Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.
Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan dan Rumor
...**✿❀♛❀✿**...
Kereta Seraphine berderak pelan menyusuri jalan setapak hutan yang telah diselimuti kabut, sebab kini telah tengah malam. Suasana sekitar terasa begitu hening, hanya suara jangkrik yang terdengar berderik.
Tempat pertemuannya dengan Pangeran Frederick memang terpencil, sengaja agar pertemuan mereka tak diketahui orang lain. Meski ia sedikit sangsi dengan pria bernama Virrel itu, tapi karena dia orangnya Pangeran, maka ia tak lagi mengambil pusing.
Kusir mengendalikan kuda dengan kecepatan sedang. Namun, sedari tadi kuda-kuda itu sesekali meringkik gelisah. Seraphine yang duduk di dalam, merasa heran, mungkinkah kudanya kelelahan?
"Pak, perlukah kita berhenti sebentar? Tampaknya kuda-kuda itu kelelahan." Seraphine bertanya dengan sedikit berteriak pada kusir itu, ia juga menyarankan untuk istirahat sejenak.
"Sepertinya tidak perlu, Nona. Mereka sudah cukup beristirahat tadi. Seharusnya mereka gelisah karena merasakan sesuatu, tapi Saya tidak tahu itu apa," jelas pak Kusir dengan sedikit berteriak agar Seraphine juga mendengar ucapannya.
Seraphine akhirnya mengangguk pelan. Jelas pak Kusir lebih mengerti keadaan fisik kuda itu dibanding dirinya. Mungkinkah ada yang mengikuti Mereka? benak Seraphine bertanya-tanya.
Kemudian, jemari halusnya menyingkap tirai kecil yang menutupi jendela kereta. Ia menatap keluar dengan pandangan penuh kewaspadaan.
Seakan menjawab rasa waspadanya, tiba-tiba, derap langkah kasar terdengar. Dari balik pepohonan, muncul segerombolan pria bertopeng dengan senjata tajam di masing-masing tangan mereka.
Lalu, mereka menghadang jalur kereta. “Hentikan kereta itu!” teriak salah satu bandit, mengacungkan pedangnya yang berkilat tajam.
Suara teriakan kusir yang panik memecah udara, kereta terpaksa berhenti, hingga menimbulkan suara derit roda dan ringkikan panik dari kuda. Dua bandit memaksa untuk membuka pintu, mata mereka berkilat dengan penuh niat buruk.
Seraphine menggenggam gaunnya erat, tubuhnya jadi menegang. "Ini tidak pernah terjadi di kehidupanku yang pertama," gumamnya lirih. Ingatannya berputar, mengingat jalan ini seharusnya merupakan jalur yang aman, tak pernah ada insiden kriminal yang pernah tercatat di sini.
"Kenapa kali ini berbeda? atau mungkin karena ia mulai mengubah tatanan masa depannya? sehingga kejadian yang tak pernah terjadi di kehidupan sebelumnya justru malah terjadi sekarang."
Pak Kusir telah turun dari tempatnya, ia pun mencoba melawan dengan alat seadanya. Pria itu berteriak sembari maju dengan berani menghunuskan ranting kayu runcing yang ia temukan di dekat kereta. Namun, sayangnya ranting kayu jelas kalah bila beradu dengan pedang yang tajam.
Tubuh pria itu ambruk ke tanah dengan darah mengalir dari dadanya. Ia mengucapkan maaf dalam hati sembari menyesal karena bersikap gegabah.
Sementara itu, Seraphine di dalam sana semakin terpojok. Ia tak pernah belajar teknik bela diri, karena ia sama layaknya Lady bangsawan lain.
"Apa mau kalian?" tanya Seraphine tajam. Ia tetap mempertahankan dirinya meski bilah pedang berada tepat di lehernya.
"Serahkan semua hartamu! atau kau akan mati!" ancam salah seorang dari mereka.
"Silahkan ambil jika ada. Tapi, sayangnya aku tak membawa apapun di sini." Seraphine berucap dengan tenang, meski tangannya tengah bergetar.
"Cepat periksa!" perintah Pria dengan bekas luka di dahinya itu pada salah seorang anak buahnya.
Pria yang diperintah itu meringsek masuk, ia menggeledah seluruh kereta. Namun, memang tak ada yang ia temukan, kecuali tumpukan kertas yang ia sendiri tak paham apa isinya.
"Kalau begitu, Kau saja yang menjadi hartanya. Jika Kau kami tawan, keluargamu pasti akan memberikan uang tebusan, kan?"
"Selain itu, wajahmu yang cantik itu akan sangat berguna," ucap pria bandit itu sembari menyeringai. Senyumnya tampak begitu mesum dan mengerikan. Hal itu membuat tangan Seraphine tambah gemetar.
