NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita Mau Kemana?

Diana terdiam, jemarinya berhenti memainkan sendok.

“Jadi, kalau sekarang aku membantunya, itu bukan tanpa alasan. Aku tidak peduli kalau dia sedang susah. Aku tahu dia perempuan baik. Kalau dia menderita sekarang, itu bukan karena dia pembawa sial, tapi karena adikmu, Dion yang tidak tahu cara menghargai istri. Itu perbedaan besar, Diana.”

Nada suara Amar membuat Diana mulai gelisah. Ia mencoba menahan diri, tapi kata-kata Amar terus menusuk. “Tapi tetap saja, kenyataannya setelah Dion menikah dengannya, keluargaku bangkrut!” sergahnya, berusaha menegakkan argumen.

Amar menatapnya lekat-lekat, lalu mengucapkan sesuatu yang tak pernah Diana duga. “Kau tahu kenapa keluargamu bangkrut? Bukan karena Elma. Tapi karena ayahmu sendiri yang berselingkuh, sibuk dengan perempuan lain sampai lupa mengurus bisnis. Utang-utang menumpuk, kepercayaan klien hancur. Itu fakta yang semua orang tahu, hanya kau dan keluargamu yang menutup mata.”

Wajah Diana langsung memucat. Kata-kata Amar seperti tamparan keras yang membuatnya kehilangan gengsi. Ia tidak menyangka Amar akan mengungkit kebusukan mendiang ayahnya.

“Ka-kau…” Diana terbata. “Kau berani bicara begitu tentang keluargaku?”

Amar mengangguk mantap. “Aku hanya bicara kebenaran. Jangan terus menyalahkan Elma atas kesalahan keluargamu. Itu tidak adil.”

Kebanggaan Diana runtuh seketika. Bibirnya bergetar, matanya berkaca-kaca antara marah dan malu. Ia menggertakkan giginya, mencoba menahan harga dirinya yang terkoyak. Selama ini, ia selalu meyakini kalau Elma adalah penyebab kehancuran keluarganya, tapi ucapan Amar membuka kenyataan yang selama ini ia tolak untuk percaya.

Amar bangkit dari kursinya, merapikan kemeja putihnya dengan tenang. “Aku sudah cukup mendengarkan. Kalau kau tidak punya hal lain untuk dibicarakan, aku pergi.”

“Amar, tunggu!” Diana berseru, suaranya hampir bergetar. Tapi Amar sudah melangkah pergi tanpa menoleh lagi.

Diana terdiam sendirian, tangannya mengepal di atas meja. Perasaan malu bercampur dengan amarah memenuhi dadanya. Ia merasa dipermalukan, bukan hanya karena Amar menolak dirinya, tapi juga karena kebenaran yang selama ini ia tolak diucapkan begitu saja di hadapannya.

Sementara itu, Amar berjalan keluar dari kafe dengan hati yang mantap. Ia tahu pilihannya untuk tetap di sisi Elma akan membuatnya berhadapan dengan banyak kebencian dari keluarga Dion. Namun, ia tidak gentar. Baginya, Elma bukan sekadar teman lama atau perempuan lemah yang membutuhkan pertolongan. Elma adalah orang yang pernah mengulurkan tangan di saat semua orang menghinanya, dan itu tidak akan pernah ia lupakan.

Di sisi lain, Diana yang masih duduk di kafe mulai meneteskan air mata. Bukan hanya karena rasa malu, tapi juga karena kenyataan pahit yang sulit ia terima. Dalam hatinya, timbul rasa iri yang semakin membara terhadap Elma. Iri karena Elma masih memiliki seseorang seperti Amar yang siap melindunginya, sementara dirinya yang selalu merasa lebih segalanya justru ditolak mentah-mentah.

Kebencian itu semakin menguatkan tekad Diana. Ia berbisik dalam hati, “Aku tidak akan membiarkan Elma menang. Kalau Amar terus melindunginya, maka aku juga harus mencari cara untuk menjatuhkan mereka berdua.”

Dan dari sinilah, api konflik yang lebih besar mulai menyala. Amar mungkin berhasil membuat Diana bungkam untuk sementara, tapi dendam dan iri hati di hati Diana belum benar-benar padam.

Amar melangkah keluar dari kafe dengan dada yang masih bergejolak. Obrolan dengan Diana tadi jelas menegangkan, tapi ia merasa lega karena telah mengatakan kebenaran. Baginya, Elma tidak pantas diperlakukan semena-mena, terlebih oleh keluarga Dion. Setelah menarik napas panjang, Amar menyalakan mobilnya dan meluncur menuju hotel yang tak jauh dari kafe.

Sesampainya di lobby, Amar segera menelpon Elma. “Aku sudah di bawah. Turunlah, kita punya rencana hari ini.”

Tak lama, Elma muncul dengan langkah pelan. Perutnya yang mulai membuncit jelas terlihat, wajahnya sedikit lelah, tapi matanya tetap menyimpan keteguhan. Melihat Amar, senyum tipis tersungging di bibirnya.

“Amar, kita mau kemana?” tanya Elma, suaranya lembut.

Amar tersenyum misterius. “Ada kejutan untukmu. Ayo ikut dulu.”

