NovelToon NovelToon
Lahir Kembali Di Medan Perang

Lahir Kembali Di Medan Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Penyelamat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

Seorang pria modern yang gugur dalam kecelakaan misterius terbangun kembali di tubuh seorang prajurit muda pada zaman perang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Musuh datang lagi!" teriak seorang pejuang dari ujung parit.

  Kali ini bukan sekadar serangan kecil. Asap mesiu menebal, dan dari balik kabut terdengar raungan mesin berat. Tanah bergetar hebat setiap kali roda rantai besi menghantam tanah.

  Surya yang semula mengira itu hanya truk lapis baja, terdiam kaku begitu mendengar suara ngeri dari kawannya:

  "Tank! Tank Belanda!"

  Dan benar saja. Dari balik kabut, tiga tank ringan Stuart muncul, masing-masing diiringi puluhan militer KNIL bersenjata lengkap. Mereka maju rapat, menutupi sisi kiri-kanan tank. Itu jelas serangan terbesar Belanda malam itu.

  "Tim penghancur!" Mayor Wiratmaja berteriak lantang. Seketika beberapa kelompok pejuang yang sudah dilatih khusus meloncat dari parit, bergerak lincah menuju arah tank dengan perlindungan tembakan kawan-kawan mereka.

  Satu tim terdiri dari lima orang. Tiga pejuang membawa bom molotov, granat rakitan, dan dinamit sisa dari tambang. Dua lainnya membawa senapan mesin ringan dan bertugas memberi perlindungan tembakan.

  Mereka bukan prajurit biasa. Hanya orang dengan keberanian luar biasa yang sanggup mendekati tank musuh, melempar bahan peledak ke rantai roda, atau menyelipkan bom molotov ke mesin yang panas mendidih.

  Surya menunduk dalam parit. Ia tahu reputasinya di kalangan kawan banyak yang menganggapnya pengecut, karena jarang jadi sukarelawan untuk aksi berbahaya. Tapi di dalam hati, ia merasa bukan pengecut… hanya terlalu sayang nyawa.

  Namun ada sedikit rasa lega. Dengan julukan itu, sudah pasti bukan gilirannya yang harus maju melawan tank.

  Dari balik celah parit, Surya mengintip. Ia melihat tim penghancur bergerak cekatan. Mereka berguling masuk ke kawah bekas ledakan, lalu melompat cepat ke depan. Hujan peluru Belanda menyapu mereka, tapi hanya tiga yang tumbang. Selebihnya, hampir tiga puluh orang berhasil lolos sejauh dua ratus meter, berpencar dan berlindung di semak-semak serta lubang tanah.

  Tank Belanda melambat. Bukan karena takut, melainkan karena pandangan pengemudi tank sangat terbatas. Dalam kabut dan tumpukan mayat, sulit membedakan mana pejuang hidup, mana yang sudah mati.

  Jika mereka terus maju, besar kemungkinan ada bom molotov atau granat yang dilemparkan tepat ke rantai roda, melumpuhkan tank seketika.

  Belanda tidak bodoh. Tank Stuart berhenti, lalu menurunkan meriam ke arah parit pertahanan.

  "Boom!" Ledakan menghantam posisi senapan mesin berat pejuang, menghancurkan tripodnya. Dua penembak terlempar ke tanah, darah bercucuran, tak jelas hidup atau mati.

  Dua tank lain ikut membidik. Moncong meriam mereka menyapu semua titik senapan mesin di parit.

  Belanda tahu, ancaman terbesar mereka bukan pejuang dengan bom molotov, melainkan senapan mesin berat yang bisa menahan infanteri. Maka target pertama mereka selalu pos-pos dengan senjata otomatis.

  "Rat-tat-tat!" Senapan mesin Belanda menyalak. Beberapa pejuang yang nekat maju membawa bom molotov roboh, darah mereka membasahi tanah.

  Tank-tank itu terus merayap maju. Setiap langkah mereka diikuti barisan infanteri KNIL yang menembak ke segala arah, melempar granat untuk memaksa para pejuang keluar dari persembunyian.

  Saat itulah terdengar raungan di langit. Dua pesawat tempur Mustang Belanda menukik, menyapu parit dengan hujan peluru senapan mesin. Pelurunya berjatuhan seperti hujan badai, menghantam tanah, tubuh, dan dinding parit.

  Jeritan dan teriakan memenuhi udara. Darah terciprat ke mana-mana.

  Surya spontan menyelamatkan diri. Ia melemparkan senapannya ke punggung dan berguling masuk ke sudut parit berbentuk "Z". Beberapa peluru berdesing melewati kepalanya. Batu kecil dan tanah yang hancur oleh peluru beterbangan, menghantam wajahnya hingga perih.

  "Arghh!" Surya meringis, menutup wajah dengan lengannya.

