Selma, pewaris utama keluarga konglomerat terpandang, dikhianati di malam pengantinnya. Dengan mata kepalanya sendiri, Selma menyaksikan suami yang dia cintai malah beradu kasih di atas ranjang bersama saudari tirinya.
Hati Selma semakin pedih mengetahui ibu tiri dan kedua mertuanya juga hanya memanfaatkannya selama ini. Semua aset keluarganya direnggut sepihak.
"Kalian semua jahat, kalian tega melakukan ini..."
Di tengah laut yang disertai badai dan hujan deras, Selma dibuang oleh suami dan adik tirinya, lalu tenggelam.
Namun, sebelum air menguasai penuh paru-parunya, seorang perempuan sekecil tinkerbell bercahaya biru muncul di hadapannya dengan suara mekanis yang bergema di kepala Selma.
[Ding! Sistem Waktu Eri Aktif. Apakah Anda ingin menerima kontrak kembali ke masa lalu dan membalas dendam?]
IYA!
Begitu Selma membuka mata, dia terbangun di tubuhnya saat berusia 16 tahun. Di kesempatan keduanya ini, Selma berjanji akan menghancurkan semua orang yang mengkhianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Ciuman Tidak Langsung
"Toscu..." sahut Selma.
Kyrann yang fokus mengumpulkan footage kebersamaan Julio dan Debora seketika melirik pada gadis berambut merah tembaga di sebelahnya. "Toscu?"
Selma nyengir. "Hehe, iya, toscu, ketos cupu, karena kepanjangan ya aku singkat aja jadi toscu."
Kyrann menggeleng pelan. Ada-ada saja Selma ini. Tapi tak sadar senyum samar terbentuknya di sudut bibirnya.
"Oke, kenapa?" tanya Kyrann, mendongak menatap Selma.
"Kamu liat kan aku pake tongkat bantu, kok kamu yang duduk sih, harusnya kan aku yang duduk." Selma menggembungkan pipi, nadanya pendek, setengah protes dan setengah berusaha agar nada itu tetap terkendali.
Kyrann mengangkat bahu santai, tanpa menoleh dulu. Di balik kacamatanya, ada kilau dingin yang tak mudah dibaca. "Karena ini kursi ketua OSIS. Yang masuk ke ruangan ini aja orang-orang tertentu dan nggak ada yang pernah berani mau duduk di sini, kepikiran pun nggak."
Selma mengangkat tongkatnya menghentakkannya singkat ke kaki kursi ketos kebanggaan Kyrann. "Semua kursi sama aja kali, buat duduk."
Tidak mau berdebat panjang, akhirnya Kyrann beranjak dan membiarkan Selma duduk di kursi ketos. "Yaudah, duduk," kata Kyrann, suaranya rata seperti intruksi biasa.
Selma menyunggingkan senyum kemudian melangkah pelan, menurunkan diri ke kursi dengan bantuan tongkat. Di momen yang sama, Kyrann membungkuk, meraih mouse dengan gerakan yang sangat halus. Lengan lurus, jari-jari panjang menutup perangkat itu seolah merapikan sesuatu yang kecil tapi penting.
Saat cowok itu membungkuk, wajahnya ikut melintas ke samping, jarak antara wajahnya dan wajah Selma hanya beberapa inci.
Matanya tidak beralih dari monitor, pandangannya fokus, tajam pada video-video yang disatukan ke dalam satu folder.
Namun ada keintiman aneh dalam keheningan itu, sebuah kedekatan yang tidak terucap. Selma merasakan panas halus dari napasnya sendiri memantul di bawah bayangan wajah Kyrann.
Dia menelan salivanya berat. Dilihat dari sedekat ini memang tidak bisa membuat Selma membantah ketampanan di wajah Kyrann. Aduh, apalagi kalau kacamatanya dilepas. Selma bisa membayangkan bagaimana gadis-gadis lain akan menjerit jika melihat Kyrann mode tanpa kacamata.
