NovelToon NovelToon
FIB (Fakultas Ilmu Budaya)

FIB (Fakultas Ilmu Budaya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri / Horor / Hantu / Cintapertama
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: 𝖨'𝗆 𝖱𝗂𝗌

Seorang dosen mengalami gangguan aneh bersama dengan mahasiswi baru.

Kampus yang terkenal cukup banyak penunggunya itu memang jarang mengganggu penghuni sekitar. Tapi tidak untuk kali ini. Teror semakin hari justru semakin kencang dan memanas.

Apa yang sebenarnya telah di lakukan dosen tersebut? Mengapa teror tiba tiba muncul dalam waktu satu hari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝖨'𝗆 𝖱𝗂𝗌, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 (Aksi Kriminalitas)

Liburan tiba!

Liam membuka mata. Sayup-sayup terdengar suara kicauan burung di pagi hari.

Ia membuka selimut dan duduk di pinggir ranjangnya. Tangan kanannya mengucek matanya yang masih mengantuk.

Bunyi jam alarm di meja kamar Liam berdering nyaring. Tangannya terulur mematikan alarm.

"Hoammmm..." mulutnya terbuka lebar ketika menguap.

"Huft..." desahnya pelan.

Satu nama yang terlintas dalam benaknya adalah Dyra. Hari ini, ia akan menghabiskan liburan hari pertamanya dengan Dyra. Sebelumnya ia tak sempat berpikir merencanakan pertemuan ini tapi tak ada salahnya juga. Anggap saja ini bagian dari surprise.

Teringat dengan perempuan yang ia cintai begitu memompa semangat Liam. Karena tak sabar, pria itu berlari ke arah kamar mandi dan bersiap untuk mengawali hari.

----------------

Seorang pria jangkung berpakaian kaos lengan panjang disertai celana jeans berjalan keluar dari dalam rumah. Aroma parfum maskulin menyebar bersamaan udara luar yang bertiup sepoi-sepoi.

Hari ini, Liam tak perlu membawa motor seperti biasanya karena mobil Liam telah selesai masa servis.

Liam memasuki mobilnya. Tangannya meraba-raba bagian dalam mobil itu. Rasanya seperti sudah bertahun-tahun ia tak menyetir mobil miliknya.

Senyum Liam mengembang sibuk memikirkan perjalanan rencana pertemuan dengan Dyra yang tiba-tiba ini. Walaupun hari ini bukan pertama kalinya ia kencan, rasa gugup dan bahagia itu masih saja menyelimutinya.

----------------

----------------

Dyra baru saja keluar dari kamarnya setelah bersiap-siap. Hari ini ia akan pergi keluar menemani Ibunya berbelanja.

Dilihatnya toko kecil milik Ibunya. Toko hari ini tampak lebih lega karena banyak bahan-bahan yang habis.

"Ayo kita berangkat, nak," kata Ibunya sambil meraih note barang belanjaan yang perlu dibeli.

Dyra mengambil tas jinjing anyaman plastik milik Ibunya di atas meja ruang tamu.

Di balik jendela nampak olehnya sebuah mobil putih tengah parkir dibagian halaman rumahnya.

Tanpa melihat siapa yang datang pun ia sudah tahu kalau mobil tersebut milik Liam.

Dengan langkah bersemangat, Dyra berlari kecil ke luar rumah.

"Liaaaaaam !!!" ujarnya girang.

Laki-laki bersetelan santai itu keluar dari mobil, begitu bahagia kedatangannya disambut oleh senyuman perempuan yang membuatnya terhipnotis.

"Mau belanja, ya?" tanya Liam setelah melirik tas anyaman yang dibawa Dyra.

Dyra mengangguk berat. Ia ingin menghabiskan waktu bersama lelaki di hadapannya, tapi disisi lain dirinya juga perlu membantu Ibunya berbelanja.

Liam melihat ekspresi Dyra berubah agak muram, ia berkata,

"Hehehe, jangan sedih begitu dong, ditunda besok kan bisa. Untuk sekarang, bantu Ibumu dulu,"

Liam peka akan situasi hati Dyra karena dirinya juga merasakan perasaan yang sama. Semua skenario yang Liam susun dalam benaknya sebelum berlibur dengan Dyra kini pudar.