  Di sisi lain, Okta juga merunduk, wajahnya pucat pasi. Ia menoleh ke Surya dan berteriak di tengah gemuruh suara mesin dan peluru:

  "Kalau kita cuma sembunyi, kita mati juga, Surya! Harus ada yang maju bawa bom molotov!"

  Kata-kata itu menusuk jantung Surya. Ia sadar, giliran siapa pun bisa tiba.

Kalau dipikir-pikir lagi, ternyata di tempat Surya berbaring tadi sudah penuh tubuh tergeletak. Beberapa masih bergerak tangan dan kaki mereka berkedut, suara erangan lirih bercampur dengan bau mesiu dan darah.

  Di antara yang selamat ada Okta. Ia pucat pasi, napasnya memburu, bibirnya bergetar tak terkendali.

  “Kau baik-baik saja?” tanya Surya cepat, sembari menarik sahabatnya itu dari tumpukan tubuh.

  “Bisa… bisa,” jawab Okta terbata, meski jelas ia masih syok. Matanya menatap Surya penuh tanda tanya, seolah ingin tahu: bagaimana mungkin Surya bisa bereaksi secepat itu, tahu harus berlindung di mana?

  Bagi Surya, itu sebenarnya sederhana. Pesawat Belanda selalu menukik sejajar dengan parit, menyalakan senapan mesin sambil terbang lurus. Hujan peluru itu akan menyapu sepanjang jalur dengan rapi, dan bom pun biasanya dilepaskan ke jalur yang sama. Jadi satu-satunya cara bertahan hidup adalah berlindung di sisi yang membelakangi arah pesawat, mencari sudut yang membuat peluru tak bisa menembus langsung.

  Tentu, itu bukan saatnya ia menjelaskan teori sederhana itu kepada Okta.

  Surya menyeretnya keluar dari tumpukan orang terluka, lalu menjulurkan kepala sekilas.

  Situasi di luar semakin buruk. Tank Stuart terus merayap maju, diapit infanteri KNIL yang menembak sambil merayap di parit-parit dangkal. Dari atas, Mustang kembali menyalak, membuat pos senapan mesin pejuang hancur satu demi satu. Semua daya tembak para pejuang diremukkan habis-habisan, membuat infanteri Belanda bisa bergerak dengan penuh percaya diri.

  Itu memang pola yang sama, berulang-ulang. Tank menekan, pesawat menghancurkan titik kuat, infanteri masuk menutup jarak. Bedanya, kini jumlah mayat pejuang semakin banyak, dan jarak tank dengan parit utama makin pendek.

  Tim peledakan memang sudah dikerahkan, tapi satu demi satu mereka jatuh. Ada kemungkinan masih ada beberapa pejuang bersembunyi di kawah bom dengan bom molotov di tangan, menunggu saat tepat. Itulah alasan tank Belanda masih ragu mempercepat langkah.

  Namun Surya tahu itu hanya menunda. Sebentar lagi, rantai baja akan merayap tepat ke atas parit, dan bayonet Belanda akan menyapu bersih siapa saja yang masih hidup.

  Apa yang harus dilakukan?

  Pertanyaan itu bergema di kepala Surya. Kalau dibiarkan, benteng pertahanan mereka akan ambruk seketika.

  Sempat terlintas pikiran untuk kabur. Dan memang, beberapa kawan sudah melakukannya. Surya sempat melihat Arif orang yang dulu menertawakannya karena dianggap pengecut melempar senapan, lalu berlari terhuyung-huyung ke arah belakang, menjauhi garis depan.

  Tapi Surya membeku. Ia teringat tatapan dingin dari Mayor Wiratmaja tadi pagi, tatapan yang seolah berkata: “Kau boleh takut, tapi jangan jadi pengkhianat.”

  Kabur memang bisa menyelamatkan nyawa sebentar. Tapi lalu apa? Ia akan diburu Belanda, dicap pengecut oleh kawan sendiri, dan sejarah akan meludahinya.

  Surya menggenggam senapannya lebih erat. Ia menatap Okta yang masih gemetar.

  Kalau terus sembunyi, mereka tetap akan mati.

1
Nani Kurniasih
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻lanjut Thor yg banyak
Nani Kurniasih
berasa ikutan perang
RUD
terima kasih kak sudah membaca, Jiwanya Bima raganya surya...
Bagaskara Manjer Kawuryan
jadi bingung karena kadang bima kadang surya
Nani Kurniasih
ngopi dulu Thor biar crazy up.
Nani Kurniasih
mudah mudahan crazy up ya
Nani Kurniasih
ya iya atuh, Surya adalah bima dari masa depan gitu loh
Nani Kurniasih
bacanya sampe deg degan
ITADORI YUJI
oii thor up nya jgm.cumam.1 doang ya thor 3 bab kekkk biar bacamya tmbah seru gt thor ok gasssss
RUD: terima kasih kak sudah membaca....kontrak belum turun /Sob/
total 1 replies
Cha Sumuk
bagus ceritanya...
ADYER 07
uppppp thorr 🔥☕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!