NovelToon NovelToon
Beginning And End Season 2

Beginning And End Season 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Cintapertama / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Anime
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

Lanjutan dari Beginning And End.

Hasane Reina... selamat dari kematian. Di rumah sakit Osaka, mayat Reina di bawa oleh dua perawat. namun setelah perawat itu mengunci pintu kamar mayat, terungkap identitas yang membawa Reina ke ruang mayat, yaitu Reiz dan Tia.

Reiz dan Tia menukar mayat Reina dengan boneka yang hampir menyerupai diri Reina. Lalu Reina secara diam diam di bawa ke Rusia, untuk menukar jantung nya yang rusak dengan jantung robot yang akan bertahan di akhir tahun.

Namun supaya dapat hidup selama nya, Reina harus mencuri sebuah jantung, sumber kehidupan. Namun yang ada di benak Reina saat ini adalah membalas kan dendam nya kepada ayah kandungnya sendiri, Yaitu Hasane Danton. Reina berencana akan mengambil jantung Danton dan membunuh nya dengan sangat keji.

Apakah Reina berhasil? dan apa yang akan Reina lakukan selanjutnya? apakah dia masih menyembunyikan diri nya bahwa dia masih hidup kepada Kei dan yang lainnya? itu masih sebuah misteri....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Analisis tentang Evil Blood Virus.

Dua hari kemudian, di jantung kota Moskow yang dingin dan menggigilkan, Rusia.

Tanggal 4 Agustus 2025, jarum jam menunjuk tepat pukul 08.00 pagi yang menusuk tulang hingga ke sumsum.

Di sebuah laboratorium rahasia milik Reiz dan Tia, yang tersembunyi jauh di kedalaman perut bumi, Reina sedang mempertaruhkan nyawanya di atas meja operasi yang dingin dan keras. Di balik pintu baja yang kokoh, Mike, Alisiya, Jimmy, Alice, dan Helena hanya bisa menunggu dengan cemas dan gelisah, hati mereka diliputi kekhawatiran yang tak terhingga, bagaikan awan gelap yang menggantung di atas langit.

Alice, dengan wajah pucat pasi bagaikan mayat hidup dan mata yang berkaca-kaca penuh ketakutan, menggenggam erat tangan Alisiya, mencari kekuatan dan dukungan di tengah situasi yang mencekam ini. "Apakah... apakah Reina akan berhasil melewati operasi kali ini...?" bisiknya dengan suara gemetar, nyaris tak terdengar di tengah keheningan yang memekakkan telinga. "Aku takut... aku sangat takut kehilangan dia untuk selamanya..."

Alice menundukkan kepalanya dalam-dalam, air mata mulai menetes membasahi pipinya yang tirus, meninggalkan jejak yang berkilauan di bawah sorotan lampu neon yang dingin dan tanpa ampun. "Aku takut impian Reina untuk berkumpul kembali dengan sahabat-sahabatnya di Tokyo hanya akan menjadi sebuah ilusi belaka... sebuah harapan palsu yang tak akan pernah terwujud di dunia nyata..."

Alisiya, yang juga merasakan ketakutan yang sama mencengkeram hatinya, membalas genggaman tangan Alice dengan erat, mencoba menyalurkan kekuatan dan keberanian yang tersisa di dalam dirinya. "Alice... aku juga takut..." ucapnya dengan suara yang tak kalah gemetar, namun berusaha terdengar tegar dan meyakinkan. "Reina sudah seperti keluarga sendiri bagi kita... sekarang... yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan berharap yang terbaik untuknya... semoga keajaiban itu benar-benar ada..."

Di balik kaca bulat besar yang memisahkan mereka dari ruang operasi yang steril, Mike, yang bertanggung jawab penuh atas kelancaran operasi berisiko tinggi ini, berdiri bersama Jimmy dan Helena. Mereka bertiga menatap Reina yang terbaring tak berdaya di atas meja operasi dengan tatapan penuh harap dan cemas, seolah sedang menyaksikan sebuah pertunjukan yang menentukan nasib seseorang.

Mike menghela napas panjang, lalu berbisik dengan nada cemas yang hampir tak terdengar, "Semoga saja keberuntungan masih berpihak pada Reina kali ini... kita semua sangat bergantung padanya untuk menjaga keseimbangan dunia ini..."

Jimmy, dengan gerakan khasnya yang selalu membuat orang tersenyum, menggosok-gosok kepala botaknya yang mengkilap, mencoba mencairkan suasana tegang yang menyelimuti ruangan. "Iya... kalau operasinya berhasil dengan sempurna, saat Reina bangun nanti, aku akan langsung melempari dia dengan bola salju lagi, sama seperti saat operasinya yang pertama dulu..." Ia tersenyum kecil, mencoba menghibur dirinya sendiri dan teman-temannya, meskipun hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran yang sama besarnya.

