mhn maaf sebelumnya jika banyak typo soalnya author baru.
"hey....lihatlah zara ayahnya ada 2,ibunya juga 2" kata imran."waaah....enaknya punya ibu 2..." kata aya."wkwkwk....." seru teman teman yang lain.mereka tidak tau seberapa hancur hatiku saat itu dan mereka tidak pernah sadar telah melukai hati dan mental seorang anak perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilifafaxi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
inilah kisahku bab 32
Eh mas, mau nanyak deh...mas dulu sekolah SD kan ya...hahaha...trs itu pas disekolah sd kan ada itu pelajaran apa ya ipa kalau nggak salah itu pas praktek kan disuruh membawa tanaman toga, trs ditanam ditaman sekolah sih mas...emangnya mas dulu di SE kota nggak disuruh gitu..." tanya ku
" nggak ada dek...mau ditanam dimana orang sekolahnya tanahnya sempit " kata dia hahahha....
" emangnya di kampung dek, tanah luas dis sekolah ada taman tamannya...kalau di kota sih lahan sempit...pun jadi sekolahan dek..." mas hen berkilah
waktu berjalan begitu cepat tanpa terasa kami udah satu bulan di kalimant** di sana panasnya luar biasa karna kebetulan kalbar dilintasi garis khatulistiwa jadi panasnya 3° kalau tidak salah ya jadi habis mandi di badan terasa lengket sekali. Dan ternyata mas hendra memendam perasaan tidak betah namun dia tidak pernah bicara padaku, tapi setiap kita ngobrol lama lama dia terkesan ketus padaku, apalagi aku lagi hamil muda jadi sangat sensitif.
Rupanya ayahku tau kalau kami lagi diam diaman lalu bertanya padaku
" kenapa nduk...hendra nggak betah kah disini...atau kalian mau pulang...?" tanya ayah pada ku
" nggak tau yah...mas hen kalau bicara sama aku kek kasar gitu lo yah...huu...huuu...." aku nangis mungkin karna aku hamil jadi sangat sensitif
" ya sudahlah nduk, kalau nggak betah pingin kembali, ya nggak papa nunggu ayah panen lombok di kebun depan itu aja ya...doakan panennya banyak supaya bisa buat beli tiket pulang kalian nanti...." ayah terasa berat dan sesak bicara sama aku
" tapi aku ingin di sini yah...mertua ku jahat yah...huu...hu....kata katanya kejam yah, mentang mentang kita ini orang miskin dia berkata selalu merendahkan kita..." aku menangis sesenggukan
" nduk.... lihat ayah ini " sambil jarinya menunjuk ke dada ayah sendiri
" bagaimana perjalanan rumahtangga ayah, kurang berat apa ujian ayah ini, setiap rumahtangga itu pasti akan di uji nduk...tapi kamu ya harus sabar...ya kalau nggak mau tinggal serumah sama mertua kamu, cari kontrakan sendiri nanti ayah bantu " ayah menasehati ku panjang lebar.
" Tapi posisi ku hamil yah nggak mungkin aku diijinkan ngontrak sendiri " aku nangis lagi...karna untuk membayangkan harus kembali bersama mertua aja aku begitu takut.
" ya sabar dulu nduk...hidup itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, semua itu butuh proses pelan pelan...seperti hal nya kamu disini ini, angan angan ayah nanti hendra ayah carikan tempat untuk buka usaha disini, tapi kan pelan pelan nggak bisa grusa grusu...tapi rupanya suami mu ndak krasan disini nduk...ya sudah kamu ikuti saja. Karna kamu itu udah menjadi tanggungjawab suami mu, bukan ayah lagi..." aku tau sebenernya ayah pun sangat berat melepas kami, baru di tungguin 1 bulan sudah balik lagi.
" tapi ayah beneran nggak papa yah kalau aku pulang ke jawa lagi. Nanti ayah kesepian lagi yah..." aku memeluk ayah penuh haru, sedangkan mas hen hanya diam di kamar
Setiap aku bahas ibunya yang jahat sama aku, mas hen pasti marah selalu seperti itu, lalu kalau kami kembali ke kota dan aku di intimidasi siapa yang akan membelaku. Itu yang terus bersemayam dalam pikiranku, aku takut.
