Sebuah cerita yang mengisahkan si MC untuk bertarung demi menaikkan peringkatnya. Semua orang memiliki peringkatnya masing masing,dari terendah sampai yang tertinggi. Namun,tugas dia bukan hanya menaikkan peringkatnya, namun ia juga terpilih sebagai....-.
RANKING BATTLE /Pertarungan Peringkat, adalah sebuah cerita yang berhubungan dengan peringkat, dan level.Semua orang memiliki lambang di lehernya masing masing, sebagai tanda peringkatnya.Tokoh Utama:Fai
Akan kah Fai menyadari ia lah yang terpilih?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Suasananya sungguh berubah, sekarang sudah di penuhi dengan Es Es yang sudah mengeras seutuhnya.
Namun walau begitu, masih ada tumbuhan tumbuhan tang tidak tertutupi oleh Es.
Suhunya juga sudah tidak sedingin saat badai salju kala itu. Sekarang lebih hangat, walau dingin masih di rasakan oleh mereka, tetapi itu biasa untuk hutan ini.
Dan walau begitu, menggigil masih saja di rasakan oleh Fai dan Xans. Tidak bergetar hebat lagi, hanya menggigil biasa.
Mereka berjalan menelusuri hutan yang sekarang dipenuhi Es sisa sisa badai salju. Dan sisa sisa itu bukan menjadi air ataupun salju, tetapi mengeras menjadi es.
Dan pemandangan hutan itu seutuhnya berubah dari sebelum badai salju melanda. Sekarang hanya Es Es saja yang menjadi pemandangan monoton, bukan hijau hijauan lagi.
Memang begitulah bila menelusuri hutan ini lebih dalam, lebih dalam semakin banyak pula lah Makhluk Es nya. Dan selalu beginilah suasananya bila setelah badai salju.
•••
Sampai akhirnya Fai melihat sesuatu di atas batuan yang di penuhi dengan Es, yang sepertinya sangatlah licin.
"Xans!.. Lihat itu!" Kata Fai. Ia menunjuk kearah sesuatu itu berada. Di atas.
"Itu dia!" Kata Xans. Xans tentu kenal dengan bentuknya, bukan hanya Fai saja yang mengetahui bentuknya.
Bentuk dari Gold Frost. Tentu tumbuhan itu tidak tertimbun oleh Es. Dan Gold Frost itu sangat cantik bila dilihat lihat. Sangat mirip dengan bunga matahari, hanya saja warna nya saja yang berbeda, ini lebih cerah.
Tapi, sayang nya ia berada di atas. Dimana tidak ada jalan lain selain memanjatnya. Mana lagi licin sepertinya itu batu, di penuhi dengan Es.
Pastilah susah.
"Sepertinya di atas sangat licin.." Fai bergumam melihat batuan ber-Es itu. Dilihat saja bisa membuat khayalan saat kita memanjatnya saja bisa terpeleset.
Benar benar sangat licin! Tapi bukan berarti mustahil. Bisa, tapi benar benar harus perlahan lahan, jangan tergesa gesa, harus teliti pada setiap langkah yang diambil.
Lalu semangat muncul di hati Xans, semangat yang sangat membara bara.
"Fai!.. Biar aku yang mengambilnya! Biarkan aku bertanggung jawab! Fai..." Kata Xans. Suaranya di penuhi dengan tekad. Ia serius mengatakannya. Sampai sampai ia mengeluarkan Aura Hijau nya.
Melihat bara api pada tekad Xans, mana mungkinlah Fai mengabaikannya. Baginya itu bagus. Walau ia sedikit terkejut dengan ketiba-tiba-an ini.
"Baiklah.." Fai memutuskannya. Ragu, tapi ia sepenuhnya percaya.
Fai menyerahkan nya pada Xans. Dan ia hanya menunggu di bawah. Memantau sekeliling, kalau kalau ada Makhluk Es yang berada di sekitar.
