NovelToon NovelToon
Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Cinta setelah menikah / Aliansi Pernikahan / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kelahiran kembali menjadi kuat / Tamat
Popularitas:490.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Luna Arindya, pemanah profesional dari dunia modern, meninggal tragis dalam sebuah kompetisi internasional. Saat membuka mata, ia mendapati dirinya berada di dalam novel fantasi yang pernah ia baca—dan menempati tubuh Putri Keempat Kekaisaran Awan. Putri yang lemah, tak dianggap, hidupnya penuh penghinaan, dan dalam cerita asli berakhir tragis sebagai persembahan untuk Kaisar Kegelapan.

Kaisar Kegelapan—penguasa misterius yang jarang menampakkan diri—terkenal dingin, kejam, dan membenci semua wanita. Konon, tak satu pun wanita yang mendekatinya bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Ia tak tertarik pada cinta, tak percaya pada kelembutan, dan menganggap wanita hanyalah sumber masalah.

Namun semua berubah ketika pengantin yang dikirim ke istananya bukan gadis lemah seperti yang ia bayangkan. Luna, dengan keberanian dan tatapan tajam khas seorang pemanah, menolak tunduk padanya. Alih-alih menangis atau memohon, gadis itu berani menantang, mengomentari, bahkan mengolok-olok

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 32

Embun masih menetes dari dedaunan ketika Rui terbangun lebih awal. Udara segar menusuk kulit, membawa aroma tanah basah. Di halaman paviliunnya, genangan air memantulkan bayangan langit pagi yang perlahan berubah terang.

Ia berdiri di beranda, mengenakan jubah tipis berwarna gading. Dari jauh, langkah para dayang terdengar, hati-hati agar tidak mengganggu sang Permaisuri yang kini jadi pusat perhatian seluruh istana.

Rui menghela napas panjang. “Hari ini ular itu akan bergerak lebih cepat,” gumamnya.

Lan Mei masuk sambil membawa teh hangat. “Permaisuri, kabar dari luar istana… orang-orang mulai bergumam. Mereka bilang Anda penyihir yang memikat Kaisar.”

Nada suaranya ragu, takut melukai.

Rui meneguk teh, lalu menatap ke kejauhan. “Rumor adalah senjata paling murahan, tapi paling tajam. Biarkan saja. Setiap kali mereka memanggilku penyihir, mereka lupa aku juga seorang Permaisuri. Dan Permaisuri… tidak mudah diusir hanya dengan kata-kata.”

Lan Mei terdiam. Ia selalu kagum pada kekuatan hati wanita di hadapannya.

 

Beberapa jam kemudian, gong besar berdentum, memanggil para pejabat ke aula utama. Rui melangkah di samping Kaisar Tian Ze, dengan kepala tegak. Semua mata mengikuti gerakannya ada yang kagum, ada yang membenci, ada pula yang diam-diam takut.

Di tengah aula, Zhao Kun sudah berlutut. Wajahnya tampak letih, namun mata liciknya menyimpan bara.

“Yang Mulia,” ia bersuara lantang, “fitnah terhadap hamba semakin menjadi-jadi. Ada orang yang ingin menyingkirkan hamba demi memuaskan ambisi pribadi. Jika hamba memang bersalah, tunjukkan buktinya. Jika tidak… jangan biarkan hamba menjadi korban permainan seorang wanita.”

Tatapan semua orang otomatis tertuju pada Rui.

Namun Rui tetap tenang, bibirnya tersenyum samar. Ia maju selangkah, suaranya jernih:

“Kalau begitu, mari kita bicara soal bukti.”

Ia menepuk tangan. Seorang pengawal masuk, membawa gulungan besar. Saat dibuka, terlihat peta rahasia istana dengan tanda merah di beberapa titik.

“Ini ditemukan di tangan kurirmu, Zhao Kun. Jangan bilang bahwa keluargamu juga gemar membawa peta pertahanan negara saat bertamu ke rumahmu.”

Riuh. Suara bisik-bisik menggelegar, beberapa pejabat pucat, sebagian lainnya menunduk.

