Zhefinca yang dua tahun telah menikah dengan Giovano, ia hanya bertemu satu kali saat pernikahan, dan setelah itu keduanya hidup dengan masing-masing namun status tetap menjadi suami istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjalankan Peran
Malam ini, Giovano sedikit lembur di kantor. Sementara dirumah, Zhefinca tengah mencoba untuk tidur namun gagal. Wanita berparas cantik itu hanya sibuk mengganti posisinya seperti sedang mencari kenyamanan.
“Kenapa aku gak bisa tidur” batin Zhefinca.
Ceklek!
Pintu kamar dibuka, Giovano melihat sekeliling kamar yang sudah gelap, menandakan istrinya sedang beristirahat.
Klik! Lampu tidur di nyalakan.
Giovano menoleh kearah tempat tidur, kemudian memperhatikan wajah istrinya yang masih begitu segar.
“Belum tidur?” tanya Giovano
“Aku sulit tidur malam ini”
Giovano mengangkat alisnya mendengar pernyataan istrinya, kemudian hanya menatap sesaat lalu ia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Keluar dari kamar mandi, Zhefinca mencium aroma sabun wandi yang menyeruak dalam kamar tersebut.
“Tidurlah. Sini” ucap Giovano dengan merentangkan tangannya.
Zhefinca mendekat, kemudian memeluk suaminya dan tidak lama Zhefinca tertidur. Giovano hanya menggeleng pelan, dia mencium kening Zhefinca kemudian ikut memejamkan matanya.
Pagi harinya, Zhefinca bangun dengan begitu segar. Tidurnya begitu nyenyak dalam dekapan suaminya.
Senyumnya terukir indah ketika ia menatap Giovano masih terlelap. Kemudian Zhefinca bangun dengan perlahan lalu bersiap untuk datang kembali ke lokasi syuting.
Karena pagi ini masih ada waktu, Zhefinca membuatkan sarapan untuk suaminya meskipun Giovano jarang menyentuh sarapannya tapi Zhefinca hanya ingin bersikap menjadi istri yang baik untuk meyakinkan suaminya, jika memang mereka layak mempertahankan rumah tangganya.
Setelah menyiapkan makan, ia masuk ke kamar membangunkan suaminya dan bersiap.
Giovano turun mencari keberadaan Zhefinca, dan ia menemukan Zhefinca berada di meja makan sedang memotong buah.
“Pagi” sapa Giovano dengan nada rendah.
“Pagi. Mau makan?” tanya Zhefinca.
Giovano melihat beberapa makanan di meja, ia tahu jika Zhefinca yang menyiapkannya, karena dari makanan yang di siapkan tidak ada satupun yang menjadi favoritnya.
“Hmm oke” jawab Giovano.
Zhefinca mengambilkan nasi goreng dengan lauk pauknya, kemudian memberikan potongan buah di piring kecil yang ia letakkan di samping Giovano.
Pria itu tersenyum tipis, rasanya sudah bertahun-tahun lamanya ia tidak makan makanan seperti ini di pagi hari. Terakhir ia makan seperti ini saat ia duduk di bangku sekolah dasar, dimana ia masih memiliki banyak waktu untuk bersantai.
Giovano menyendokkan makanan tersebut, matanya mengerjap. Ia menatap istrinya dengan lekat kemudian menelan makanan tersebut.
Makanan yang Giovano rasakan begitu nikmat menurutnya, lalu ia mulai dengan suapan kedua, ketiga dan sampai habis. Kemudian ia mengambil buah yang ada di sampingnya dan menikmatinya hingga hidangan tersebut habis tak tersisa.
“Terimakasih makanannya” ucap Giovano dengan lembut.
Zhefinca hanya tersenyum, ia senang jika apa yang ia buat bisa diterima dengan baik oleh suaminya. Setidaknya usahanya tidak akan sia-sia.
“Mau ke lokasi jam berapa?” tanya Gio.
“Sekarang”
“Ya sudah, kita berangkat”
Giovano mengambil jas yang ia gantungkan di punggung kursi,kemudian Zhefinca mengambil tasnya dan ikut berangkat bersama dengan Giovano hingga keduanya sampai di lokasi kerja masing-masing.
Sementara Rosa, yang masih lemah kondisinya ia kembali kerumah dengan menggunakan taksi. Ia merasakan sesak dari dalam dirinya, apakah dia mencintai Giovano atau hanya merasa kesepian saja karena biasanya ada Giovano yang selalu mendampingninya.
“Sial!” ucap Rosa.
Ponsel Rosa tidak berhenti berdering, panggilan bahkan pesan dari kedua pria yaitu Lukas dan Willy. Keduanya begitu mengganggu Rosa, hingga ingin membuatnya melemparkan ponsel itu.
