NovelToon NovelToon
Sabda Buana

Sabda Buana

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ilham Persyada

Wira Pramana, seorang murid senior di Perguruan Rantai Emas, memulai petualangannya di dunia persilatan. Petualangan yang justru mengantarnya menyingkap sebuah rahasia di balik jati dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Persyada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pawang Mayat Hidup

Di Kota Slaka, Ki Darman adalah sosok terpandang, bukan hanya karena kekayaannya, melainkan juga karena kedermawanannya. Di samping itu, beliau memiliki tiga putri yang sangat cantik. Kedua putrinya yang lain telah menikah dan berumah tangga dengan sosok yang memiliki latar belakang yang bisa dibilang terpandang pula. 

Mengingat usia putri bungsunya yang telah memasuki masa berumah tangga, tetapi masih belum memiliki calon suami, Ki Tarman lalu mengadakan sayembara. Siapa pun pemenang sayembara yang pesertanya khusus para lelaki itu akan diangkatnya sebagai menantu.

Kabar sayembara tersebut pun mengundang berbagai pemuda dan lelaki dari seluruh penjuru kota untuk datang dan ikut serta, khususnya mereka yang memiliki kemampuan bela diri. Kontesnya pun bisa dibilang sederhana. Siapa pun yang dapat mengalahkan Harsa, kepala pengawal kediaman Ki Tarman akan dianggap sebagai pemenang dan dapat menikahi putri bungsunya. 

Harsa sendiri adalah sosok yang memiliki kekuatan puncak pendekar purwa. Oleh sebab itu, Ki Tarman menganggap sayembara tersebut akan cukup menantang. Selain dapat mencari menantu dengan keahlian yang dapat melindungi putrinya, Ki Tarman pun akan memiliki pelindung sekaligus pendukung yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan bisnis dan keluarganya. 

Sayangnya, faktor yang tak pernah diduga oleh Ki Tarman dan semua orang justru datang dari golongan peserta sayembara tersebut. Salah satu peserta, seseorang yang terlihat berusia jauh lebih tua dari Ki Tarman dan mengaku bernama Lawabakta. Selain kemunculannya yang tiba-tiba di antara para peserta sayembara, penampilan Lawabakta juga pun membuat semua orang memperhatikannya. 

Pria itu memakai jubah berwarna hijau tua, membawa sebuah tongkat hitam berhiaskan tengkorak di bagian atasnya, dan pada hampir setiap jarinya melingkar cincin bertatahkan batu berwarna-warni. Di samping itu, auranya pun menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan. 

Benar saja, dengan mudahnya Lawabakta pun mengalahkan Harsa hanya beberapa saat setelah pertandingan dimulai. Tentunya, hal ini tidak mendatangkan keantusiasan dari pihak mana pun. Tak ada yang akan menyangka bahwa yang akan menjadi pendamping hidup dari putri Ki Tarman adalah seorang lelaki yang seharusnya akan lebih cocok menjadi kakeknya. 

Meskipun Ki Tarman terlihat enggan dengan hasil tersebut, tak mungkin baginya untuk melanggar janji di depan hampir seluruh warga Kota Slaka. Maka, Ki Tarman pun mengajak Lawabakta menuju kediamannya. Setelah berpikir masak-masak, Ki Tarman yang telah memberikan jamuan termewahnya kepada pria tua itu pun akhirnya memberanikan diri untuk menawarkan kompensasi sebanyak yang dimungkinkan selama Lawabakta menganggap pernikahan yang telah dijanjikan itu tidak pernah ada. 

Ki Tarman yang sudah berkeringat dingin saat menyampaikan hal itu bernapas lega ketika melihat reaksi pria tua tersebut terlihat biasa-biasa saja, seolah tak ada kekecewaan sedikit pun pada raut wajahnya. Sayangnya, kelegaan Ki Tarman seketika sirna saat Lawabakta melepaskan hawa pembunuh yang luar biasa kuat dari tubuhnya sambil tertawa keras. Dengan ekspresi wajah yang sukar ditebak, pria tua itu mengatakan bahwa Ki Tarman telah meremehkannya dan hal itu membuatnya kecewa. 

Dengan langkah tenang, Lawabakta melangkah meninggalkan rumah Ki Tarman setelah menyampaikan bahwa mulai saat itu putri bungsunya akan menjadi mainan bagi dirinya, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Ki Tarman sama sekali tak dapat melupakan seringai pria tua itu sesaat sebelum ia menghilang dari kediamannya. Seringai yang lebih menyerupai dewa kematian. 

Satu hari berlalu setelah peristiwa itu, tak ada apa-apa yang terjadi pada putrinya. Gadis yang bernama Pandansari itu terlihat sehat dan baik-baik saja. Namun, hari berikutnya, Pandansari ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri dengan suhu tubuh yang sangat tinggi. Malamnya, gadis berparas cantik itu bertingkah lebih mirip dengan hewan buas dari pada manusia dan itulah alasan Ki Tarman terpaksa merantainya di ranjang. Semakin hari, kondisinya pun semakin memburuk.  

