NovelToon NovelToon
Godaan Cinta Ibu Susu

Godaan Cinta Ibu Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu susu / CEO
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Sera, harus kehilangan calon anak dan suaminya karena satu kecelakaan yang merenggut keluarganya. Niat ingin berlibur malah menjadi petaka.

Sera bersedih karena kehilangan bayinya, tapi tidak dengan suaminya. Ungkapannya itu membuat sang mertua murka--menganggap jika Sera, telah merencanakan kecelakaan itu yang membuat suaminya meninggal hingga akhirnya ia diusir oleh mertua, dan kembali ke keluarganya yang miskin.

Sera, tidak menyesal jatuh miskin, demi menyambung hidup ia rela bekerja di salah satu rumah sakit menjadi OB, selain itu Sera selalu menyumbangkan ASI nya untuk bayi-bayi di sana. Namun, tanpa ia tahu perbuatannya itu mengubah hidupnya.

Siapakah yang telah mengubah hidupnya?
Hidup seperti apa yang Sera jalani setelahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sera, Kamu Dicari

"Tuan!" .

"Ada apa Alex?" tanya Darren, ketika sang asisten menghentikan mobilnya. Alex terpaku, wajahnya begitu pucat, ia menoleh ke arah Darren yang duduk di belakang.

"Saya, menabrak seorang wanita sepertinya dia pingsan Tuan. Bagaimana ini?" Alex dicampuri rasa cemas. Namun, Darren tetap tenang yang langsung turun dari mobilnya untuk melihat Sera, yang baru saja ditabrak olehnya.

Darren, mendekat ia melangkah dengan ragu ke arah Sera yang sudah tergeletak di bawah aspal Alex ikut turun untuk melihatnya juga.

"Gimana Tuan apa dia masih hidup?" tanyanya cemas.

Darren tidak menjawab, dia langsung berjongkok memeriksa denyut nadi Sera pada lehernya. Namun, tiba-tiba ... "Akh!"

"Tuan!"

Sera, bangun yang menyerang Darren tiba-tiba. Darren kehabisan nafas saat tangan Sera mencekiknya dengan mengapit tubuh Darren oleh kedua tangannya.

"Tu-Tu-Tuan!"

"Hey, lepaskan Bosku, kamu hampir membunuhnya." Alex berusaha melepaskan tangan Sera dari tubuh Darren. Darren sudah merasa sesak yang terus menepuk-nepuk tangan Sera.

"A-Alex ...."

"Hei, lepaskan Tuanku."

"Tidak! Jika aku lepaskan maka kalian pasti kabur. Enak saja, setelah menabrakku langsung kabur."

"Lepaskan dulu!" sentak Darren, akhirnya Sera melepaskan cekikkannya. Darren, melonggarkan dasinya lalu pria itu menatap Sera, dengan sorot mata yang penuh kebencian.

Niat Darren dari perusahaan datang dengan cepat sampai harus meninggalkan meeting. Semua itu karena sang ibu menghubunginya jika Lio masuk IGD lagi. Darren diliputi perasaan cemas tetapi setibanya di dekat rumah sakit ia malah bertemu Sera, wanita pembawa sial baginya.

Darren melirik tajam kepada Alex, karena ulah asistennya ia diserang oleh wanita yang tidak dikenal.

Darren, berdiri ia merapikan pakaiannya lalu menatap Sera dengan tatapan membunuh. "Berdiri kamu!" tegasnya, membuat Sera langsung berdiri.

"Kamu asal nyerang orang saja, saya bisa tuntut kamu karena menipu, ya!"

Bola mata Sera melebar. "Kenapa aku dituntut? Kalian yang menabrakku, sudah baik aku tidak melaporkannya ke polisi." Sambil bersedekap Sera bicara dengan lantangya seakan ia tak bersalah.

"Laporkan saja jika berani! Kamu pikir aku bodoh, kamu tidak terluka sama sekali, dan kamu pura-pura pingsan untuk memerasku."