Namun, Helena, yang memiliki kemampuan analisis data yang luar biasa dan selalu mengandalkan logika serta fakta, hanya fokus menatap hologram yang terpancar dari jam tangannya yang canggih. Hologram itu menampilkan data vital Reina secara real-time, memberikan informasi yang akurat dan terperinci tentang kondisi tubuhnya, mulai dari detak jantung hingga tekanan darah. Tiba-tiba, senyum lega menghiasi wajah Helena yang biasanya datar dan tanpa ekspresi, membuat semua orang yang hadir di sana menahan napas.

"Teman-teman... sepertinya... operasi Reina kali ini jauh lebih sukses daripada operasi yang pertama dulu..." ucapnya dengan nada gembira dan penuh keyakinan, seolah baru saja memecahkan sebuah teka-teki yang rumit.

Alisiya dan Alice langsung berdiri tegak, mata mereka membelalak karena terkejut dan tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Alice, dengan kedua tangannya memegang erat pundak Helena, bertanya dengan nada tak percaya dan penuh harap, "Helena... kau tidak sedang bercanda kan...? Ini bukan lelucon yang kejam, kan...?"

Helena menggelengkan kepalanya dengan tegas, lalu menunjuk ke arah hologram yang masih menampilkan data vital Reina. "Lihat saja sendiri data kestabilan tubuh Reina yang semakin meningkat berkat Evil Blood Virus yang telah berevolusi menjadi sistem pertahanan tubuh yang sempurna... ini... sungguh luar biasa..."

Tiba-tiba, suara berat dan serak memecah keheningan. "Selamat pagi, rekan-rekan seperjuangan..."

Semua orang serentak berbalik dan mendapati Craig, ketua tim mereka yang misterius dan penuh teka-teki, berdiri di belakang mereka sambil menggosok giginya dengan sikat gigi elektrik yang berbunyi nyaring.

Alisiya, dengan nada kesal, berkata kepada ketuanya, "Ketua Craig... bisakah ketua berhenti menyikat gigi dengan sikat elektrik itu sebentar saja...? Suaranya sangat mengganggu konsentrasi..."

Craig menggelengkan kepalanya dengan tegas, lalu melanjutkan aktivitasnya menyikat gigi. "Tidak bisa... aku harus menjaga kebersihan gigi dan mulutku setiap saat..."

Craig, dengan santainya, berkumur-kumur dengan kasar, lalu membuang air kumurannya begitu saja ke lantai, tanpa sedikit pun merasa bersalah atau memperdulikan tatapan jijik yang dilayangkan Alisiya kepadanya. "Baiklah, semuanya... cukup sudah dengan drama air mata ini. Lupakan sejenak tentang putri tidur kita, Reina. Ada misi penting yang harus kalian kerjakan, dan ini bukan latihan."

Mendengar kata "misi", Mike, Alisiya, Jimmy, Alice, dan Helena langsung berdiri tegak di hadapan Craig, mata mereka berbinar-binar penuh semangat dan antisipasi. Misi dari Craig selalu menantang, berbahaya, namun juga sangat menyenangkan dan memacu adrenalin, bagaikan roller coaster yang siap meluncur dengan kecepatan penuh.

Craig menyeringai licik, melihat semangat juang yang membara di mata anak buahnya. "Misi kalian kali ini adalah mencuri sampel Evil Blood Virus dari gudang rahasia Alexander..."

Alis Alisiya terangkat tinggi, merasa penasaran dan sedikit terkejut dengan misi yang diberikan oleh Craig. "Alexander? Maksudmu Alexander Volkov, mantan ilmuwan Reiz yang berkhianat dan mencuri formula Evil Blood Virus yang sangat berbahaya itu?"

Craig mengangguk membenarkan, tatapannya menjadi serius. "Tepat sekali, Alisiya. Alexander berhasil mengembangkan Evil Blood Virus menjadi senjata biologis yang sangat mematikan, jauh lebih berbahaya dari yang kita bayangkan. Kita harus menghentikannya sebelum dia menggunakan virus itu untuk tujuan jahat yang bisa menghancurkan dunia."

Craig menoleh ke arah Helena, ilmuwan jenius tim mereka yang selalu bisa memberikan penjelasan logis dan ilmiah untuk setiap fenomena yang terjadi. "Helena, bisakah kau jelaskan kepada mereka mengapa vaksin yang dikembangkan oleh Reiz justru bisa membuat virus milik Alexander berevolusi menjadi sistem pertahanan tubuh yang sempurna bagi Reina? Aku yakin mereka semua bingung dengan fenomena aneh ini."

Helena maju selangkah, memasang ekspresi serius dan mulai menjelaskan dengan nada ilmiah yang khas, namun berusaha menyederhanakannya agar mudah dimengerti oleh semua orang. "Pada dasarnya, Evil Blood Virus milik Alexander dan vaksin milik Reiz memiliki struktur genetik yang sangat mirip, seperti dua sisi mata uang yang sama. Vaksin Reiz dirancang untuk menetralkan virus dengan cara menghancurkan struktur genetiknya, namun dalam kasus Reina, terjadi sesuatu yang tidak terduga, sebuah anomali yang belum pernah kita lihat sebelumnya."