Seorang wanita paruh baya menghampiri mereka.

"Nak Liam datang toh, maaf ya kami mau keluar," ucap Ibu Dyra sopan dan sedikit tak enak hati.

"Nggak usah dipikirkan, Buk," jawab Liam sambil tersenyum.

Setelah cukup basa-basi, Dyra dan Ibunya pergi berjalan menuju pasar. Sementara itu, Liam yang masih berdiri di halaman rumah Dyra memandangi langkah mereka.

Mata Liam terus menatap tas jinjing di tangan Dyra. Bola matanya melebar, seolah mendapat gagasan.

Langkahnya lari ke arah Dyra dan Ibunya yang belum berjalan terlalu jauh.

"Uhm... Buk... bagaimana kalau biar saya saja yang menemani Dyra? Ibu cukup istirahat di rumah," usul Liam. Ia berpikir ini adalah cara yang tepat untuk bisa menghabiskan waktu bersama.

Ibu Dyra tentu tidak keberatan dengan tawaran Liam. Lagipula, sampai saat ini ia masih sangat percaya dengan Liam, jadi dengan senang hati dirinya mengizinkan Liam untuk menggantikannya.

----------------

Liam mengendarai mobilnya sambil tersenyum. Sepanjang jalan, Dyra hanya melirik aneh kekasihnya itu. Sesekali ia memperhatikan penampilannya apakah ada yang lucu, padahal Dyra hanya mengenakan kaos oblong dan celana oblong. Mungkin saja, style nya hari ini terlalu biasa.

Karena tidak tahan, Dyra menyubit lengan pria yang berada di sampingnya dengan cubitan lumayan kencang.

"Awww..." Liam tersentak merasakan nyeri di lengan kirinya.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Dyra. Kedua matanya menyipit melirik Liam sambil menyilangkan tangannya di dada.

Bukannya menjawab, pria jangkung itu justru tertawa terbahak-bahak.

Sekali lagi, Dyra mencubitnya lebih kencang.

"Awww... Raaa?" posisi cubitan yang sama, mengakibatkan lengan Liam yang nyeri semakin terasa.

Ia berusaha mengontrol tawa, sambil fokus menyetir, Liam berkata,

"Akhirnya kita bisa berdua, ya... mengapa kamu nggak memuji ide brilianku ini?"

"Ide brilian? Maksudmu karena kamu berhasil mencari kesempatan denganku?" ujar Dyra.

"Kenapa? Bukankah kamu juga ingin berjalan-jalan denganku?" nada Liam menggoda. Membuat Dyra memalingkan mukanya ke samping ke arah kaca mobil.

Setelah keributan kecil itu, lokasi pasar mulai terlihat. Mobil Liam mendekat memasuki area pasar.

Bola mata Liam berputar ke kanan kiri seperti mencari sesuatu.

"Kenapa nggak bawa motor saja sih, Li? Kan enak bisa parkir disini," keluh Dyra.

"Dari awal aku berencana mengajakmu berjalan-jalan, bukan ke pasar," celoteh Liam tanpa menoleh ke arah Dyra.

Pandangan Liam mengedar, area parkir tengah padat dipenuhi motor. Berhubung space parkiran cukup penuh, terpaksa Liam harus mencari tempat lain untuk mobilnya.

Pasar terletak persis di seberang jalan raya. Di samping pasar, terdapat toko keramik dan sebelah toko itu adalah gang yang cukup lebar dipenuhi dengan penjual berbagai macam di sisi-sisi kanan kirinya. Lokasi tersebut termasuk bagian dari pasar itu sendiri.

Untungnya, ada lahan yang memang diizinkan untuk dijadikan tempat parkir. Tanpa pikir panjang, mobil Liam menempati lahan tersebut.

Tanpa mereka sadari, ada empat pasang mata tengah mengintai mereka dibalik riuhnya suasana.

----------------

Liam dan Dyra berjalan memasuki pasar. Mereka asyik bersenda gurau sambil menyusuri berbagai macam penjual.

Liam mengecek note di tangannya. List belanjaan terurai hingga beberapa baris. Menandakan perjalanannya di pasar akan panjang. Ia tak keberatan sama sekali asalkan selama masih ada di samping Dyra.