Sekilas, Selma berimajinasi wajah cowok bermasker yang menolongnya di rumah sakit tempo hari itu wajah Kyrann. Uwhhh… nggak ngotak gantengnya. Aroma parfum mereka juga ada mirip-miripnya. Sama-sama menonjolkan aroma woody musk dan sedikit citrus. Sayang ada perbedaan mencolok dari keduanya. Kyrann punya bola mata hitam sementara cowok yang di RS itu bola matanya biru pucat dan bisa membuat Selma terperangkap dalam musim dingin.
Dan, di tengah khayalan Selma, perutnya tiba-tiba berbunyi.
Krucukk…
Krucukk…
Di ruang sunyi itu, suara perut keroncongan Selma terdengar seperti ledakan kecil yang memalukan.
Wajahnya langsung memanas, pipinya memerah sampai ke telinga. Selma menunduk cepat-cepat, berdeham pura-pura menutupi, tapi tak sempat. Kyrann sudah berhenti bergerak, tangan cowok itu masih di atas mouse, lalu menoleh menatap wajah Selma yang bersemu merah.
Eri yang duduk di atas monitor mengayunkan kaki mungilnya. "Memalukan sekali, Selma."
Gadis itu hanya melayangkan tatapan tajam ke wali sistemnya lalu menoleh ke arah Kyrann.
"Ooopppssss, sistem pencernaan aku aktif," ujar Selma.
Sudut bibir Kyrann menahan senyum. "Bilang aja laper," katanya datar.
Selain wajahnya memerah karena malu, Selma juga degdegan. Pasalnya wajah si ketos cupu itu berhadapan dengan wajahnya dan sangat dekat. Cuma beberapa inci sampai Selma bisa merasakan napas segar Kyrann.
Selma memalingkan wajah, mencoba bersikap dingin, tapi ujung bibirnya ikut terangkat sedikit. "Ya, aku cuma nyebutin kata alternatif."
"Aku udah satuin semua videonya di satu file ini," mata Kyrann kembali fokus ke layar. Lalu dengan santai sambil menggeser mouse. "Kamu bisa kirim sendiri ke hape kamu, kan?"
Cowok itu menegakkan punggung, matanya kemudian tertuju pada Selma yang mendongak ke arahannya.
"Bisa, emangnya kamu mau ke mana?"
"Mau ke kafetaria, mau nitip apa?"
Selma terpaku beberapa saat. Diperhatikan, ternyata Kyrann ini peka juga ternyata.
"Emm, aku tadi bawa bekal kok, ada di loker aku. Kepala pelayan aku di rumah udah buatin makanan spesial."
"Oke."
"Eh, tapi apa yang lain nggak curiga kalau tiba-tiba kamu buka loker aku?"
"Nggak, karena bukan aku yang bakalan ngambil."
"Terus siapa?"
"Nanti aku minta sekuriti."
Selma manggut-manggut. "Ahhh, i see… kepikiran juga yah kamu."
Setelah itu, Kyrann melenggang keluar menuju pintu depan ruangannya, menyisakan Selma bersama Eri.
Sosok mungil itu menyahut, "Jadi bagaimana kamu akan mendapatkan bukti ketiga di sekolah, Selma."
"Hmmm, aku pikirin nanti, durasi misinya juga masih sekitar 6 jam, masih lama."
***
Di sisi lain, Kyrann sudah meminta seorang sekuriti untuk mengambil bekal Selma di loker gadis itu, sementara dia ke kafetaria sekolah.
Cowok berkacamata itu mengambil dua kotak susu stroberi kesukaan Selma. Ya, dia tahu karena Selma sering lewat di hadapannya sejak dulu sambil memegang susu kotak stroberi.
Selanjutnya, Kyrann mengambil dua buah roti pizza dengan keju mozarella. Itu kesukaan Selma juga.
Dia juga meminta paper bag kosong pada penjaga kafe untuk memasukkan bekal Selma nantinya.
Begitu tiba di ruangan OSIS, Shannon menghampiri Kyrann. Ada yang tampak berbeda dari sang ketos. Tidak biasanya dia membawa banyak makanan.