Elma sempat ragu, tapi ia menuruti Amar. Mereka naik mobil, dan perjalanan berlangsung cukup lama. Di sepanjang jalan, Elma sesekali melirik Amar yang terlihat tenang memegang kemudi. Hatinya hangat, namun juga dipenuhi rasa penasaran.

Setelah hampir satu jam, mobil berhenti di depan sebuah rumah kontrakan sederhana namun tampak asri. Pagar besi bercat putih berdiri rapi, halaman kecil dengan pot bunga menghiasi, dan di dalamnya terlihat rumah berwarna krem dengan jendela besar yang membuat suasana terasa hangat.

“Elma,” Amar membuka pintu mobil dan mempersilakannya keluar. “Mulai hari ini, ini akan jadi rumahmu.”

Elma tertegun. Ia menatap rumah itu dengan mata berkaca-kaca. “Rumahku?” suaranya bergetar, nyaris tak percaya.

Amar mengangguk. “Ya. Aku sudah bayar sewa kontrakan ini untuk satu tahun penuh. Jadi kau tidak perlu khawatir tentang biaya. Yang penting, kau bisa tinggal dengan tenang, nyaman, dan tidak lagi merasa sendirian di hotel.”

Elma menutup mulutnya dengan tangan. Air mata mulai menetes tanpa bisa ia tahan. “Amar, aku tidak tahu harus berkata apa. Kebaikanmu terlalu besar untukku.”

Amar tersenyum lembut. Ia menatap Elma dengan penuh ketulusan. “Tidak perlu membalas apa-apa. Aku tidak mengharapkan itu. Bagiku, cukup kau dan kandunganmu sehat, itu sudah lebih dari cukup.”

Elma terisak pelan. Perasaan haru bercampur syukur memenuhi dadanya. Setelah dihancurkan oleh Dion, ia tidak menyangka masih ada orang yang mau peduli, apalagi Amar, teman lama yang sekarang berubah menjadi penyelamatnya.

Mereka lalu masuk ke dalam rumah. Suasana di dalam hangat, meski perabotannya sederhana, ada sofa abu-abu, meja kayu, dapur kecil, dan kamar tidur yang cukup luas. Elma menyentuh dinding, seakan memastikan semua ini nyata.

“Aku benar-benar tidak tahu bagaimana membalasmu, Amar,” ucap Elma lirih.

Amar berdiri di sampingnya. “Kau sudah membalasnya sejak dulu, El. Kau ingat waktu sekolah? Saat semua orang membuliku, kau satu-satunya yang mau duduk di sebelahku. Kau satu-satunya yang tidak menertawakanku. Itu sudah lebih dari cukup. Sekarang, izinkan aku membalas sedikit kebaikanmu.”

Mendengar itu, Elma tak kuasa lagi menahan tangis. Ia menunduk, bahunya bergetar, sementara Amar dengan sigap menepuk lembut bahunya, memberi ketenangan.

“El, jangan menangis. Kau harus kuat. Ingat, ada nyawa kecil di dalam tubuhmu yang membutuhkanmu. Jangan biarkan air mata membuatmu lupa tersenyum,” kata Amar menenangkan.

Elma mengangguk pelan sambil menyeka air matanya. “Baik, aku akan berusaha. Tapi, entah kenapa aku merasa takut. Bagaimana kalau Doni atau keluarganya mencari aku? Mereka pasti tidak ingin aku melahirkan anak ini.”

Amar menatapnya tegas. “Kalau mereka berani mengganggumu, berarti mereka harus berhadapan denganku. Selama aku ada, kau tidak akan sendirian lagi.”

Kata-kata itu membuat Elma merasa lebih aman. Ada kekuatan dalam suara Amar yang mampu menenangkan ketakutannya.

1
Sunaryati
Kutunggu Amar segera lakukan
Sunaryati
Lanjuut skin seru, semangat Elma
R Ni: sipp kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Sunaryati
Mudah- mudahan lancar
R Ni: iya kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
reti
makin seru ceritanya
R Ni: makasih kakak👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Semangat Anar dan Elma💪💪💪👍
R Ni: yeee semangat 👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
nikahin elma aja amar biar ada yang melindungi, toh elma sdh cerai.
R Ni: nanti kak👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
jahat banget dion sekeluarga. klo emang gak mau sm elma ya udah toh sdh cerai..
R Ni: mereka halal di goreng👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🍇🍇🍇🍇🍇
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: /Watermalon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: /Moon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 2 replies
Vay
❤️❤️❤️❤️❤️
R Ni: 🍨🍨🍨🍨🍨
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: 🍧🍧🍧🍧🍧🍧
total 1 replies
Sunaryati
Balas mereka tapi jangan sampai hatimu dikuasai nafsu setan seperti mereka
R Ni: Memang akan dibalas👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🍓🍓🍓🍓🍓
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜
R Ni: 🧋🧋🧋🧋🧋
total 1 replies
Sunaryati
Biarkan karma yang membalasnya Elma, kau bangkit dan tata hidupmu, tunjukkan pada mereka, kau mampu bahagia .
R Ni: halal balas dendam👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Sunaryati
Bayi Fira jika lahir cacat atau mati, dan tak punya anak lagi, sedangkan Elma mendapatkan suami yang menyayangi dan memiliki anak yang baik
R Ni: jadi yatim piatu boleh lah🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!