NovelToon NovelToon
Reinkarnasi si Pelayan Setia

Reinkarnasi si Pelayan Setia

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Harem / Cinta Murni / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Di istana yang berkilauan, kebohongan adalah mata uang dan darah adalah harga dari kesetiaan. Seorang pelayan setia menyaksikan dosa tak terampuni yang dilakukan sang Permaisuri—dan dibungkam selamanya.
Atau begitulah yang Permaisuri pikirkan.

Langit yang menjadi saksi pilu mengembalikan Takdir si pelyan setia, mengembalikannya dari gerbang kematian, memberinya wajah baru, identitas baru—tubuh seorang selir rendahan yang terlupakan. Dengan jiwa yang terbakar dendam dan ingatan yang tak bisa dihapus, ia harus memainkan peran sebagai wanita lemah, sambil merajut jaring konspirasi paling mematikan yang pernah ada di istana. Tujuannya bukan lagi sekadar bertahan hidup, melainkan merenggut keadilan dari singgasana tertinggi.

Setiap bisikan adalah pertaruhan. Setiap senyuman adalah topeng. Di tengah intrik berdarah antara selir dan para menteri, mampukah ia meruntuhkan kekuasaan sang Permaisuri dari bayang-bayang sebelum identitas aslinya terungkap dan ia mati untuk kedua kalinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Menguji Batas

Pisau kecil yang dipegang Qing berkilauan mematikan di bawah cahaya lilin yang berkedip. Jaraknya hanya beberapa langkah. Serangan itu cepat, didorong oleh keputusasaan dan ketakutan akan kemarahan Permaisuri Xiu Feng. Namun, Xiao Ling, yang jiwanya kini bersemayam dalam tubuh Selir Xia, bukanlah bangsawan lemah yang mudah dibunuh. Dia adalah mantan pelayan yang berlatih di bawah bayang-bayang intrik istana; dia tahu cara bergerak cepat, cara menghindari, dan cara bertahan hidup.

Tepat saat pisau itu mendekati lehernya, Selir Xia memiringkan tubuhnya dengan kecepatan yang tak terduga. Itu adalah gerakan pelayan terlatih yang menghindari lemparan pot air mendidih, bukan gerakan selir bangsawan. Udara dingin menyentuh kulitnya saat bilah itu lewat hanya beberapa inci. Kotak kayu di bawah jubahnya terasa seperti batu yang memberatkan, tetapi itu adalah pengingat akan misinya: dia tidak bisa mati, tidak sebelum dendam terbayar. Xia Fei, mempererat genggaman di balik jubahnya. Melindungi kotak peninggalan selir Hong. Yang dititipkan dan disembunyikan di istana dingin, oleh mata mata Xiu Feng. Siapa lagi kalo bukan Qing.

Qing terkejut. Dia berharap Selir Xia menangis dan memohon, seperti yang selalu dia lakukan. Tetapi mata Selir Xia yang sekarang bersinar dengan nyala api yang dingin dan kejam, mata yang familiar bagi Qing—mata seorang yang bersumpah setia sampai mati.

“Kau berani mengangkat senjata melawan Selir Kerajaan?” Suara Xia berbisik, tetapi gema amarah di dalamnya membuat udara terasa beku. “Kau tidak hanya mengkhianatiku, Qing. Kau mencoba membunuh anggota Keluarga Kekaisaran. Siapa yang memberimu keberanian sebesar ini?”

Qing menarik pisaunya untuk serangan kedua. “Diam! Kau tidak tahu apa-apa! Kau hanya tahu cara menangis! Aku tidak bisa membiarkanmu melihat catatan itu!”

Xia mundur ke belakang perapian yang terbuka, tempat batu rahasia baru saja bergeser. Dia tidak punya waktu untuk mengunci kembali kotak itu. Sambil menjaga jarak, Xia meraih tangkai sapu yang digunakan Mei Lan, untuk membersihkan debu tadi sore. Dengan satu sapuan cepat, dia memukul pergelangan tangan Qing. Pukulan itu presisi dan keras. Qing menjerit pendek, dan pisau itu terlepas, jatuh ke lantai batu dengan bunyi berdering yang memecah keheningan Istana Dingin. Klinggg...

“Sakit?” Xia melangkah maju, menjatuhkan sapu itu. Ia kini berhadapan langsung dengan Qing, postur tubuhnya lurus dan dominan. “Itu hanyalah permulaan dari rasa sakit yang akan kau rasakan, jika kau tidak segera memberitahuku siapa yang mengirimmu.”

Qing, meskipun gemuk, adalah seorang pria yang kuat. Dia berusaha menerjang Xia, berharap kekuatannya yang superior dapat mengalahkan keanggunan wanita itu. Xia, meskipun tubuhnya Selir Xia yang lembut, bergerak dengan kelincahan yang mengejutkan, mengambil keuntungan dari celah kecil di antara meja dan kursi. Dia menendang lutut Qing, memaksanya berlutut dengan dengungan yang menyakitkan.

