NovelToon NovelToon
Dia Juga Anakku

Dia Juga Anakku

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Janda / Hamil di luar nikah / Cerai / Tamat
Popularitas:438.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Pernikahan yang terjadi karena hamil duluan saat masih SMA, membuat usia pernikahan Ara dan Semeru tidak berjalan lama. Usia yang belum matang dan ego yang masih sama-sama tinggi di tambah kesalah pahaman, membuat Semeru menjatuhkan talak.
Setelah 7 tahun berpisah, Ara kembali bertemu dengan Semeru dan anaknya. Namun karena kesalah fahaman di masa lalu yang membuat ia diceraikan, Semeru tak mengizinkan Ara mengaku di depan Lala jika ia adalah ibu kandungnya. Namun hal itu tak membuat Ara putus asa, ia terus berusaha untuk dekat dengan Lala, bahkan secara terang-terangan, mengajak Semeru rujuk, meski hal itu terkesan memalukan dan mudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PROSESNYA TIDAK MUDAH

Ara menghentikan langkah kakinya, meringis, mengusap pinggang.

"Kontraksi lagi?" Meru ikut mengusap pinggang Ara dengan sedikit di tekan untuk mengurangi rasa sakitnya.

Saat ini, keduanya sedang jalan-jalan di sekitar area rumah sakit. Dari kemarin siang, Ara sudah pembukaan satu, namun hingga pagi ini, pembukaan belum juga bertambah. Semalaman, Ara sampai tak tidur sama sekali. Dokter menyarakan untuk jalan-jalan agar proses pembukaan berjalan lebih cepat.

"Ru, kok tambah sakit ya. Apa mungkin udah nambah pembukaannya? Kalau pembukaan satu saja sudah sesakit ini, gimana nanti pembukaan 7,8 hingga sepuluh?"

"Jangan fikirin sakitnya, yang ada kamu malah gak bisa tenang. Bayangin aja wajah bayi perempuan yang cantik dan menggemaskan. Sambil terus berdoa semoga lahiran lancar, kamu dan anak kita sehat."

Ara mengangguk pelan. Belum juga lahiran, rasanya udah lelah, semoga saja nanti dia punya tenaga saat proses persalinan. Semakin lama, ia rasa kontraksinya semakin sakit.

Keduanya kembali ke ruang rawat. Ara memang masih belum di tempatkan di ruang persalinan karena masih pembukaan satu. Menunggu suster datang, Ara berlatih teknik pernapasan yang tadi diajarkan tenaga medis tersebut.

"Gimana Sus, sudah pembukaan berapa sekarang?" tanya Meru yang penasaran. Berharap mendengar kata 5 atau seenggaknya 3 lah.

"Pembukaan dua, Pak."

"Astaga!" Meru meraup wajah dengan kedua telapak tangan, membuang nafas kasar. Ekspektasinya terlalu kejauhan. "Istri saya sudah kesakitan, apa gak salah kalau masih pembukaan dua?"

Suster tersebut tersenyum melihat ekspresi Meru. Ia anggap itu sesuatu yang wajar mengingat ini anak pertama mereka. "Memang masih pembukaan dua."

"Tapi kenapa sudah sakit banget," Ara mengusap pinggang, kontraksi kembali datang.

"Rasa sakit yang dirasakan tiap orang memang beda-beda," Suster menjelaskan. "Ada yang pembukaan 1 sudah sakit, ada juga yang enggak terlalu. Begitu pula dengan waktu pembukaan, ada yang cepat, ada juga yang lambat."

"Ini sudah 20 jam loh Sus," Meru tampak frustasi, padahal ia tak merasakan sakitnya. Tapi melihat Ara kesakitan, perutnya jadi ikutan mules.

"Masih 20 jam, Mas," Suster tersebut tersenyum. "Ada loh, yang pembukaan 1 saja, sampai 3 hari."

Ara tidak kaget mendengar itu, sebelum persalinan, ia sudah mencari tahu soal ini di internet. Beda dengan Meru, yang memang tak tahu menahu.

Beberapa saat setelah Suster keluar, Mami datang bersama Papi. Mereka membawa banyak sekali makanan.

"Gimana, udah nambah pembukaannya?" Mami mendekati Ara, mengusap kepalanya. Tadi pagi-pagi sekali, sudah menelepon Meru, menanyakan soal pembukaan Ara. Menantunya itu sudah tak punya ibu, jadi dialah yang harus memberikan perhatian lebih disaat seperti ini. Kebanyakan, wanita yang hendak melahirkan, ingin dekat dengan ibunya.

"Masih dua, Mi," mata Ara berkaca-kaca, tak pernah membayangkan jika seberat ini perjuangan seorang wanita saat melahirkan.

"Terus berdoa saja." Mami menggenggam tangan Ara.

Meru duduk di sofa bersama Papi. Pria itu terlihat kusut, semalam hanya sempat tidur beberapa jam, mungkin jika dihitung, tak sampai 4 jam.

"Udah sarapan?" Papi menepuk paha Meru.

"Udah tadi, sarapan roti dan kopi."

