"Patuhilah semua peraturan, hanya enam bulan, setelah itu kau bebas melakukan apapun."
"Nona, terimalah. Setidaknya Anda bisa sedikit berguna untuk keluarga, Anda."
Ariel dipaksa menikah dengan Tuan Muda yang selama bertahun-tahun menghabiskan waktunya di kursi roda. Enam bulan, inilah pernikahan yang sudah terencana.
Hingga waktunya tiba, Ariel benar-benar pergi dari kehidupan Tuan Muda Alfred.
Di masa depan, Ariel kembali dengan karakter yang berbeda.
"Kau, masih istriku, kan!"
"Tuan, maaf. Sepertinya Anda salah mengenali orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Keanehan Alfred
"Saya...ingin menyiapkan air hangat, untuk Anda mandi, tuan." Ariel yang gugup tidak terasa keningnya sampai berkeringat. Menyadari, cepat-cepat wanita ini mengusapnya, *Astaga kenapa aku gugup. Tenang Ariel, kamu tidak melakukan kesalahan apapun jangan takut*.
"Kau...sebelumnya sudah mengatakan ini."
Ha...iya benar. Lantas kenapa dia masih bertanya.
"Kenapa masih diam di sana? Apa yang sedang kau cari?"
Ariel gelagapan, "Tidak tuan, saya tidak sedang mencari apapun. Saya akan segera menyelesaikan pekerjaan ini, mohon untuk menunggu."
Ariel langsung menyalakan air hangat. Mengalirkannya pada bak mandi. Tapi dua tangan kecil yang sedang bekerja itu gemetar.
Apa yang membuat dia takut padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun.
Alfred masih diam disana, lelaki itu tidak berniat untuk pergi. Tapi kenapa, apa dia mencurigai Ariel? Tapi apa yang Alfred curigai?
Diawasi seperti ini, tentu Ariel merasa tidak nyaman dengan keberadaan lelaki itu, "Tuan, apa tidak sebaiknya Anda menunggu diluar saja?"
"Kenapa?" tanya Alfred, lelaki ini tidak hanya bertanya tapi dia juga meneliti Ariel dari ujung kaki sampai ujung rambut. Telusuran matanya mengisyaratkan sesuatu.
"Tidak apa-apa, hanya saja...ah tidak apa jika Anda mau tetap disini, silahkan," sahut Ariel, membiarkan lelaki itu berada ditempat, sepertinya jauh lebih baik daripada menambah masalah pagi ini.
Ariel tidak lagi memperdulikan Alfred yang masih mengawasinya. Dia hanya fokus memenuhi bak mandi agar tugas ini segera rampung dan dia bisa pergi dari sana.
Akhirnya selesai juga. Gadis ini terlihat senang, bergegas matikan saluran air.
"Sudah selesai tuan, Anda bisa langsung mandi sekarang." Saat ingin beranjak, berbalik menuju pintu keluar. Kaki Ariel menginjak lantai yang ternyata licin. Sudah bisa ditebak wanita ini jatuh tersungkur, jatuhnya tepat dibawah kaki Alfred.
Bodohnya aku, kenapa bisa jatuh.
Alfred yang melihat hanya bisa menghela nafas sambil berdecak, "Dasar ceroboh!"
Hanya bisa mencela tapi tidak mau membantu....
Ariel berusaha bangun sambil memegangi lututnya yang terasa nyeri.
Tunggu...sebelum dia benar-benar berdiri, mata Ariel menangkap sesuatu yang tidak biasa diujung jari-jari kaki Alfred. Lelaki itu tidak mengenakan sendal rumahan seperti biasanya. Mata Ariel memicing penuh selidik, menyoroti setiap jari-jari kaki Alfred.
*Tanah*!
Ariel melihat noda tanah di ujung jari kaki lelaki itu, tidak hanya di ujungnya saja tapi juga di sela-sela. Terlihat seperti habis dibersihkan tapi tidak benar-benar bersih sempurna.