Xia menjatuhkan diri, mencengkeram erat rambut Qing. Dia menarik kepala pelayan itu ke atas, memaksanya menatap matanya. Wajah Xia hanya berjarak beberapa inci dari wajah Qing, kecantikannya yang baru terungkap kini dibingkai oleh amarah yang menggebu.

“Aku bukan Selir Xia yang lemah yang kau kenal. Aku melihatmu. Aku tahu kau mencuri rempah-rempah. Aku tahu kau mencatat setiap gerakanku dan melaporkannya,” desis Xia, suaranya mengandung ancaman yang begitu murni sehingga Qing mulai menangis.

“Permaisuri! Permaisuri Xiu Feng!” Qing terisak, air mata bercampur keringat. “Dia yang memerintahkannya! Dia bilang kau mulai mengajukan terlalu banyak pertanyaan tentang kematian Selir Hong!”

Xia Fei, merasakan gelombang kepuasan yang dingin. Konfirmasi. Dia sudah menduganya, tetapi mendengarnya secara langsung adalah bukti pertama yang ia butuhkan untuk mengikat Xiu Feng pada pembunuhan selir Hong. Qing tidak tahu tentang Xiao Ling, tetapi Qing adalah mata-mata yang mengawasi kejatuhan selir Hong dan kebangkitan Selir Xia.

“Bagaimana dia memerintahkannya?” tanya Xia, melepaskan cengkeramannya sedikit. “Melalui siapa dia mengirim pesan kepadamu? Melalui Mei Lan? Atau Jenderal Lin?”

“Melalui Mei! Selir, Mei Lan perantaranya!” Qing panik, menunjuk ke pelayan utama yang masih terkejut di luar. “Mei adalah perantara Permaisuri di Istana Dingin! Dia yang memberikan uang dan perintah untuk mengabaikanmu, untuk membuatmu depresi!”

Pintu kamar Xia terbuka lebar. Mei, yang mendengar kegaduhan, melangkah masuk, wajahnya seputih kapas. Dia melihat Qing berlutut, wajahnya bengkak karena tangisan, dan pisau di lantai.

“Mei,” panggil Xia, suaranya kembali menjadi lembut seperti sutra, tetapi dengan ancaman yang lebih tajam dari pisau. “Kau datang tepat waktu. Qing baru saja memberitahuku tentang persekongkolan yang dipimpin oleh Permaisuri Xiu Feng untuk menyabotase Istana Dingin ini. Dan namamu disebut sebagai penghubung.”

Mei Lan mencoba melarikan diri, tetapi Xia terlalu cepat. Dengan kecepatan yang tak terbayangkan dari seorang selir yang baru pulih, Xia melangkah ke pintu, menghalangi jalan Mei. Xia kini berdiri di ambang pintu, cahaya lilin memantul di wajahnya. Dalam momen kekuasaan yang absolut itu, aura ‘erotika’ yang dingin dari sang pembalas dendam memancar: kekuatan yang mematikan, kecerdasan yang tak tertandingi, dan kecantikan yang baru bangkit dari abu. Itu adalah keindahan yang menuntut ketundukan.

“Kau tidak akan lari ke Permaisuri, Mei. Kau milikku sekarang. Atau kau akan berakhir seperti Qing, diinterogasi di depan Raja.” Xia memegang lengan Mei, tidak dengan kekuatan fisik, tetapi dengan otoritas yang tak tertandingi.

Mei ambruk, ketakutan total menguasai dirinya. Dia tahu betul bagaimana kejamnya Permaisuri, tetapi dia juga melihat sekilas betapa berbahayanya Selir Xia yang baru ini.

“Aku... aku hanya pelayan rendahan, Selir. Aku hanya menjalankan perintah. Permaisuri mengancam akan membunuh keluargaku!” Mei merengek, mencoba mendapatkan simpati.

“Semua orang di istana ini hanya menjalankan perintah,” balas Xia datar. “Tetapi, mulai sekarang, kau akan menjalankan perintahku. Qing akan diikat di gudang bawah tanah selama seminggu. Tidak ada makanan, hanya air. Ini adalah hukuman atas tindakannya mengangkat pisau terhadapku. Dan ini adalah pesan untuk Xiu Feng.”

Xia menoleh ke Lin, pelayan yang tersisa, yang selama ini bersembunyi di sudut, menyaksikan semua yang terjadi. Lin gemetar, tetapi matanya menunjukkan harapan—harapan bahwa tirani di Istana Dingin akan berakhir.

