Arabella Anjani adalah seorang gadis yang tinggal di desa,dia anak dari pasangan suami istri yang hidupnya sangat sederhana.Ayah nya seorang petani,sedangkan Ibu nya Hanyalah ibu Rumahtangga.
Ara selalu mendapatkan hinaan dari Teman teman nya karena miskin.dan kedua orantua nya pun sama,selalu di kucilkan oleh keluarganya.Tapi Ara tidak tinggal diam,setelah tamat SMA,dia Nekad bekerja di kota.Untuk membantu perekonomian orangtua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Elkazan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Mengobati Luka Ara
Ara duduk di depan meja kasir dengan rambut yang masih acak acakan,dan luka lebam di pipinya.akibat jambakan dan pukulan dari Nila.
"Jul,tolong ambilkan air untuk kompres.!sekalian kotak obatnya.!"pinta Carly pada Juli.
Juli bergegas masuk ke ruang khusus karyawan, mengambil air untuk kompres.
"Ini Mas bos."Juli meletakkan kotak obat dan air hangat di mangkok,serta handuk untuk mengompres muka Ara yang lebam.
"Iya terimakasih."Ucap Carly,lalu mengambil handuk kecil yang sudah dicelup kedalam mangkok berisi air hangat.dan mengompreskan ke muka Ara yang lebam.
Tadinya Ara sudah menolak nya.tapi Carly menyuruh Ara diam.Ara pun hanya menurut lukanya di obati Carly.
sedangkan Juli dan Iksan hanya jadi penonton kemesraan mereka berdua.sambil saling menyenggol.
Sebenarnya Ara merasa tidak enak sama Juli dan Iksan,karena perhatian dan perlakuan Bosnya itu pada dirinya.tapi untuk menolak pun Ara tak kuasa.karena takut dibilang,sebagai orang yang tidak menghargai bantuan orang lain.
"Ehemm.maksudnya apa ini mesra mesraan di tempat umum,emang dunia ini milik kalian berdua saja.?ini juga mbak Juli sama Mas Iksan,ngapain orang lagi mesra mesraan di tonton.mending tinggal pergi saja,ikut mesra mesraan didalam,toh kalian sudah halal.nggak kayak onoh...hahahaha."ucap Richard, yang menyindir kakaknya yang mengompres pipi Ara.
Tadi Richard sudah menelpon Carly berkali kali.tapi tidak diangkat,makanya Richard langsung saja ke toko bersama Qaila.
"Apaan sih kamu."Carly langsung melempar handuk kecil yang baru saja buat ngompres pipi Ara.kebetulan ngompres nya juga udah selesai.
Tinggal mengoleskan salep,kebagian yang memar.
"Oh ya,ngomong ngomong kenapa Ara bisa kayak gitu.ini rambut juga acak acakan gini,pipi bekas cakaran dan lebam lebam.wahh,jangan jangan Mas Carly habis melakukan KDRT."ucap Richard meledak kakaknya.
"Enak aja kamu kalau ngomong.amit smit jangan sampe aku melakukan KDRT pada istriku nanti ya.aku tipe suami penyayang."ucap Carly membanggakan diri sendiri.
Sedangkan Ara hanya tersenyum dan tersipu malu.karena dari tadi Richard meledek terus,membuat yang lainya tertawa.
"Serius ini,kamu kenapa sampai babak belur.dan rambut juga acak acakan ini.?"tanya Qaila mendekati Ara dan memperhatikan luka di pipi Ara.
"Tadi ada macan mengamuk mbak,Ara yang jadi sasaran nya."ucap Juli.
mendengar kata macan mengamuk,membuat Qaila memicingkan matanya."jangan becanda mbak Jul,aku tanya serius tau..!!"ucap Qaila yang masih penasaran.
"Hehehee...jadi gini lho mbak,tadi Ara di serang sama anak tetangganya.kebetulan dia kerja disini juga.terus tadi ketemu di warteg sebelah,saat kita beli nasi untuk makan siang.awalnya aku juga bingung tiba tiba orang itu memanggil Ara dan langsung menyerang nya."Ucap Juli menceritakan tentang kejadian tadi di warung makan sebelah.
Akhirnya Ara juga menceritakan alasan kenapa Nila tadi menyerang nya.dan tidak lupa juga Ara menceritakan masalah Bu Rini kemarin,waktu masih di kampung.
"G*la ya,benar benar anak sama ibu sama sama nggak waras.seperti apa sih orang nya,sampai jadi simpanan aki aki."Ucap Qaila dengan geram.
