NovelToon NovelToon
Who Am I?

Who Am I?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem
Popularitas:710
Nilai: 5
Nama Author: @Sanaill

Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Serangan Balik dan Perubahan Tak Terduga

Perisai energi di sekitarku bergetar hebat di bawah tekanan telekinesis Pemimpin Arsitek. Aku, dalam wujud Prajurit Manusia Super, merasakan otok-ototku menegang. Kekuatan mereka memang mengerikan, tapi aku tidak akan menyerah. Aku terus menembakkan energi ke dinding lorong, menciptakan lebih banyak keruntuhan, memperlambat langkah maju mereka.

"Kau hanya membuang-buang waktumu, Wadah," Pemimpin Arsitek berkata, suaranya menggelegar di lorong. "Kau hanyalah sebuah prototipe, sebuah alat yang bisa kami ambil kapan saja. Menyerahlah, dan kami tidak akan melukai Kluster ini."

Aku menyeringai, mengeluarkan suara tawa yang keras dan mengejek dari tenggorokanku yang berat. "Alat? Aku? Kau pikir aku akan menari sesuai iramamu, Paman? Aku ini Ahlana! Dan aku menari sesuai iramaku sendiri!"

Sisi provokatif Ahlana bercampur dengan dominasi fisik Prajurit Manusia Super. Aku mengambil sebuah batu besar dari reruntuhan dan melemparkannya ke arah mereka. Batu itu menghantam perisai energi penyihir mereka, menciptakan percikan api dan mengalihkan perhatian.

Saat itulah, Elias dan para pemanah Elf beraksi. Elias melompat dari persembunyiannya, mengacungkan tongkatnya. Sebuah cahaya hijau terang muncul dari ujung tongkat, dan akar-akar pohon di dinding lorong mulai tumbuh dengan cepat, melilit kaki para prajurit Arsitek.

"Serang!" perintah Elias, suaranya tegas.

Panah-panah Elf berujung perak kembali melesat, kali ini fokus pada sendi-sendi zirah prajurit yang tidak terlindungi atau pada celah di perisai energi para penyihir. Mereka memang tidak mudah terluka, tapi serangan bertubi-tubi dari berbagai arah mulai membuat mereka goyah.

"Dasar makhluk primitif!" salah satu penyihir menggeram, menembakkan bola energi ke arah Elf yang bersembunyi.

Aku melihat celah di antara mereka. Ini adalah kesempatanku.

[Efek Ras 'Manusia Super Prajurit' Berkurang. Durasi Tersisa: 1 Menit.]

Aku tahu aku tidak bisa bertahan dalam wujud ini terlalu lama, terutama dengan cooldown Troll Gunung yang masih aktif. Aku butuh sesuatu yang cepat dan bisa menyelinap.

Tiba-tiba, mataku menangkap pergerakan cepat di dinding gua, di antara celah-celah batu yang sempit. Seekor laba-laba raksasa, sebesar anjing, dengan bulu gelap dan mata yang memantulkan cahaya. Laba-laba itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, menyelinap di antara celah.

[Ras Terdeteksi: 'Laba-laba Gua Persembunyi' - Level 12 (Status: Waspada, Bersembunyi. Atribut Khas: Kecepatan Tinggi, Kemampuan Memanjat Dinding, Racun Pelumpuh Ringan, Indra Getaran Kuat, Kemampuan Kamuflase. Kelemahan: Daya Tahan Rendah, Rentan Terhadap Api).]

[Apakah Anda ingin meng-copy Ras 'Laba-laba Gua Persembunyi'? (Ya/Tidak)]

Laba-laba? Racun pelumpuh? Kecepatan dan kemampuan memanjat dinding? Ini sempurna untuk menjebak mereka dan mengakhiri pertarungan di lorong sempit ini. Ini gila, tapi aku harus mencobanya.

"Ya!" bisikku.