"Me-meras? Hei, Tuan di sini ada CCTV sudah jelas mobilmu yang menabrakku, masih bisa ngelak kamu. Mengelak berapa kali pun kamu tetap salah, mobil kalian melaju pada bukan jalannya. Terus kalian menabrak aku yang jelas-jelas ini jalan untuk pejalan kaki bukan jalan mobil!"

Darren, menggigit bibirnya sambil berkacak pinggang ia menatap Sera kesal. Wanita ini sangat pandai berdebat. Hingga ia kehabisan kata-kata. Darren, melirik Alex seolah meminta pria itu untuk menyelesaikan.

"Alex, urus saja olehmu. Aku masih ada urusan."

"Hei!"

Mata Alex membola, mulutnya menganga lebar kala Sera, menarik kerah kemeja Darren dari belakang. Punggung Darren langsung tertarik, tetapi Sera, sama sekali tidak melepaskannya.

"Oh, Tidak! Wanita ini tidak tahu siapa Tuan Darren," gumam Alex, yang cemas akan amarah bosnya.

Selama pengabdiannya kepada Darren, ia tidak pernah melihat wanita mana pun yang melakukan itu, apalagi sampai berani memakinya. Hanya Sera satu-satunya wanita yang berani melakukan itu.

Alex segera merogoh dompet dalam sakunya, mengambil beberapa lembar uang untuk diberikan kepada Sera. Alex berpikir, hanya uanglah yang bisa menyelesaikan semuanya.

"Nona! Nona! Tolong lepaskan Tuanku, ini ganti rugi saya, saya mengendalikan setir jadi saya yang salah. Ini ... terimalah ini sebagai pertanggungjawaban saya."

Sera, melirik segepok uang di tangan Alex. Ia pun melepaskan cengkeramannya yang membuat tubuh Darren, oleng dan hampir saja terjatuh jika Alex tidak menahan tubuh kekarnya itu.

Mata Sera berbinar, ia menghitung lembaran uang itu yang dianggapnya sangat banyak. Sebenarnya, Sera tidak mau menerima karena Darren tetap salah, tetapi ia sedang membutuhkan uang untuk beberapa hal.

"Baiklah aku terima uang ini," ucap Sera, melirik Alex. Lalu menatap kearah Darren "Seharusnya kamu meminta maaf dan bertanggungjawab seperti anak buahmu itu, kau malah marah-marah," protesnya.

"Terima kasih, ya aku terima uang ganti ruginya. Lain kali jalan hati-hati jangan sampai menabrak orang lagi." Katanya, lalu pergi melangkah pergi.

Namun, sebelum langkahnya menjauh tiba-tiba tubuhnya terpaku. Sera, merasa aneh lalu menoleh ke belakang, yang ternyata Darren menarik kerah kemejanya.

Alex sampai bingung dan hanya bisa menggeleng melihat cekcok antara bosnya Dan wanita itu.

"Hei! Lepaskan aku! Kamu mau melecehkanku, ya!"

"Enak, saja minta lepas setelah membawa kabur uang asistenku."

"Siapa bilang aku membawa kabur? Dia yang berikan."

"Dasar wanita penipu!"

Darren tidak melepaskan cengkraman pada kerah kemejanya. Alhasil Sera, membuka kemejanya itu biar terlepas dari cengkraman Darren. Akan tetapi ... perbuatannya itu membuat Darren terhuyung akibat kemeja yang ditariknya kini tidak memiliki beban.

Bugh!"

"Akh!"

"Tuan!"

Sera, menoleh lantas tersenyum. Alex membangunkan Darren, lelaki itu menatap kesal ke arah Sera, yang kini malah mengejeknya lalu pergi menjauh.

"Wanita itu!"

"Biarkan saja Alex, biarkan dia pergi." Ungkap Darren ketika Alex hendak mengejarnya. "Jika bertemu lagi, aku tidak akan melepaskannya," ucapnya demikian.