‘’Racun Mayat,’’ kata-kata Bayusaka memecah keheningan di ruang tamu sekaligus mengejutkan semua orang yang ada di tempat itu, termasuk Wira yang telah menyelesaikan tugasnya dan tiba saat Ki Tarman mengisahkan awal kemunculan pria tua bernama Lawabakta itu. 

‘’Sederhananya, racun ini dapat mengubah seorang manusia menjadi mayat hidup, dan … seperti itulah kondisi putri Anda sekarang.’’ Bayusaka menambahkan. 

''Tuan pendekar, apakah ini … benar-benar tidak bisa disembuhkan?’’ tanya Ki Tarman. 

''Di dalam racun ini, terdapat energi negatif milik pembuatnya. Kita bisa mengobati keadaan fisiknya, tetapi selama pembuat racun ini masih hidup ia pun bisa memicu penyakit ini kambuh sewaktu-waktu. Kemudian, kalau aku tak salah ingat, keadaan ini telah berlangsung selama lebih dari dua minggu, artinya racun mayat ini telah bersarang pada organ-organ dalam tubuh putri Anda.’’

Wira menangkap ekspresi Ki Tarman, istrinya, dan Harsa semakin penuh dengan kegetiran, penderitaan, dan tentunya penyesalan setelah mendengar kata-kata Bayusaka. Namun, sepertinya Bayusaka tidak peduli akan hal itu dan melanjutkan perkataannya. 

‘’Pil penawar racun tingkat tinggi mungkin bisa mengeluarkan racun ini, tetapi tidak akan membuat kerusakan yang telah diakibatkannya menghilang. Tapi, …,’’

Bayusaka segera menjadi pusat perhatian setiap orang setelah sepertinya dengan sengaha membiarkan kata-kata terakhirnya menggantung. 

‘’Mungkin saja, jika pembuat racun ini mati – kubilang mungkin, artinya aku tak dapat memastikan hal ini – putri Anda pun akan normal kembali.’’ 

Seolah mendapatkan secercah harapan dari kalimat itu, Ki Tarman dan yang lainnya langsung bersujud kepada Bayusaka dan memintanya untuk dapat menolong mereka terkait dalam masalah ini. 

Bayusaka menghela napas dan menyuruh semua orang bangkit dan mendengarkannya lebih dulu, ‘’Pertama, untuk menjadikan putri Anda miliknya, orang itu akan kembali pada waktu racun ini mencapai tingkat keganasannya yang tertinggi, yaitu saat bulan purnama, yang berarti malam ini.’’ 

''Kedua, di dunia persilatan, Lawabakta terkenal dengan julukan Pawang Mayat Hidup. Ia adalah seorang pendekar tingkat tinggi yang dapat mengendalikan sepasukan mayat hidup sambil tiduran. Pasukannya inilah yang menjadi bahaya sesungguhnya sebab siapa pun yang mereka lukai secara otomatis akan terinfeksi racun mayat dan berubah menjadi seperti mereka.’’

‘’Dengan ini, aku harap kalian mengerti bahwa bertarung dengan sosok seperti orang ini hanya akan membawa lebih banyak kematian dan bisa jadi seluruh kota ini akan terkena imbasnya. Bagaimana? Apakah kalian masih ingin mengambil risiko lebih jauh?’’

Selama beberapa saat, Ki Tarman dan yang lainnya saling berpandangan kemudian seolah telah bersepakat, ketiganya mengangguk lalu Ki Tarman pun berbicara sambil menundukkan kepala dan memberi sikap hormatnya kepada Bayusaka, ‘’Tuan Pendekar, sejak awal ini semua adalah kesalahan saya. Maka, sudah seharusnya saya yang bertanggung jawab, tetapi saya pun menyadari apa yang dapat saya lakukan sangatlah terbatas. Bukannya saya bermaksud menarik pendekar berdua ke dalam masalah ini, tetapi saat ini saya sungguh-sungguh membutuhkan bantuan dari pendekar berdua ….’’

Bahkan Wira dapat melihat penyesalan yang mendalam serta ketulusan pada setiap kata yang diucapkan oleh Ki Tarman. Pandangan Wira kini beralih kepada Bayusaka yang terlihat memejamkan mata. Ia menantikan bagaimana Bayusaka akan menanggapi hal ini. 

‘’Baik kalau begitu. Sekarang, dengarkan aku, inilah yang harus kalian lakukan …’’

Bayusaka meminta Harsa untuk mengumpulkan semua pengawal kediaman itu membagi mereka berdasarkan tingkat kekuatannya. Bayusaka mengarahkan agar mereka membentuk tiga lapis pertahanan di sekeliling rumah. Pendekar dengan ranah yang paling tinggi akan menjaga barisan terluar, sedangkan yang ranahnya paling rendah akan menjaga barisan pertahanan terakhir. 

