NovelToon NovelToon
Forget Me Not

Forget Me Not

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Janda / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Karena sebidang tanah, Emilia harus berurusan dengan pemilik salah satu peternakan terbesar di Oxfordshire, yaitu Hardin Rogers. Dia rela melakukan apa pun, agar ibu mertuanya dapat mempertahankan tanah tersebut dari incaran Hardin.

Hardin yang merupakan pengusaha cerdas, menawarkan kesepakatan kepada Emilia, setelah mengetahui sisi kelam wanita itu. Hardin mengambil kesempatan agar bisa menguasai keadaan.

Kesepakatan seperti apakah yang Hardin tawarkan? Apakah itu akan membuat Emilia luluh dan mengalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26 : Aneh

“Entah kenapa Emilia memilih pria sepertimu? Kau mungkin memiliki hati yang baik. Namun, itu tidak cukup, Grayson. Pria sejati dituntut untuk bertanggung jawab, dalam segala keputusan yang diambil.”

Grayson terdiam. Raut penyesalan terlihat jelas dari paras tampannya. 

“Aku sering menyarankan Grayson agar menemui ibu dan Emilia. Namun, dia terlalu takut untuk memberikan penjelasan kepada mereka,” ucap Gerald.

“Sebaiknya kau segera menemui Nyonya Meredith dan Emilia. Kau juga harus memperkenalkan diri pada Blossom. Dia berhak tahu bahwa dirinya masih memiliki ayah,” saran Hardin.

“Tapi ….” Grayson terdengar ragu.

“Berikan penjelasan sesuai yang terjadi. Bagaimanapun tanggapan mereka, setidaknya kau tidak lagi membuat istri dan ibumu hidup dalam ketidakpastian.”

Grayson kembali terdiam. Sebutan pecundang memang sangat tepat disematkan kepadanya. Rasa takut akan kesalahan yang telah dilakukan, membuat pria itu memilih bersembunyi hingga bertahun-tahun. 

“Baiklah, Grayson. Tidak ada salahnya ikut denganku ke Oxfordshire,” ucap Hardin, seraya berdiri. 

“Oxfordshire,” ulang Grayson pelan. Dia meraih tongkat, lalu ikut berdiri. 

Melihat sang adik yang tengah dilanda keraguan, membuat Gerald langsung mengambil sikap. Dia menghampiri Grayson, kemudian merengkuh hangat pundak pria itu. “Aku sependapat dengan Tuan Rogers. Inilah saatnya kau kembali kepada ibu dan Emilia. Kau sudah terlalu banyak membantuku di sini.”

“Bagaimana jika ibu dan Millie tidak menerimaku?” Keraguan besar masih tergambar jelas, dari sorot mata serta nada bicara Grayson. 

“Kembalilah kemari. Pintu rumahku selalu terbuka untukmu. Namun, aku yakin mereka pasti akan menerima dan memaafkanmu. Kau adalah putra kesayangan ibu. Tidak mungkin dia tak bahagia melihatmu pulang."

Grayson menatap Gerald dengan sorot penuh arti. Mungkin, itulah yang membuatnya menyayangi dan rela melakukan apa saja demi membantu sang kakak, meskipun tak memiliki ikatan darah secara langsung. 

“Mantapkan hatimu, Gray. Apalagi, kau sudah jadi seorang ayah,” ucap Gerald lagi, terus membesarkan hati Grayson, menumbuhkan keyakinan agar sang adik kembali pada keluarganya. 

“Tapi, lihatlah keadaanku sekarang. Kakiku tidak senormal dulu.” 

“Millie mencintaimu. Itu jauh lebih penting dari apa pun.” 

Ucapan Gerald terdengar biasa. Namun, entah mengapa justru menimbulkan perasaan tak biasa di hati Hardin. Ada sesuatu yang mengusik pengusaha tampan 37 tahun tersebut. Sesuatu yang tak dapat dijelaskan secara detail karena Hardin sendiri tidak memahaminya.

