NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Di tuduh selingkuh!

Susan terbangun saat mendengar suara gorden di buka. Membuat cahaya matahari masuk ke dalam kamar.

Susan membuka matanya perlahan. Seluruh badannya terasa nyeri dan perih. Kakinya terasa kram. Perutnya perih. Kepalanya pusing. Dia merasa Edward mengoyak miliknya.

Dia ingat bagaimana semalam Edward mempermainkan miliknya. Membuat gila akan hasrat. Kesakitan dalam nikmat. Susan bahkan masih bisa merasakan bagaimana rasanya milik Edward saat masuk ke dalam miliknya.

Terasa penuh. Dengan ukuran yang besar dan panjang. Susan tak pernah menyangka hal itu. Tak pernah menyangka Edward akan sebuas dan sekuat itu walau sudah mencapai pelepasannya berkali-kali.

Susan bahkan masih dapat merasakan panasnya nafasnya Edward di sekujur tubuhnya. Dia tak menyangka akan menghabiskan malam yang panas bersama Edward dengan cara seperti ini.

"Sepertinya aku sudah gila." Batin Susan.

Tapi Susan sedikit menghibur dirinya sendiri. Dia mengingatkan dirinya, bahwa dia melakukan hal ini untuk menyelamatkan nyawa suaminya.

Sejenak terbesit permasalahan Peter dengan Martin. Sejak kapan Peter memiliki hutang yang begitu besar pada Martin? Untuk apa pula? Bukankah biasanya Alpha Group hanya akan meminjam uang pada bank?

Susan teringat, bahwa dia belum mengecek laporan keuangan yang dia minta pada Margaret. Dia terlalu sibuk mengurus dan menjaga ayahnya yang sedang sakit.

Rasanya ingin sekarang juga dia mengecek laporan itu. Tapi untuk menggerakkan tangannya saja itu terasa sangat sulit bagi Susan.

Alice yang sudah membuka gorden menghampiri Susan.

"Nyonya, anda sudah bangun." Sapa Alice.

Susan tersadar dari lamunannya. Menyadari siapa pemilik suara itu. Amarahnya langsung melonjak hingga ubun-ubun. Mengingat wanita ini yang menjaga pintu semalam atas perintah Edward.

Susan melirik Alice yang berdiri di dekat ranjang. Membuat Alice seketika kikuk di hadapan Susan. Entah mengapa, Susan mampu membunuh lawannya hanya dengan tatapan mata yang indah itu.

"Keluar!" Perintah Susan pada Alice.

Alice yang sedari tadi menundukkan kepalanya terkejut mendengar perintah Susan. Dia menatap wajah Susan yang kacau. Mata itu bengkak karena semalaman menangis.

"Tapi nyonya.." Kata Alice.

"Keluar Alice!" Perintah Susan sekali lagi.

"Tapi saya di perintahkan oleh Tuan Edward untuk menjaga Nyonya Susan apapun yang terjadi."

"Keluarrrr!!!" Teriak Susan dengan sisa tenaganya.

Alice tersentak. Namun masih tetap di pendiriannya.

"Maaf, Nyonya. Saya hanya menjalankan tugas." Kata Alice.

Susan terlihat marah mendengar itu. Dia berusaha bangkit dari tidurnya. Seketika dia menyadari bahwa dirinya masih telanj*ng bulat. Membuat dirinya kembali merebahkan diri di atas ranjang. Menarik nafas panjang.

"Keluar Alice, aku mohon. Beri aku waktu sendiri!" Kata Susan memohon.

Akhirnya pertahanan Alice goyah juga. Dia tak sanggup melihat Susan yang tak berdaya di balik selimut yang tebal.

"Baik, Nyonya. Jika anda butuh bantuan, anda bisa memanggil saya." Kata Alice sambil menundukkan kepala. Lalu berlalu keluar dari kamar.

Susan sontak menangis. Menangisi dirinya yang sangat tak berdaya. Edward benar-benar membuatnya malu di hadapan Alice. Pasti Alice sudah mengetahui apa yang terjadi antara dirinya dan Edward.

Susan berusaha bangkit lagi. Dia duduk dengan susah payah. Perut bawahnya terasa nyilu. Dia mengatur nafas yang terasa sulit.

Susan juga melihat tubuhnya di balik selimut. Membuatnya frustasi dan putus asa.

Dia merasa ingin buang air kecil. Perlahan menurunkan kakinya dari ranjang. Sakit. Nyeri. Edward benar-benar kurang ajar kali ini.

Dia hendak berdiri dari ranjang, namun terjatuh ke atas lantai. Kakinya tak mampu menompang tubuhnya sendiri. Susan kembali menangis. Meringkuk di atas lantai yang dingin dengan membungkus dirinya dengan selimut.

Susan juga bertanya-tanya bagaimana kabar Peter. Apa Edward benar-benar sudah membawa pergi dari Martin atau tidak? Tapi, mana pernah seorang Edward mengingkari janjinya.

"Aku ingin sekali menampar mu, Ed!" Kata Susan di sela-sela tangisannya.