"Makan nasi, biar kuat, tambah buah juga biar fresh. Perjuangan masih panjang, Son," menepuk bahu Meru beberapa kali. "Papi udah melewati masa ini 3 kali. Dan perjuangan Mami yang paling berat, itu saat melahirkan kamu. Kamu tahu kenapa? Itu karena Mami melahirkan kamu tanpa ditemani Papi. Semua wanita pasti ingin didampingi suami saat melahirkan, namun waktu itu, Papi sedang ada di Semarang," menatap istrinya, menghela nafas panjang, teringat kejadian 19 tahun silam.

Meru menatap ke arah Maminya, matanya berkaca-kaca. Teringat kembali akan semua kesalahan yang pernah ia buat pada wanita yang sudah bersusah payah melahirkannya.

Sekitar jam 10 malam, pembukaan akhirnya lengkap juga. Dokter memberi arahan bagaimana cara mengejan yang efektif agar proses persalinan berjalan lebih mudah dan cepat. Kedengarannya, seperti mudah, namun susah saat dipraktikkan. Sudah berkali-kali Ara mengejan, namun usahanya masih saja gagal, bayinya tak kunjung keluar. Keringat Ara sampai bercucuran, wanita itu tampak sangat kelelahan.

"Ayo Bu, usaha terus!" Suster dan Dokter tak henti-henti menyemangati. "Dikit lagi."

"Emmmppt," Ara mengejan sekuat tenaga, namun lagi-lagi gagal. Mulai dari teknik pernafasan hingga cara mengejan yang benar, sudah ia lakukan, namun kenapa masih gagal? Dimana salah dia, mungkinkah kurang tenaga? "Aku udah gak kuat," ia menggeleng lemah, air matanya menetes. Di kepalanya, melintas kenangan-kenangan bersama almarhum ibunya. Ternyata seberat ini perjuangan untuk menjadi seorang ibu.

"Ayo Ra, semangat! Kamu pasti bisa," Meru menyeka sudut matanya yang berair. Sejak Ara pembukaan 7, ia sudah beberapa kali menitikkan air mata, tak tega melihat istrinya tersebut kesakitan. Ara menahan sakit karena kontraksi kurang lebih 30 jam, dan sekarang, masih juga belum selesai perjuangannya.

Ara kembali mengejan saat kontraksi datang, dan lagi-lagi, masih gagal. "Aku udah gak kuat," ia hampir putus asa. Sudah satu jam lebih ia berjuang untuk melahirkan bayinya, namun bayi tersebut tak kunjung lahir.

"Jangan menangis Bu, nanti tenaganya malah habis. Ayo, berjuang lagi yuk. Pasti bisa!" suster memberi semangat.

:"Bisa. Kamu pasti bisa!" sambil menahan air mata yang ingin terus mengalir, Meru menyeka keringat di kening Ara.

Ara terus berusaha, sampai ia merasa tenaganya sudah benar-benar habis.

"Meru, aku gak kuat," Ara menatap Meru, menggenggam tangannya.

Meru menggeleng. "Gak boleh nyerah."

Tidak ada usaha yang akan sia-sia. Suara tangisan bayi perempuan, akhirnya terdengar, membuat kedua orang tuanya tersenyum sekaligus menitikkan air mata bahagia. Bayi berkulit merah dan berhidung mancung tersebut, memiliki bobot tubuh yang bisa dikatakan cukup besar, 3,8 kg. Menjadi salah satu penyebab Ara kesulitan saat melahirkannya. Bayi cantik tersebut, diberi nama Arsyila Kamanika. Meru yang mencari nama tersebut, sementara Ara hanya mengusulkan panggilannya Cilla. Ia suka panggilan tersebut, terdengar manis sekali.

1
Sri Wahyuni
novel kak yutanti ini sebenarnya gak ada yang gagal cuma update nya aja kadang lama.semangat kakak q selalu suka dengan seluruh karyamu
Gia Gigin
perasaan masih di Bali tahu"udah tiga bln aja 😂congrat Meru and Ara semoga Samawa 😍🥰🥰🥰 terimakasih kak untuk semua karya mu😘👍💪
Gia Gigin
Juno tengil 😂🤣🤣🤣
Gia Gigin
cemungut untuk tiga bln, 😂
Gia Gigin
Dasar gunung takut di tikung dgn gercep nya main melamar aja padahal, masih pengen lihat Ara cuekin si gunung 😏🤦‍♀️
Gia Gigin
Si gunung menang banyak 😂
Gia Gigin
Ternyata Meru masih seperti yg dulu nggak cpt respon
Gia Gigin
Ternyata si gunung di prank 🤣🤣
Gia Gigin
Next
Gia Gigin
Dasar egois
Gia Gigin
Blang aja cemburu 😜
Gia Gigin
Siap "aja menahan emosi ya Ru😜
Gia Gigin
Saingan tuh di depan mata
Gia Gigin
Lanjutkan
Gia Gigin
Benar mom Ara skrng kamu yg memegang kendali 😂buat Meru mengiba untuk mendapatkan maaf mu
Gia Gigin
Nah lho apa jawaban mom Ara🤭
Gia Gigin
Kasihan Lala harus menerima kenyataan klau papa dan mamanya sdh berpisah 🥺
Gia Gigin
klau Meru nggak ganteng mama Ara nggak akan sebucin itu, hingga hadir Lala
Gia Gigin
kembali bucin nggak tuh 😂🤣
Gia Gigin
Pas di hati inimah 😂😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!