Di kehidupan sebelumnya, Nayla hidup dalam belenggu Adrian.
Tak ada kebebasan. Tak ada kebahagiaan.
Ia dipaksa menggugurkan kandungannya, lalu dipaksa mendonorkan ginjalnya kepada saudari kembarnya sendiri—Kayla.
Ia meninggal di atas meja operasi, bersimbah darah, dengan mata terbuka penuh penyesalan.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua.
Di kehidupan ini, Nayla bersumpah: ia tidak akan jatuh di lubang yang sama.
Ia akan membuka topeng dua manusia berhati busuk—mantan kekasih dan saudari tercintanya.
Namun kali ini... apakah ia bisa menang?
Atau akan ada harga baru yang harus ia bayar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julie0813, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Aku Tidak Menyukaimu
Nayla dengan patuh berjalan di sisi Adrian, mengaitkan lengannya sesuai instruksi pria itu.
Baru beberapa langkah, dari arah berlawanan datang seorang pria paruh baya berwibawa, diiringi oleh beberapa bodyguard berpakaian hitam.
Tatapan pria itu sekilas melirik Nayla, datar namun mengandung makna. Kemudian ia menoleh pada Adrian, menyunggingkan senyum yang tak menyentuh mata.
“Tuan Adrian, sudah lama tak bertemu.”
Nayla mengenali pria ini—Tuan Darmawan, CEO dari konglomerat besar PT Surya Gemilang.
Perusahaan itu sudah berdiri lebih dari seratus tahun, terkenal di seluruh negeri berkat kualitas produknya dan layanan premium-nya. Ia adalah penguasa generasi ketiga dari kerajaan perhiasan terbesar di negara ini.
Nayla masih ingat, di kehidupan sebelumnya, Kayla-lah yang memanfaatkan kekuatan Darmawan untuk membalikkan fakta, menciptakan kebohongan demi kebohongan, hingga berhasil menjadi wanita yang paling dicintai Adrian.
Alasan Darmawan membantu?
Karena Adrian, yang awalnya hanya menjalankan bisnis hiburan, tiba-tiba merambah ke dunia perhiasan dengan langkah cepat dan tajam. Dalam waktu singkat, perusahaan perhiasan Adrian langsung mencuri perhatian pasar, bahkan menggerus pangsa pasar PT Surya Gemilang.
Mungkin karena Darmawan merasa terancam... atau mungkin memang karena Adrian terlalu kuat, akhirnya Darmawan memilih jalan paling kotor: ikut campur urusan pribadi Adrian. Ia bekerja sama dengan Kayla—masing-masing mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Nayla adalah adik kandung Kayla. Tapi ide-ide licik Kayla tentu saja tidak pernah mendapat restu dari orang tua mereka. Karena kekuatannya terbatas, Kayla memilih menggandeng Darmawan—saat itu, ia sudah buta karena ambisi, tak peduli siapa lawan atau teman.
Setelah menyapa, wajah Adrian langsung menggelap. Ia menoleh ke Nayla dan berkata singkat:
“Jangan jauh-jauh. Tunggu aku di sekitar sini.”
Nayla langsung mengerti. Ia berjalan menjauh, lalu berpura-pura santai mengelilingi area pesta.
Barulah saat itu Nayla sadar—Adrian kesal karena kehadiran Darmawan. Ia lupa bahwa keluarga Adrian dan keluarga Darmawan memang memiliki konflik bisnis sejak lama. Bahkan, semua artis di bawah naungan perusahaan Adrian dilarang selebriti berkolaborasi dengan PT Surya Gemilang.
Tapi… itu bukan urusannya.
Nayla menghela napas, lalu mengarahkan langkahnya ke sudut ruangan tempat makanan disajikan. Jika prediksinya benar, malam ini akan ada “pertunjukan” menarik. Sebelum itu, ia harus mengisi perut agar siap untuk bertempur.
“Nay...”
Benar saja. Baru beberapa suapan, suara yang tak asing terdengar dari belakangnya.
Nayla menoleh dengan ekspresi bingung pura-pura, lalu melihat wajah yang tampak manis dan penuh kasih—Kayla.
Di belakangnya, berdiri pria yang tak kalah manis senyumnya—Rayyan.
“Mereka benar-benar ahli bersandiwara,” Nayla mencibir dalam hati.
Namun tak lama kemudian, wajah Nayla justru menampilkan senyum ceria.
“Halo, Kak Kayla.” sapanya lembut. Ia melirik Rayyan dengan sedikit malu, lalu buru-buru menunduk. Pipi Nayla tampak memerah seperti gadis kecil yang sedang jatuh cinta.
Tatapan Kayla sempat menggelap, namun dengan cepat kembali tersenyum. Ia mendekat dan berbisik dengan nada seolah penuh pengertian:
“Tuan Adrian sedang tidak di sini. Kalau kamu dan Rayyan ingin bicara, pergilah ke taman belakang. Aku bisa bantu tutupi.”
“Terima kasih ya Kak!”
Nayla menjawab dengan wajah merah merona, penuh rasa terima kasih, seolah Kayla benar-benar kakak yang peduli.
Kayla tersenyum lembut, lalu menarik napas perlahan.
“Kakak cuma ingin kamu bahagia, Nay.”
Nayla pun berjalan menuju taman belakang bersama Rayyan. Untuk menghindari perhatian, mereka berjalan terpisah—Rayyan di depan, Nayla di belakang, menjaga jarak beberapa meter.
Setelah tiba di taman, Rayyan menoleh dan langsung meraih tangan Nayla dengan ekspresi khawatir.
“Waktu itu... kamu baik-baik saja, kan? Tuan Adrian tidak memperlakukanmu dengan kasar?”
Heh.
Senyum dingin melintas dalam hati Nayla.
Berkat kamu dan Kayla, malam itu aku dipaksa kehilangan sesuatu yang seharusnya berharga.
Sesuatu yang seharusnya datang dari cinta,
bukan dari manipulasi dan pengkhianatan.
Ia dengan pelan menarik tangannya dari genggaman Rayyan, lalu mundur beberapa langkah dengan sopan. Wajahnya tetap tersenyum manis, seolah tak terjadi apa-apa.
Namun kalimat yang keluar dari bibirnya sangat jelas dan tak bisa disangkal:
“Rayyan, aku tidak menyukaimu. Kita memang tidak cocok.”
Setelah itu, Nayla melirik sekilas ke arah kejauhan—
Di sana, berdiri sosok pria tinggi, tubuhnya tersembunyi di balik kegelapan, diam-diam menyaksikan segalanya.