Susan melihat jam dinding. Sudah pukul satu siang. Dia cukup terkejut dengan hal itu. Edward juga tidak menampakkan dirinya disana. Pasti pria itu sudah pergi sedari tadi.

Susan dengan susah payah berusaha bangkit untuk pergi ke kamar mandi. Tertatih. Pelan-pelan. Dengan menahan rasa nyeri di sekujur tubuhnya akhirnya dia sampai di dalam kamar mandi.

Susan segera membersihkan dirinya di bawah guyuran air shower. Bahkan air yang mengenai tubuhnya terasa seperti batu yang menghantam. Sakit.

Dia hampir satu jam di dalam kamar mandi, setelah itu dia segera memakai pakaian dalamnya. Nafasnya terasa berat sekali karena harus terus menahan rasa sakit. Saat akan menggunakan dress biru langit yang sudah ada di atas sofa. Susan merasa tak sanggup lagi. Dia hanya memegang dress itu sambil berdiri mematung.

Tiba-tiba Alice masuk ke dalam kamar. Alice terkejut melihat Susan hanya menggunakan pakaian dalam. Dia segera menutup pintu dan menundukkan kepala.

"Maaf, Nyonya. Saya kira nyonya masih di dalam kamar mandi. Karena tadi saya masuk nyonya masih ada di kamar mandi, lalu saya.."

"Bantu aku, Alice!" Pinta Susan sambil mematung. Tahapannya kosong ke depan.

"Ba.. Baik, Nyonya." Kata Alice.

Alice perlahan berjalan menuju Susan yang mematung itu. Susan menjulurkan drees birunya ke arah Alice. Alice langsung mengerti bantuan apa yang di minta oleh Susan. Dia segera menerima dress itu. Membuka resletingnya dan membantu Susan memakainya.

Berkali-kali Susan meringis kesakitan. Berkali-kali juga Alice bertanya apakah Susan baik-baik saja. Susan hanya menjawab iya dan iya. Dia ingin segera berpakaian.

Alice terlihat tak tega melihat keadaan Susan yang seperti ini. Tak berdaya di rundung gairah. Beruntung Susan bersih keras kepada Edward untuk tidak menandainya. Jika tidak, pasti sudah banyak sekali bekas cupang di sekujur tubuhnya. Dia akan membuatnya semakin malu di hadapan Alice.

"Dimana Peter?" Tanya Susan saat Alice memasang resleting dressnya.

"Tuan Peter ada di ruangan sebelah, Nyonya." Jawab Alice.

"Dia baik-baik saja?" Tanya Susan lagi.

Alice terlihat bingung harus menjawab apa. Karena tak tega jika harus terus terang pada Susan dengan kondisi seperti ini.

"Tuan Peter.. Hmmm.. Tuan.." Kata Alice terbata-bata.

"Kenapa Alice?" Susan berbalik badan menatap Alice.

"Tuan Peter masih dalam keadaan koma, Nyonya." Jawab Alice.

Susan terlihat sedih dan kecewa. Dia frustasi dengan keadaan ini. Mengapa semua jadi sulit seperti ini.

"Nyonya, sebentar lagi Dokter Joshua akan datang untuk memeriksa keadaan Nyonya." Kata Alice lagi.

Susan termenung. "Apa dia juga di suruh oleh Edward?"

Alice enggan menjawab. Tapi dugaan Susan itu benar.

Melihat Alice yang terdiam. Susan tau jawabannya. "Bagaimana bisa dia mengendalikan semua orang?"

Alice tak menjawab lagi. Dia hanya diam dan menundukkan kepala di hadapan Susan. Sedangkan Susan hendak berjalan menuju ranjangnya, namun dia melihat sprei dan selimut disana begitu kotor dan basah karena cairan miliknya dan Edward. Dia mengurungkan niatnya. Dan memilih duduk di sofa.

"Saya bantu, Nyonya." Kata Alice melihat Susan kesusahan untuk duduk. Susan juga tak menolaknya, karena dia memang sedang kesakitan dan tak mampu melakukannya sendiri.

Tak lama, pintu kamar di ketuk.

Tok! Tok! Tok!

Alice segera membukakan pintu. Ternyata itu adalah Dokter Joshua. Dia masuk ke dalam kamar. Melihat sekitar, sedang menganalisis apa yang terjadi sebenarnya. Dia melihat ranjang yang berantakan dan basah. Dia juga melihat ada cairan putih yang kental di atas lantai. Melihat Susan yang duduk lemah tak berdaya, seketika membuatnya paham apa yang terjadi semalam.

"Pergulatan di atas ranjang. Tapi tidak mungkin jika Susan berselingkuh dengan Edward begitu saja. Pasti terjadi sesuatu di antara mereka." Batin Joshua.

Joshua duduk di sebelah Susan. Mengeluarkan alat-alat nya. Susan hanya diam memperhatikan Joshua. Dia sedang berpikir, apakah Joshua juga tau apa yang terjadi padanya? Jika dia tau, akankah dia memberi tau Peter tentang semua ini?

"Bagaimana keadaan Peter?" Tanya Susan.

