"Jangan lagi kau mencintaiku,cinta mu tidak pantas untuk hatiku yang rusak"
Devan,mengatakannya kepada istrinya Nadira... tepat di hari anniversary mereka yang ke tiga
bagaimana reaksi Nadira? dan alasan apa yang membuat Devan berkata seperti itu?
simak cerita lengkapnya,di sini. Sebuah novel yang menceritakan sepasang suami istri yang tadinya hangat menjadi dingin hingga tak tersentuh
Jangan lupa subscribe dan like kalo kamu suka alur ceritanya🤍
Salam hangat dari penulis💕
ig:FahZa
tikt*k:Catatan FahZa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati yang rusak
"Mas,kamu mau aku pakai baju yang mana nanti malam?"
"Gaunnya sudah aku siapkan,sebentar lagi staff akan mengantarkannya untukmu"
"ehm...baiklah kalo begitu,terimakasih Mas"
"Iya ..Nadira"
klik
sambungan telpon terputus. Devan menghela nafas,seolah ada beban berat yang sedang ingin ia lepaskan.Disisinya duduk seorang wanita cantik,memakai gaun pink lembut sedang tersenyum manis kepadanya.Dia adalah Rafika,seorang perempuan muda,yang dulunya adalah pacar Devan saat kuliah.
"Devan, apa kamu yakin dengan keputusanmu ini?"
Devan menatap Rafika mantap
"Iya..Aku sudah memikirkannya matang-matang.Tidak ada jalan lain selain ini"
***
Di dalam kamar,Nadira sibuk mempersiapkan penampilannya untuk acara nanti malam.Ia memandangi gaun yang di antar staff pemberian suaminya
"Mas Devan,selalu saja romantis.Malam ini malam ke tiga anniversary kami.Aku akan tampil cantik untuknya."
"Ya...Allah, terimakasih sudah mempertemukan aku dengan Mas Devan.Dia suami yang sangat baik,dan sangat mencintaiku"
Nadira mulai mempersiapkan diri,
Dia memakai gaun pemberian suaminya itu dengan senyum yang cerah.Sengaja dia menyemprotkan Parfum kesukaan Devan di tubuhnya.
"Mas Devan pasti suka"ucapnya sambil menatap dirinya sendiri di depan kaca
***
Devan duduk di restoran hotel mewah,iringan piano mengalun lembut.Ia sengaja memilih tempat yang tidak terlalu bising.karna hatinya yang saat ini terlalu riuh,dia butuh rasa tenang.
Tak lama Nadira sampai,dengan senyum manis menatap Devan.Nadira sangat mencintai suaminya itu.
Terlihat dari setiap gerakan dan tatapan yang hanya terfokus pada Devan.
"Mas,sudah lama nunggu?"
"Tidak juga"
Nadira duduk di kursi,bersebrangan dengan Devan.
Devan menatap sebentar lalu memalingkan wajah.
"Ngga nyangka ya Mas,pernikahan kita sudah tiga tahun...aku senang sekali dan merasa ingin terus menjadi istrimu"
Devan menggeleng
"Nadira,aku ingin membicarakan ini padamu"
"bicara apa Mas?"
"Berhentilah mencintaiku Nadira,Cintamu terlalu suci untukku"
"Maksud Mas apa?"
"Jangan lagi mencintaiku,Cinta tulusmu tak pantas untuk hatiku yang sudah rusak"
"Aku ngga ngerti Mas ngomong apa?"
"Hatiku rusak Nadira,sejak lama"
"Mas,tolong jelaskan apa maksudnya?"
"Aku ingin kita akhiri pernikahan kita..."
"Apa??!!!"
"Mas,ngga usah bercanda..ini tidak lucu"
"Aku tidak bercanda Nadira"
"Hatiku selama ini tidak pernah untukmu.
Setiap kali aku bersamamu,yang ada hanya rasa bersalah.Aku salah membohongimu"
Nadira terdiam,wajahnya menahan kesedihan yang sangat dalam. Air mata menggenang di pelupuk mata nya tanpa bisa di tahan.
"Mas,kamu sedang tidak serius kan?"
"Aku serius Nadira,Aku masih tidak bisa melupakan Rafika...Dia kekasihku saat aku belum mengenalmu.
Rasanya hatiku sakit saat aku tahu,orang yang aku cintai di perlakukan buruk dengan suaminya. Dan sekarang Rafika sudah bercerai...aku ingin menikahinya"
Deg!!
Hati Nadira bagai di tusuk belati,Tubuhnya membeku.Kepedihan teramat sakit menghantam dadanya. Airmata tanpa Isak lolos dari kedua matanya yang indah.Bibirnya bergetar,tangannya meremas gaun yang di pakainya.
Kata-kata Devan sangat membekas,menoreh luka yang teramat dalam
"Jadi,Mas ingin menikahi janda dan menjadikan istri Mas Janda?"
"Maafkan aku Nadira,aku tidak punya pilihan lain"
"kenapa Mas?,kenapa? Apa salah ku? Bilang Mas biar aku rubah,aku perbaiki...Jangan seperti ini"
"Tidak Nadira,justru aku lah yang salah padamu"
"Mas,apa tidak ada sedikit kasihanmu pada ku?"