Hardin terpaku beberapa saat, menyimak interaksi antara Gerald dan Grayson. Meskipun begitu, nyatanya pikiran sang pemilik Rogers Farm tersebut sedang tidak di sana. 

“Astaga,” gumam Hardin dalam hati. Dia tak mengerti dengan perasaannya.

“Baiklah. Aku akan menemui ibu dan Emilia. Seperti apa pun konsekuensinya, itu yang harus kuterima,” putus Grayson, yang telah memantapkan hati. 

“Bagus. Kita akan berangkat ke Oxfordshire besok pagi. Bersiaplah. Akan kujemput kemari.” Setelah berkata demikian, Hardin berpamitan dari sana. 

Hardin melangkah gagah kembali ke mobil. Lagi-lagi, Tuhan seakan mempermudah segala urusannya. Terkadang, Hardin merasa hidupnya terlalu monoton. Itulah kenapa, dia meninggalkan London dan memilih mengelola peternakan, sambil memantau RCT dari jauh. 

Setelah tiba di hotel, Hardin langsung mencuci tangan dan membasuh muka. Dia melepas blazer serta kemeja. Dengan hanya bertelanjang dada, pria itu naik ke tempat tidur. 

Hardin merasa begitu lelah. Dia ingin beristirahat. Namun, matanya tak juga terpejam. Akhirnya, dia meraih telepon genggam, kemudian menghubungi Albert. 

“Ya, Tuan. Selamat sore,” sapa Albert sopan. 

“Selamat sore, Albert. Bagaimana di sana?” tanya Hardin.

“Tidak ada masalah, Tuan. Berjalan baik seperti biasa. Apa Anda masih di Yorkshire?” 

“Ya. Aku akan kembali ke Oxfordshire besok.” Hardin terdiam sejenak, sebelum kembali bicara. “Perintahkan kepada Nyonya Meredith Olsen dan menantunya, agar segera mengosongkan rumah mereka. Aku ingin, besok atau lusa, tempat itu sudah bersih dari warga karena pembangunan harus segera dilakukan,” titahnya penuh wibawa.

“Baik, Tuan. Aku akan menemui mereka setelah pekerjaan selesai.”

Tanpa banyak bicara lagi, Hardin langsung menutup sambungan telepon. Dia kembali meletakkan alat komunikasi canggih itu di tempat semula, kemudian berusaha memejamkan mata. Bagaimanapun juga, Hardin harus tidur agar membuat tubuh serta pikirannya segar kembali. 

Sore itu, gerimis kecil turun di Oxfordshire. Namun, tak menghalangi Albert dalam menjalankan tugas yang diberikan sang majikan. Dengan penuh percaya diri, Albert mengetuk pintu rumah Meredith. 

“Hai, Paman! Kau mencari siapa?” Blossom menyembulkan kepala dari balik pintu. 

“Hai, Gadis cantik. Aku mencari nenek atau ibumu. Apa mereka ada di rumah?” balas Albert hangat, diiringi senyuman kalem.

Blossom balas tersenyum. “Ibuku sedang buang air kecil, Paman. Granny sedang tidur. Dia baru minum obat. Granny selalu mengeluh sakit setiap hari,” celoteh gadis kecil itu polos.

“Oh ….” Albert berpikir sejenak sambil menggaruk pelipis. Embusan napas pelan meluncur dari bibir sang mandor. “Aku akan menunggu.”

“Tapi, kau tidak boleh masuk, Paman. Ibuku mengatakan, aku tidak boleh mengajak orang asing masuk ke rumah.”

“Seharusnya, kau juga tidak sembarangan membuka pintu, Nak.”

“Kau benar, Paman! Baiklah.” 

Tanpa diduga, tiba-tiba Blossom menutup pintu, membiarkan Albert kebingungan di luar. 

“Ada apa, Bee? Apa ada yang datang” tanya Emilia, yang baru turun dari lantai dua. 

Blossom mengangguk. “Ada paman yang mencarimu dan granny.”