'Aku harus memanjat ini...' Xans membatin sembari memegangi batu yang di penuhi dengan Es itu. Ia ragu. Itu sangat licin. Bila melakukan kesalahan sedikit pun, maka ia akan terjatuh. Walau sebenarnya tidak terlalu tinggi.
Lalu ia tanpa basa basi langsung memanjatnya.
HIYA!!
Dengan penuh kehati-hati-an. Perlahan lahan. Dan pastinya itu sangatlah tidak mudah.
Dan Xans juga harus menahan tubuh nya. Begitulah perjuangannya yang di saksikan oleh Fai melihatnya dari bawah.
Sekarang Xans sudah sedikit lebih atas dari daratan. Fai melihatnya, ia mengeluarkan senyumannya melihat perjuangan temannya itu.
Lalu ia memutuskan untuk memeriksa sekitar setelah ia tersenyum.
Belum lama ia menoleh ke kanan kiri, ia sudah mendapati satu lagi yang di cari cari, yah.. Yellow Frost.
"Itu.." Fai tertegun. Ia kaget saat melihat Makhluk Es yang berada di sana juga, yang seperti nya akan memakan Daun itu.
'Itu Ular dan Yellow Frost!' Batin Fai.
Ular itu berwarna putihnya salju, dengan bercorak garis garis diagonal berwarna birunya es. Dan memiliki serpihan serpihan Es di tubuhnya, sedikit, namun sepertinya itu armornya.
Dan ia memiliki mata yang sebiru lautan. Dan itu sangat sempurna. Sangatlah cantik bila dilihat lihat. Rupanya tidak menggelikan seperti ular pada umumnya. Bahkan kulitnya seperti kasar.
Ia mengendus endus Daun itu. Dan mendesis mengeluarkan lidah nya yang kecil dan panjang.
'Apakah ia ingin memakan itu?...' Fai bertanya dalam batin. Ia diam memantau. Ia sama sekali tidak berniat untuk memberi tahu ini pada Xans, mengingat Xans sedang berjuang mati matian.
Jadi, tidak ada pilihan selain menghalaunya, sebelum Daun Yellow Frost itu habis dimakan nya.
'Aku harus mengambilnya!' Fai membatin. Ia tidak ingin bertindak gegabah.
'Tapi seperti nya ia kuat' Fai menilai dari fisiknya. Memang, sangat tebal sepertinya. Dan lagi besarnya melebihi besar lengan manusia pada umumnya. Di tambah serpihan serpihan Es yang seakan menjadi armornya.
Tapi dengan cepat Fai menyingkirkan rasa takut itu. Ia memutuskan untuk menyerangnya, sebelum ia menyantap Daun itu.
'Aku harus melawannya!' Batin Fai. Ia serius mengatakannya.
Dan bersiap dalam posisi akan lompat.
Mengeluarkan Aura Api nya. Membuat matanya di penuhi dengan Aura merah.
Dan... Ia mengambil lompatan yang sangat jauh.
SWUHS!!!!
Angin terhempas oleh angin yang di hasilkan oleh lompatan Fai.
Ia melompat sangat jauh, yang membuat nya langsung tiba di depan Ular itu. Melewati Daun yang ingin di santap nya.
"Hai~" Fai seperti nya meremeh kannya. Suaranya di penuhi dengan candaan. Ia benar benar meremehkan Ular ini, dan itu hanya dikarenakan ia ular. Fai lupa bahwa yang ia lawan sekarang ini sangatlah berbeda dari ular pada umumnya, ia memiliki sihir!
Ia mengayunkan pedang nya. Bersiap menghantam ular itu.
Ular itu mendesis, ia mengeluarkan lidah nya.
Dan..
Sing!
Fai hanya bisa menghantam angin. Yang ia pukul hanya lah tanah. Ular itu tidak lagi berada di sana. Sangat cepat, yang membuatnya seperti menghilang.
'Sihir!?' Fai heran. Ia baru sadar bahwa Ular itu peng-konsumsi Yellow Frost, seperti apa yang di katakan Rayen, bahwa siapa saja yang memakannya maka Sihir di dalam tubuhnya akan aktif.