"kalau kamu penasaran,nanti besok aku pesan lewat Mchat,pasti dia wanita pa**gilan."Celetuk Richard,membuat mata Qaila melotot penuh amarah.
"Ooohh....jadi kamu suka jajan kayak gitu ya,kalau gitu sana Cari wanita kayak gitu.Aju mau pulang saja."ucap Qaila langsung melangkahkan kakinya hendak keluar.
"Dengan sigap Richard menahannya.sedangkan yang lain malah tertawa menyoraki Richard.
"Makanya kalau mau ngomong itu disaring dulu.otak aja nggak beres,siap siap saja kamu kena gampar Qaila.Hahaha..."Carly malah menyoraki Richard,yang bercanda nya bikin Qaila marah.
Padahal Qaila juga nggak marah benaran.karena Qaila tau kalau Richard hanya bercanda.
Walaupun Richard anaknya sedikit urakan,suka nongkrong bareng teman temannya yang nggak jelas.tapi Richard nggak pernah macam macam,apalagi sampai main perempuan.
"Maafin Aku ya sayang,tadi aku cuma bercanda.lagian mana pernah aku melakukan hal kayak gitu,kamu jangan marah ya.pliiiisss...maafin Aku ya.!"
Richard memohon pada Qaila di depan semua orang.bahkan ada beberapa pelanggan yang baru saja masuk ke toko pun bingung,melihat Richard yang memohon ampun pada Qaila.
"istrinya kenapa mas,ngambek minta dibeliin penggorengan sama centong ya."ucap ibu ibu yang sedang memilih centong nasi.
"Biasa Bu,istri saya sedang rewel.jangankan beli penggorengan sama centong nasi.beli setokonya saja saya belikan,asalkan istri ku nggak marah lagi bu"jawab Richard sambil tersenyum pada ibu ibu tersebut.
Qaila tersenyum mendengar gombalan Richard,lalu menepuk pundak Richard.sampai Richard mengadu kesakitan.
"Sayang kok kamu malah mukul aku sih.?"tanya Richard dengan suara yang di buat lebay.
"nggak usah lebay gitu ngomong nya,jijik tau dengar nya."celetuk Carly lalu menoel kepala Richard.Richard langsung memegangi kepalanya yang di toel sama Carly.
"Jangan sembarangan mas,ini kepala sudah di fitrahin kemarin."omel Richard yang ingin membalas Carly.tapi Carly sudah keburu lari dan masuk kedalam ruang kerjanya.
Semua yang berada disitu hanya tertawa melihat kakak beradik yang sudah seperti anak kecil itu.
"Oalah..jadi Mas yang tadi itu adalah pemilik toko ini mbak.?"tanya ibu ibu tadi.
"Iya bu itu pemilik toko ini."jawab Juli dengan tersenyum ramah.
Ibu ibu itu hanya mengangguk,dan kembali memilih barang barang yang mau di belinya.
Sedangkan Ara tadi disuruh istirahat, sekalian makan siang yang sempat tertunda,di ruang khusus karyawan.karena nggak mau jadi pertanyaan para pelanggan yang datang,dengan melihat muka Ara yang lebam.
Qaila membantu Juli melayani pembeli,walaupun sebenarnya Qaila juga nggak tau bagaimana caranya.dan pastinya akan kebingungan kalau ada yang bertanya tanya tentang barang.
"Mbak Juli nanti makan siangnya gantian sama Iksan ya.itu Iksan sedang makan.tadi kan nggak sempat jadi makan."ujar Carly yang kembali keluar dari ruang kerjanya.
"Iya Mas bos.Aku jadi lupa nasinya tadi taruh dimana."Juli menepuk jidat nya sendiri.lalu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari nasi yang tadi di belinya.
"Kamu mencari apa Jul.?"tanya Carly melihat Juli seperti orang kebingungan mencari sesuatu.
"Ini Mas bos,saya sedang mencari nasi yang tadi di beli di warteg."Jawab Juli masih celingukan.
"Nasinya sudah di bawa masuk oleh Iksan,makanya sekarang Iksan sedang makan di dalam.nanti kalau sudah selesai gantian kamu yang makan."ucap Carly,lalu Carly menghampiri Richard sama Qaila yang sedang mengobrol bersama pembeli.
Sepertinya Richard dan Qaila mengenal pembeli itu.karena mereka kelihatan akrab sekali.