Namun Zhao Kun tidak gentar. Ia justru tertawa lirih. “Peta bisa ditanam. Bukti bisa dipalsukan. Siapa yang menjamin bahwa gulungan itu bukan rekayasa Permaisuri sendiri?”

Suasana menegang. Semua menunggu jawaban Kaisar.

Tian Ze berdiri, sorot matanya tajam seperti pedang. “Zhao Kun. Kau berada di bawah pengawasan karena aku memberimu kesempatan. Sekali lagi kau bicara seolah kau lebih tinggi dari tahta ini, maka kepala yang akan jatuh pertama adalah milikmu.”

Zhao Kun menunduk dalam-dalam, giginya terkatup rapat. Namun tatapannya pada Rui penuh ancaman.

--

Hujan sudah reda, namun langit masih gelap pekat. Rui duduk di meja, menuliskan catatan kecil di atas kertas tipis. Ia sedang merangkai benang informasi untuk menjebak Zhao Kun sekali lagi.

Suara langkah berat terdengar dari luar. Kali ini, ia tidak perlu menebak siapa.

Pintu terbuka, dan Kaisar Tian Ze masuk tanpa pengumuman. Jubah hitamnya masih basah oleh embun malam, rambut panjangnya sedikit terurai.

“Kenapa kau tidak berhenti? Kenapa selalu menempatkan dirimu di depan ular itu?” suaranya dalam, penuh campuran marah dan resah.

Rui meletakkan kuas. “Karena jika bukan saya, siapa lagi? Jun Hao masih terlalu muda. Para pejabat… sebagian sudah digerogoti. Jika saya diam, maka satu-satunya yang tertinggal hanya Anda. Dan Anda tidak bisa berperang sendirian di dua medan sekaligus—istana dan perbatasan.”

Tian Ze terdiam. Kata-kata itu menusuk jantungnya, bukan karena salah, tapi karena benar.

Ia mendekat, berdiri tepat di hadapan Rui. Tatapannya keras, tapi juga… rapuh. “Kau pikir aku tidak takut? Setiap kali kau menghilang di malam hari, setiap kali rumor itu menyebut namamu… aku merasa kehilangan kendali. Dan aku benci itu.”

Rui menatapnya balik, senyum tipis terbentuk. “Kaisar yang ditakuti seluruh daratan… ternyata bisa takut juga.”

Hening.

Lalu, tanpa rencana, Tian Ze meraih tangannya. Genggaman itu hangat, kuat, tapi juga gemetar. “Aku tidak takut pada pedang atau pengkhianatan. Tapi aku takut… kalau suatu hari aku melihat ke samping, dan kau tidak ada di sana lagi.”

Rui tertegun. Untuk pertama kalinya, ia tidak menemukan kata balasan. Dadanya bergetar hebat, seolah sesuatu yang lama terkunci mulai retak.

Namun ia hanya menjawab dengan bisikan lembut, “Kalau begitu… jangan lepaskan aku.”

Tian Ze menatapnya dalam-dalam. Lalu, seolah kalah perang, ia melepaskan tangannya pelan dan berbalik. “Aku sudah terlalu jauh. Jika aku terus begini, aku akan kehilangan lebih dari tahta.”

Ia pergi, meninggalkan Rui yang terpaku dengan jantung berdegup kencang.

 

Malam berikutnya, Rui kembali ke ruang dimensinya. Pohon persik memantulkan cahaya lembut, buah-buahnya berkilau. Di hadapannya, beberapa gulungan pesan melayang.

“Zhao Kun menyiapkan pertemuan besar dua hari lagi. Ia akan mengundang Menteri Yan dan beberapa jenderal bayangan,” demikian isi salah satu laporan.

Rui mengerutkan kening. “Menteri Yan… jadi benar ia bagian dari ular itu.”

Ia menyusun rencana cepat: biarkan pertemuan itu berlangsung, tapi pastikan ada saksi yang tak bisa dibantah. Kali ini, ia ingin menghancurkan Zhao Kun sekali untuk selamanya.