“Aku perlu istirahat sayang” – Rosa
Ia mengirimkan pesan kepada Lukas agar suaminya berhenti mengganggunya, karena saat ini Rosa begitu butuh ketenangan.
“Will, sorry. Aku baru pulang dari rumah sakit” – Rosa
“Kamu sakit? Kenapa gak bilang, aku bisa datang” – Willy
“It’s okay Willy. I’m fine” – Rosa
“Kalau begitu istirahat dulu Rosa, sorry sudah mengganggu” – Willy
“No problem” – Rosa
Rosa memutar bola matanya, menandakan ia begitu malas berbasa-basi dengan laki-laki tersebut.
Selama Rosa hidup, baru kali ini ia merasa begitu hampa, ada bagian yang hilang dari dirinya. Tapi ia sadar, ia tidak mencintai Giovano.
Sedangkan di Canada, Lukas sedang bersama wanita lain menghabiskan malam panjang dan penuh gai-rahnya tanpa sepengetahuan Rosa.
Lukas memang mencintai Rosa, tapi dia laki-laki normal yang tetap membutuhkan wanita untuk melampiaskan has-ratnya. Bukan wanita yang spesial, hanya wanita yang ia panggil saat Lukas membutuhkan saja.
Berita tentang pernikahan Zhefinca menyeruak, semua kru film mendengar tentang pernikahan tersebut. Bukan komentar negative, mereka justru mendukungnya. Hingga ada yang menyadari jika film yang sedang mereka garap adalah merupakan kisah nyata, dan mereka menghubungan kisah Zhefinca bersama suaminya.
Atmosfer kebahagiaan itu mereka rasakan, bagaimana Zhefinca selama ini menjalani kehidupannya hingga akhirnya dia berbahagia bersama suaminya.
Dan bocoran-bocoran itu sudah ramai di media sosial, tidak hanya Arka bahkan Giovano sudah mengetahui. Giovano tersenyum penuh arti ketika membaca kutipan-kutipan dari media sosial, dan ia bertekad untuk membuat garis hidup Zhefinca sama seperti denga napa yang sudah istrinya tuangkan kedalam sebuah karya.
Saat semua orang merasakan atmosfer itu, justru Zhefinca terlihat tidak nyaman. Ia takut berita itu akan membuat Giovano merasa tidak nyaman.
Sebelum Giovano marah, Zhefinca lebih dulu menjelaskan melalui pesan singkat, ia kembali membahas saat Giovano dengan lantang menyebutnya sebagai istri di hadapan Sanaya dan Kevin.
Sedangkan Kevin yang membaca pesan tersebut hanya tergelak, yang tawanya hingga terdengar sampai keluar ruangannya.
Arka dan sekretaris Giovano pun hanya saling memandang satu sama lain, pasalnya Giovano tidak pernah tertawa sekeras ini.
“Pak Gio lagi happy?” ucap Sekretaris Gio.
“Iya” sahut Arka.
Mereka tidak mengetahui jika istri Giovano yang sesungguhnya adalah Zhefinca, semua staff mengetahui jika Giovano telah menikah, namun yang mereka tahu istri dari CEO tersebut adala Rosa.
Tidak sedikit yang begitu mengagumi Zhefinca, bahkan sekretaris Giovano pun mengagumi sosok penulis itu. Ia bahkan begitu bahagia ketika tahu karya Ariel adalah kisah nyata yang ia kutip dari kehidupan pribadinya.
“Aku tidak marah. Aku akan memgenalkanmu sebagai istri sahku diacara lelang minggu depan” – Giovano
Mata Zhefinca terbelalak membaca pesan Giovano, karena ini pertama kalinya ia akan pergi bersama Giovano dalam acara besar.
“Aku harus pakai baju apa” batin Zhefinca yang terlihat meremas rambutnya.
Sementara Rosa, ia sudah menyiapkan diri dan gaun yang akan ia gunakan dalam acara tersebut. Ia akan datang bersama dengan Willy, karena sampai detik ini Giovano tidak membagikan undangan itu bersamanya. Itu artinya, Giovano akan datang sendirian, dan Rosa sudah menyiapkan diri untuk memantik api cemburu dari diri Giovano karena melihatnya bersama dengan Willy.
Hari ini waktu berjalan begitu cepat, matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Menyisakan perempuan cantik dan anggun tengah memegang gelas kopi dan tangan lainnya sedang menggemgam naskah, dalam ruangan itu terlihat sendiri sedang menatap langit yang mulai gelap.
Sreekk!
“Kita pulang sekarang” ucap Giovano yang sedang memeluk istrinya dari belakang.