“Paman yang mana?” tanya Emilia memastikan. Entah mengapa, dia berharap Hardin lah yang datang mencarinya. “Apakah paman yang itu?” tanya Emilia lagi, setengah berbisik.

Blossom menautkan alis, lalu mengangguk. “Ya. Paman yang itu,” jawabnya, kemudian berlari ke dekat meja. Dia kembali membuka buku yang Hardin berikan. 

Emilia tersenyum kecil, lalu melangkah ke pintu. Sebelum membukanya, Emilia sempat merapikan rambut dan pakaian, lalu tersenyum cukup lebar. 

Namun, senyum lebar Emilia seketika memudar, saat mendapati Albert lah yang berdiri di depan pintu. Ada rasa kecewa yang tak bisa disembunyikan.

“Selamat sore, Nyonya,” sapa Albert sopan.

“Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kubantu?” balas Emilia.

“Ya, Nyonya. Maksud kedatanganku kemari atas perintah dari Tuan Rogers. Dia berpesan agar rumah ini segera dikosongkan. Kalau bisa, kau dan Nyonya Meredith disarankan pindah besok.”

“Kami sudah mengemas barang-barang. Kami menunggu arahan dari Tuan Rogers.”

“Kalau begitu, aku akan meminta beberapa pekerja untuk membantu kalian memindahkan barang.”

Emilia mengangguk setuju. “Kami siap pergi kapan pun, Tuan.”

“Aku akan kembali besok pagi. Jadi, bersiaplah.”

Emilia kembali mengangguk. 

“Baiklah, Nyonya. Permisi,” pamit Albert.

Gerimis belum berhenti, ketika Albert kembali dari rumah Meredith. Dia berjalan sedikit terburu-buru. Namun, langkah pria itu terhenti, saat berpapasan dengan Maria. 

“Kau tidak membawa payung?” tanya Maria basa-basi.

“Aku tidak tahu gerimis akan turun,” sahut Albert.

“Baiklah. Ayo, kuantar sampai gerbang peternakan.” 

  

1
Rahmawati
emilia bingung harus bersikap bagaimana, pasti merasa asing dengan suaminya sendiri
Rahmawati
nanti dulu tanya daleman emilia, itu suamimu pulang disambut dulu
Rahmawati
gmn dengan hubungan hardin dan emilia kl Grayson kembali
Rahmawati
ih emang lebih penting saudara angkat ya daripada istri dan ibu kandung sendiri, dasar pecundang
Rahmawati
apa lagi ini, Grayson malah gk tahu kl dia punya anak
rurry Irianty
sengaja menghilangkan diri krn selingkuh kah
Rahmawati
hardin memang perayu ulung
kalea rizuky
suaminya selingkuh kayaknya
Rahmawati
lah terus suami emilia kmn dong, apa selingkuh ya
kalea rizuky
ngakak/Curse//Curse/ ibunya klo mandi menggeliat kah
Rahmawati
hardin jd ke inget terus sm. emilia, sampek sempaknya di ciumin😂
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: 🙈 jadi error
total 1 replies
Najwa Aini
kok..kok...kok...
Aku mikirnya jauh ya
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Sepemikiran, Kak😂
total 1 replies
Rahmawati
emilia haus belaian, dirayu dikit sm hardin udah luluh aja
Najwa Aini
Ya ampun..jadi ibumu cacingan saat mandi gitu ya, Bee..
upss..kok cacingan sih..
Najwa Aini
Hati² Rogers..Rasa penasaranmu yg terlalu tinggi itu akan membawamu pada Anu..
Najwa Aini
nama Ethan mengingatkanku pada Tom Cruise yg berperan sebagai Ethan.
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ethan Hunt, yaa
total 1 replies
octa❤️
jangan bilang hardin ninggalin emilie y thor..
Rahmawati
hardin tau kelemahan emilia, makanya dia berani mencium emilia
octa❤️
jago bener kang hardin nebar pesona..😁
Rahmawati
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!