"Maaf, Tuan ini gara-gara saya." Alex, berkata sambil membangunkan Darren dari aspal. Darren, membersihkan pakaian dari kotoran jalan, setelah itu kembali masuk ke dalam mobil.

"Gajimu saya potong!" tegasnya yang melewati Alex. Alex terdiam bibirnya mencebik memikirkan nasibnya yang malang. Sambil menggerutu Alex berkata "Sudah bayar ganti rugi eh ... dipotong pula gajiku, malam bener nasibmu Lex."

Alex kembali masuk yang duduk di kursi kemudi. Ia kembali melajukan mobilnya memasuki area rumah sakit lebih dalam.

Setibanya di parkiran, Alex dan Darren, turun. Mereka berjalan memasuki ruang lobi rumah sakit sebelum akhirnya menuju ke arah IGD.

Namun, di persimpangan jalan Darren bertemu dengan Jojo dan beberapa pengawal ibunya yang kini tengah berpencar di sekitar rumah sakit.

"Pak Jojo?"

"Eh, Tuan muda." Jojo membungkuk.

"Ada apa ini? Kenapa mereka?" Pertanyaan Darren, dilontarkan untuk para pengawal. Ia tahu mereka pasti sedang menjalankan tugas dari ibunya tetapi tugas seurgen apa di rumah sakit ini.

"Mereka ditugaskan oleh Nyonya besar, untuk mencari seorang OB bernama Sera," jawab Jojo demikian.

"Seorang OB untuk apa?" tanya Darren heran.

"Saya belum tahu, karena saat itu Nyonya besar ingin cepat-cepat kami menemukannya. Jadi saya belum sempat bertanya."

Darren, mengangguk pelan. Lantas ia menyentuh pundak pak Jojo sambil berkata, "Kalau, begitu saya ke IGD dulu. Semoga kalian cepat menemukannya."

"Iya, Tuan muda. Untuk baby Lio dia sudah dipindahkan ke ruang VIP Tuan."

"Ok, terima kasih."

Darren, segera pergi menuju ruang VIP Alex, setia mengikuti dari belakang. Selang berapa menit Pak Jojo dihampiri seorang pengawal yang memberikan laporan tentang pencarian mereka.

"Pak Jojo, kami sudah menemukannya."

"Di mana?"

Tidak berselang lama seorang pengawal datang bersama dua orang wanita yang berstatus sebagai OB. Wanita itu terlihat sudah tua, tangan keriput dengan wajah yang penuh garis-garis halus.

"Ini wanita itu, saya bawa dua-duanya karena namanya sama. Jadi tidak ada salahnya kita bawa ke Nyonya, biar Nyonya yang pilih."

"Baiklah ayo, kita ke ruang VIP sekarang," ajak Jojo yang berlalu, diikuti oleh pengawalnya bersama wanita itu.

***

"Mama," panggil Darren ketika memasuki kamar rawat bayinya. Darren tergesa-gesa dengan wajah penuh kecemasan. Ia membuka jasnya lalu di simpan di atas sofa, lalu Darren berjalan ke arah Maudy, yang menunggunya.

"Mama, bagaimana keadaan Lio?" tanyanya yang langsung mengecup kening bayi yang tidak lama lagi akan menginjak usia dua bulan.

Namun, selama dua bulan itu Lio tidak asing dengan tempat yang disebut rumah sakit. Hampir setiap bulan, dan setiap minggu balita itu terus dirawat karena tubuhnya yang tidak bisa menerima susu protein sapi dan jenis susu lainnya selain ASI.

"Sudah, Mama bilang Lio alergi susu sapi, mau merk sebagus apapun tetap tidak cocok. Dia hanya ingin ASI. Karena kita terus memaksanya minum susu itu, sekarang wajahnya pada bengkak juga bintik-bintik merah. Lio juga mengalami muntah dan diare."

"Darren, lakukanlah sesuatu Mama tidak mau cucu Mama ini ... harus berakhir .... huhuhu." Maudy tidak sanggup melanjutkan kata-katanya hingga ia menangis.

