi maaf, bukan putra sulung anda, Bassam!" jawab Eren tegas.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Mngkn kl sm akar phon,mreka mau ngsih ksmptan....