Tejerat Cinta Mafia Posesif

Pagi itu, sinar matahari menyapa dengan sinar keemasannya melalui gorden kamar Selena. Sejenak kamar ini sedikit ada pencahayaan dan terlihat lebih terang, Selena mulai mengerjapkan matanya, perutnya terasa berat seperti ada beban yang menindih, dan di saat ia menurunkan pandangannya, ternyata sebuah tangan kokoh melingkar di perutnya.

Selena tersentak melihat sosok di samping yang sedang terlelap di alam mimpinya, sejenak gadis itu mulai menurunkan kembali pandangannya, tangan kokoh itu mengingatkan kepada peristiwa malam naas itu, di mana dengan entengnya tangan mengusap percikan darah membuang tubuh Selena semakin menegang.

  'Oh Tuhan tidak ... aku tidak mau hidup dibawah perlindungan manusia haus darah seperti ini, bisa-bisa jika aku melakukan kesalahan sedikit maka nasibku akan sama dengan seseorang di malam itu,' batin Selena.

  Perlahan tangan kecil Selena mencoba untuk mengangkat tangan kokoh itu gerakan Selena lambat agar manusia di sampingnya itu tidak terganggu, akan tetapi gerakan kecil darinya membuat tidur pria itu sedikit terganggu dan tangan kokoh itu semakin melingkar lebih erat.

  Selena merasa tidak nyaman bahkan di dalam hatinya mengandung ketakutan yang begitu tinggi di saat tangan kokoh itu mempererat pelukannya, bahkan nafasnya terasa begitu hangat.

  "Tu ... Tuan ... bangun," ucapnya sedikit mengguncangkan perut pria itu.

  Perlahan suara serak itu mulai keluar. "Jangan ganggu tidurku kalau kamu ingin aman," sahutnya terdengar sebagai peringatan dan ancaman.

Selena menarik nafas panjangnya, dari ucapan itu membuat telat Selena lebih kuat untuk mengatur siasat agar bisa keluar dari istana sang mafia.

 ☘️☘️☘️☘️

Setelah sepersekian menit akhirnya sang mafia membuka matanya dengan tangan yang masih melingkar di perut gadis itu.

"Huaaaah," pria itu menguap terlihat dari sorotan matanya yang begitu lelah.

  "Kau gadis pertama yang bisa membuat tidurku nyenyak," ucapnya dengan tatapan sinis.

 Selena langsung terperanjat mendengar ucapan barusan, itu bukan hanya sekedar ucapan biasa melainkan suatu jerat yang tentunya membuat Selena susah untuk kabur dari sini.

 "Tu ... Tuan ... Maaf, kenapa Tuan tidur di sampingku?" ucap Selena yang mencoba untuk bertanya.

  Valen langsung menautkan kedua alisnya. "Memangnya ada yang salah, kau milikku dan kamar ini punyaku, jadi ... jangan banyak bertanya, dengan sesuatu yang tidak aku sukai," ucapnya mempertegas.

Valen segera terbangun beranjak dari ranjangnya, malam tadi tidurnya benar-benar nyenyak, akan tetapi pertanyaan gadis di sampingnya membuat hatinya tersinggung dan mood nya berubah menjadi berantakan.

Pria itu segera menyudahi mudinya ia langsung beranjak ke kamar mandi membersihkan tubuhnya dengan guyuran air yang terdengar sampai ke kamar.

"Selena! siapkan bahuku!" perintah suara dari dalam kamar mandi sana.

Selena tertegun, ia belum terbiasa menyiapkan pakaian seseorang terlebih selama ini hidupnya hanya sendiri di perantauan. Perlahan langkah kaki gadis itu menuju ke ruang walk in closet lalu tangannya mencoba untuk membuka pintu lemari, di sinilah Selena mencoba memadupadankan kemeja dan setelah yang akan di kenakan Valen di pagi ini.

Untuk saat ini Selena berusaha nurut karena dibalik semuanya itu ada siasat yang akan dia susun untuk bisa terlepas dari cengkraman pria itu.

Selesai menyiapkan semuanya seorang pria dari balik pintu Walk on closet datang dengan lilitan handuk yang membalut di pinggang, Selena mulai tertegun, hampir saja hatinya terpesona melihat ketampanan dan postur tubuh hampir sempurna yang dimiliki oleh pria di hadapannya itu.

'Ah, tidak aku tidak boleh terbawa suasana, ingat Selena pria itu merupakan pria terkejam yang pernah engkau kenal,' batinnya bergejolak.

Sementara Valen tersenyum simpul, sepertinya dia tahu kalau perempuan di hadapannya itu mencoba untuk menutupi ketertarikannya terhadap dirinya.

"Mana kemejaku?" tanyanya datar.

"Ini ... Tuan," sahutnya dengan nada yang tercekat.

"Pakaikan!" perintahnya dengan nada yang datar.

Tatapan Selena serasa kosong di saat tangannya mulai memasukkan lengan kokoh itu satu persatu. Suasana hening seketika hanya hembusan nafas keduanya yang mewakili perasaan mereka.

Sementara Valen hanya menatap Selena dengan tatapan dingin di saat jemari lentik gadis itu mulai memasukkan kancing ke lubangnya, dengan tatapan yang menunduk akhirnya tugas Selena selesai juga.

"Kerja bagus ...," seringai Valen. "Mulai sekarang kau boleh keluar!" sentak pria itu.

Selena tertegun matanya reflek melotot dan mendongak keatas seolah menuntut jawaban dari ucapan pria itu. "Iya keluar, atau kamu mau menyaksikan aku mengganti celana dihadapan mu," ucapnya penuh sindiran halus.

"Ti ... tidak Tuan ...," sahut ya segera.

Selena segera keluar dari ruangan ini dengan perasaan yang sedikit lega akan tetapi misinya masih belum terencana, dia harus pandai mengatur siasat agar bisa keluar dari tempat ini, sambil menunggu pria itu keluar langkah kaki Selena mulai mengintai kondisi di luar sana melalui jendela besar di kamarnya.

"Ah, penjaga masih berlalu lalang, mana mungkin aku bisa keluar dari sini," gumamnya pelan hampir tidak terdengar.

Setelah sepersekian menit, akhirnya terdengar langkah kaki dari arah ruang ganti Selena segera membenarkan posisinya yaitu duduk di pinggiran ranjang, di saat pria itu mulai keluar Selena mencoba untuk bersikap biasa saja, agar rencananya tidak terendus oleh pria itu.

Sementara saat ini Valen mulai menghampiri Selena dengan senyum yang sulit untuk diartikan. "Pagi ini saya akan keluar, mungkin akan menginap di luar kota sana, dan ingat jangan mencoba untuk kabur, jika tidak mau nasib buruk menimpamu," ucap Valen terdengar pelan namun penuh ancaman dan tekanan.

Selena hanya bisa menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya pria itu keluar dari dalam kamarnya.

Setelah kepergian pria itu Selena mencoba untuk meyakinkan hatinya, kalau memang tempat ini bukanlah tempat terbaik, sebisa mungkin. Dia harus keluar dari cengkraman pria itu.

"Aku tidak boleh diam bagaimanapun caranya aku harus keluar dari tempat ini," ucapnya penuh dengan tekad.

Bersambung ....

Selamat Pagi Kakak semoga suka ya