Tubuhku bergetar hebat. Sensasi yang kurasakan kali ini adalah kontraksi cepat otot-otot dan perubahan struktur tulang yang drastis. Kakiku memendek dan menebal, lalu sebuah sensasi aneh di punggungku—empat kaki lagi tumbuh, menembus zirah prajuritku yang kini terlepas dan hancur. Kulitku berubah menjadi eksoskeleton yang kasar dan berbulu, berwarna gelap. Mataku terasa membesar dan multifaset, melihat dunia dengan cara yang sama sekali berbeda. Mulutku terasa aneh, dan di dalamnya, aku merasakan sepasang taring kecil yang tajam.

Aku, Ahlana, kini adalah seekor Laba-laba Gua Persembunyi raksasa! Dan ya, ini adalah bentuk yang sangat jauh dari manusia. Dan aku kembali telanjang—karena memang tidak ada pakaian yang pas untuk laba-laba.

SSSHHHIIK! sebuah suara desisan keluar dari mulutku, insting alami Laba-laba. Aku melompat ke dinding, merasakan cengkeraman kakiku yang kuat pada permukaan batu. Aku bergerak dengan kecepatan luar biasa, merayap di dinding dan langit-langit dengan mudah.

Para Arsitek dan Elf sama-sama terkejut melihat perubahanku yang tiba-tiba.

"Apa-apaan itu?!" teriak seorang prajurit Arsitek. "Wadah itu berubah menjadi... monster laba-laba!"

"Dia bisa berubah menjadi apa saja!" teriak penyihir lainnya, panik.

Pemimpin Arsitek, untuk pertama kalinya, menunjukkan ekspresi terkejut yang jelas di wajahnya. "Analisis data!" perintahnya. "Kemampuan ini... jauh melampaui perhitungan!"

Aku tidak memberi mereka waktu untuk bereaksi. Dengan gerakan cepat, aku mulai mengeluarkan benang lengket dari perutku, bukan jaring laba-laba besar, melainkan serangkaian benang tipis namun kuat yang kutembakkan ke arah kaki dan senjata mereka. Aku menggunakan keahlian Laba-laba Gua untuk bersembunyi di kegelapan, merayap di langit-langit, membuat mereka kebingungan.

"Dia menjebak kita!" teriak salah satu prajurit saat kakinya terjerat benang lengket.

Benang itu tidak cukup kuat untuk menahan mereka sepenuhnya, tapi cukup untuk memperlambat dan mengganggu gerakan mereka. Aku juga menyuntikkan racun pelumpuh ringan melalui gigitanku kecil pada tangan dan lengan mereka. Itu tidak membunuh, tapi membuat otot mereka terasa kaku dan sulit digerakkan.

"Jangan sentuh dia!" Pemimpin Arsitek berteriak. "Racun itu melumpuhkan! Kita harus mundur!"

Aku menyeringai, suara desis kecil keluar dari mulutku. Insting untuk mengakhiri mangsa sangat kuat, tapi aku menahannya. Ahlana tidak ingin membunuh. Ahlana ingin membuat mereka kapok.

Elias melihat kesempatanku. "Sekarang, mundurlah!" perintahnya kepada para pemanah Elf. "Ahlana, pancing mereka keluar dari sini!"

Aku mengangguk, atau setidaknya aku mencoba mengangguk dengan kepala laba-laba. Aku melesat keluar dari lorong sempit, memimpin para Arsitek yang terjerat dan terkejut itu kembali ke terowongan utama. Aku terus mengeluarkan benang, menciptakan jebakan kecil, membuat mereka semakin frustrasi.

[Efek Ras 'Laba-laba Gua Persembunyi' Berkurang. Durasi Tersisa: 30 Detik.]

Waktunya. Aku melesat ke sebuah celah di dinding terowongan, celah yang mengarah langsung ke luar Kluster.

"Dia kabur!" teriak seorang prajurit. "Ikuti dia!"

Pemimpin Arsitek, meski terganggu oleh efek racun ringan dan benang lengket, tetap fokus. "Jangan biarkan dia keluar! Dia adalah aset yang terlalu berharga!"

Aku menertawakan mereka, suara desisku semakin keras. Mereka ingin aku kabur? Oke, aku akan kabur. Tapi aku akan membawa mereka ke tempat yang tidak mereka duga.