"Ran, tumben bawa makanan banyak?" tanya cewek berambut hitam lurus dan berponi rapi itu.
Dengan wajah datar, Kyrann menjawab, "lagi laper aja," kata Kyrann.
"Owwhhh, mau makan bareng nggak?"
"Aku mau makan di ruangan aku, lagi ada urusan."
"Oh oke," Shannon sedikit kecewa. Sudah tak terhitung jumlahnya ajakan makan berduaan selalu ditolak Kyrann. "Eh, nanti meeting persiapan festival Halloween jadi, kan?"
"Iya, jadi." Kyrann lalu buru-buru masuk ke ruangan ketos dan mengunci pintu.
Tatapannya kemudian tertuju pada Selma yang berdiri di depan foto-foto ketos terdahulu.
"Kamu udah mindahin file videonya?" tanya Kyrann. Dia meletakkan dua paper bag di meja depan sofa.
Selma membalikkan badan. "Udah, makasih yah," dia kemudian melangkah pelan dengan bantuan tongkatnya menuju meja. "Hwaaaa, makasih yah udah bawain bekal aku juga."
"Hm," Kyrann mengeluarkan dua susu kotak stroberi juga roti pizza dengan keju mozarella dari paper bag pertama. Selanjutnya mengeluarkan kotak bekal eksklusif milik Selma dari paper bag kedua, lengkap dengan tumbler gadis itu.
Bola Mata Selma berbinar begitu duduk di sebelah Kyrann. "Wah, kamu juga suka roti pizza keju mozarella dan susu kotak stroberi, yah, aku baru tau, lho."
Selma meraih kotak bekalnya. "Tapi, nggak heran sih, emang roti pizza keju mozarella di kafe sekolah kita tuh enak banget, bikin nagih, aku pernah minta chef di rumah buat nanyain resepnya."
Kyrann dengan senang hati mendengar yapping-an Selma.
"Buat kamu," kata Kyrann datar memindahkan satu roti pizza dan satu kotak susu ke hadapan Selma.
Selma tersenyum lebar. "Wahhhhhh, makasih, yah, Toscu," gadis itu kemudian membuka penutup bekalnya dan mulai menyendok makanannya. Memasukkan nasi butter, lalu menyumpit tamagoyaki dan sedikit wagyu teriaki ke dalam mulutnya.
"Emmmm, best banget." Dia mengunyah semangat, sementara Kyrann memperhatikan Selma sambil dia menikmati satu roti pizza.
Selma lalu mendekatkan kotak bekalnya pada Kyrann. "Nih, cobain masakin Madam Teresa aku."
"Masakannya fav aku banget, karena dia pakai resep masakan mama aku," ujar Selma. Dia kemudian menyumpit bagian wagyu teriaki di atas nasi butter garlic dalam kotak makan titanium miliknya.
"Aaa…" Selma meminta cowok itu membuka mulutnya. Kyrann membeku sesaat. Tak pernah ada seorang gadis pun yang menyuapinya. Tapi, sekarang di dekatnya, gadis berambut merah tembaga yang suka berisik dan meresahkan ini dengan santai ingin menyuap Kyrann.
Tak ingin suasana canggung, akhirnya Kyrann membuka mulut dan menerima suapan Selma. Dia mengunyah kaku.
"Gimanaaaa? Enak banget, kan?" tanya Selma antusias.
Kyrann menganggukkan kepalanya pelan. "Hm, enak."
Selma tampak biasa saja, sementara Kyrann merasakan jantungnya memompa kuat dari dalam. Bukan cuma karena itu suapan pertama dari seorang gadis, tapi juga alat makan yang dipakai Selma menyuapinya itu tadi dipakai Selma juga. Itu termasuk ciuman tidak langsung, kan?
Di meja, Eri membentuk meja makannya sendiri full dengan beragam menu dari hologram birunya. Si mungil itu hanya manggut-manggut melihat dua remaja tersebut.
yg datang kyrann pasti