NovelToon NovelToon
Cinta Rahasia Sang CEO

Cinta Rahasia Sang CEO

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:74k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Laura jatuh cinta, menyerahkan segalanya, lalu dikhianati oleh pria yang seharusnya menjadi masa depannya—Jordan, sahabat kecil sekaligus tunangannya. Dia pergi dalam diam, menyembunyikan kehamilan dan membesarkan anak mereka sendiri. Tujuh tahun berlalu, Jordan kembali hadir sebagai bosnya … tanpa tahu bahwa dia punya seorang putra. Saat masa lalu datang menuntut jawaban dan cinta lama kembali menyala, mampukah Laura bertahan dengan luka yang belum sembuh, atau justru menyerah pada cinta yang tak pernah benar-benar hilang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Surat dari Masa Lalu

Laura menggeleng. Dia kembali menenggelamkan wajah pada kedua telapak tangan. Jika ketenangan yang dia inginkan ketika pergi ke Bali, sejujurnya untuk saat ini bukan hal itu yang didapat.

Ya, Laura tetap tidak merasa tenang dan aman di sana. Seperti ada lubang besar di hatinya. Kosong, tetapi Mikaila tidak tahu apa yang hilang.

"Baiklah, kamu istirahat dulu. Kita bicara lagi besok saat Pak Nathan pulang." Wulan akhirnya memutuskan untuk kelur dari sana.

Wulan melangkah mendekati pintu dan mulai pergi dari sana. Ketika pintu kamar sudah tertutup rapat, Laura kembali menoleh ke arah Leon. Dia tersenyum tipis.

Mengangkat lengan dan didaratkan pada puncak kepala sang putra. Ada rasa sakit di sana. Terlebih ketika mendengar igauan yang keluar dari bibir Leon.

"Papa Jo, ayo kejar Leon ...."

Suara itu terdengar lemah, pelan, tetapi bisa terdengar dengan oleh Laura. Mata Laura mendadak berkabut. Dia terisak karena merasa bersalah kepada putranya.

"Apa aku salah telah menjauhkan Leon dari ayah kandungnya?" gumam Laura.

Perempuan tersebut pada akhirnya naik ke atas ranjang. Dia memeluk tubuh mungil Leon dan terus mendaratkan ciuman ke puncak kepala sang putra. Laura menangis dalam diam.

"Maafkan Mama, Leon. Mama sudah egois sama kamu. Tapi, Mama tidak memiliki pilihan lain." Laura semakin menguatkan pelukannya kepada Kaiser.

Perempuan tersebut akhirnya terlelap dengan wajah yang banjir dengan air mata. Laura berharap besok saat membuka mata, semuanya akan baik-baik saja. Perempuan tersebut membiarkan malam memeluk dan menemaninya hingga hari berganti.

***

Sekarang Laura, Wulan, dan Nathan duduk di meja makan. Leon ada di ruang bermain bersama Ghea dan Ghina usai makan. Nathan menatap tajam sang adik yang kini menunduk sambil memainkan kuku-kukunya.

"Kamu nggak anggap aku ini masmu?" Suara Nathan terdengar begitu dingin dan mengintimidasi.

"Bukannya begitu, Mas. Aku ...."

Belum sempat Laura melanjurkan ucapannya, Nathan kini menyodorkan sebuah amplop merah muda ke depan Laura. Pupil matanya melebar seketika. Dia mengalihkan tatapan kepada Nathan.

"Mas ... kenapa ini bisa ada sama kamu?"

"Mendiang ibu yang menyimpannya. Ibu tidak pernah membukanya bahkan kami, tapi surat itu sudah terbuka ketika ditemukan. Sejauh ini aku juga hanya menyimpannya. Tak pernah memberikannya juga kepada Jordan yang hampir setiap hari datang merengek untuk menanyakan keberadaanmu." Nathan menyandarkan punggung pada kepala kursi.

Laura mengambil alih amplop itu. Menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Diusapnya permukaan kertas tersebut dengan hati yang hancur.

Rasa bersalah Laura kepada Leon semakin dalam. Ada sedikit cahaya yang masuk ke dalam pikirannya detik itu juga. Laura menyadari kalau sepertinya ada yang salah dengan kepingan masa lalunya.

"Aku tidak mau menampung seorang pelarian. Selesaikan masalahmu, Lau. Aku memberi kamu waktu satu bulan." Nathan mengacungkan telunjuk di depan wajahnya sendiri.

Laura mendongak, menatap sang kakak, kemudian mengangguk. Laura bergerak dan mulai melangkah masuk ke kamarnya. Perempuan tersebut menutup pintu, lantas menempelkan punggungnya pada benda tersebut.