" nggak papa nduk...ayah sudah terbiasa sendiri disini...nanti biar ibumu yang menyusul ayah kesini hahaha...." ayah meledekku dengan santai
Hubunganku dengan mas hendra pun merenggang kami hanya bertegur sapa ketika makan dan menanyakan sesuatu saja, selebihnya kami banyak diam masing masing karna aku pun juga muak karna mas hen terlalu membela keluarganya yang jelas jelas tidak menyukai ku.
Hari ini ayah sama mas hendra lagi memanen cabe di ladang sebrang rumah, tapi aku hanya bisa terbaring lemah karna tidak bisa melakukan apapun, kepala kliyengan kalau bangun langsung muntah. Mas hen pun tetap dengan diamnya tanpa memperdulikan aku yang lagi mengandung anaknya.hik...
" yah...aku pingin buah kedondong yah.,..." aku merengek pada ayah karna mas hen mengabaikan ku...
" ayolah ayah....hik....zara kepingin buah itu yah...carikan ya...ya..." rengekku pada ayahku
" hahaha.,.ada ada saja kamu nduk...dimana mau cari buah kedondong di tengah hutan begini....ya udah nanti ayah coba tanya ke tetangga jalur lain barangkali ada yang nanam kedondong ya...tapi ayah nggak janji lo ya...." lalu ayah mengambil sepeda ontelnya untuk mencari buah kedondong keliling jalur.
beberapa jam kemudian ayah pulang dan memang beneran membawa buah kedondong tapi....
" ini lo nduk adanya kaya gini aja...ini aja tadi ayah mohon mohon karna memang buahnya masih kecil kecil..." lalu ayah menyodorkan anakan buah kedondong yang didapatnya kepada ku
" haaaaa........aayaaah....huhu....ini sih bukan buah kedondong ayah...huuu.....tapi anakan buah kedondong yah...mana enak dimakan ...hik....hik..." aku menangis karna saking kepingin nya itu buah berasa udah ada didepan mata aja
" owalaah nduk disini adanya ya cuma itu, coba diincip sedikit aja yo...buat obat kepingin...biar calon cucu ayah ndak ileran nanti...hahaha...."
" aaaaah..kok ayah meledek sih yaah...." terpaksa aku makan kedondong muda yang masih sebiji kerikil itu....rasanya jd bukan asam tapi cm renyah doang....tapi hati agak lega.
" nanti kalau udah di jawa aja ya ngidamnya..disana mudah cari apa apa...kasihan ibumu..." ayah bicara pada calon cucunya.
" Ini tapi Alhamdulillah nduk hasil panen cabe nya lumayan banyak dan ini uangnya udah ayah ambil tadi sekalian nyari kedondong, terus rencana kalian pulang kapan " tanya aya pada ku sama mas hendra yang duduk di depan ayah sementara aku tiduran disebelahnya.
" yah maafin hendra ya, selalu ngrepotin ayah " kata mas hen
" udah nggak papa. Ayah seneng kalian datang nengokin ayah disini, memang mungkin belum rejeki kamu di sini hen, jadi pulang aja biar ayah tetap disini, pokoknya tolong di jaga ya calon cucu ayah jangan suka bertengkar, tidak baik nanti rejeki nya menjauh...." iya yah jawab kami serempak
Beberapa hari kemudian aku menghubungi adekku yang ada di kota untuk membelikan tiket kapal laut untuk kembali ke jawa, meskipun berat tapi aku nggak punya pilihan karna nyatanya mas hendra tidak betah di tanah sebrang karna ketidak sabaran dia yang terbiasa tinggal di kota. Akupun mengikuti keinginan dia sebagai suamiku meskipun seberapa keras kepala nya aku.
rupanya di dalam kapal laut aku mabuk parah karna memang kondisiku yang hamil muda dan juga cuaca buruk di tengah laut yang mengakibatkan aku bener bener tidak bisa membawa diriku sendiri.
" mas nanti nyampe pelabuhan kita ambil kendaraan umum yang langsung ke kampung aja ya...aku ingin pulang ke rumah ibu dulu mas " aku memohon dan berharap suamiku bisa mengerti keadaanku
namun dia hanya diam tidak menanggapi, aku hanya bisa menangis dalam diam
Hay...hay...readers...please....like dan komen ya ya...supaya othor receh ini semangat dalam melanjutkan tiap babnya....
Tangyu....😍❤️
Akhirnya mengambil keputusan yg bagus
Semangat terus!