Liam terus mengekor Dyra. Walaupun dirinya tinggal disatu kota dengan Dyra, ia tak tahu betul denah pasar ini karena ia lebih sering belanja kebutuhan di toko kelontong maupun di mall.

----------------

Di sisi lain, seorang pria berbadan kurus keluar dari tempat persembunyiannya. Di susul oleh temannya, pria dengan badan lumayan berisi. Mereka berjalan berbaur ke keramaian.

"Cepat, kau ikuti pria jangkung dan perempuan itu sebelum mereka berdua berjalan lebih jauh lagi," ucap si pria kurus dengan suaranya yang serak, nadanya pelan namun waspada.

Pria berisi yang berdiri di sampingnya merespons dengan anggukan. Seolah sepakat akan rencana yang mereka buat.

"Ingat, kontrol geral-gerikmu. Jangan sampai mereka berdua menyadarimu," tambah pria kurus itu lagi. Mulut dan hidungnya menghembuskan asap, di antara jarinya terselip sebatang rokok sisa setengah yang masih menyala.

Si pria kurus melangkah mendekati tempat dimana mobil Liam terparkir. Sebisa mungkin gelagatnya terlihat seperti pemilik mobil agar tidak menciptakan kecurigaan sekitar.

Sementara itu, rekan si pria kurus berjalan meninggalkannya guna menjalankan rencana mereka.

Dua orang berjaket itu berniat melancarkan aksinya.

----------------

Aksi dimulai.

Tanpa memakan waktu, pria gendut itu bisa menemukan keberadaan Liam. Tak jauh darinya, tampak Liam tengah sibuk membawa barang-barang belanja.

Pria gendut ini tidak ada maksud mengincar Liam, ia hanya membutuhkan kunci mobil yang kemungkinan besar di taruh dalam kantong celana si pemilik mobil.

Tangan pria gendut itu mengeluarkan alat pemancar radio dari saku jaketnya untuk memancarkan sinyal lemah yang dipancarkan oleh kunci fob.

----------------

Si pria kurus bisa menyamakan kunci mobil Liam kemudian meng-scan sistem pengunci mobil yang menyebabkan sistem pengunci merespons secara otomatis dan mengirim sinyal. Sehingga, kunci yang ada di tangan pria kurus dapat menerima sinyal.

Pemancar milik si pria kurus yang berdiri di dekat mobil Liam mengarahkan sistem pengunci ke pemancar milik komplotannya yang berada di sekitar Liam.

Lalu, pemancar dari si pria gendut meneruskan sinyal ke fob kunci sehingga fob kunci mengirim respons yang telah diperkuat pemancar menuju ke pemancar si pria kurus. Hingga akhirnya, pria kurus dengan mudah meneruskan sinyal yang ia dapat dari komplotannya ke sistem pengunci mobil.

"Mantap!" ucapnya girang setelah rencana jahatnya berjalan lancar sesuai ekspetasi.

Setelah proses kirim mengirim sinyal yang rumit ini, pintu mobil Liam bisa terbuka dan mesinnya menyala.

Temannya yang telah usai menyelesaikan pekerjaan ilegalnya pun kembali ke lokasi mereka.

Sayangnya, tidak ada yang mencurigai tingkah mereka. Masing-masing orang disibukkan aktivitas jual beli dan telinga mereka penuh dengan hiruk pikuk sekitar. Sehingga, tak ada yang sadar bahwa terdapat dua orang kriminal di tengah-tengah mereka.

Pria kurus memasuki mobil Liam, di susul si gendut. Hati mereka sangat bahagia sekaligus panik karena mereka masih berada di tempat umum. Secepatnya mereka harus menjauh dari keramaian agar bisa tenang.

Tetapi, sebelum menjalankan mobil Liam, mereka berdua sama-sama mencium aroma tulip yang sangat menyengat.

Meski terkesan aneh, dua orang penjahat itu berpikir kalau memang si pemilik mobil meninggalkan parfum wangi tulip di sekitar mobil.

Namun, nyatanya tak sesimpel itu. Ketika si pria kurus tak sengaja melihat ke kaca mobil yang memantulkan jok bagian belakang, ia melihat wanita duduk menunduk di belakangnya. Rambutnya mengurai panjang menutupi wajahnya.