“Lin, panggil dua penjaga istana yang berpatroli di luar. Katakan kepada mereka bahwa Qing telah gila dan mencoba bunuh diri, tetapi aku menyelamatkannya. Pastikan dia diisolasi. Kau dan Mei akan bertanggung jawab penuh atas semua kebersihan dan catatan keuangan Istana Dingin. Jika aku menemukan satu keping debu lagi, atau satu keping perak yang hilang, aku akan berasumsi kalian berdua bekerja untuk Xiu Feng. Dan percayalah, hukuman dari Selir Xia, jauh lebih cepat dan mematikan daripada siksaan Xiu Feng yang lambat dan menyakitkan.”

Lin membungkuk dalam-dalam, jauh lebih rendah daripada yang pernah dia lakukan untuk Selir Xia yang lama. “Saya mengerti, Selir. Saya akan setia kepada Anda.”

Dalam waktu setengah jam, Istana Dingin telah dibersihkan dari mata-mata utama Xiu Feng. Qing diisolasi, dan Mei kini berpihak pada Xia, meskipun karena rasa takut. Xiao Ling telah berhasil membersihkan lingkungannya, menetapkan fondasi kekuasaan barunya.

“Selir Hong, kau adalah wanita yang cerdik,” gumam Xia, membelai rantai yang berkarat. “Kau tahu, bahkan dalam kematianmu, bahwa Xiu Feng akan membunuh siapa pun yang tahu kebenaran.”

Dia menyadari bahwa Qing, dalam kepanikannya, telah menjatuhkan sesuatu saat dia melarikan diri dari sergapan Xia. Xia berjalan ke sudut dan mengambil sebuah benda kecil dari lantai. Itu adalah liontin kecil, diukir dengan simbol Keluarga Xiu Feng—lambang klan Permaisuri. Liontin itu pasti jatuh dari pakaian Qing saat pergulatan. Itu bukan hanya bukti bahwa Qing bekerja untuk Xiu Feng, tetapi juga petunjuk tentang jaringan internal mereka.

...****************...

Saat fajar mulai menyingsing, Xia Fei, duduk di kursinya, kotak selir Hong di satu sisi dan liontin Xiu Feng di sisi lain. Dia telah memenangkan pertempuran kecil ini, tetapi perang masih panjang. Dia harus segera mendapatkan kunci untuk membuka kotak Hong.

Dia berpikir tentang satu-satunya orang yang mungkin secara tidak sengaja dapat memberinya kunci atau kekuatan untuk melangkah lebih jauh di istana: Raja Tien Long. Kunjungan dari Raja akan menjadi langkah strategis berikutnya. Dia perlu menarik perhatian Raja, bukan sebagai Selir yang menyedihkan, tetapi sebagai wanita yang memiliki rahasia dan kecerdasan yang memukau.

Xia memutuskan. Dia akan menulis surat kepada Raja Tien Long, sebuah surat yang tidak berisi keluhan, tetapi sebuah pertanyaan filosofis tentang seni perang dan sejarah, menggunakan pengetahuan yang ia dapatkan sebagai pelayan Selir Hong yang rajin membaca. Dia akan membuat Raja ingin tahu.

Dia mulai menulis dengan kuasnya. Di luar kamarnya, Lin membersihkan sisa darah kecil dari pergulatan, sementara Mei Lan mengawasi dengan mata yang waspada. Istana Dingin telah berubah; Selir Xia Fei, yang baru telah lahir dari amarah, dan kini dia siap melangkah keluar dari bayangan.

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari luar gerbang Istana Dingin. Suara itu adalah suara seorang kasim senior, yang jarang datang ke tempat terpencil ini.

“Utusan dari Istana Utama! Raja Tien Long datang berkunjung ke Istana Dingin!”

Xia menegang. Rencananya belum matang. Raja datang jauh lebih cepat dari yang dia duga, memaksanya untuk berakting tanpa persiapan yang memadai. Apakah ini kebetulan? Atau apakah Xiu Feng, yang sudah panik karena Qing tidak melapor, telah mengirim Raja ke sini sebagai ujian?

Xia menyembunyikan liontin Xiu Feng dan kotak Hong di bawah tempat tidurnya, berdiri tegak, dan menarik napas dalam-dalam. Pertunjukan besar akan dimulai, dan dia harus tampil sempurna dan memukau. Menarik keyakinan Raja, dan peduli Raja yang telah lama mengabaikan dirinya. Atau lebih tepatnya selir Xia Fei yang lama....

1
Ita Xiaomi
Kecerdikan utk melawan kelicikan.
Ita Xiaomi
Seramnya tinggal di lingkungan yg penuh intrik dan konspirasi.
Ita Xiaomi
Wah keren ceritanya. Menegangkan.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk. Insyaa ALLAH. Tq kk. Berkah&Sukses selalu.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!