 

Bersambung

1
ahyuun.e
lah kok bai lang jdi kerdil gmna ceritanya 🤣
ahyuun.e
giliran pemimpin yg klemar klemer ga berdaya begtu kok ga ada yg haus kekuasaan buat kudeta 🤣 lah kaisar kegelepan yg serem bgtu angker bnyak yg berkhianat 🤣 aneh emang
ahyuun.e
kapan gawe putra mahkotane baddalaa 😂
Wiwi Nalingsih
ikut tegang😄
Wina Asyifa
issssst apa an sih rui, harus nya nanti dulu lempar si pria suruhan Liang de ke depan kaisar saat perang, fokus kan dlu perang nya baru urus si penghianat,,,itu bisa saja membuat kaisar dlm bahaya karena kaisar tidak fokus ke musuh akibat ulah rui,,terus cerita nya si rui juga di bikin muter2 kaya saat baca nya bikin greget
ahyuun.e
lah kok ngak tdur bareng 🤣 kapan putra mahkota hadir klo mak bapaknya kagak kawen" 🤣 othor ni gak maenlah masak jaman kerajaan ada jaim" begitu thor 🤣
Anre1201
Thor, Perlu banget ya bahasa nya di Ulang-ulang?? 🥱 biar keliatan banyak gitu per Bab??
Anre1201
kapan unboxing nya?????
masa pegangan tangan doang + tatap Mata doang bisa hamil??
kagak seru nih 😤
giliran tebang ular diceritakan secara detail 🙄 tapi unboxing nya ga jelas 🙄
jangan giliran lahiran baru hebohhh.. 🥱🥱
Anre1201
kokop dong, bukan pegang tangan + tatap Mata doang.. 😤 hadeuuuhhhh.
belah duren kapannnnnn.. sibuk potong kepala ular mulu 😤 Negara nya ga ada damai-damai nya sejak Rui datang 🙄 banyak banget masalah 🥱
Anre1201
ceritanya bertele-tele, banyak bahasa yg artinya sama dan di Ulang terus menerus di setiap Bab. buat yg sadar sebenarnya ini cerita pendek banget, tidak Bab yg banyak. krn selalu diulang Ulang bahasa nya. dan hubungan permaisuri - Kaisar tidak ada kemajuan sama sekali. isi nya cuman tebas kepala ular doang 😄 sekelas Kaisar Kegelapan tapi ga bisa mencari solusi ketika ada masalah di negeri nya, Dari awal sampai mau habis ceritanya.. semua nya permaisuri Rui yg kasih Jalan keluar. 😄 kok ga cocok sama sekali ya dgn kualitas Kaisar Kegelapan 😄
Anre1201
udah mau bab 40 masih pegangan tangan doang 😄😄😄😄 lama-lama skip nih 😤
Anre1201
bahasa nya banyak yg diulang saat Rui dan Kaisar berduaan, bikin bosen. jadi keliatan kalau Author kurang bisa mencari bahasa lain. hanya agar per episode tidak terlihat sedikit maka nya di Ulang Ulang / di bahas dgn bahasa yg sama. 😤
Anre1201
Thor, Permaisuri Rui belum di unboxing kan yaaa 😄🤭
Binti Shl
cie cie yg sudah gak sabar nunggu.samperin lah 😄
Ricka Monika
kok makin lama percakapannya makin dikit lebih banyak menceritakan gerakakn mereka,jd bosan bacanya🙊
Ricka Monika
cari mati Mentri ini
Ricka Monika
baru ini baca seorang putri di zaman kekaisaran tingkahnya bar bar banget😁
Cendol...
masalah yang berulang smpi terasa bosan.
Mei Johan
awal² ceritanya menarik tapi makin kesini knp raja kegelapan bodoh kali ga tau strategi perang nanya sama permaisurinya mulu, sudah begitu terlalu banyak kalimat : untuk pertama kalinya, tanpa janji manis, tanpa kata². Chemistrinya jadi kurang dapet antara raja dan permaisuri sekian lama bersama ngapaim aja. aku tau cerita ini udh selesai tapi buat masukan aja thor klo bikin cerita baru ga seperti ini lagi alurnya, maaf klo ga berkenan 🙏
Risna Udi
bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!