Karena tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, pria itu spontan menoleh ke belakang.

Kosong...

"Ayo bos, cepat pergi dari sini sebelum pemiliknya datang!" oceh si pria gendut dengan raut muka sedikit panik.

"I..iya iya..." jawab pria kurus itu. Hatinya mulai tak enak karena tiba-tiba bulu kuduknya berdiri.

"Kau juga lihat?" tanya pria kurus.

"Lihat apa?" ucap si gendut.

"Wa..wanita yang duduk di belakang," jelasnya lagi, keringatnya mulai bercucuran.

"Nggak ada siapa-siapa," jawab si pria gendut itu sambil menoleh ke belakang dan tak melihat siapapun.

Tapi, tak lama kemudian...

*Brukkkk*

Suara gaduh dari arah kaca windshield mobil terdengar cukup kencang seperti ada yang melempar sesuatu ke arah kaca tersebut, hal itu membuat kedua pria di dalam mobil itu menoleh.

Kaget bukan main. Ternyata yang mereka lihat adalah sesosok wanita dengan posisi terbalik, kepalanya berada dibawah dan begitu dekat dengan kaca windshield. Wajah wanita itu tersenyum menyeringai sambil matanya yang lebar menatap keduanya.

"AAAAAAAGRHHH !!!"

Teriakan dua penjahat itu menggema, menarik perhatian sekitar.

Dengan cepat mereka meninggalkan mobil dan berlari terbirit-birit. Seketika mereka berdua tak mempedulikan rencana yang mereka susun dari awal. Perasaan senang hanya singgah beberapa menit saja, selebihnya ketakutan dan tak peduli kalau aksi mereka berakhir sia-sia.

----------------

Sementara itu, Liam dari tadi merasa ganjal akan sesuatu tapi ia sendiri tak tahu alasan di balik rasa cemasnya yang mendadak itu.

"Ra, aku mau balik ke mobilku dulu ya... Sebentar saja, kok," ucapnya sambil berlalu tanpa menunggu jawaban Dyra.

Karena keheranan, Dyra memutuskan ikut bersama Liam.

----------------

Sesampainya di tempat parkir mobil, Liam terkejut mendapati pintu mobilnya dalam keadaan terbuka. Ia mempercepat langkahnya untuk memastikan apa yang telah terjadi.

Liam memasuki mobilnya, tidak ada barang yang hilang di dalamnya. Semuanya masih seperti semula.

Lalu ia keluar, pandangannya mengedar ke orang-orang yang tengah lalu lalang. Tatapannya tajam seolah mencari pelaku yang hendak membawa pergi mobilnya. Matanya mengamati satu per satu orang yang lewat, sebelum akhirnya ia mengacak rambutnya frustasi sambil menghela nafas panjang.

"Bagaimana bisa? Kan kuncinya..." Dyra tak bisa melanjutkan kata-katanya, ia melirik ke arah kunci mobil yang ada di tangan Liam.

Liam mendekati Dyra. Kedua tangannya meremas bahu Dyra seolah postur itu menjelaskan kalau semua sudah baik-baik saja.

"Tak apa, aku tak mau pusing memikirkan alasan kenapa pencuri itu pergi meninggalkan targetnya. Yang terpenting adalah... Mobilku masih tetap di tempatnya," ujar Liam lega, ia lanjut berkata,

"Tapi aneh... Tadi aku merasa seperti ada yang menyuruhku pergi ke lokasi parkir mobil. Hatiku seakan mengikuti bisikan itu. Dan ketika aku sampai di sini, ternyata memang benar ada yang nggak beres."

Demi mencegah perampokan terjadi kedua kalinya, Liam memutuskan untuk membeli kantong faraday di sekitar pasar. Sedangkan Dyra bersedia untuk tetap berada di mobil Liam.

----------------

Setelah selesai membeli barang yang dibutuhkan, Liam kembali ke tempat semula. Kini, ia tak perlu cemas akan tragedi pencurian terhadap mobilnya karena kuncinya dipastikan aman di dalam kantong tersebut.

