Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.
“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”
Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.
“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.
Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.
“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teguran Keras
Ditemani Eva, Raka baru saja mengantar Sofia pulang ke Yogya menggunakan kereta api.
Tawaran Roni untuk naik pesawar ditolak Sofia dengan alasan lebih suka naik kereta dan jarak dari stasiun ke rumah lebih dekat daripada dari bandara.
“Makan siang dulu Ka, aku lapar,” pinta Eva sambik berjalan ke parkiran.
“Hhhhmmm.”
“Mau makan apa ?”
“Terserah kamu aja.”
Sebelum sama-sama masuk ke dalam mobil, Eva sempat menatap Raka sambil tersenyum.
Eva langsung menyodorkan aplikasi penunjuk jalan saat Raka mulai menjalankan mobil keluar parkiran.
“Kita makan di sini aja ya, Ka.”
“Hhhhhmmm.”
Tidak ingin membuat suasana jadi makin keruh, sepanjang perjalanan Eva memilih diam sambil mendengarkan radio dan sesekali membalas pesan masuk.
Kurang lebih 40 menit kemudian, Raka menghentikan mobil di depan rumah makan yang dipilih Eva.
”Hari ini aku yang bayar dan kamu nggak boleh nolak !” tegas Eva sambil senyum-senyum.
Raka tidak menjawab, tatapannya juga fokus melihat-lihat menu.
Meskipun pria di hadapannya bersikap acuh dan dingin padanya, Eva tidak peduli dan yakin bisa membuat perhatian Raka terbagi.
Apalagi setelah bertemu Arumi langsung, Eva mengganggap gadis itu bukan saingan berat.
“Besok kedua orangtua Anggara akan datang ke rumah. Sepertinya papa dan mama sudah sepakat untuk membatalkan pertunangan kami.”
“Hhhhhmmm.”
“Kenapa dari tadi kamu hanya menjawab seperti itu ?”
“Kenapa ? Salahnya dimana ?”
Eva menghela nafas namun bibirnya tetap menyunggingkan senyum.
“Kenapa kamu seperti malas bicara denganku ?”
“Aku tidak suka membahas masalah penting sambil makan,” sahut Raka bertepatan dengan kedatangan pelayan mengantar pesanan mereka.
Akhirnya Eva berhenti mengajak Raka berbicara bahkan ia tidak lagi bercerita apapun. Meski sikap Raka bukan hal yang baru bagi Eva tapi tetap saja hatinya tidak bisa menghindar dari rasa kecewa.
Mendekati jam makan siang, pengunjung yang datang semakin ramai dan rata-rata orang kantoran. Raka mempercepat makannya dan setelah selesai ia langsung beranjak tanpa mengajak Eva.
Lagi-lagi Eva hanya bisa menarik nafas dan meninggalkan piring makannya yang belum habis.
Setelah membayar, Eva menyusul Raka yang sudah menunggu di parkiran.
“Lanjut kemana kita ?” tanya Eva tanpa mempermasalahkan apa yang terjadi barusan.
Lagi-lagi Raka tidak menjawab, hanya melajukan mobilnya meninggalkan parkiran. Kali ini hanya butuh 20 menit, Raka pakir di depan ruko yang merupakan sebuah cafe.
“Ada yang ingin aku bicarakan,” ujar Raka sebelum turun.
“Tentu saja,” sahut Eva buru-buru melepas sabuk pengamannya dan berlari kecil supaya bisa menyusul Raka yang sudah sampai di pintu.
Setelah memesan minuman, Raka langsung mencari tempat duduk tanpa bertanya lagi. Kunci mobil Eva pun dikembalikan pada pemiliknya.
“Kenapa…..” Eva terbata sambil melirik benda yang
disodorkan kepadanya.
“Skenario yang Roni buat hanya untuk memancing Arumi mengungkapkan perasaannya.”
Wajah Eva kelihatan lega dan ia pun tertawa.
“Tentu saja aku paham. Apa aktingku kurang meyakinkan ?”
Eva mencondongkan tubuhnya ke arah Raka sambil mengerjap-kerjapkan mata.
“Aku tahu kamu sudah melewati batas, tujuanmu tidak lagi sesuai dengan permintaan Roni,” sahut Raka dengan tatapan tajam.
“Apa maksudmu ?” Dengan senyum canggung Eva kembali bersandar di kursinya.
“Kamu bisa berpura-pura di depan keluargaku, berakting di depan Roni tapi aku tahu semua kebohonganmu.”
“Aku tidak pernah pura-pura apalagi membohongi keluargamu terutama tante Sofia,” protes Eva sedikit emosi.
