NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Cupu

Pembalasan Istri Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Janda / Selingkuh / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Nurr

"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.

Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.

Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.

Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Sedangkan Amel di rumahnya, setelah makan malam.

“Kenapa kamar aku ini?”tanya wanita itu kepada sang ayah.

Diningat menggaruk kepalanya, “karena kan kamar kamu dipakai sama Rina Jadi sekarang kamu tidur di sini ya! Nggak papa Amel?” Tanya laki-laki itu, karena 15 tahun lalu Amel Pergi,

Sehingga kamarnya diisi oleh Rina.

 

“Aku ingin kamarku!” Jawab Amel,  tak peduli jika sekarang kamarnya diisi oleh Rina, “Aku ingin kamarku yang dulu!”

 

Sedangkan Rina dia sekarang sedang merengek kepada ibunya, “pokoknya kalau wanita itu ingin pindah ke kamarku, Aku tidak akan pernah membiarkannya! Selama 15 tahun aku tidur di kamar itu, Aku tidak pernah meninggalkan kamar itu, ma!” Seru Rina pada ibunya.

Dan ibunya, “tenang saja ada Mama! Kamu nggak usah khawatir.. kita tidak akan pernah membiarkan apapun diambil lagi oleh Amel, dia tidak akan pernah betah tinggal di sini! Tenang aja, Kamu jangan terlalu gegabah! Kamu tahu kan sifat Amel seperti apa, mana sekarang anaknya juga kayak gitu, udah kelihatan sikapnya bagaimana!”

 

Rina  kesal, Bahkan dia belum naik lagi ke kamarnya.

 

“Ayo sekarang Mama antar, sekalian kita menyapa dia.”

 

Rina cemberut, “aku nggak mau pura-pura senyum depan wanita jahat itu!”

 

Tapi ibunya, “jangan sampai ucapanmu ini  terdengar oleh ayahmu! Cepat naik.” Paksa wanita itu, pada sang Putrinya.

 

Dengan rasa jengkel kemudian keduanya naik ke lantai 2, Rina berjalan dengan malas.

 

Dan begitu sampai lantai 2, dia melihat Amel yang sedang mengobrol dengan Diningrat.

 

Sedangkan anak perempuan yang dari tadi nyerocos terus sudah tidak ada, “si Bulan  udah nggak ada mah, mungkin baterainya udah abis!”

 

Sssttttt... Istri Diningrat menegur putrinya.

 

“Amel, nak. Kenapa belum tidur?”tanya istri Diningrat dengan suara pelan nan sopan.

 

Amel tersenyum, kemudian dia menoleh kepada ayahnya.

 

Dan tiba-tiba Diningrat bersuara. “Rina sayang, besok kamu pindah lagi ke kamarmu ya. Karena Kak Amel, ingin pindah ke kamarnya lagi, nggak papa kan?”

 

Rina diam, dia yakin ibunya akan membantunya untuk mempertahankan kamarnya yang luas dan mewah itu.

 

“Nggak papa kan?” Diningrat mengulangi lagi ucapannya.

Dan tiba-tiba, istrinya langsung bersuara.

 

“Tentu saja nggak apa-apa Mas! Besok kita akan langsung pindahkan barang-barang Rina ke kamar lamanya, Iya kan nak?” Tanya wanita itu sambil menoleh pada putrinya.

 

Seketika Rina membuka mulutnya. “Wanita tua ini! Omongannya benar-benar gak bisa dipegang!”

 

 Sedangkan Amel, senyumnya begitu penuh arti.

Wanita itu sebal dan marah, apa kata ibunya tadi? Padahal dia sudah request, Jika dia tidak mau pergi dari kamarnya ini.

 

Dengan percaya dirinya ibunya menjawab iya, tapi beda lagi di depan Diningrat ibunya mengatakan jika tidak apa-apa dia pindah dari kamar tersebut.

 

Kini Rina sedang merapikan barang-barangnya, orang yang 15 tahun lalu kabur, kini sedang nyenyak tidur di kamarnya, sedangkan dia, sedang bahu membahu dengan para pelayan untuk merapikan semua barang-barang untuk dimasukkan ke dalam kardus.

 

"Apa sudah selesai? Kenapa kamu tidak tidur?"tanya wanita itu kepada putrinya. Biasanya datang ke lantai 2 untuk memastikan Apakah acara packing-packing anaknya udah selesai.

 

Rina tidak menjawab, matanya mendelik. Dia sebal kepada ibunya. Bibirnya cemberut.

 

"Nak." Ibunya Rina mendekat, "ini semua Kan demi kebaikan kamu juga! Emang Mama berani menantang Ayah kamu? Bisa di bumi hanguskan nanti kita!"

 

Rina menghempas tangan ibunya, "bisa nggak kalau nggak kayak gitu?!! Aku sudah menempati kamar ini 15 tahun lamanya, dan sekarang Aku diminta pergi dari sini? Padahal mama dengan percaya dirinya bilang sama aku kalau kita akan mempertahankan kamar ini untuk aku! Tapi tadi Apa jawaban mama, tanpa perlawanan, Mama langsung bilang iya. Mama langsung mengatakan kepada ayah kalau Aku akan segera pindah besok, tanpa waktu.. tanpa jeda! Nggak adil sama sekali!"

