Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 21 - Jangan Salahkan Aku
Sepanjang makan malam Yessa benci sekali tiap melihat Jackson yang memperhatikan Anne, sebab dia sangat yakin bahwa pernikahan itu hanyalah pernikahan sandiwara.
Tapi apa yang ditunjukkan oleh Jackson sekarang benar-benar di luar nalar Yessa. Jackson mana pernah bersikap lembut seperti itu, bahkan dengan Estella pun tidak.
Bahkan dengan mantan kekasihnya dulu pun tidak.
Tapi kenapa dengan Anne bahkan tatapannya pun berbeda.
'Tidak, pernikahan mereka hanyalah sandiwara yang dilakukan Jackson untuk melawanku. Tidak lebih,' batin Yessa, secepat yang dia bisa Yessa harus segera mengakhiri pernikahan tersebut.
Karena jika pernikahan ini berlangsung lama maka dia adalah yang paling dirugikan.
Ini menyangkut tentang harta gono gini keluarga Wu yang kini belum mampu dia kuasai sepenuhnya. Terakhir Jackson melawan dengan menetapkan secara jelas mana harta yang bisa dipakai oleh Yessa, yaitu hanya harta yang diperolehnya selama menikah dengan Sebastian. Sementara harta kekayaannya Sebastian dengan mendiang istri terdahulu jatuh ke tangan Jackson dan Estella.
Lebih parahnya lagi, dulu Sebastian hanya boleh menikahinya jika Jackson yang memimpin perusahaan, jadi selama mereka menikah Yessa merasa belum dapat apa-apa. Bahkan beberapa aset yang diam-diam dia balik nama di tuntut secara terang-terangan oleh Jackson.
Dan tentu saja dia yang kalah di mata hukum.
Sekarang kedatangan Anne semakin menambah masalah bagi Yessa.
'Sepertinya aku juga harus memanggil Andreas untuk pulang, Deinara tak benar-benar mampu kuandalkan.' batin Yessa dengan rasa geram yang belum mampu dia redakan.
Selama ini Andreas tinggal di apartemen, menjabat sebagai wakil Presdir. Posisi di bawah kaki Jackson.
Selesai makan malam Jackson mengajak Anne untuk berkeliling rumah, mereka hanya punya kesempatan untuk melakukannya di malam hari.
"Biar aku saja yang menemani kak Anne berkeliling," ucap Estella tiba-tiba. Hingga menghentikan langkah sepasang suami istri yang hendak meninggalkan ruang makan.
Jackson tak langsung mengiyakan, dia lebih dulu menatap Anne dengan lekat. Bagi Jackson, Estella tetaplah adik kecilnya, meskipun kini mereka banyak memiliki perbedaan pendapat.
"Bagaimana, kamu ingin ditemani aku atau Estella?" tanya Jackson.
Anne mendadak bingung tiap kali diminta untuk menentukan pilihan, rasanya lebih baik dia langsung di arahkan saja, pergi denganku, atau pergilah dengan Estella, dengan begitu Anne tak akan kebingungan seperti itu.
Tapi menolak keinginan Estella juga tak mampu Anne lakukan, dengan sorot mata ragu akhirnya Anne bicara. "Dengan Stella tidak apa-apa," jawab Anne lirih.
Jackson kemudian mengelus puncak kepala sang istri dengan lembut, "Stella juga adikmu, jika dia bicara menyebalkan pukul saja, jangan takut," ucap Jackson dengan sudut bibirnya yang tersenyum kecil.
Sungguh, Estella sebenarnya muak sekali mendengar ucapan tersebut. Sebenarnya Estella juga tak ingin menawarkan diri seperti ini, tapi tadi Yessa memberinya isyarat untuk menemani Anne.
Tanpa banyak bertanya Estella langsung menuruti keinginan ibu tirinya tersebut, wanita yang selama sepuluh tahun ini telah menjaganya.
"Ayo, akan aku tunjukkan seluruh isi rumah ini," ucap Stella, rumah yang dia sebut sudah seperti sebuah mansion bagi Anne.
Dan dengan langkah ragu akhirnya Anne mengikuti langkah Estella, secara perlahan menjauh dari Jackson.
Deg! jantung Anne sontak berdenyut nyeri, dia sampai menoleh ke belakang dan melihat Jackson sekali lagi. Di rumah ini tanpa Jackson di sampingnya jadi terasa lebih hampa.
"Jalan yang cepat kak, jangan terlalu lelet," ucap Estella yang merasa jalan Anne pelan sekali, harusnya mereka berjalan beriringan tapi Anne malah berada jauh di belakangnya.