"Kenapa belinya nggak dari tadi sebelum pergi ke pasar?" tanya Dyra.

"Aku akui aku ceroboh, Ra. Metode pencurian seperti ini sebelumnya belum pernah terjadi padaku ataupun teman-temanku," ujar Liam.

"Belum pernah terjadi bukan berarti nggak akan pernah terjadi," jawab Dyra, ia turut lega pacarnya itu selamat dari musibah.

"Lagipula... Sepanjang perjalanan ke pasar pikiranku sibuk memikirkan mu, nggak sempat berpikir membeli kantong faraday," kekeh Liam sambil menyenggol lengan Dyra.

Di bawah sinar matahari yang terik, Liam dan Dyra berjalan menjauh dari lahan parkir mobil. Langkah mereka ringan di iringi suara hiruk pikuk aktivitas jual beli yang memenuhi indra pendengaran mereka.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Saya ingin menyampaikan pesan kepada para readers sekalian guna mengantisipasi tindakan kriminal yang bisa saja terjadi kapanpun.

Teknologi di dunia ini terus berkembang pesat. Jadi, tidak heran kalau pencuri mobil generasi baru juga menggunakan gadget canggih untuk melancarkan aksi mereka.

Seorang pencuri bisa saja meretas sistem tanpa kunci terupdate untuk masuk ke mobil.

Tips pencegahan :

Untuk mengurangi risiko pencurian, kalian bisa melakukan beberapa antisipasi, antara lain :

𝗣𝗮𝘀𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗰𝗮𝗸 𝗚𝗣𝗦.

Tips pertama ini tidak mencegah pencurian, tetapi dapat membantu pihak berwenang melacak mobil jika terjadi pencurian.

𝗝𝗮𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗸𝘂𝗻𝗰𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗷𝗲𝗻𝗱𝗲𝗹𝗮/𝗽𝗶𝗻𝘁𝘂.

Para pencuri yang melakukan metode pencurian sama seperti bab di atas, akan mudah melacak posisi kunci menggunakan radio pemancar. Jauhkan fob kunci dari pintu atau jendela, terutama jika mobil sedang terparkir di luar.

𝗚𝘂𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗻𝘁𝗼𝗻𝗴 𝗳𝗮𝗿𝗮𝗱𝗮𝘆.

Bahan dari kantong faraday berfungsi menghalangi sinyal radio kunci dari transmisi keluar. Kalian bisa menyimpan kunci di dalamnya.

Cukup sekian pesan yang saya sampaikan. Saya harap readers senantiasa di jauhkan dari musibah dan selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa.

****************

****************

****************

1
Alna
bisa juga ya si Liam gombal/Silent/
Alna
sahabat sejati tanpa di beri tau juga langsung engeh siapa pria yg di suka Dyra
dilafnp
udah jgn ngambek.
dilafnp
haduh, lamanya 😒
Mingyu gf😘
makin penasaran sama masa lalu Liam
Mingyu gf😘
tuhkan nangis si dyra
rahmad faujan
setan belum puas kayaknya
Wida_Ast Jcy
Wah ini ceritanya semua punya indera ke6 ni. indigo semua ya thor
Wida_Ast Jcy
🤣🤣🤣 Aku tadi bacanya mbah kangkung lho. Namanya kok kangkung sich pikirku. eh.... salah ternyata🤣🤣🤣
Blueberry Solenne
Jangan jangan itu ceweknya Liam, pasti dia ngelihat cowoknya nyium poto dia
Blueberry Solenne
Saking kangennya ya bang
Alna
mungkinkah sosok itu adalah wanita yg ada di foto punya Liam
Alna
Liam; mungkinkah aku jatuh cinta aku jatuh cinta padanya
Alna
sini Ra, bersandar saja di pundakku menangis nya
iqbal nasution
asal jangan bulu yg lain berdiri
Vᴇᴇ: emg klo bulu lain yg berdiri gmn kaa?
total 1 replies
Ani Suryani
padahal langsung bicarakan saja
Wida_Ast Jcy
akhirnya dudah gk kerasukan lagi
Wida_Ast Jcy
takut juga gak tuh
Ani Suryani
GK sadar apa orang lagi kesurupan
rahmad faujan
kurang mbak harusnya besi🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!