 

Wanita itu hanya mengelus rambut putrinya, mau bagaimana lagi. "Udahlah nggak usah marah-marah, dari awal kan, memang kamar ini punyanya Amel, sekarang dia kembali lagi, jadi kamu yang harus mengalah!"

 

Rina  tak menjawab ibunya, bahkan wanita itu langsung merebahkan dirinya. "Ah kesel banget!" Seru wanita itu.

 

Sedangkan para pembantu sudah selesai merapikan barang-barang Rina.

 

Mereka turun ke lantai 1, untuk tidur karena Sekarang sudah jam 01.00 malam.

 

Sedangkan Amel, Mana ada dia tidur, dia menerawang ke depan. Menatap gelapnya malam, ditambah malam ini sedikit hujan, sehingga terasa mendukung, rasa pilu yang kini datang ke dalam hidupnya.

 

"Bahkan dia nggak nanya aku dimana sama anaknya! Bahkan dia nggak khawatir!" Gumam Amel.

 

Dia pikir, suaminya akan sangat khawatir ketika mengetahui dia pergi bersama Bulan, di tengah malam seperti itu, atau paling tidak laki-laki itu akan menelponnya dan memarahinya, lalu memintanya untuk pulang.

 

Tapi pada kenyataannya.

 

"Apakah aku harus menunggu beberapa hari dulu,sampai dia benar-benar sadar atas ketidakhadiran aku, mungkin aku harus ngasih dia kesempatan sedikit."

 

Munafik, dia marah, dia kecewa kepada Nanda. Tapi dia masih berharap jika laki-laki itu akan kembali dan meninggalkan Riska untuknya, dia tidak mau waktu 15 tahun yang dia perjuangkan, hilang begitu saja, tidak mau pengorbanannya selama 15 tahun direnggut oleh wanita lain.

 

"Mas! Kamu tuh bisa nggak sih bayar perasaan aku dengan perasaanmu juga. Harusnya kamu ngasih effort yang sama, aku luar biasa mencintai kamu Harusnya kamu juga melakukan itu, bukannya malah sekarang mengancam akan menikahi wanita lain!"

 

Amel marah pada dirinya sendiri, dia merasa menjadi wanita paling bodoh, ya walaupun pada dasarnya dia memang bodoh. Bisa-bisanya Dia pergi meninggalkan keluarganya hanya demi laki-laki seperti Nanda.

 

Semalaman dia memantau ponselnya, ingin tahu apakah laki-laki itu mengkhawatirkannya, atau sekedar mengirimkan pesan kepadanya.

 

Tapi tidak. Ponselnya tetap hening, masa bututnya itu tetap pada tempatnya tanpa ada notifikasi masuk.

 

Matanya menghitam, Iya tidak tidur semalaman.

 

Tokkkkkkkk.....

Tokkkkkk......

Tokkk..........

 

Seseorang mengetuk pintu kamar, tapi Amel sama sekali tidak menggubris. Dia sedang galau.

 

Merasa tidak diindahkan oleh penghuni kamar tersebut, pelayan itu kemudian turun ke bawah.

 

“Mana Ibu?”tanya Bulan, Gadis itu sudah sarapan bersama keluarga barunya ini.

 

Diningrat  juga menakutkan alis, “Amel tidak turun?”tanyanya kepada pelayan..

 

Pelayan kemudian langsung menjawab pertanyaan dari tuannya tersebut, “Maaf Pak, saya udah berusaha mengetuk pintu kamar ibu, tapi Ibu nggak keluar!” Jawab wanita berusia 20 tahun itu.

 

“Oooo, Mungkin dia masih mengantuk, biarkan saja." Jawab Diningrat.

 

Dia harus mengerti kan, tidak mudah bertahan 15 tahun dalam keadaan rumah tangga yang toxic, paling tidak dia akan memberikan kesempatan untuk sang putri berpikir, jika laki-laki yang diperjuangkan selama 15 tahun tidak layak mendapatkan itu.

 

"Ibu gimana sih, malah nggak ikut sarapan.” batin Bulan.

 

Diningrat kemudian melirik sang istri, "Rina juga nggak ikut sarapan? Kemana dia!"

 

Istrinya tersenyum canggung, "kayaknya dia lagi nggak enak badan Mas, biarin aja! Biar nanti aku sekalian bawa sarapan untuk Amel juga,"

 

"OOO, baiklah.." jawab Diningrat.

 

Sedangkan Hadi, "jangan ada yang sarapan di kamar! Mintalah mereka turun, biar keluarga kita ini terlihat harmonis, Kenapa harus sarapan terpisah." Saran Pak tua itu yang sibuk, menyimpan makanan di piringnya Bulan.

1
Aki
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
Kinah Parinduri: Iya kakak tunggu bab selanjutnya ya
total 1 replies
Iolanthe
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Kinah Parinduri: Tunggu terus kelanjutannya ya kakak
total 1 replies
Fiqri Skuy Skuy
Menarik perhatian.
Kinah Parinduri: semoga kakak kakak pada suka ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!