“Apa yang kamu lakukan pada Arumi sudah melewati batas yang diminta Roni,” tegas Raka sekali lagu, berharap Eva mengingat ucapannya.
“Melewati batas dimananya ? Masalah Arumi pulang sendiri naik taksi ? Bukankah malah bagus karena semua orang bisa melihat jelas bagaimana dia cemburu padaku ?”
Eva tersenyum bangga tapi dalam hatinya ia mengejek sikap Arumi yang menurutnya kenanak-kanakan dan sengaja mencari perhatian Raka.
“Aku sudah banyak mendengar cerita Roni tentang bagaimana kalian berdua menjalani pernikahan kontrak selama 3 tahun….. Aaahh bukan 3 tahun tapi Roni bilang menurut Arumi hanya 1001 malam.”
Raka menghela nafas, memperhatikan Eva dengan wajah datar dan kedua tangannya terlipat di depan dada.
“Seharusnya kamu senang dan berterima kasih karena aktingku membuatmu tahu kalau dia masih menyimpan perasaan cinta untukmu.”
“Terima kasih,” ujar Raka dengan nada sarkas. “Tapi sekaligus aku menyesal sudah melibatkanmu. Aku tahu kamu pasti menganggap Arumi hanyalah anak kecil yang mudah diintimidasi.”
Eva kelihatan kaget karena ucapan Raka barusan sama dengan yang ada di dalam pikirannya.
“Entah apa yang kamu katakan pada Arumi di dalam kamar kecil waktu di restoran tapi aku yakin kamu sudah melewati batas.”
Raka kembali mengulangi kata melewati batas sekaligus menunjukkan rasa tidak sukanya pada Eva.
“Aku hanya mencoba menyempurnakan sandiwara kita biar lebih meyakinkan,” bohong Eva.
“Tolong ingat baik-baik ! Tanpa sandiwara kalian, aku tetap akan mengejar cinta Arumi tanpa lelah dan tanpa batas waktu.”
Eva tersenyum getir sambil membuang muka ke samping.
“Masalah surat cintamu, bukan aku yang menyimpannya tapi mama dan sampai detik ini aku tidak pernah berminat untuk membacanya, jadi tidak usah baper apalagi berharap aku tersentuh.”
Eva kembalu menghela nafas, kata-kata Raka barusan membuat hatinya sedikit sakit tapi pria itu tidak peduli. Raka malah beranjak setelah menghabiskan kopinya.
”Kamu mau kemna, aku bisa mengantarmu.”
“Tidak usah terima kasih.”
Baru saja kakinya melangkah, Raka berbalik badan lagi karena lupa ada yang ingin disampaikannya pada Eva.
“Oh ya, terima kasih karena kamu sudah memberitahu masalah boneka beruang itu tapi Arumi tidak berhutang apapun padamu.”
“Apa maksudmu Raka ? Aku tidak pernah berpikir menanamkan hutang budi pada Arumi.” Nada bicara Eva mulai meninggi.
“Pikiran manusia sulit ditebak dan bisa berubah sesuai keadaan. Jangan lupa, tanpa gugatan Arumi bukti itu tidak berarti apa-apa dan kamu tidak bisa melepaskan diri dari Anggara.”
“Aku tahu.” gumam Eva.
“Aku pamit dulu.”
Ditinggalkan Raka setelah ditegur dan disindir seakan pria itu bisa membaca hati dan pikirannya, Eva hanya bisa menghela nafas panjang.
Apa yang Raka katakan memang betul, pikiran dan perasaan manusia bisa berubah mengikuti keadaan atau sesuai kebutuhan.
Seperti Eva, awalnya ia tidak berniat membuka cinta lamanya pada Raka tapi begitu tahu status pria itu duda, Eva berubah pikiran.
Eva tidak menyangka pria acuh yang tertutup dan selalu dingin pada perempuan ternyata bisa menikah muda , lebih cepat daripada teman-teman mereka yang suka gonta ganti pacar semasa sekolah.
Ditambah lagi begitu tshu kalau mantan istri Raka adalah Arumi, Eva semakin tertantang untuk mencoba mengadu peruntungannya mendapat hati Raka setelah gagal saat masih jadi bocah..
Siapa sangka, Raka sudah cinta mati dengan Arumi padahal dari cerita Roni, selama menikah Raka dan Arumi tidak pernah menjalani kehidupan sebagai suami istri sungguhan.
ga ush glau trs,kn raka srius mau bkin arumi bhgia....bntr lg ga bkln dpt status janda,plus ga perawan lg....🤭🤭🤭
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
slmt brjuang......
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....