"Tapi ... Darren." Tiba-tiba Maudy menghapus air matanya dan wajahnya menjadi sumringah. Maudy, mengatakan pada Darren, jika ia menemukan seorang wanita yang dapat menolong putranya.

"Darren, hari ini Mama bertemu dengan seorang wanita dia bekerja di sini, sebagai OB. Mama sudah memerintahkan Jojo untuk mencarinya."

"Tadi, dia dengan tulus dan ikhlas menyusui Lio, dan Lio, menerimanya dengan baik. Lio lahap sekali menyusu, hingga ia tertidur pulas."

"Mama pikir, bagaimana jika wanita itu kita jadikan Ibu susu untuk Lio?"

Darren terdiam. Pria itu terlihat berpikir.

"Kita tidak punya pilihan lagi, ini demi Lio, demi hidup Lio."

"Jika itu yang terbaik, Darren setuju. Asal Lio bisa mendapat nutrisi ASI."

Maudy sangat senang karena Darren menyetujui niatnya. Tidak berselang lama, Jojo dan kedua pengawal datang. Dia membawa kedua wanita paruh baya bernama Sera.

"Nyonya, ini saya sudah membawanya."

Maudy, menoleh dengan senyum seketika senyumnya memudar, keningnya mengerut menatap kedua wanita paruh baya di depannya.

"Ini siapa Jojo?"

"Lah, kata Nyonya cari wanita yang bernama Sera. Ini ... dua wanita ini. Karena saya bingung jadi saya bawa dua-duanya."

"Jojo ... wanita yang aku maksud bukan ini. Ini beda ... yang satu mukanya sedih banget, seperti banyak tanggungan hidup," ujar Maudy menatap wanita yang berambut pendek dan beruban.

"Dan yang itu ... wajahnya terlihat polos banget, kayak sudah tidak ada harapan. Mungkin ... karena hidup ini terlalu berat," katanya menatap wanita kurus dengan rambut ikal sebahu.

"Pokoknya bukan ini!"

"Tapi namanya Sera, Nyonya."

"Tapi Sera, yang saya mau yang masih muda dan punya ASI untuk menyusui Lio!" tegas Maudy.

Jojo melirik kedua wanita itu, ia bergumam. "Kalau untuk menyusu ....," ucap Jojo tertahan, matanya menurun melihat kedua gundukan kembar yang tampak kempes seperti kulit balon. Jojo segera menggeleng. "Aduh, ini mah udah kempes, harus di isi gas lagi," ocehnya.

Kening Darren mengerut, sambil menggeleng Darren tersenyum ngeri. "Rasanya nggak mungkin, p*y*d*r*nya bisa menghasilkan ASI. Ini yang salah siapa sih, Mama atau Pak Jojo," gumam Darren.

"Akh! ... Jojo, kamu salah orang. Pokoknya cari wanita muda seusia 25 tahunan, dia cantik nggak kayak terong rebus. Masih, seger kayak mangga yang baru dipetik."

"Jadi salah, ya Nyonya."

"Iya. Sudah, kamu pulangin aja mereka," titah Maudy.

Darren menggeleng. "Pak Jojo matanya udah burem Kali, gak bisa bedaain yang seger apa, yang kayak gini mah, susunya udah kadaluwarsa," oceh Darren, yang membuat Maudy tertawa.

"Mungkin Nyonya mencari Sera, anak baru itu," ujar seorang wanita berambut pendek.

"Ah, iya. Tadi pagi dia ngepel di IGD, dia soalnya sempat nyusuin cucu saya," balas Maudy senang.

"Dia memang suka nyumbangin susunya ke rumah sakit ini."

"Ibu kenal? Tahu alamat rumahnya?" tanya Maudy, penuh harap.

"Saya tidak tahu alamat rumahnya, tapi kalau tidak salah di jl. Sekarwangi. Dia besok kerja lagi, bagian shif 1."

"Oh, gitu. Terima kasih, ya Bu."

"Sama-sama Bu."

"Ibu tunggu!" teriak Maudy, menghentikan kedua wanita itu yang hendak pergi.