Laura memeluk amplop tersebut dengan tubuh bergetar. Tangisnya pecah seketika. Dia memukuli dadanya yang terasa sesak.

Laura perlahan membuka amplop itu dalam kondisi menangis. Kertasnya mulai menguning. Bekas tetes air mata yang mengaburkan dan beberapa huruf masih ada di sana.

"Aku harus mulai dari mana untuk memperbaiki semuanya?"

Surat yang Laura tulis tujuh tahun lalu itu ternyata tak pernah sampai ke tangan Jordan. Laura ingat betul telah meminta salah satu sopir pribadinya untuk mengantarnya kepada Jordan. Namun nyatanya, hal itu tak pernah terjadi.

Laura menatap tulisannya sendiri itu. Dibacanya dalam hati yang penuh rasa sesak. Bibirnya gemetar beberapa kali.

"Jordan, jika surat ini sampai padamu, artinya aku sudah tidak lagi berada di dekatmu. Maaf karena memilih pergi, bukan karena aku membencimu, tapi karena aku harus melindungi sesuatu yang jauh lebih berharga dari kebahagiaan kita—anak kita ...."

Tangan Laura gemetar. Kepalanya menunduk dalam, seolah rasa bersalah yang bertahun-tahun dia kubur dalam-dalam kembali mencuat, menghantam dengan keras. Air mata tumpah tanpa henti. Akan tetapi, belum sempat Laura menyelesaikan isi surat itu, suara dari ruang tengah menggema.

“Leooon!” Teriakan Ghea terdengar panik.

Laura sontak terlonjak dan melempar amplop ke atas ranjang. Dia membuka pintu kamar dengan tergesa, langkah-langkahnya terhuyung-huyung saat menuju ruang tengah.

Leon tergeletak di lantai dengan tubuh lemas dan wajah pucat. Mata kecilnya terbuka sedikit, seolah mencoba bermain-main seperti biasa. Namun kali ini, napasnya tersengal nyata.

"Aku pingsan beneran kali ini, Ma," bisiknya lirih dengan senyum yang menyayat.

Panik langsung menyeruak di seisi rumah. Nathan berlari mengambil kunci mobil, sementara Wulan segera menggendong tubuh Kaiser. Laura gemetar, matanya tidak bisa berhenti menatap wajah sang anak.

"Sayang ... jangan tidur ya ... Leon kuat, Leon harus kuat!" Laura menangis keras, menggenggam tangan anaknya erat.

---

Sore hari itu rumah sakit kembali menjadi saksi ketakutan terdalam Laura. Leon masih dalam penanganan intensif. Dokter mengatakan kondisi fisiknya semakin memburuk.

Infeksi dalam paru-parunya belum sepenuhnya mereda, dan yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi psikisnya. Anak itu tertekan.

"Mbak, Leon sering menyebut nama papanya," ujar salah satu perawat yang mengantar Laura ke ruang observasi.

Laura hanya mengangguk lemah. Duduk di bangku tunggu dengan mata bengkak, napasnya tak karuan. Di layar televisi rumah sakit yang tergantung di sudut ruang tunggu, mendadak muncul sebuah siaran langsung konferensi pers. Seorang wanita muda berjaket denim berdiri di hadapan kamera dengan wajah penuh tekanan.

"I-ivy?" gumam Laura kaget.

Wulan yang duduk di samping Laura langsung ikut menoleh. Ivy terlihat menunduk sebelum akhirnya bicara dengan suara yang sedikit bergetar.

"Saya ingin meminta maaf kepada publik, dan khususnya kepada Laura .... Aku menyebarkan foto skandal itu, benar. Tapi semua itu bukan sepenuhnya keinginanku," ujar Ivy lirih.

"Semua itu ... atas permintaan Leysha."

Sontak ruangan tunggu bergemuruh. Para pasien dan keluarga lain berbisik, beberapa menyebut nama Leysha dengan nada tak percaya. Laura terdiam, matanya terpaku pada layar.

Ivy melanjutkan, "Saat itu aku ditekan, dijanjikan proyek besar dan jabatan di perusahaan, juga sejumlah uang besar, asalkan aku mau mencoreng nama Laura. Semua kebohongan itu ... sekarang menghantui aku setiap malam."

Ivy mengeluarkan tisu, menyeka air matanya.

"Dan untuk Jordan, maaf karena aku menyakiti orang yang sangat kamu cintai. Aku tak berhak."

Siaran berakhir.

