Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²² - the field
Alisha terkesiap. Perlawanan Rifan hanya akan membuat ketertarikannya bertambah. Dimatanya cowok itu malah tambah keren.
Untuk sekarang Alisha mengalah dan melepaskan Rifan. Ia lantas mencoba tidur. Karena kali ini Rifan ada bersamanya, Alisha bisa tidur dengan mudah.
Ketika pagi sudah tiba, Alisha terbangun. Ia bergegas mencari Rifan keluar. Namun kata Dijah, Rifan dan kakeknya sudah pergi ke ladang pagi-pagi sekali.
"Ladangnya dimana, Nek? Aku pengen lihat," kata Alisha penuh harap.
"Ladangnya agak jauh. Kau yakin mau ke sana? Panas loh, di sana kami cuman punya gubuk kecil buat istirahat," ungkap Dijah.
"Biarin aja, Nek. Aku nggak masalah kok," sahut Alisha. Dia memegangi lengan Dijah dan memasang raut wajah memelas.
"Ya sudah. Kita akan ke ladang. Tapi kita masak dulu ya. Biar nanti bisa makan siang bareng mereka di sana," ujar Dijah.
"Yes! Makasih ya, Nek!" Alisha senang sekali. Dia segera membantu Dijah memasak makan siang.
Walau kikuk, Alisha memaksakan dirinya memotong sayuran dan sesekali menggoreng ikan di wajan. Meskipun begitu, Dijah mengajarinya dengan baik dan sabar.
Setelah selesai memasak, Alisha dan Dijah pergi ke ladang. Mereka harus melewati jalanan setapak yang melewati rerumputan dan hutan.
Alisha berusaha tidak risih saat tubuhnya di ikuti banyak nyamuk. Tak ada yang bisa menjatuhkan keinginannya untuk melihat Rifan di ladang sekarang. Bahkan gigitan nyamuk sekali pun. Kulit putihnya itu jadi merah dan bentol-bentol.
Dijah mendadak berhenti sambil memegangi pinggangnya. Itu sontak membuat Alisha cemas.
"Kenapa, Nek? Nenek nggak apa-apa?" tanya Alisha.
"Jalanan ke ladang agak terlalu jauh buat Nenek. Nenek udah tua, energinya beda sama kakek. Makanya Nenek sering di rumah aja," jelas Dijah.
"Maaf ya, Nek. Ini gara-gara aku. Ya udah, kita pulang ke rumah aja deh," ajak Alisha seraya memegangi lengan Dijah.
"Jangan, Nak! Kau terus saja ke ladang. Biar Nenek pulang sendiri saja. Sebentar lagi sampai. Kau lihat pohon besar di sana? Nah di samping pohon itu ladangnya," ucap Dijah sambil menunjuk pohon yang dirinya maksud.
"Sana pergilah! Jangan cemaskan Nenek!" tambah Dijah.
"Nenek yakin?" Alisha menatap bimbang.
"Iya! Cepat sana!" tanggap Dijah sambil terkekeh. Dia berjalan ke arah pulang.
Sementara Alisha tak langsung pergi. Ia melihat Dijah pergi lebih dulu sampai menghilang dari pandangannya.
Setelah itu, barulah Alisha melanjutkan langkahnya menuju ladang. Ia terus menggenggam rantang yang berisi makan siang.
Setibanya di pohon besar yang disebutkan Dijah, Alisha bisa melihat hamparan kebun sayuran di sana. Ada banyak orang yang bekerja di sana, hingga Alisha pun sempat kebingungan mencari Rifan. Alhasil dia tak punya pilihan lain selain bertanya.
"Astaga siapa gadis cantik ini? Pacarnya Rifan?" timpal salah satu warga yang ada di sana.
"Bukan, Bu. Aku temannya dari kota," jawab Alisha.
"Pantesan bening sekali. Anak gadis kayak kamu kontras banget kalau ke tempat begini, Nak! Kulit putihmu itu menyala sekali di bawah sinar matahari," komentar ibu-ibu lainnya.
Alisha hanya tersenyum malu sambil mengaitkan rambut ke daun telinga.
"Rifan dan kakeknya ada di ujung sana. Kau bisa jalan ke sana, Dek! Hati-hati ya."
"Makasih."
Alisha segera pergi ke tempat yang ditunjukkan warga. Benar saja, ternyata Rifan memang ada di sana. Senyuman Alisha seketika mengembang saat melihat cowok tersebut.
"Rifan!" seru Alisha sambil melambaikan tangan.
Rifan sontak menoleh. 'Alisha? Di ladang?' batinnya keheranan. Karena pada dasarnya cewek itu bukanlah tipe yang mau repot pergi ke tempat begini.
Kematian, kelahiran, rezeki, nasib, hingga jodoh itu semua telah ditetapkan sebelumnya dalam garis takdir manusia dan tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah SWT...✌️
Ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya sejak zaman manusia diciptakan, meliputi baik dan buruk nasib, hingga bagaimana hidup dan matinya manusia.
Jadi dapat dikatakan bahwa apa yang akan, sedang dan sudah terjadi di hidup manusia itu semuanya sebenarnya sudah digariskan oleh Allah SWT...🤫
Pada akhirnya menyesal karena telah menyia²kn org yg dgn tulus mencintaimu apa adanya...😥😰
Terlebih jika kalian tidak dapat bersama karena beragam alasan tertentu. Misalnya saja karena perbedaan ataupun masalah lainnya yang akhirnya membuat kalian memutuskan pergi ke jalan masing-masing.
Namun sekali lagi keadaan menuntut kalian agar satu sama lain benar-benar mengikhlaskan karena tak bisa bersama.
Ketika kamu sudah bisa merelakan segala sesuatu yang kamu senangi, di situlah kamu sudah belajar ikhlas.
Belajar untuk merelakan dan ikhlas akan membuatmu lebih dewasa dan mampu kembali menatap masa depan tanpa beban masa lalu...🤧😭