"Oh ya Mas,kenalin ini Rasya,suami temannya Qaila,kebetulan sekali mereka belanja disini.katanya mereka baru saja pindah rumah.jadi membutuhkan peralatan dapur yang banyak."Richard memperkenalkan Rasya pada Carly.sedangkan Naura istrinya Rasya sedang memilih barang yang ia butuhkan,ditemani Qaila.
"Salam kenal ya,saya Carly kakak dari Richard."balas Carly yang menerima uluran tangan dari Rasya.
setelah berkenalan,mereka ngobrol bertiga.sembari menunggu Naura bersama Qaila yang sedang memilih barang.
*****************************************
Hari sudah semakin gelap,seharusnya toko sudah tutup.tapi Carly,Ara,juli dan Iksan masih berada di toko.mereka akan lembur, memeriksa stok barang yang hampir habis.karena tadi sempat kehabisan barang.sebelum libur lebaran,Iksan lupa mengecek barang dengan teliti.
"Sudah kalian berdua duduk aja,biar saya sama Iksan yang mengecek barang di gudang."ujar Carly,lalu menyuruh Ara dan Juli untuk duduk.menunggu di meja kasir.
setelah menunggu beberapa jam,dan sekarang waktu sudah menunjuk pukul setengah sembilan malam.Carly dan Iksan keluar dari gudang,dan mereka menghampiri Ara dsn Juli sedang mengobrol.
"Ngobrolnya lanjut besok lagi,sekarang waktunya kita pulang..!!"ucap Carly yang sudah siap dengan tas jinjingnya yang setiap hari dibawanya.
Mendengar suara Carly di belakang mereka,Juli dan Ara langsung menoleh ke belakang.dan ternyata Carly dan Iksan sudah keluar dari gudang.
"Iya mas,Ara ambil tas dulu di dalam."Ara langsung bergegas menuju ruangan khusus karyawan,begitu juga dengan Juli yang sama sama juga mau mengambil tas.
Mereka semua sudah siap untuk pulang,dan pintu toko juga sudah dikunci.Carly memeriksa kembali gembok yang menempel di rolling door.dirasa sudah terkunci dengan baik dan aman,mereka langsung menaiki kendaraan masing masing.
Carly yang melihat Ara seperti orang yang sedang kebingungan dan khawatir.Carly langsung bertanya pada Ara.
"Ra kami kenapa,kok seperti orang kebingungan gitu.?"
"Ara cuma bingung aja Mas,pasti nanti di rumah,Kak Luna akan menanyakan soal muka Ara yang lebam.begitupun juga dengan Bu Raya,yang pasti bertanya juga."jawab Ara menoleh kearah Carly.
"Kalau untuk mbak Luna,kamu jawab jujur saja.kalau masalah mama,biar saya saja yang menceritakan nanti.kamu nggak usah khawatir ya,Nila nggak akan gangguin kamu lagi."Ucap Carly dengan pandangan lurus,karena fokus menyetir.
Ara hanya mengangguk,dan kembali melihat ke depan.
"oh ya Ra,ada yang mau kamu beli nggak,?biar sekalian mampir."Tanya Carly lagi,takutnya Ara pengen sesuatu.
"nggak ada Mas."jawab Ara dengan menggelengkan kepalanya pelan.
Mendengar jawaban dari Ara yang nggak membutuhkan sesuatu.Carly langsung melajukan mobilnya kearah rumah yang sudah dekat.
Beberapa menit kemudian,mereka sudah sampai depan rumah.Pak Marno segerah membukakan gerbang nya.Pak Marno adalah satpam di rumah Bu Raya,yang sudah bekerja selama sepuluh tahun lebih.Kemarin ada cuti,karena ibunya sedang sakit,dan istrinya melahirkan.
Karena Ibunya sudah sembuh,Jadi Pak Marno kembali kerja ikut Bu Raya lagi.Bu Raya juga tidak mau mengganti satpam yang sudah lama bekerja bersamanya.Dulu istrinya Pak Marno juga kerja Ikut Bu Raya,tapi setelah tahu sedang hamil,Pak Marno meminta istrinya untuk berhenti bekerja.dan sekarang digantikan oleh Vina.sedangkan Mbok Bariah sudah berhenti bekerja, karena sakit.Mbok Badriah terjatuh saat sedang berjemur pakaian dirumah Bu Raya.Bu Raya pun tanggung jawab untuk mengobati mbok Badriah hingga sembuh.