"Keadaan masih sama seperti semalam. Masih dalam keadaan koma. Jika kau masih perduli padanya, maka temuilah dia, ajak dia bicara agar merangsang otaknya." Kata Joshua.

"Apa yang kau maksud dengan peduli padanya? Aku ini istrinya!" Kata Susan merasa tersinggung dengan perkataan Joshua.

Joshua diam sejenak. Dia melirik ke arah ranjang. Membuat Susan kikuk seketika.

"Apapun yang kau ketahui hari ini, maka cukup sampai hari ini saja, Joshua! Biarkan aku yang mengurus semuanya sendiri! Aku tak mau Peter mendengar apapun kecuali dari mulut ku! " Kata Susan.

"Kau tau aku, Susan! Aku tidak pernah membuka rahasia pasien ku pada siapapun!" Jawab Dokter Joshua.

Dokter Joshua menyuntikkan obat nyeri serta antibiotik kepada Susan. Lalu meresepkan obat untuk Susan. Dia bergegas membereskan alat-alat periksanya dan hendak pergi.

"Hanya saja aku kecewa pada mu, bagaimana bisa wanita seperti mu berkhianat saat kondisi suaminya sedang sekarat!" Kata Joshua sambil bangkit dari duduknya.

Kalimat itu sukses menusuk hati Susan hingga menembus ke jantung. Hatinya remuk seketika. Bagaimana bisa Joshua mengira dirinya mengkhianati Peter saat suaminya itu sekarat? Dengan Edward? Kenapa dirinya yang di tuduh berselingkuh padahal dirinya lah yang sedang berkorban untuk menyelamatkan nyawa Peter.

Namun, bibir Susan terasa kelu. Tak mampu menjelaskan apapun pada Joshua. Lagipula pria itu juga tidak akan percaya padanya. Air matanya kembali mengalir sebagai jawaban dari kalimat tuduhan Joshua.

Joshua hanya melihat itu sebentar lalu bergegas pergi dari kamarnya. Sedangkan Alice yang sedari tadi menemani hanya bisa diam karena takut salah ambil tindakan di hadapan Susan.

Alice sendiri merasa bersalah. Karena dirinya lah yang memberi tau Edward jika Peter sedang keluar dan meninggalkan Susan sendiri di dalam kamar. Dirinya juga yang berjaga di depan pintu selama permainan gila dari Edward.

Alice dapat mendengar desah*n Susan maupun Edward semalam. Dia kira mereka melakukan itu karena saling suka dan mau. Dia tidak menyangka sedetik kemudian mendengar jeritan kesakitan dari Susan di dalam kamar. Jeritan minta ampun dan berhenti. Namun sepertinya Edward makin menjadi di dalam sana. Mana mungkin Alice berani masuk ke dalam kamar selama ada Edward disana.

Alice hanya diam memandangi Susan yang sedang menangis.

"Kau tau apa yang sebenarnya terjadi kan, Alice?" Tanya Susan seketika.

Alice mengangguk. Karena dia sudah tau semuanya dari James. Termasuk kejadian yang menimpa Peter dan Martin.

"Kau tau kan, aku tidak selingkuh! Aku tidak mengkhianati Peter!" Kata Susan sesenggukan.

Alice tak tega melihat Susan menangis seperti itu. Dia bersimpuh di hadapan Susan dan memegang kedua tangan wanita cantik itu.

"Saya tau, Nyonya. Saya juga menyesal karena tak mampu berbuat apapun untuk melindungi anda." Kata Alice.

Susan semakin menangis. "Kau tau kan aku melakukan ini untuk menyelamatkan nyawa suami ku! Aku tidak berselingkuh dengan Edward!" Kata Susan sambil terus menangis.

Alice mencoba memberikan pelukan kepada Susan. Susan menerimanya. Menangis di dalam pelukan Alice. Dia merasa tak mampu lagi membendung semuanya seorang diri.

Bersambung...

1
Adi Putra
ku tunggu janda mu🤣
Adi Putra
dalam batin Edward, akhirnyaaaa🤣
Adi Putra
menggatal🤣
Riska Rosiana
🥲🥲🥲
Riska Rosiana
auto trauma🤣
Andreee
kesempatan🤣
Andreee
mampus kouu ana
Andreee
pokol teros peterr, jan kasih amponn
Andreee
🤣🤣🤣🤣
Andreee
amunisi gk tuu
Adi Putra
kasi napas eddd🤣
Riska Rosiana
🤣🤣🤣🤣
Olivia
susan bakal plh pa y
Adi Putra
Edward ini katanya cinta, tp nyusain susan mulu y
Olivia
Peter bangs*t bgt ya, benci bgt gue
Olivia
Peter ma Anna jodoh keknya, sama2 gk ada otak
Riska Rosiana
Wait waittt Peter bisa menggila jg ye
Riska Rosiana
Oh jadi si Peter yg selingkuh..aku kira susan yg bakalan selingkuh ama edward
Riska Rosiana
kayaknya Susan ini masih ada perasaan ya sm si edward
Adi Putra
si Edward bener bener lu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!