Ia ditarik paksa keluar dari kereta. Tangan Pria itu mencengkram kuat pergelangan tangannya.
"Lepas!" bentak Seraphine sembari mencoba memukul lengan tegap bandit itu. Ia terus memberontak hingga membuat Pria itu kesal.
"Diamlah, Sialan!" teriaknya sembari memberikan tamparan kuat pada pipi Seraphine. Gadis itu termenung, ia kembali merasakan ini. Ia kembali mengingat bagaimana rasa sakitnya dipukul dengan keras.
Sesaat sebelum tubuhnya kembali ditarik meninggalkan area itu, sebuah anak panah menancap tepat di dada bandit itu, membuatnya terjerembab tak bernyawa.
Dari balik kabut, seorang penunggang kuda muncul, jubah gelapnya berkibar, begitu pun dengan rambut hitamnya yang berkibar diterpa angin malam.
Dengan satu ayunan pedang, ia menumbangkan bandit yang mencoba melarikan diri. Gerakannya cepat dan presisi, sungguh menggambarkan sosok orang yang terbiasa memimpin perang. Dalam hitungan menit, sisa bandit porak-poranda, melarikan diri karena ketakutan.
Hening kembali menyelimuti jalan. Seraphine masih terdiam kaku, tubuhnya kentara gemetar, malam ini nyawanya hampir melayang.
Sosok itu mendekat, lalu bertanya “Apakah kau baik-baik saja?” suaranya datar, seolah apa yang barusan ia lakukan hanyalah perkara sepele.
Gadis itu menelan ludah, ia berusaha menenangkan dirinya yang gemetar. Namun, saat hendak menyahuti pertanyaan Frederick, suaranya tercekat.
Pria itu menghela napas, lalu memberikan perintah pada Virrel dan seorang kusir yang membawa kereta kuda miliknya. "Bersihkan daerah sini, Aku akan membawa Lady pulang."
Kedua orang itu mengangguk, menyanggupi perintah dari sang Pangeran.
"Maaf, Lady," ucapnya, kemudian ia meraih tubuh ramping Seraphine dan menggendongnya menuju kuda miliknya.
Seraphine termangu. Jantungnya seketika berdebar, tunggu? apa-apaan ini? kenapa pria ini malah menggendongnya?
Setelah itu, ia didudukkan di atas kuda milik Frederick, disusul kemudian pria itu ikut naik ke atas kuda, duduk di belakangnya. Lagi dan lagi, tubuh Seraphine menjadi kaku, tanpa sadar pipinya memanas.
....
Keesokan harinya
"Sudah dengar rumornya?" tanya salah seorang lady di sebuah perjamuan minum teh.
"Rumor apa, Lady Kazien?"
"Kabarnya, Lady Valmont diserang bandit kemarin malam," ucapnya dengan suara pelan, seolah-olah hal yang ia ucapkan adalah sebuah rahasia besar.
"Benarkah? di mana dia diserang? apakah keadannya baik-baik saja?" seorang Lady lain bertanya. Rautnya tampak khawatir akan keselamatan Seraphine.
"Dia selamat, tapi...," ucapan Lady Kazien menggantung, membuat semua orang makin penasaran.
"Ada yang berkata bahwa dia diselamatkan oleh Pangeran kedua. Bukankah aneh jika mereka bertemu secara kebetulan?" sambungnya sembari menatap seseorang di ujung meja sana, tepat berhadapan dengannya.
Beberapa orang tampak mengangguk setuju. "Iya kan? katanya, dia bahkan tidak ditemani oleh pelayan dan penjaga, mungkinkah dia bertemu dengan kekasih gelapnya?" ucap Lady Beatrice Hawthorne menambahkan kayu bakar pada api yang mulai membesar.
"Mungkinkah Pangeran kedua kekasihnya?" celetuk seorang Lady lain dengan antusias. Semakin lama, rumor membesar dan menyebar semakin berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya.
Tanpa mereka sadari, dua orang di sana tengah menatap satu sama lain sembari menyunggingkan senyum menyeringai.
Tampak puas akan meledaknya rumor buruk Lady Valmont yang sempat dijuluki bunga Kekaisaran setelah pesta debutnya waktu itu.
"Cih, bunga Kekaisaran apanya? sekarang dia tak lebih dari bunga bangkai yang paling bau, dan tentunya dia akan dijauhi oleh semua orang." Beatrice bergumam lirih sembari menarik senyum menikmati setiap Kata-kata buruk dari Lady bangsawan lain yang ditujukan untuk Seraphine.
"Aku kalah olehnya?"
"Hmph, tunggu saja kehancuran mu, Valmont!"
...**✿❀♛❀✿**...
...TBC...
......Eh eh eh kok gitu? no☝no☝ ya Beatrice, gaboleh gituu, nanti digigit gajah loh😌......