Bayusaka juga mengatakan agar mereka mengatakan situasi yang sebenarnya dan memberi kebebasan bagi para pengawal tersebut untuk memilih akan mengikuti pertempuran ini atau tidak sebab meskipun lawan mereka adalah orang yang dapat meratakan sebuah kota sendirian dan dapat mengubah seluruh penduduk kota itu menjadi mayat hidup. 

Sementara setiap orang sedang mempersiapkan pertempuran itu, Bayusaka dan Wira berada di kamar putri bungsu Ki Tarman. Wira dapat merasakan betapa satu hari itu seolah berjalan sangat lambat. Akan tetapi, selambat apa pun waktu berjalan, matahari seolah tiba-tiba saja terbenam dan malam tiba bersama suasana hening yang mencekam. 

Bayusaka keluar dari jendela dan duduk bersila di atap bangunan kediaman Ki Tarman sambil menatap langit. Karena tak punya kegiatan lain, Wira pun menyusul dan duduk di sebelahnya. 

''Senior?’’

''Hm?’’

‘’Apakah orang yang senior sebut sebagai Pawang Mayat Hidup ini begitu menakutkan?’’ Wira bertanya karena ingin mendapat gambaran tentang musuh yang akan mereka hadapi. 

Bayusaka tersenyum, ‘’Lawabakta memang termasuk pendekar tingkat tinggi. Kalau aku tidak salah, ranahnya adalah pendekar daksa. Tapi, yang merepotkan dari orang ini bukanlah kemampuan bela dirinya, melainkan energi spiritualnya yang melimpah dan kekuatan jiwanya yang sangat tinggi. Dua hal itulah yang membuatnya menguasai Ajian Bala Mayit. …,’’

Wira mendengarkan pemaparan Bayusaka mengenai Ajian Bala Mayit, sebuah ajian yang memungkinkan pemiliknya memanggil mayat hidup. Semakin banyak energi spiritual pemiliknya, semakin banyak dan kuat pula mayat hidup yang dapat dipanggilnya. Seakan belum cukup membuat Wira terkejut, Bayusaka menambahkan dengan kekuatannya saat ini, Pawang Mayat Hidup setidaknya dapat memanggil dan mengendalikan pasukan mayat yang secara garis besar terdiri dari dua golongan. 

Golongan pertama adalah prajurit mayat yang kekuatannya di bawah pendekar purwa. Bayusaka yakin Lawabakta saat ini dapat memanggil hingga hampir seribu prajurit mayat. Golongan berikutnya adalah raja mayat hidup. Satu raja mayat hidup dapat memiliki kemampuan setara dengan puncak pendekar madya. 

‘’Nah, karena kau sudah bertanya, kukira akan lebih baik kalau sekalian kau tahu apa yang harus kau lakukan nanti …,’’ kata Bayusaka kepada Wira selepas menjelaskan tentang kekuatan Pawang Mayat Hidup. 

‘’…, ketika baris pertahanan kedua berhasil ditembus, kau harus memastikan dirimu dan setiap pendekar yang tersisa telah berada dalam lingkup pisau-pisau yang yang tadi kau tancapkan. Mengerti?’’

Wira mengangguk pelan. Ia memahami strategi yang dijelaskan Bayusaka terhadapnya, tetapi ia merasa kurang yakin dapat menjalankannya. Seakan dapat membaca pikirannya, Bayusaka memegang bahu Wira dan menatapnya dengan senyum penuh keyakinan. 

''Jangan jangan menahan diri, percayalah pada nalurimu!’’

Wira baru hendak mengangguk dan meyakinkan dirinya sendiri saat gelombang energi negatif yang sangat pekat tiba-tiba menyelimuti udara di sekitar mereka hingga radius yang Wira tak dapat memperkirakannya. 

Sebuah tawa terdengar menggema di balik kegelapan malam, ‘’Hahahaha! Tak kusangka ada seorang pendekar tingkat tinggi di kediaman ini!’’ kata suara yang terdengar parau, tetapi mencerminkan aura yang luar biasa kuat.

‘’Ah, dia datang.’’ kata Bayusaka sambil melihat ke satu arah. 

1
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
kan seharusnya yg jd putra mahkota itu pangeran pertama ya?? kok ini si pangeran kedua yg membunuh pangeran ketiga....opo pangeran pertama jg uda is dead?
Endang Suryana
mantaap,, Thor,, peminat udah naik tanah,,, 😁😁
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
up
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
semoga up tiap hari
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
up
Luthfi Afifzaidan
lg
Dwi yuniar Rianawati
Candu untuk lanjut terus
Dwi yuniar Rianawati
Terkesima dgn guru Alang 😍
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
up
wiralingan77 wisa
awal cerita yg menarik.. semoga bisa sampai tamat 🙏
Ilham Persyada: Bismillah ... /Pray/
mohon dukungannya Kak /Pray/
total 1 replies
Endang Suryana
top
Endang Suryana
mantaaap,,, Thor ceritanya
Endang Suryana
semangat Thor,,, moga banyak penggemarnya
Endang Suryana
top
Endang Suryana
mantaap,, lanjut Thor,,, ceritanya bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!