4 Tes pek dengan harga berbeda, jenis berbeda, dan kualitas berbeda pula berjajar rapi diatas meja dengan tanda yang menunjukkan hasil yang sama.
Joana shock sampai tidak bisa berkata apa apa. Dirinya positif hamil sementara Joana sendiri baru saja putus dari pacarnya.
Sebagai remaja yang bahkan belum tamat sekolah, Joana tidak tau harus bagaimana. Di tambah lagi dengan status nya sebagai publik figur. Apa kata publik nanti jika tau bahwa Joana hamil di luar nikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
12 Jam bukanlah waktu yang sebentar untuk rasa sakit yang Joana rasakan. Meski awalnya Joana tidak tau tanda tanda tersebut namun kini Joana telah berhasil melaluinya.
Thomas dan Daniel yang begitu setia mendampingi dan menguatkan menangis terharu saat makhluk mungil nan suci itu berhasil di lahirkan dari rahim Joana. Mereka berdua memang yakin Joana pasti bisa.
Tidak banyak memang yang bisa keduanya lakukan. Mereka hanya berdiri di samping kanan dan kiri Joana dan terus menguatkan. Membisikan kata yang membuat Joana terus semangat dalam kesakitan nya.
“Kamu hebat Joana. Kamu keren. I love you.” Setidaknya bisikan itu yang kembali Joana dengar sebelum kesadaran nya hilang.
“Dokter putri saya...”
“Sebaiknya tuan tuan keluar dulu. Biarkan kami bekerja dengan tenang.” Ujar dokter yang juga khawatir dengan keadaan Joana.
“Tapi putri saya...”
“Putri anda akan baik baik saja tuan.” Sela dokter tersebut agar Thomas tenang.
Daniel yang juga menyaksikan Joana menutup matanya berusaha untuk tenang meski di liputi rasa takut yang begitu besar. Daniel masih mempunya keyakinan yang tidak kalah besar dari ketakutan nya.
“Aku tunggu kamu di luar ya Joana... Tolong baik baik saja untuk putri kita...” Bisik Daniel sebelum keluar dari ruang bersalin dengan Thomas yang sudah mulai melemas karena Joana yang tiba tiba pingsan.
Dengan perasaan takut bahkan seperti mau mati Thomas terus menunggu. Dia bolak balik di depan ruangan bersalin.
Ya, Joana sedang mendapatkan penanganan serius sekarang karena kondisinya yang tiba tiba memburuk setelah melahirkan.
Sementara putri cantiknya di bawa dan untuk sementara di tempat kan di ruangan khusus bayi.
Daniel yang juga merasakan apa yang Thomas rasakan hanya bisa duduk diam di tempatnya. Daniel tau Tuhan maha penyayang. Tuhan juga pasti sangat menyayangi Joana dan akan memberikan kesempatan pada Joana untuk menjadi ibu yang baik untuk putrinya.
Sampai tengah hari Joana belum juga sadarkan diri. Tapi dokter mengatakan semuanya baik baik saja dan Joana akan segera sadar.
Untuk bayi cantik yang berhasil Joana lahirkan sudah di letakkan disamping brankar Joana. Bayi itu sempat menangis namun akhirnya tertidur setelah Daniel menggendong dan mengayun nya.
“Kamu sudah makan?” Daniel menoleh saat Thomas bertanya padanya. Mereka berdua memang terus berada di ruangan tempat Joana berada sejak Joana di pindahkan. Keduanya tidak pernah beranjak. Jangan kan untuk makan, untuk minum saja rasanya mereka enggan.
“Aku nggak laper om. Om kalau mau makan, makan aja dulu. Biar Joana saya yang jagain.” Senyum Daniel.
Thomas menghela napas pelan. Rasa lapar bahkan sama sekali tidak dia rasakan. Padahal sejak pagi tadi Thomas sama sekali belum memakan apapun.
“Ada baiknya kamu pulang dulu. Joana aman sama om..” Thomas tau kedua orang tua Daniel keberatan dengan hubungan Daniel dan Joana. Tapi Thomas pura pura tidak tau karena tidak ingin Daniel merasa tidak enak hati padanya.
“Tapi om...”
“Om akan hubungi kamu kalau Joana siuman. Pulang lah.. Joana pasti akan merasa bersalah kalau sampai kamu sakit karena menjaganya.” Sela Thomas.
Daniel menelan ludah. Dia benar benar tidak ingin beranjak dari tempatnya. Tapi apa yang Thomas katakan ada benarnya. Jika sampai dirinya sakit, Daniel tidak akan bisa menjaga Joana lagi. Apa lagi sekarang sudah ada putri kecil yang akan sangat membutuhkan sosok Daniel sebagai ayahnya.