Laura tak bisa berkata apa-apa. Jantungnya terasa berat, namun ada rasa lega yang mengalir pelan. Kebenaran mulai muncul ke permukaan, bahkan jika harus disertai luka-luka baru.

Wulan meraih tangannya. “Lau, kamu lihat? Kebenaran pelan-pelan terungkap. Mungkin ini jalanmu buat kembali.”

Laura mengangguk, tetapi pikirannya tak bisa lepas dari suara igauan Leon semalam.

"Papa Jo, ayo kejar Leon ...." Kata-kata itu menghantam seperti palu godam.

1
altanum
setelah mendampingi laura bertahun tahun akhirnya noah harus pergi dari sisi laura.mengikhlaskan laura berbahagia bersama keluarga kecil yang baru dibina
ceritanya menarik thor.ada berbagai rasa yg ada.nano nano
bahagia sedih kecewa penghianatan trauma dikemas dengan apik oleh author jadi bisa ikut larut dalam berbagai kondisi yang ada....

terus semangat berkarya thor ❤️❤️❤️
Bisa Pesan Cover di Saya: Makasih ratenya. Makasih juga sudah mengikuti cerita sampai akhir, doa yang sama buat kakak. Sehat selalu dan berlimpah rejeki yang berkah. Aamiin
total 1 replies
Ucie
Jordan ga ada ahlak🤣🤣
Ucie
sakitnya jd Noah😭
dyah EkaPratiwi
love noah
Esther Lestari
Leon tangismu membuatku ikut menangis pagi ini.
Melepaskan seseorang yang sudah bersama sekian lama dan kita sayangi memang berat...tapi kehidupan terus berputar.
Terima kasih Noah sudah menjaga Laura dan Leon selama ini dan saatnya untuk melepas mereka ke Jordan.
Terima kasih thor untuk cerita indahnya😍
Bisa Pesan Cover di Saya: Istri Matre Sewaan Raga, Kakk.
Esther Lestari: judulnya apa thor
total 3 replies
tiara
akhirnya tamat kisah mereka semoga Noah menemukan kebahagiaanya seperti Laura dan Jordan dan hubungan mereka tetap baik.terima kasih karyanya thor sehat selalu.tetap semangat berkarya
tiara: siap thor
Bisa Pesan Cover di Saya: Doa yang sama buat kakak. Makasih udah baca sampai akhir. Jangan lupa baca kisah Noah X Ivy yakkk di buku baruku 😍😍😍
total 2 replies
suryani duriah
dramatis banget ,tapi suka😁😁😁
Bisa Pesan Cover di Saya: Awawaw
total 1 replies
tiara
Kenapa Noah harus pergi ya
Bisa Pesan Cover di Saya: Dia pamitan mo siap-siap pindah ke buku berikutnya kakkk🤣🤣🤣

Nanti jangan lupa baca juga yaaa
total 1 replies
Esther Lestari
Akhir yang dipilih Lesyha....bunuh diri.
Noah mau meninggalkan Laura & Jordan ?
Bisa Pesan Cover di Saya: Jawabannya ada di next chapter ya kakkk
total 1 replies
Esther Lestari
Noah....menyelidiki dalam diam👍👍
Zenun
coba kasih serangan balik ke Lesya
Zenun
Lesya maning. Jambak aja rambutnya, Lau. Kali ini kau jangan takut
Zenun
sang mantan kah?
tiara
Noah mengambil resiko sangat besar dengan menerima kerja sama dengan Leisya.Semoga Noah selalu dipertemukan dengan orang baik untuk menjebloskan Leisya ke penjara biar tau rasa dia
Bisa Pesan Cover di Saya: Aamiin Aamiin
Bisa Pesan Cover di Saya: Aamiin Aamiin
total 2 replies
Esther Lestari
jangan emosi dulu Jordan.
Lesyha tidak bisa dilawan dengan emosi
dyah EkaPratiwi
Jordan masih mengedepankan emosi
Jeng Ining
hemmmm sayang hatimu tak berlabuh di cowok yg seeffort Noah Lau, malah tetep jatuh di Jordan yg yaaaa begitulah🙄
Jeng Ining: emng bener biyanget sih Kak 🫰🥰🤭
Bisa Pesan Cover di Saya: Masalah hati tak bisa dihalangi~
total 2 replies
n4th4n14e4
yes
tiara
Leisya jahat banget sih, semoga cepat dapat pelajaran dia dia kapok
Jeng Ining
palingan jg cmn bgtu marahnya.. ga ambil tindakan tegas ke Leysha😮‍💨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!