"Justru aku kasihan padamu,aku ingin melepasmu.
Kau berhak bahagia Nadira...hidupmu akan jauh lebih bahagia jika tidak bersamaku. Aku ini pria yang tidak pantas menerima ketulusan cintamu"
"Mas,aku...bagaimana bisa aku hidup tanpa mu?"
Devan menunduk,tidak berani menatap Nadira.Dirinya merasa sudah sangat tidak adil memperlakukan Nadira seperti ini.
"Nadira,aku akan mengurus perceraian kita.Dan harta Gono gini untuk mu...hiduplah dengan baik,dan berbahagialah"
Nadira tersenyum getir,dia menunduk...perlahan mengusap air matanya. Tapi air matanya seolah tak habis-habis,terus bermunculan
"Bisa-bisanya kamu bicara begitu Mas"
"Setelah kebahagiaan ku kau renggut, bisa-bisanya kamu bilang berbahagialah?!!!"
"Apa benar-benar tidak ada sedikit pun aku di hatimu?"
"selama ini,aku berusaha menjadi istrimu yang baik.Aku jadikan kau satu-satunya yang menerima cinta ku,aku maklumi semua salahmu,aku benar-benar menerimamu apa adanya dirimu. Apa masih kurang pengorbanan ku itu?"
"Beri tahu aku Mas,aku akan mengusahakannya lagi untuk mu. Aku tidak mau perpisahan.Aku ingin terus menjadi Istrimu,bahkan jika kau suruh aku mengemis hatimu...Aku mau"
Devan terdiam,ada rasa sesak di dadanya. Satu sisi dia tidak tahan melihat Nadira yang sangat terpukul.Di sisi lainnya dia harus melakukan itu,dia tidak mau terus-menerus membohongi Nadira...karna itu akan sangat menyakitinya
"Nadira,aku tidak layak menerima pengorbananmu itu.
Aku tahu ini sangat menyakitkan..tapi aku harus.
Aku harus melakukannya.Kau berhak bahagia dengan jalanmu sendiri. Bukan malah di sebelah ku namun jiwamu hanya separuh. Aku tidak akan bisa melihatmu dengan keadaan seperti itu"
"ini salahku Nadira,aku yang tidak benar-benar mencintaimu..malah menyeretmu terlalu jauh"
"Nadira...Cinta tulusmu,pengorbananmu,kebaikanmu berikanlah kepada orang yang pantas menerimanya. Dan Aku mohon hiduplah dengan bahagia agar aku tidak terus-menerus di hantui rasa bersalah"
Nadira menutup wajahnya dengan dua telapak tangan.
Ia menunduk lebih dalam...denting alunan piano terdengar seperti menyayat-nyayat
"Aku tidak mau Mas,aku tidak bisa..." suaranya lirih,sangat lirih seperti bicara pada dirinya sendiri.Namun Devan mendengarnya...
Devan mengalihkan pandanganya,tidak sanggup melihat reaksi Nadira. Tangannya terangkat,hampir menyentuh tangan Nadira,hal yang sering ia lakukan dulu saat ingin menenangkan Nadira.
Tapi langsung ia tarik kembali,dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Suaranya dalam,lirih,penuh kasih..suara yang selalu membuat Nadira jatuh Cinta pada Devan
"Aku mohon maafkan aku Nadira,Aku sudah berusaha untuk mencintai mu tapi ternyata aku kalah. Aku tidak sanggup terus-menerus di Medan pertandingan yang aku sendiri tidak menginginkan nya untuk menang"
"Aku memang kalah,untuk itu aku tidak ingin membuatmu semakin terluka dengan kepayahan ku.
kamu sudah cukup baik,bahkan sangat baik....tidak ada yang harus kau perbaiki"
"Nadira...Kau akan menemukan pria lain yang akan terus memperjuangkan mu karna dia ingin memenangkannya,teruslah menjadi dirimu sendiri..kau tak perlu mengubahnya.Karna yang menginginkan mu akan menerimamu dengan penuh rasa syukur.
Bukan pria yang seperti aku"
Perlahan, Nadira mengangkat wajahnya.Matanya sembab dengan gulir yang masih menetes
"Baiklah,Mas...jika ini sudah tidak bisa di ubah. Tapi aku akan pastikan,Mas akan menyesal sudah berbuat seperti ini kepadaku" Sambil berdiri,melepas cincin pernikahan yang di berikan Devan sebagai mahar dulu.Ia meletakkan cincin itu tepat di depan Depan .Lalu berlalu dengan luka yang masih menganga
Devan diam saja,membiarkan Nadira berlalu
"Maafkan aku Nadira,ini lebih baik dari pada nanti.
Setidaknya,ada kebencian di hatimu untukku...yang akan mempermudah mu melupakan aku"
*
*
*
Huaaa....sakit banget sih jadi Nadira,Dan Devan kenapa kamu tega sekali...??trus kenapa pula harus Rafika itu hadir di kehidupan rumah tangga orang yang sudah tiga tahun berjalan romantis dan harmonis??
dasar pelak*r!!! Eh tapi...apa benar dia pelak*r?
Atau ...ada maksud lain?
Penasaran??
Tekan like, subcribe dan koment Lanjut biar aku makin semangat buat Update
~ Salam hangat dari penulis🤍