“Ya sudah deh kalau begitu. Saya pulang dulu ya om..”
“Oke..” Angguk Thomas tersenyum disertai anggukan kepala.
Dengan berat hati Daniel pun bangkit dari duduknya. Dia mendekat pada Joana lebih dulu sebelum keluar dari ruangan tersebut. Daniel tersenyum menatap Joana yang begitu tenang memejamkan kedua matanya.
“Aku pulang dulu yah... Kamu baik baik disini, nanti aku kesini lagi...” Ujar Daniel pelan.
Thomas tersenyum melihat dan mendengar nya. Daniel benar benar sosok hebat di mata Thomas.
*****
“Eh eh liat liat...”
“Ya ampun.. Jadi dia sudah melahirkan?”
“Ah payah pake di tutupin segala lagi muka bayinya. Aku penasaran gimana rupa anak haram itu.”
Lea yang sedang berjalan santai di koridor sekolah berhenti saat mendengar kehebohan yang di sebabkan oleh sekumpulan cewek disana. Penasaran, Lea pun mendekat dan ikut bergabung dengan mereka.
“Ada apa sih?” Tanya Lea dengan wajah bingung.
“Ini loh.. Temen kamu melahirkan. Anaknya cewek.”
Sesaat Lea terdiam. Namun sedetik kemudian Lea tau siapa yang di maksud.
“Oh ya? Kapan?” Tanya Lea lagi.
“Tadi pagi. Ini lagi rame banget di sosial media. Di berita juga.”
Lea mengangguk anggukkan kepalanya. Dia kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Lea heran kenapa sesuatu yang menyangkut Joana selalu saja heboh. Padahal sekarang Joana sudah tidak pernah aktif lagi di dunia entertainment. Tepatnya sejak berita kehamilan nya tersebar.
“Apasih hebatnya dia. Cewek murah aja lagi lagi di beritain.” Gumam Lea tersenyum sinis.
Langkah Lea berhenti saat melihat Dante yang berjalan dari arah toilet. Cewek itu kemudian berlari menghampiri Dante yang tidak menyadari kehadiran nya.
“DORR !!”
Dante terkejut dan sempat berhenti melangkah karena Lea yang mengagetkan nya. Cowok itu berdecak kesal kemudian kembali melangkahkan kakinya malas jika harus meladeni pacarnya yang super overprotektif itu.
“Sayang nanti kita jalan yuk? Bosan tau di rumah terus.” Rengek Lea. Cewek itu berniat membuat Dante sibuk dengan dirinya agar Dante tidak ada waktu untuk menyalakan TV di rumah nya.
“Aku males. Lagian aku udah ada janji sama papah aku siang ini.” Jawab Dante terus saja melangkah.
“Oh ya? Mau kemana emang? Aku boleh ikut dong.”
Dante berhenti dan menghela napas kasar kemudian menoleh pada Lea yang tersenyum manis padanya.
“Bisa enggak kamu sehari aja nggak ngikutin aku terus? emangnya kamu nggak punya kegiatan penting yang lain?” Dante sebenarnya sudah sangat jengah. Namun karena orang tuanya yang memaksa agar terus bersama Lea, Dante pun tidak bisa berbuat apa-apa. Dante tidak ingin seluruh fasilitas nya di cabut. Dante takut kehilangan kemewahan yang dari kecil bahkan dari lahir sudah biasa dia nikmati.
“Hahaa.. Ya nggak bisa dong sayang.. Kita ini kan pacaran. Kita harus selalu bersama. Lagi pula orang tua kita kan juga sudah saling tau. Mereka juga mendukung kan?” Kata Lea dengan begitu santainya tanpa memperdulikan Dante yang keberatan dengan keberadaan nya.
Dante menggeleng tidak menyangka. Lea yang dulunya anggun, menarik, juga cantik kini menjelma menjadi cewek overprotektif dan egois. Lea hanya memikirkan dirinya sendiri.
“Aku tuh heran ya sama kamu Lea. Dulu kamu nggak begini loh..”
“Aduh aduh... Udah deh sayang nggak usah bahas yang dulu. Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang. Pokoknya nanti aku ikut sama kamu. Aku jamin papah kamu nggak akan keberatan. Oke?”
“Terserah.” Malas berdebat, Dante pun berlalu menjauh. Dia melangkah lebar dan cepat meninggalkan Lea yang malah tersenyum bangga karena Dante yang tidak bisa menolak apapun keinginan nya.
“Kali ini aku nggak akan biarin kamu bertemu dengan Joana. Kamu harus selalu sama aku. Dan kamu hanya boleh mencintai aku seorang, Dante.” Lea membatin sambil terus tersenyum menatap punggung Dante yang menjauh darinya.
TBC
anaknya Uda cinta dan sayang bukan nya terima Joana