Mungkin jaraknya sekitar lima langkah Estella.
"Baik," jawab Anne singkat.
'Huh, bagaimana bisa kak Jackson mendapatkan wanita seperti itu untuk jadi istri pura-puranya,' batin Stella tak habis pikir.
"Ini adalah ruangan olah raga, isinya lengkap kakak mau apa saja ada," ucap Stella, menjelaskan dengan nada ketus seraya membuka pintu dengan kasar.
Anne hanya menanggapinya dengan anggukan kepala, sedikitpun Tidak memiliki ketertarikan dengan ruang gym tersebut.
"Sebelum menikah dengan kak Jackson, apa kamu tidak tahu jika malam itu harusnya dia bertunangan dengan kak Deinara?" tanya Estella, tiba-tiba mengajukan pertanyaan ini. Mereka masih berdiri di ambang pintu ruangan gym.
Namun mulut Estella gatal sekali ingin menuntut penjelasan.
Pertanyaan itu membuat Anne menurunkan pandangannya, bahkan untuk menatap adik Jackson saja dia tak mampu.
"Kamu tahu? Dan kamu tetap menikah dengan kak Jackson?" cerca Estella pula, lantas memberi penilaian bahwa Anne adalah wanita yang tidak benar.
Kabar pertunangan itu bukanlah sebuah rahasia, bahkan sebagian besar orang di seluruh kota ini mengetahuinya. Jadi sangat tidak mungkin jika Anne tidak tahu, apalagi Anne adalah OG di perusahaan mereka.
"Maaf Stella, aku ... Aku tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan padamu."
"Memangnya apa yang bisa kamu jelaskan? Menjelaskan bahwa kamu adalah orang ketiga? ... Perjodohan diantara kak Jackson dan kak Deinara bukan perjodohan yang baru berlangsung 2 hari, tapi sudah hampir satu tahun ini sampai akhirnya pesta pertunangan diadakan, tapi kamu merusak semuanya."
'Jangan takut Anne, jangan takut. Cobalah untuk mengangkat wajah,' batin Anne, di dalam hatinya dia terus menguatkan diri sendiri. Terus mengatakan bahwa di rumah ini Anne tak boleh takut pada siapapun, tak boleh patuh pada siapapun kecuali Jackson.
Kecuali Jackson.
Bahkan termasuk Estella dia juga tak boleh takut. Bahkan Jackson meminta Anne untuk memukul Stella jika sang adik berbuat sesuatu yang tak menyenangkan.
"Bisakah, bisakah kamu menyalahkan kak Jackson saja Stel, jangan salahkan aku," jawab Anne kemudian, memberanikan diri bicara meski dengan suara yang gemetar. Anne juga coba membalas tatapan Stella meski hatinya bergemuruh, meski keringat dingin mulai muncul di kedua telapak tangannya.
"Ja-jangan salahkan aku, dan jika ... Jika kamu juga keberatan dengan pernikahan ini maka katakan saja pada kak Jackson, jangan padaku."
"Baiklah, aku pasti akan mengatakannya. Ku pastikan bahwa pernikahan kalian tidak akan berlangsung lama."
Anne mengangguk tanpa keraguan sedikitpun, 'Tenanglah Stella, keyakinanmu itu memang akan terjadi, semuanya tinggal menunggu waktu sebelum aku berpisah dengan tuan Jackson,' batin Anne.
Namun anggukkan kepala Anne itu lagi-lagi membuat Stella heran. Sumpah, Stella bingung sendiri dengan pernikahan sang kakak.
Jika semuanya hanya sandiwara tapi kenapa Jackson begitu perhatian, bahkan tak nampak sandiwaranya. Seolah cinta itu memang benar-benar ada.
Tapi berhadapan dengan Anne pikirannya bimbang lagi, kenapa wanita ini seolah sedikitpun tidak mempertahankan sang kakak.
Seolah hanya kakaknya saja yang ingin, sementara Anne tidak.
Tapi wanita mana yang bisa menolak pesona sang kakak? rasanya tidak ada.
'Entahlah, aku pusing sendiri, astaga.' batin Stella, lalu melanjutkan langkahnya yang terjeda.
"Ayo cepat, aku antar ke ruang baca dan bioskop."
"Baik," jawab Anne.
Di saat Estella membawa Anne berkeliling, Deinara menemui Jackson di dalam kamar pria tersebut.
Lengkap dengan lingerie yang baru saja dia beli.
"Masuklah," titah Yessa.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
lanjut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
😀😀❤❤😉😉
good job Anne