'Dia peng-konsumsi Yellow Frost, jadi dia bisa menggunakan Sihir... Ini bahaya!' Kata batin Fai.
Raut mukanya tidak lagi menunjukkan bahwa ia sedang bercanda, itu salahnya karena meremeh kannya. Ia serius kali ini. Ia akui bahwa ia sedang terpojok sekarang.
Namun belum sempat ia mengambil langkah selanjutnya, suatu serangan datang padanya, dan itu sangat cepat.
Hik!
Fai kaget, melihat biru biru Es sudah ada di depan nya, menuju pada nya.
Lalu dengan refleks Fai menggerakkan tubuhnya, tanpa sadar ia membuat gerakan dari 9 Step Tehnique. Dan itu dikarenakan spontannya keluar. Tubuhnya sudah mengingatnya lekat lekat.
Jadi dengan lihai Fai bisa hindari semua serangan nya itu. Walau mukanya tampak panik saat menghindari semuanya.
'Fiuh.. Nyaris saja.. Berkat 9 Step Tehnique..' Fai membatin. Ia merasa tertolong dengan di ajarkannya teknik ini oleh Rayen.
Dan yang di lakukan Fai tadi adalah gabungan gerakan Step ke empat dan lima. Jadi Teknik ini bisa digabung. Dan jadilah teknik untuk menghindar. Bukan hanya untuk menghindar, bahkan bisa untuk menyerang. Sangat serba guna.
Fai geram. Ia benar benar merasa diremehkan oleh Ular itu.
"Ih... Mana kau..." Bukan karena alasan ia marah, tapi karena cara main Ular itu menghilang hilang.
"Muncullah!!!" Fai berteriak, ia mengeluarkan Auranya saat berteriak tadi.
Sekarang ia tidak lagi santai, ia bukan serius maupun fokus, tetapi marah. Itu salah Fai. Ia terpancing dengan cara main Ular itu.
Sing!
Insting Fai main, ia merasakan serangan Sihir Es itu akan datang dari atas.
Lalu dengan cepat ia menghindar dengan Teknik itu lagi, Step yang ke enam.
Dan benar saja, serangan itu muncul dari atas. Dan lagi terus terusan dua kali. Yang membuat Fai juga mengeluarkan Step ke tiga.
Alhasil, Fai menghindari semua serangan nya. Kali ini ia lebih percaya diri.
'Hati hati.. Ia muncul dari mana saja..' Batin Fai. Ia menampakkan giginya. Ia bangga bisa menghindari semua serangannya.
"Ketika kau muncul, akan ku tebas kau!" Gumam Fai, sedikit kuat, dan itu terdengar oleh Ular nya. Fai semakin menggenggam geram gagang pedang nya.
Dan..
SWUSH!!!
" ! "
Fai terkejut. Tiba tiba sebuah ekor muncul di samping nya, yang membuat ia terhempas ke samping.
Lalu dengan cepat Fai berdiri kembali. Ia berusaha sekuat tenaga.
"Akhirnya kau muncul juga..." Suaranya penuh dengan kepercayaan diri yang besar. Ia mengeluarkan Auranya.
Namun belum sempat Fai melangkah maju, Ular itu lebih dulu melangkah maju.
'Apa?!' Fai kaget tidak karuan, jantung nya hampir copot dari singgasana-nya.
Bagaimana tidak?.. Ular itu sudah di dapati Fai berada di depan matanya. Yang membuat Fai sangat merinding.
Dengan kepala yang yang sangat besar. Bahkan hampir sama besarnya.
Mata mereka saling bertemu.
Lalu Ular itu mendesis, yang membuat lidah nya mengenai muka Fai.
Geli, sangat geli rasanya.
Fai tertegun matanya terbelalak, tubuhnya seolah tidak bisa bergerak kemana-mana, sakin kuatnya lah Aura si Ular ini
/Smile/