Maudy, berbalik ke arah meja nakas,yang mengambil dompet di dalam tas lalu memberikan beberapa lembar uang untuk kedua ibu itu.

"Ini buat Ibu, sedikit rezeki dari saya. Maaf, ya sudah ganggu kerjanya karena ulah asisten saya ini. Terima kasih juga atas informasinya, ya, Bu."

"Terima kasih Nyonya." Kedua wanita itu sangat senang.

"Sama-sama." Maudy, tersenyum hangat.

Setelah kepergian wanita itu senyumnya memudar. Maudy, menatap tajam kearah Jojo, lalu melirik ke arah Alex dan Darren.

"Kalian semua, cari alamat rumah Sera."

"Aku juga, Mama?" tanya Darren.

"Iyalah, kamu bapaknya harus berjuang demi anakmu."

"Ma ... kenapa gak besok aja? Dia kerja di sini, nanti juga ketemu."

"Nggak! Mama maunya sekarang. Kamu nggak kasihan lihat Lio, nangis?"

Darren menatap putranya sedih, ia pun melangkah mendekati Lio dan kembali mengecup kening bayi itu. "Papa, akan cari ibu susu untukmu, ya, Nak. Kamu harus kuat, tunggu Papa kembali."

"Ma, Darren pergi dulu."

Darren, pergi bersama Alex. Begitupun Jojo dan para pengawal.

***

Ada kejutan lagi, nanti di chapter 3

Menurut kalian gimana seru gak, lihat pertemuan Darren dan Sera? Calon ibu susu Darren ... eh ... salah, baby Lio maksudnya hehe ...

Jangan lupa like, vote, dan komentarnya. Dukung terus karya ini, ya biar masuk kandidat lomba 👌

RATING 5 jangan lupa 🤗

1
Ariany Sudjana
Darren jangan percaya sama Clara, dia itu hanya ingin harta kamu dan tidak peduli sama sekali sama anakmu
Danny Muliawati
ternyata dr Clara jahat bunuh istri nya darren tunggu yah dokter pembunah balasan nya Thor ga tidur🫢
ovi eliani
lagi lagiseru nih , rupanya clara jahat. up lg thor
ovi eliani
terima kadih dibble up thor, makin adik baca ceritanya, satu lg ya thor
ovi eliani
jcubit aja sera farren sampai kesakitan siapa yg mau bersandiwara 🤣🤣🤣🤣🤣
ovi eliani
thor buat darren mengejar cinta komet
ovi eliani
lagi thor jangan nanggung ceritanya , puas aku rasain kamu darren ini baru permulaan ya, nanti jatuh cinta sama sera bucin lg wkwkwkwk
ovi eliani
lanjut thor ceritanya oke bingit
ovi eliani
terima kasih thor, kadih pelajaran dulu darren thor biar tau rasa sembah 2 deh lho derren biar tau rada minta haji besar sera to buat darren susah dulu.
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
ovi eliani
gampang sebelumnya kan darren lihat CCTV pasti tau lah klo nia yg mencurinya untuk menjebak sera , tinggalin aja sera paling2 nanti baby tio nangis di buat pusing darren balas dendam sera biar tau rasa darren.
Ani Basiati
nia yg mencuri kan thor
ovi eliani
bagus sera belum. tau darren klo sera sdh bereaksi gaas ken sera duda sombon iitu
ovi eliani
jangan di marah in srra darren nanti susah cari ibu pengasuh buat susu in anak mu, udah jadi in istri aja biar sekalian enak wkwkwwk
ovi eliani
kenapa belum up thor
Dini_Ra: mungkin masih review, ditunggu aja ya 👌
total 1 replies
ovi eliani
ceritanya oke, mau ya thor up tiap hari doble up lah thor
yusnah
selalu ditunggu upnya kak
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak kisah Sera
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Soraya
dh mampir thor lanjut
Dini_Ra: Terima kasih 🙏 jangan lupa dukungannya, ya 🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
mampir Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!