Dia bangun tidur, kan! kenapa kaki nggak bisa kotor?
"Apa yang kau lihat! cepat bangun! Apa kau mau berjongkok seperti kucing, selamanya?" sentak Alfred yang langsung menyadarkan Ariel.
"Maafkan saya, tuan."
Maaf... maaf.... Alfred jengah mendengar kalimat yang berulang ini. Tidak bisakah wanita itu tidak mengawali ucapannya dengan kata maaf.
"Lantainya licin tuan, apa tadi Arthur mandi disini....!" Ariel langsung menutup mulutnya yang keceplosan dengan telapak tangan.
kenapa harus mempertanyakan ini?
Tapi sudah terlanjur, Alfred juga sudah mendengar.
"Maksudmu?" tanya Alfred.
"Tidak ada maksud apapun tuan, saya hanya asal bertanya. Karena mendapati kamar mandi Anda basah."
Alfred menggerakkan kursi rodanya. Mendekat pada Ariel. Wanita yang didekati malah mundur beberapa langkah sampai akhirnya terhenti saat kedua kakinya membentur bak mandi.
"Kau tau, untuk apa kamu ada di sini?"
Melihat mata Alfred yang menyala penuh seketika Ariel ciut, dengan terbata-bata wanita ini menjawab, "Ya...saya tahu, tuan!"
"Kalau begitu, jangan campuri apapun yang bukan menjadi urusanmu. Jangan terlalu banyak ingin tahu, jika kau ingin keluar dari tempat ini dalam keadaan selamat."
Ariel menelan ludahnya yang tiba-tiba terasa pahit.
Lelaki itu mengancamnya? tapi ini bukan sekedar ancaman, Ariel merasa ini peringatan yang benar-benar harus dia indahkan.
"Saya mengerti tuan, di masa depan saya tidak akan bertanya apapun lagi pada Anda."
Alfred diam, tapi masih menatap Ariel dengan tajam seolah-olah ingin mencabik-cabik wanita itu.
"Saya permisi tuan!" Ariel yang takut mati hanya karena tatapan Alfred, memutuskan untuk pergi dari sana.
"Bantu saya mandi!"
Suara dengan kata 'bantu saya mandi' cepat kilat menghentikan langkah kaki Ariel, wanita ini menoleh dan hal yang sama pun dilakukan Alfred hingga kedua bola mata mereka saling bertemu, "Maksud, Anda?" tanya Ariel dengan nada sedikit tinggi.
"Kau, tidak menderita tunarungu, kan?"
Dia sedang mengejekku! mempermainkanku, dasar lelaki bedebah. Apa maunya....
"Jangan mengumpat, cepat lakukan apa yang saya suruh."
Hah...dia bisa mendengar suara batin! tidak masuk akal, tapi sebaiknya Ariel harus berhati-hati jika ingin mengumpatnya sekalipun dalam hati.
Ariel mengangkat wajahnya, tugas apapun yang diberikan jika itu sesuai surat perjanjian mereka akan Ariel kerjakan, tapi membantu lelaki itu mandi tidak ada dalam perjanjian tentu saja Ariel harus protes, "Tuan, tugas saya hanya menyiapkan air hangat untuk Anda mandi."
Alfred menyeringai, "Lalu?"
Apanya yang lalu? kenapa dia bicara setengah-setengah... menjengkelkan sekali, kesal Ariel.
"Saya tidak mau melakukannya. Maksudnya, tidak mau membantu Anda mandi, itu bukan bagian dari tugas saya."
Huh... Alfred mendengus tapi tidak menggubris ucapan Ariel, tiba-tiba tangannya merentang membuat Ariel mengerutkan dahinya.
Apa yang dia lakukan? apa dia ingin terbang. Terbanglah bila perlu jangan turun lagi.
"Buka!" titah Alfred.
Buka! lagi-lagi dia hanya bicara sepatah kata. Sesingkat itu mana ada orang yang bisa memahaminya, apa yang harus dibuka?
minimal 2bab sehari🥰
lanjut thooor