Helena menjeda sejenak, lalu melanjutkan penjelasannya dengan lebih rinci. "Ketika vaksin Reiz disuntikkan ke tubuh Reina, virus milik Alexander yang sudah ada di dalam tubuhnya bereaksi dengan cara yang aneh dan tak terduga. Virus itu tidak dinetralkan seperti yang seharusnya terjadi, melainkan beradaptasi dan bermutasi secara paksa untuk mempertahankan diri. Virus itu beradaptasi dan bermutasi secara paksa untuk mempertahankan diri, seperti bunglon yang mengubah warnanya agar bisa berbaur dengan lingkungannya."

Helena mengambil napas dalam-dalam, lalu melanjutkan penjelasannya dengan lebih rinci dan mendalam. "Singkatnya, vaksin Reiz bertindak sebagai katalis yang memicu evolusi Evil Blood Virus di dalam tubuh Reina. Virus itu berevolusi menjadi semacam perisai biologis yang melindungi Reina dari berbagai macam penyakit dan serangan eksternal, baik fisik maupun mental. Selain itu, virus yang berevolusi ini juga meningkatkan kemampuan fisik dan mental Reina secara signifikan, membuatnya menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih cerdas dari sebelumnya."

Helena mengakhiri penjelasannya dengan nada serius dan memperingatkan. "Namun, perlu diingat bahwa sistem pertahanan tubuh yang unik ini juga memiliki efek samping yang berbahaya dan tidak bisa diprediksi. Reina harus terus dipantau dan diobservasi secara ketat untuk mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, jadi kita harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan."

Alisiya mengangguk-angguk mengerti, namun tetap merasa khawatir dengan kondisi Reina. "Jadi, intinya, vaksin Reiz itu seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, bisa menyelamatkan Reina, tapi di sisi lain, juga bisa membunuhnya secara perlahan."

Helena mengangguk membenarkan. "Tepat sekali, Alisiya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan tidak boleh lengah sedikit pun. Nyawa Reina berada di tangan kita."

Craig berdeham, mengalihkan perhatian semua orang kembali kepadanya. "Baiklah, cukup sudah dengan pelajaran biologi ini. Sekarang, mari kita fokus pada misi kita. Mike, aku ingin kau memimpin tim ini. Alisiya, kau akan menjadi tangan kananku. Jimmy, kau bertanggung jawab atas sistem keamanan. Alice, kau akan menjadi mata dan telinga kita di lapangan. Helena, kau akan memberikan dukungan teknis dan analisis data dari jarak jauh. Apakah semuanya sudah jelas?"

Semua anggota tim mengangguk serentak, menunjukkan kesiapan mereka untuk menjalankan misi yang berbahaya ini.

Mike maju selangkah, memasang ekspresi serius dan penuh tanggung jawab. "Siap, Craig. Kami akan menjalankan misi ini dengan sebaik-baiknya dan memastikan bahwa Evil Blood Virus tidak jatuh ke tangan yang salah."

Craig tersenyum puas, melihat tekad yang membara di mata anak buahnya. "Bagus. Sekarang, pergilah dan laksanakan tugas kalian. Ingat, nyawa manusia tak terhitung jumlahnya berada di pundak kalian. Jangan sampai gagal."

Dengan semangat juang yang membara, Mike, Alisiya, Jimmy, Alice, dan Helena meninggalkan laboratorium rahasia itu dan memulai perjalanan mereka menuju gudang rahasia Alexander, tempat Evil Blood Virus disimpan dengan rapat.

1
Riri
ini bukan maha karya, ini sebuah wahyu yang di tulis dengan tinta jiwa dewa author 🤓🙀
secret: wihhh 😭🙏🙏
total 1 replies
Rezaa..
semoga season dua lebih bagus dari season satu... no momy Andras 😭
secret: gapapa... nanti Andras muncul lagi kok... tapi nunggu lama ya wkwkw
total 1 replies
Rezaa..
baru bangun dari kematian lansung rasis si Reina cok 🤣🤣
secret: rasis dulu sebelum membantai /CoolGuy/
total 1 replies
esere
Serius... cerita ini walaupun panjang, tapi seru... karakter karakter nya unik sama narasi nya hidup gitu... pokok nya setia dari s1 🔥
secret: yoi dong 🤝
total 1 replies
esere
hampir kenak parani gara gara Reina mati 😭😭
secret: Dawg... mereka lansung putus asa baca waktu Reina mati 🤣
total 1 replies
Author Sylvia
semangat,moga rame yang baca/Smile/
secret: makasih ya author... kamu juga!!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!