Perangkap Hutan

Aku berhasil keluar dari terowongan Kluster, dan segera melesat ke dalam hutan lebat. Para Arsitek mengejarku, marah dan frustrasi. Mereka tidak tahu bahwa ini adalah bagian dari rencana besar. Elias dan para Elf telah mempersiapkan jebakan di hutan, berkat pengetahuannya tentang flora dan fauna setempat.

Aku melesat di antara pepohonan, menggunakan kakiku yang banyak untuk memanjat dahan-dahan dan bergerak cepat. Aku melompat dari satu pohon ke pohon lain, mengikatkan benang racunku pada dahan-dahan agar mereka tersandung. Para Arsitek, meskipun kuat, tidak secepat aku di lingkungan ini.

"Tangkap dia!" Pemimpin Arsitek meraung. "Jangan sampai lolos!"

Tiba-tiba, saat mereka melangkah di bawah pohon besar, jaring-jaring tebal yang terbuat dari akar-akar dan sulur-sulur pohon jatuh dari atas, menjebak dua prajurit dan salah satu penyihir. Ini adalah jebakan Elf!

"Sialan!" teriak mereka, mencoba melepaskan diri.

Aku tertawa. "Selamat datang di rumahku, para 'Arsitek'!" pekikku, suaraku masih bernada desisan laba-laba. "Kalian pikir kalian bisa datang ke sini dan mengambil apa yang kalian mau?"

Pemimpin Arsitek menatapku dengan mata membara. "Kau akan membayar mahal untuk ini, Wadah!"

Saat dia mencoba melayangkan serangan telekinesis padaku, efek Laba-laba Gua Persembunyi mulai memudar.

[Efek Ras 'Laba-laba Gua Persembunyi' Berakhir. Cooldown: 5 Jam.]

[Atribut Fisik Kembali ke Normal. Kecenderungan Kepribadian Kembali ke Normal.]

Aku jatuh dari dahan pohon, kembali menjadi Ahlana si bocah. Dan, ya, telanjang bulat lagi. Aku segera bersembunyi di balik semak-semak tebal, malu tapi puas.

Elias dan para Elf, yang juga bersembunyi di sekitar jebakan, menahan napas. Mereka melihatku kembali ke wujud asli, dan Elias dengan cepat melemparkan jubah padaku.

"Serang sekarang!" perintah Elias kepada para Elf.

Para Elf menembakkan panah-panah dengan ujung tumpul yang telah diberi ramuan tidur khusus. Panah itu menghantam para prajurit dan penyihir yang terjerat. Meskipun zirah mereka kuat, ramuan Elf akan bekerja perlahan.

Pemimpin Arsitek melihat anak buahnya mulai goyah. Wajahnya menunjukkan kemarahan dan frustrasi yang nyata. Dia tahu dia kalah dalam pertarungan ini. Untuk saat ini.

"Ini belum berakhir, Wadah!" teriaknya, mengacungkan tangannya ke arahku. "Aku akan kembali, dan saat itu terjadi, kau akan menyesal telah melawan para Arsitek!"

Dengan kekuatan telekinesisnya, dia mengangkat sisa prajurit dan penyihir yang masih sadar, lalu teleportasi. Sebuah kilatan cahaya biru terang, dan mereka menghilang.

Keheningan kembali melanda hutan, hanya menyisakan suara napas terengah-engah dari kami dan para prajurit Arsitek yang tak sadarkan diri di dalam jaring Elf.

Aku keluar dari semak, memakai jubah Elias. Aku menyeringai, sebuah seringai kemenangan. "Mereka kabur," kataku pada Elias, merasa lelah namun bangga. "Kita berhasil."

Elias tersenyum lega. "Kau berhasil, Ahlana. Kau melampaui semua harapan. Kau bukan hanya wadah, kau adalah penyelamat Kluster Malam."

Aku menatap jaring yang menahan para prajurit Arsitek yang pingsan. Ini baru permulaan. Aku tahu mereka akan kembali. Dan saat itu terjadi, aku akan siap. Aku akan terus berubah, terus berlatih, dan terus menjadi Ahlana, anomali paling merepotkan yang pernah diciptakan oleh para Arsitek.

To be continue.......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!